Anda di halaman 1dari 1

PUNGSI PLEURA

No. Dokumen

Revisi
2

Halaman
1/1

RSUD Dr. MOEWARDI


STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN
TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Tanggal Terbit
Oktober 2014

Ditetapkan
Direktur,

BASOEKI SOETARDJO
NIP.19581018 198603 1 009
Suatu tindakan diagnostik dan terapeutik yang bersifat invasif untuk
mengeluarkan cairan atau udara dari rongga pleura
1. Diagnostik
Untuk memastikan adanya cairan atau udara dalam rongga pleura
2. Terapi
Untuk mengurangi gejala penekanan/kompresi pada paru, dan atau
memasukan obat misalnya antibiotik.
1. Peraturan Direktur No 188.4/11.981A/2013 tentang kebijakan
perubahan nama/istilah standar operating prosedur (SOP) menjadi
standar prosedur operasional (SPO) RSUD Dr. Moewardi.
2. Peraturan Direktur RSUD Dr.Moewardi No : 188.4/316A/2013
Tentang Kebijakan Pelayanan RSUD Dr.Moewardi
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 1438/Menkes/Per/IX/2010
tentang Standar Pelayanan Kedokteran 1 ayat 2, 4 ayat 3, 10 ayat 4.
1. Premedikasi pada pasien terutama bayi dan anak kecil dengan
sedasi yang adekuat
2. Pasien didudukan atau dibaringkan dengan kedua lengan terangkat
terangkat ke atas; pada bayi dan anak kecil lebih disukai posisi
berbaring. Pungsi dilakukan di garis midaksilaris sela iga 5,6,atau 7.
Pada anak yang lebih besar dan kooperatif, posisi duduk lebih baik.
Pungsi lebih disukai digaris aksilaris posterior sela iga 6,7 atau 8.
Pungsi pada mid-aksilaris dan posterior lebih disukai karena paling
sedikit menimbulkan kerusakan.
3. Tindakan aseptik dan antiseptik daerah pungsi dan sekitarnya
4. Kain duk steril diletakan di atasnya
5. Anestesi lokal secara infiltrasi
6. Semprit dengan jarum nomor 18-21 ditusukan tegak lurus dinding
toraks,sehingga adanya tahanan tidak terasa lagi (lebih kurang 1-2
cm) Posisi semprit dalam keadaan siap menghisap, sehingga bila
jarum telah mencapai rongga pleura, cairan/udara dalam rongga
segera terhisap dengan sendirinya.
7. Apabila cairan yang keluar purulen, maka jarum dapat diganti
dengan jarum yang lebih besar agar cairan lebih mudah keluar.
Kemudian dihubungkan dengan keran tiga arah dan selang
penghubungnya.
8. Bila tujuan pungsi semata-mata untuk diagnostik, maka semprit
diganti jarum tetap. Cairan yang didapat kemudian diperiksa.
9. Bila tujuannya untuk diagnostik dan terapeutik, maka dipasang keran
tiga arah dan selang penghubungnya untuk dapat mengeluarkan
cairan sebanyak-banyaknya.
10. Tampung cairan yang didapat secukupnya dalam botol steril periksa
di laboratorium.
11. Bekas tusukan dirawat dan ditutup dengan kassa steril.
1. Instalasi Rawat Inap
2. KSM Paru

Anda mungkin juga menyukai