FISIK
APHASIA DAN APRAKSIA
MACAM AFASIA
PROSES BERBAHASA
VERBAL
INPUT AUDITORI
INPUT VISUAL
PUSAT BAHASA
1. Area
Broca (area
44, 45)
Area bahasa
motorik
(inferior lobus
frontalis)
2. Area
Wernicke (area
22)
Area bahasa
perseptif (girus
temporal
superior)
3. Fasikulus
arkuata
Menghubungk
an antara area
broca dg area
wernicke
4. Angulus
Gyrus
Terletak di
lobus
parietalis
inferior, dekat
area visual
5. Exners
center
Terletak : di
tengah gyrus
frontal
VASKULARISASI AREA
PERISYLVIAN
Medial
Cerebral
Artery (MCA)
Superior
division
Inferior
Division
Anterior
language area
Posterior
language area
1.
Kelancaran
berbahasa
(fluently).
Pasien
Pasien ditanya
ditanya
nama,
nama, alamat,
alamat,
berada dimana,
dsb.
dsb.
2. Pemahaman
berbahasa
(comprehensive
(comprehensive
) Dilihat
pemahaman px
dalam
dalam menjawab
menjawab
pertanyaan
(verbal)
(verbal) dan
dan
isi/kualitas
isi/kualitas
bahasanya.
bahasanya.
3. Pengulangan
bahasa
bahasa
(Repetition)
Mempersilahkan
Mempersilahkan
pasien
pasien mengulang
mengulang
apa
apa yang
yang
diucapkan
diucapkan
pemeriksa,
pemeriksa, mulai
mulai
satu
satu kata,
kata,
beberapa
beberapa kata
kata
atau
atau kalimat
kalimat
4. Pemberian
nama benda
(Naming)
Menyiapkan
benda-benda
sederhana
sederhana di
di
sekitar pemeriksa
atau
atau pasien,
pasien,
tanya
tanya nama
nama
benda
benda tsb.
tsb.
5. Menulis
Penderita
Penderita disuruh
disuruh
menulis
menulis kata
kata atau
atau
kalimat.
kalimat. Fungsi
Fungsi ::
mengetahui
mengetahui
kemampuan
kemampuan
mengkopi dari
bahasa
bahasa visual
visual ke
ke
area
area bahasa
bahasa
6. Membaca
Biasanya
Biasanya px
px
yang bisa
menulis bisa
juga
juga membaca.
membaca.
Penderita
Penderita
diperintah untuk
membaca
membaca huruf,
huruf,
kalimat
kalimat atau
atau
paragraf
KLASIFIKASI AFASIA
1.
1. Afasia
Afasia Broca
Broca (motorik)
(motorik)
Kelainan di
Kelainan
di anterior
anterior perisylvian
perisylvian area
area
Ciri-ciri
Ciri-ciri :: px
px tidak
tidak bisa
bisa bicara
bicara lancar,
lancar, px
px bisa
bisa
mengerti
mengerti bila
bila diperintah
diperintah (pemahaman
(pemahaman baik),
baik),
px
px dpt
dpt mengeidentifikasi
mengeidentifikasi benda
benda tp
tp tdk
tdk bisa
bisa
menyebut
menyebut nama
nama benda
benda tsb,
tsb, Px
Px tidak
tidak bisa
bisa
membaca
membaca dan
dan menulis
menulis
3.
3. Afasia
Afasia global
global
Lesi
Lesi merusak
merusak semua
semua area
area bahasa
bahasa perisylvian
perisylvian
central
central atau
atau merusak
merusak secara
secara terpisah
terpisah PosteroPosteroinferior
inferior frontal
frontal dan
dan postero-superior
postero-superior temporal.
temporal.
Ciri-ciri:
Ciri-ciri: Tidak
Tidak lancar
lancar bicara,
bicara, Tidak
Tidak paham,
paham,
Tidak
Tidak bisa
bisa mengulang,
mengulang, Tidak
Tidak bisa
bisa membaca
membaca
dan
dan menulis
menulis
4.
4. Afasia
Afasia konduksi
konduksi
Kelainan sebelah
Kelainan
sebelah luar
luar area
area bahasa
bahasa
(fasiculus
(fasiculus arcuata)
arcuata)
Ciri:
Ciri: Px
Px bisa
bisa bicara
bicara lancar,
lancar, Px
Px bisa
bisa paham
paham
Tidak
Tidak mampu
mampu mengulang
mengulang kata,
kata, Sering
Sering tdk
tdk
bisa menyebut nama, Bisa membaca dan
menulis
5.
5. Afasia
Afasia anomik
anomik
Ciri
Ciri :: Mampu
Mampu bicara
bicara lancar,
lancar,
Mengerti/memahami,
Mengerti/memahami, Bisa
Bisa mengulang
mengulang
kata,
kata, Bisa
Bisa membaca,
membaca, Tidak
Tidak bisa
bisa menyebut
menyebut
nama
nama suatu
suatu benda
benda Kelainan
Kelainan diluar
diluar area
area
bahasa atau lesi dibagian bawah lobus
temporal
6.
6. Afasia
Afasia Transkortikal
Transkortikal Motorik
Motorik
Ciri:
Px
tdk
Ciri: Px tdk lancar
lancar bicara,
bicara, Px
Px mampu
mampu
paham Px mampu mengulang kata, Px
tidak bs menulis dan membaca
ANALISA PEMERIKSAAN
AFASIA
APRAKSIA
Definisi Apraksia :
Gangguan/
ketidakmampuan
untuk melakukan
gerakan yang
bertujuan
(gerakan
kompleks) yang
diperintah
13
BEDSIDE TESTING OF
PRAXIS
Praxis Test
Limbs
Syarat pemeriksaan:
1. Motorik intak
2. Sensorik intak
3. Pasien sadar,
kooperatif
Orofacial
Serial
actions
14
JENIS-JENIS APRAKSIA
1.
2.
3.
Apraksia ideasional
Apraksia ideomotor
Apraksia bucofacial
4.
5.
Apraksia simpatetik
Apraksia kinetik ekstremitas
( limb kinetic )
6. Apraksia konstruksional
7. Apraksia konseptual
8. Dressing apraxia
15
1. APRAKSIA IDEOMOTOR
Definisi: diskoneksi antara
pusat bahasa/visus yang
memahami perintah dan
area motorik
Lesi
parietal
hemisfer
dominan
Tidak mampu utk menirukan
bagaimana cara
menggunakan/mengimpleme
ntasikan secara bersama
(palu, sikat gigi, sisir) atau
bagaimana cara menendang
atau melempar bola
16
2. APRAKSIA IDEASIONAL
Ketidakmampuan
untuk merencanakan
serangkaian gerakan kompleks
(tidak paham tujuan gerakan) (defect on
motor planning)
Ketidakmampuan
mengerjakan/mengkoordinasikan
serangkaian gerakan pada urutan tertentu
Tes : mengirim surat tapi tidak bisa uruturutannya
Lesi
: left posterior temporoparietal
junction
17
3. APRAKSIA BUCOFACIAL
Lesi pada kedua hemisfer
Px tidak dapat melakukan gerakan kompleks
diperintah yang melibatkan bibir, mulut dan
muka, tanpa ada kelemahan dari mulut, bibir
dan muka
Gerakan spontan (+)
Tes:
bersiul, batuk, mengeluarkan lidah,
mengerutkan bibir
18
4. APRAKSIA SIMPATETIK
Ketidakmampuan
penderita
melakukan gerakan motorik
kompleks pada anggota gerak
yang normal ( non paretic
limb)
adanya
lesi
hemisfer
unilateral dominan
karena : serat penghubung
area bahasa hemisfer kiri
dengan area motorik hemisfer
kanan terganggu
Penderita mengerti perintah
& tdk ada kelemahan pd
tangan kiri tp tidak bisa
melakukan karena hemisfer
kanan
tidak
menerima
perintah
Tes : px diperintah
melambaikan tangan
yang sehat ( pd px
hemiplegi /
hemiparese)
Interpretasi: px tidak
bs melambaikan
tangan walaupun
tidak ada kelemahan
motorik
19
20
6. APRAKSIA KONSTRUKSIONAL
Terganggunya
visuospasial
Test pemeriksaan :
ketrampilan
21
7. APRAKSIA KONSEPTUAL
Gangguan pada pengetahuan/knowledge tentang
bagaimana menggunakan, memilih suatu benda /
alat dengan benar
Tidak dapat recall tipe spesifikasi alat dan
kegunaannya
Tidak mampu untuk mendeskripsikan fungsi suatu
alat(mechanical knowledge)
Lesi : lobus parietal caudal
ex: ask to demonstrate the use of screwdriver either
pantomimic or using tools, the patient may
pantomime a hammering movement or use
screwdriver as a hammer
22
8. DRESSING APRAXIA
Kehilangan
kemampuan
berpakaian dengan
benar
(pendapat
lain :
bagian dr neglect
syndrome)
Lesi lobus parietal
non dominan
Tes : memakai baju
23
TERIMAKASIH
SEMOGA BERMANFAAT
Annisa 2013
25
Kleist K: Gehirnpathologie. In: Handbuch der rztlichen Erfahrungen im Weltkrieg 1914/18, vol. IV, Barth,
Leipzig, 19221934 dalam Baehr, Mathias. Duus Topical Diagnosis in Neurology 2005: 376
M1 - Pars Sphenoid
Intra cerebral Haemorrhage
artery (a.
Lenticulostriata)
M2 - Pars Sylvii
M3 - Pars Cortical