Anda di halaman 1dari 5

1.

Pemeriksaan tes afasia


Menurut hasil review dari Salter, Jutai, Foley, Hellings & teasell pada tahun
2006, ada dua instrumen untuk mengkaji afasia yang dapat dilakukan oleh
perawat yaitu Frenchay Aphasia Screening test / FAST dan Ullevaal screening
test / UAS. Dalam beberapa literatur tentang stroke, FAST lebih sering
digunakan dibandingkan dengan instrumen pengkajian afasia lainnya(Salter,
Jutai, Foley, Hellings & Teasell, 2006, Enderby & crowby, 1996).
FAST terdiri dari 18 item yang mengkaji empat aspek bahasa (pemahaman,
ekspresi verbal, membaca, dan menulis) dengan skor 0 – 30 (enderby et al, 1987
dalam Lightbody et al, 2007). Apabila skor < 27 maka dapat dikatakan afasia
pada usia diatas 60 tahun, dan skor < 25 pada usia dibawah 60 tahun.
Menurut Salter (2006), FAST memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan :
Kelebihan :
1. FAST dikembangkan dan digunakan oleh nonspesialis seperti staf medical
junior, perawat, terapi okupasi, dan lainnya untuk mengidentifikasi
gangguan bahasa.
2. Sederhana, singkat dan cepat hanya memerlukan 3 – 10 menit sehingga
dapat digunakan pada pasien yang titik toleransi dalam waktu yang lama
dalam megkaji pasien afasia.
3. Instrumen dapat digunakan pada saat fase akut maupun pasca akut stroke.
4. Mengkaji bahasa dalam 4 aspek bahasa yaitu pemahaman, ekspresi verbal,
membaca, dan menulis.
5. Dapatdigunakan diruangan yang sibuk dan situasi rumah, mempunyai
validitasyang baik ketika digunakan non spesialis.
6. Memiliki validitas yang baik yaitu (r < 0,73 – 0,90), memiliki sensitivitas
yang tertinggi 87% dan spesifitas 80% dibandingkan dengan instrumen
UAS. UAS dikembangkan berdasarkan FAST. Validitas FAST terhadap
functional communication profile (FCP) adalah baik dengan korelasi
koefisien 0,87 (P = 0,001), dan reliabilitas dengan koefisien Kendall’s adalah
097.
Kekurangan
Penilaian FAST menjadi kurang baik karena beberapa faktor yaitu gangguan
lapang pandang, visual, tidak ada perhatian, konsentrasi yang menurun atau
pasien bingung.

Adapun beberapa test afasia klinik yang ada seperti Token Test / TT
dengan 21 tugas selama 20 – 30 menit, Boston Dignostic Aphasia
Examination/ BDAE dengan 27 sub test selama 1 – 3 jam, minnesota test for
differential diagnosis of aphasia /MTTDDA selama 3 jam, functional
communication profile / FCP dengan 45 fungsi selama 20 – 30 menit,
communicative ability in daily living / CADL dengan 10kategori perilaku
selama 2- 3 jam (Browndyke, 2002 ; Kusumoputro, 1992).dari beberapa
penelitian tentang instrumen tersebut tidak ada satupun yang evaluasi
pengukuran yang membahas seperti validitas dan reliabilitas sebagai dasar
mengkaji afasia (poslawsky, schuurmans, lindeman, hafsteindottir, 2010).
Dari kesemua instrumen tersebut rata rata memerlukan waktu minimal 20
menit dan maksimal 3 jam yang pastinya sulit dilakukan kepada pasien yang
memiliki toleransi waktu yang lama.
FORMAT PENGKAJIAN
FRENCHAY APHASIA SCREENING TEST / FAST

Persiapan test
Pastikan pasien dapat mendengan kita dengan baik, suara harus jelas.
Alat :
Kertas bergambar / kartu bergambar, pensil, kertas, stopwach

No. Aspek Item Penilaian Skoring


Komunikasi
1. Pemahaman Perhatikan gambar pemandangan dan gambar bentuk ini, dengarkan apa
yang saya katakan dan tunjukkan gambar yang dimaksud. Jika meminta
pengulangan instruksi berarti nilainya error. Berikan skor 1 untuk setiap
jawaban yang benar, dan skor 0 untuk jawaban yang salah.
1. Skema pemandangan alam
a. Sawah
b. Gunung
c. Pohon
d. Orang ditengah sawah
e. Rumah dipinggir sawah
2. Gambar bentuk
a. Persegi panjang
b. Persegi empat
c. Kerucut dan lingkaran
d. Kerucut
e. Segilima (piramida)
2. Pengucapan a. Tunjukkan pasien gambar pemandangan alam dan katakan :sebutkan
sebanyak mungkin gambar yang dapat kamu lihat atau namai segala
sesuatu yang kamu lihat pada gambar ini. Range skor 0 – 5.
1. Tidak mampu menyebutkan nama objek satupun.
2. Dapat menamai 1 – 2 objek
3. Dapat menamai 3 – 4 objek
4. Dapat menamai 5 – 7 objek
5. Dapat menamai 8 – 9 objek
6. Dapat menamai 10 objek
b. Pindahkan kartu bergambar dari hadapan pasien dan informasikan
bahwa sekarang kamu mencoba kondisi yang sedikit berbeda, kemudian
katakan padanya menyebutkan nama – nama binatang yang dia
mampu/yang ada dalam pikirannya selama 1 menit. Range skor 0 – 5.
1. Tidak mampu menyebutkan satupun nama binatang
2. Dapat menyebutkan 1 – 2
3. Dapat menyebutkan 3 – 5
4. Dapat menyebutkan 6 – 9
5. Dapat menyebutkan 10 – 15
3. Membaca Tunjukkan pasien skema pemandangan alam dan kartu membaca, katakan
pada pasien agar membaca dalam hati saja, tidak dengan suara keras dan
lakukan instruksi yang dia baca. Berikan skor 1 untuk setiap jawaban yang
benar, dan skor 0 untuk jawaban yang salah. Skor 0 – 5.
1. Tidak dapat melakukan instruksi
2. Tunjuk gambar pohon
3. Ambil kertas bergambar
4. Ambil pensil
5. Tunjuk gambar gunung
6. Tunjuk gambar orang ditengah sawah.
4. Menulis Tunjukkan skema pemandangan alam pada pasien dan katakan “tulis
sebanyak mungkin yang kamu bisa tentang apa yang terjadi di dalam
gambar. Jika tangan dominan yang terkena, gunakan tangan non dominan
selama 5 menit. Skor 0 – 5
1. Tidak mampu menuliskan satupun.
2. Dapat menuliskan 1 – 2
3. Dapat menuliskan 2 – 3
4. Dapat menuliskan 4
5. Dapat menuliskan 5 (tetapi ada yang tidak sesuai dengan gambar)
6. Dapat menuliskan 5 dengan tepat
Total skor :

Kesimpulan hasil tes

Afasia jika skor >

Jenis afasia

Afasia motorik
Afasia sensorik
Afasia global

Hasil penilaian dikatakan afasia apabila


- Usia sampai 60 tahun mempunyai nilai dibawah 27
- Usia diatas 60 tahun mempunyai nilai dibawah 25

Keterangan
1. Afasia sensorik, yaitu jika pasien sering menyebutkan kata / kalimat yang tidak
sesuai dan tidak bermakna. Pasien kesulitan dalam pemahaman (komprehensif).
Hal ini ditandai dengan bahasa yang lancar tapi tidak sesuai (nyambung) dengan
pertanyaan, panjang kalimat normal, artikulasi baik.
2. Afasia motorik jika pasien mengerti instruksi, tapi pasien sulit
mengungkapannya dalam kata atau membenruk kalimat secara lengkap. Hal ini
dapat ditandai dengan bicara lisan tidak lancar, terputus – putus dan sering
ucapannya tidak dimengerti orang lain. Apabila bertutur kalimatnya pendek –
pendek dan monoton.
3. Afasia global jika pasien mengalami afasia sensorik maupun motorik. Hal ini
ditandai dengan, tidak adanya lagi bahasa spontan atau berkurang sekali dan
menjadi beberapa patah kata yang diucapkan secara stereotip (itu – itu saja,
berulang), pemahaman menghilang atau sangat terbatas. Membaca dan menulis
terganggu berat. (amila, 2011)
Poslawsky, Irina E, Marieke J Schuurmans, Eline Lindeman, and Thà 3ra B
HafsteinsdÃ3ttir. 2010. “A Systematic Review of Nursing Rehabilitation of
Stroke Patients with Aphasia.” Journal of Clinical Nursing 19 (1–2):17–32.
https://doi.org/10.1111/j.1365-2702.2009.03023.x.

Browndyke, JN. 2002. Aphasia assesment. http://www.neuropsychologycentral.com


diperoleh pada tanggal 27 desember 2017.

Salter, K., Jutai, J., Foley, N., Hellings, C., & Teasell, R. 2006. Identification of aphasia
post stroke ; a review screening assesment tools. Brain injury, 20(6) ; 559 – 568.
June 2006.

Anda mungkin juga menyukai