Anda di halaman 1dari 27

PENGUKURAN

FISIOTERAPI
AROUSAL ATENSI KOGNITIF
INTRODUCTION

• Arousal adalah Menyatakan bahwa setiap stimulus di sekitar kita akan


membangkitkan emosi tertentu yang akhirnya berdampak pada perilaku,
maupun dalam keadaan fisiologi dan psikologis yang terjaga atau reaktif
terhadap rangsangan. Keadaan emosi seseorang yang berkaitan dengan
gairah, nafsu, semangat, termotivasi, atau kebangkitan.
• Atensi adalah kesadaran selektif lingkungan atau respon selektif
untuk stimulasi.
• Kognisi adalah aksi atau proses pengetahuan termasuk kesadaran dan
pertimbangan dalam melakukan keputusan atau pendapat.
• Gangguan kesadaran yang terjadi memiliki baik dimensi
kuantitatif maupun kualitatif. Sehingga ketika seorang klinisi
berbicara mengenai derajat kesadaran, maka klinisi tersebut
dapat saja sedang berbicara terkait keterjagaan (arousal),
kewaspadaan (alertness),atau kesiagaan (vigilance), sehingga
terdapat derajat yang berkesinambungan antara koma
dengan compos mentis; dan intensitas atau kualitas dari
kesadaran tersebut, terkait derajat kewaspadaan subyek
terhadap lingkungan, dan kemampuan untuk fokus,
mempertahankan, atau berganti atensi/perhatian.
PROSES AROUSAL (KEBAKTIAN)
• Fisiologi  Untuk bertindak secara fisikal maupun mental
• Psikologi  Puncaknya dari tindakan sistem saraf automatik (SSA)
 Sistem saraf automatik (SSA) ini mengawal tindakan automatik
serta fungsi luar kawal badan.
Sistem Saraf Automatik (SSA) :
• Simpatik  Merupakan pusat kesadaran, dengan menyediakan badan untuk
tindakan flight or fight.
• Parasimpatik  Sebagai penenang (menurunkan kesadaran kepada tahap
asal), proses homeostasis.
Tahap Arousal (kesadaran)

• Setiap individu mempunyai tahap kesadaran yang berbeda dengan individu


yang lain.
• Sekiranya aktivitas simpatik meningkat, maka tahap kesadaran individu juga
akan meningkat melebihi tahap optimal. Oleh karena itu, parasimpatik
bertanggungjawab untuk menurunkan tahap kesadaran agar kembali
kepada tahap asal (homeostasis).
• Dari kajian, organisme hidup sebenarnya mencari satu tahap kesadaran
yang sesuai dan selamat ketika melakukan suatu aktivitas.
• Tahap ini dikenali sebagai tahap kesadaran yang optimum.
• Keinginan mendapatkan tahap kesadaran yang optimum ini dikenali sebagai
sensoristasis.
• Jadi arousal dapat bergerak dari keadaan yang penuh
semangat, gairah, atau kebangkitan, sampai pada keadaan
sebaliknya yakni tidak bersemangat, tidak bergairah sama
sekali, atau malas.
Contoh Pengaruh Emosi Dan Proses Kognitif
• Suasana Hati
• Mengingat Kembali
• Ketepatan Menilai Hubungan
• Penggalian Informasi
• Proses Berusaha
• Kecemasan Dan Latihan
• Emosi Dan Ingatan
Data Yang Dihasilkan
• Deskripsi memori jangka pendek dan jangka panjang
• Presence dan keparahan :
 impairtmen cognitive
 koma
 defisit komunikasi
 depresi atau impaired motivasi
 gangguan kesadaran
• Kuantifikasi atau karakteristik dari :
 kemampuan melakukan tugas atau untuk berpartisipasi
 kemampuan untuk merecognize tempat, orang, waktu dan situasi
TINGKATAN KESADARAN
• Compos Mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat
menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya..
• Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya,
sikapnya acuh tak acuh.
• Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriak-
teriak, berhalusinasi, kadang berhayal.
• Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang
lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah
dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal.
• Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap
nyeri.
• Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan
apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon
pupil terhadap cahaya).
• Perubahan tingkat kesadaran dapat diakibatkan dari
berbagai faktor, termasuk perubahan dalam lingkungan kimia
otak seperti keracunan, kekurangan oksigen karena
berkurangnya aliran darah ke otak, dan tekanan berlebihan
di dalam rongga tulang kepala.
• Adanya defisit tingkat kesadaran memberi kesan adanya
hemiparese serebral atau sistem aktivitas reticular
mengalami injuri. Penurunan tingkat kesadaran
berhubungan dengan peningkatan angka morbiditas
(kecacatan) dan mortalitas (kematian).
Penyebab Penurunan Kesadaran
• Penurunan tingkat kesadaran mengindikasikan difisit fungsi
otak. Tingkat kesadaran dapat menurun ketika otak
mengalami kekurangan oksigen (hipoksia); kekurangan
aliran darah (seperti pada keadaan syok); penyakit metabolic
seperti diabetes mellitus (koma ketoasidosis) ; pada keadaan
hipo atau hipernatremia ; dehidrasi; asidosis, alkalosis;
pengaruh obat-obatan, alkohol, keracunan: hipertermia,
hipotermia; peningkatan tekanan intrakranial (karena
perdarahan, stroke, tomor otak); infeksi (encephalitis);
epilepsi.
Mengukur Tingkat Kesadaran
• Salah satu cara untuk mengukur tingkat kesadaran dengan
hasil seobjektif mungkin adalah menggunakan GCS (Glasgow
Coma Scale). GCS dipakai untuk menentukan derajat cidera
kepala. Reflek membuka mata, respon verbal, dan motorik
diukur dan hasil pengukuran dijumlahkan jika kurang dari
13, makan dikatakan seseorang mengalami cidera kepala,
yang menunjukan adanya penurunan kesadaran.
• Metoda lain adalah menggunakan sistem AVPU, dimana
pasien diperiksa apakah sadar baik (alert), berespon dengan
kata-kata (verbal), hanya berespon jika dirangsang nyeri
(pain), atau pasien tidak sadar sehingga tidak berespon baik
verbal maupun diberi rangsang nyeri (unresponsive).
• Ada metoda lain yang lebih sederhana dan lebih mudah dari
GCS dengan hasil yang kurang lebih sama akuratnya, yaitu
skala ACDU, pasien diperiksa kesadarannya apakah baik
(alertness), bingung / kacau (confusion), mudah tertidur
(drowsiness), dan tidak ada respon (unresponsiveness)
PENGUKURAN GLASGOW COMA SCALE (GCS)

• Glasgow Coma Scale (GCS) adalah Melihat tingkat kesadaran


dengan observasi respon motorik dan verbal.
• Untuk menyatakan tingkat kesadaran penderita dilakukan
berdasarkan penilaian klasik dan kemampuan penderita bereaksi
terhadap pemeriksaan.
• Dasar kemampuan bereaksi terhadap 3 fungsi neurologik:
• Eye Opening : kemampuan membuka mata.
• Motor response : reaksi motorik.
• Verbal response : reaksi terhadap pertanyaan atau perintah.
Glasgow Coma Scale (GCS):
PROSEDUR
• Memberikan pertanyaan dan perintah yang sesuai dengan skala
GCS.
• Memberikan nilai / skor, berdasarkan respon pasien, setelah
diberikan pertanyaan dan perintah
• Menjumlahkan nilai / skor secara kumulatif, dari ketiga skala /
kategori pada GCS
• Hasil di interpretasikan
PENGUKURAN MINI MENTAL STATE
EXAMINATION (MMSE)

• Mini Mental State Examination adalah Mengukur


fungsi kognitif yang lebih tinggi dengan
menanyakan hal – hal yang spesifik mengenai
waktu dan tempat.
SKALA
• Orientasi : Point pertanyaan diberikan nilai 5 untuk jawaban yang paling benar
• Registrasi : Point pertanyaan diberikan nilai 3 untuk jawaban yang paling
benar
• Atensi dan Kalkulasi : Point pertanyaan diberikan nilai 5 untuk jawaban yang
paling benar.
• Recall : Point pertanyaan diberikan nilai 3 untuk jawaban yang paling benar.
• Bahasa : Point 1, 2 dan 3 untuk pertanyaan dan perintah tertentu / seperti
terlihat pada skala MMSE, ini digunakan untuk nilai tertinggi
• Verbal respon (jawaban atau lisan), dan diberikan nilai 5 apabila dapat
menjawab 5 pertanyaan yang diberikan.
• Membuka Mata (eye Opening) . diberikan nilai 4 apabila dapat menjawab 4
pertanyaan yang diberikan.
INTERPRESTASI

• 0 – 23 : ada gangguan fungsi luhur


• 24 – 30 : Tidak ada gangguan fungsi luhur
• SPMSQ  Manula
• MMSE  Kognitif
• GCS  Kesadaran
Tekanan Darah
gambaran aktifitas kelistrikan jantung (Biasa disebut
ECG/ EKG = ElektroKardioGram), Nadi
Saturasi Oksigen (SpO2)
TIPE PERNAFASAN
Eupneu : normal
Takipnea : cepat
Bradipnea : lambat
Dispnea : sesak nafas
Hiperpnea : nafas dalam
Ortopnea : sesak saat istirahat
Apnea : henti nafas
Biot : tak teratur dg apnea lama
Cheyne-Stokes : teratur dlm ketidakteraturan
Kusmaull : cepat dan dalam
• 1 Molekul Hemoglobin  4 Molekul Oksigen
• Berapa bnayk 100 molekul Hg  100 X 4
• 100 Molekul Hg  380 Molekul O2
• (380/400) x 100 =95 % ------ SpO2
Mengukur Temperatur Tubuh
• Ketiak/Axila: 36,5 °C
Mulut: 36.8 °C
Rectal/Anus, Telinga/Otic,
Vaginal: 37.5 °C

Anda mungkin juga menyukai