0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
315 tayangan27 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran arousal, atensi, dan kognisi dalam fisioterapi yang meliputi proses arousal, tingkat arousal, pengaruh emosi dan proses kognitif, data yang dihasilkan, pengukuran kesadaran menggunakan GCS dan MMSE, penyebab penurunan kesadaran, serta pengukuran parameter fisiologis seperti tekanan darah, nadi, saturasi oksigen, dan suhu tubuh."
Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran arousal, atensi, dan kognisi dalam fisioterapi yang meliputi proses arousal, tingkat arousal, pengaruh emosi dan proses kognitif, data yang dihasilkan, pengukuran kesadaran menggunakan GCS dan MMSE, penyebab penurunan kesadaran, serta pengukuran parameter fisiologis seperti tekanan darah, nadi, saturasi oksigen, dan suhu tubuh."
Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran arousal, atensi, dan kognisi dalam fisioterapi yang meliputi proses arousal, tingkat arousal, pengaruh emosi dan proses kognitif, data yang dihasilkan, pengukuran kesadaran menggunakan GCS dan MMSE, penyebab penurunan kesadaran, serta pengukuran parameter fisiologis seperti tekanan darah, nadi, saturasi oksigen, dan suhu tubuh."
• Arousal adalah Menyatakan bahwa setiap stimulus di sekitar kita akan
membangkitkan emosi tertentu yang akhirnya berdampak pada perilaku, maupun dalam keadaan fisiologi dan psikologis yang terjaga atau reaktif terhadap rangsangan. Keadaan emosi seseorang yang berkaitan dengan gairah, nafsu, semangat, termotivasi, atau kebangkitan. • Atensi adalah kesadaran selektif lingkungan atau respon selektif untuk stimulasi. • Kognisi adalah aksi atau proses pengetahuan termasuk kesadaran dan pertimbangan dalam melakukan keputusan atau pendapat. • Gangguan kesadaran yang terjadi memiliki baik dimensi kuantitatif maupun kualitatif. Sehingga ketika seorang klinisi berbicara mengenai derajat kesadaran, maka klinisi tersebut dapat saja sedang berbicara terkait keterjagaan (arousal), kewaspadaan (alertness),atau kesiagaan (vigilance), sehingga terdapat derajat yang berkesinambungan antara koma dengan compos mentis; dan intensitas atau kualitas dari kesadaran tersebut, terkait derajat kewaspadaan subyek terhadap lingkungan, dan kemampuan untuk fokus, mempertahankan, atau berganti atensi/perhatian. PROSES AROUSAL (KEBAKTIAN) • Fisiologi Untuk bertindak secara fisikal maupun mental • Psikologi Puncaknya dari tindakan sistem saraf automatik (SSA) Sistem saraf automatik (SSA) ini mengawal tindakan automatik serta fungsi luar kawal badan. Sistem Saraf Automatik (SSA) : • Simpatik Merupakan pusat kesadaran, dengan menyediakan badan untuk tindakan flight or fight. • Parasimpatik Sebagai penenang (menurunkan kesadaran kepada tahap asal), proses homeostasis. Tahap Arousal (kesadaran)
• Setiap individu mempunyai tahap kesadaran yang berbeda dengan individu
yang lain. • Sekiranya aktivitas simpatik meningkat, maka tahap kesadaran individu juga akan meningkat melebihi tahap optimal. Oleh karena itu, parasimpatik bertanggungjawab untuk menurunkan tahap kesadaran agar kembali kepada tahap asal (homeostasis). • Dari kajian, organisme hidup sebenarnya mencari satu tahap kesadaran yang sesuai dan selamat ketika melakukan suatu aktivitas. • Tahap ini dikenali sebagai tahap kesadaran yang optimum. • Keinginan mendapatkan tahap kesadaran yang optimum ini dikenali sebagai sensoristasis. • Jadi arousal dapat bergerak dari keadaan yang penuh semangat, gairah, atau kebangkitan, sampai pada keadaan sebaliknya yakni tidak bersemangat, tidak bergairah sama sekali, atau malas. Contoh Pengaruh Emosi Dan Proses Kognitif • Suasana Hati • Mengingat Kembali • Ketepatan Menilai Hubungan • Penggalian Informasi • Proses Berusaha • Kecemasan Dan Latihan • Emosi Dan Ingatan Data Yang Dihasilkan • Deskripsi memori jangka pendek dan jangka panjang • Presence dan keparahan : impairtmen cognitive koma defisit komunikasi depresi atau impaired motivasi gangguan kesadaran • Kuantifikasi atau karakteristik dari : kemampuan melakukan tugas atau untuk berpartisipasi kemampuan untuk merecognize tempat, orang, waktu dan situasi TINGKATAN KESADARAN • Compos Mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.. • Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh. • Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriak- teriak, berhalusinasi, kadang berhayal. • Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal. • Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap nyeri. • Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya). • Perubahan tingkat kesadaran dapat diakibatkan dari berbagai faktor, termasuk perubahan dalam lingkungan kimia otak seperti keracunan, kekurangan oksigen karena berkurangnya aliran darah ke otak, dan tekanan berlebihan di dalam rongga tulang kepala. • Adanya defisit tingkat kesadaran memberi kesan adanya hemiparese serebral atau sistem aktivitas reticular mengalami injuri. Penurunan tingkat kesadaran berhubungan dengan peningkatan angka morbiditas (kecacatan) dan mortalitas (kematian). Penyebab Penurunan Kesadaran • Penurunan tingkat kesadaran mengindikasikan difisit fungsi otak. Tingkat kesadaran dapat menurun ketika otak mengalami kekurangan oksigen (hipoksia); kekurangan aliran darah (seperti pada keadaan syok); penyakit metabolic seperti diabetes mellitus (koma ketoasidosis) ; pada keadaan hipo atau hipernatremia ; dehidrasi; asidosis, alkalosis; pengaruh obat-obatan, alkohol, keracunan: hipertermia, hipotermia; peningkatan tekanan intrakranial (karena perdarahan, stroke, tomor otak); infeksi (encephalitis); epilepsi. Mengukur Tingkat Kesadaran • Salah satu cara untuk mengukur tingkat kesadaran dengan hasil seobjektif mungkin adalah menggunakan GCS (Glasgow Coma Scale). GCS dipakai untuk menentukan derajat cidera kepala. Reflek membuka mata, respon verbal, dan motorik diukur dan hasil pengukuran dijumlahkan jika kurang dari 13, makan dikatakan seseorang mengalami cidera kepala, yang menunjukan adanya penurunan kesadaran. • Metoda lain adalah menggunakan sistem AVPU, dimana pasien diperiksa apakah sadar baik (alert), berespon dengan kata-kata (verbal), hanya berespon jika dirangsang nyeri (pain), atau pasien tidak sadar sehingga tidak berespon baik verbal maupun diberi rangsang nyeri (unresponsive). • Ada metoda lain yang lebih sederhana dan lebih mudah dari GCS dengan hasil yang kurang lebih sama akuratnya, yaitu skala ACDU, pasien diperiksa kesadarannya apakah baik (alertness), bingung / kacau (confusion), mudah tertidur (drowsiness), dan tidak ada respon (unresponsiveness) PENGUKURAN GLASGOW COMA SCALE (GCS)
• Glasgow Coma Scale (GCS) adalah Melihat tingkat kesadaran
dengan observasi respon motorik dan verbal. • Untuk menyatakan tingkat kesadaran penderita dilakukan berdasarkan penilaian klasik dan kemampuan penderita bereaksi terhadap pemeriksaan. • Dasar kemampuan bereaksi terhadap 3 fungsi neurologik: • Eye Opening : kemampuan membuka mata. • Motor response : reaksi motorik. • Verbal response : reaksi terhadap pertanyaan atau perintah. Glasgow Coma Scale (GCS): PROSEDUR • Memberikan pertanyaan dan perintah yang sesuai dengan skala GCS. • Memberikan nilai / skor, berdasarkan respon pasien, setelah diberikan pertanyaan dan perintah • Menjumlahkan nilai / skor secara kumulatif, dari ketiga skala / kategori pada GCS • Hasil di interpretasikan PENGUKURAN MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)
• Mini Mental State Examination adalah Mengukur
fungsi kognitif yang lebih tinggi dengan menanyakan hal – hal yang spesifik mengenai waktu dan tempat. SKALA • Orientasi : Point pertanyaan diberikan nilai 5 untuk jawaban yang paling benar • Registrasi : Point pertanyaan diberikan nilai 3 untuk jawaban yang paling benar • Atensi dan Kalkulasi : Point pertanyaan diberikan nilai 5 untuk jawaban yang paling benar. • Recall : Point pertanyaan diberikan nilai 3 untuk jawaban yang paling benar. • Bahasa : Point 1, 2 dan 3 untuk pertanyaan dan perintah tertentu / seperti terlihat pada skala MMSE, ini digunakan untuk nilai tertinggi • Verbal respon (jawaban atau lisan), dan diberikan nilai 5 apabila dapat menjawab 5 pertanyaan yang diberikan. • Membuka Mata (eye Opening) . diberikan nilai 4 apabila dapat menjawab 4 pertanyaan yang diberikan. INTERPRESTASI
• 0 – 23 : ada gangguan fungsi luhur
• 24 – 30 : Tidak ada gangguan fungsi luhur • SPMSQ Manula • MMSE Kognitif • GCS Kesadaran Tekanan Darah gambaran aktifitas kelistrikan jantung (Biasa disebut ECG/ EKG = ElektroKardioGram), Nadi Saturasi Oksigen (SpO2) TIPE PERNAFASAN Eupneu : normal Takipnea : cepat Bradipnea : lambat Dispnea : sesak nafas Hiperpnea : nafas dalam Ortopnea : sesak saat istirahat Apnea : henti nafas Biot : tak teratur dg apnea lama Cheyne-Stokes : teratur dlm ketidakteraturan Kusmaull : cepat dan dalam • 1 Molekul Hemoglobin 4 Molekul Oksigen • Berapa bnayk 100 molekul Hg 100 X 4 • 100 Molekul Hg 380 Molekul O2 • (380/400) x 100 =95 % ------ SpO2 Mengukur Temperatur Tubuh • Ketiak/Axila: 36,5 °C Mulut: 36.8 °C Rectal/Anus, Telinga/Otic, Vaginal: 37.5 °C