Anda di halaman 1dari 60

FAAL PERNAPASAN 4

Faisal Yunus

Departemen Pulmonologi dan Jedokteran


Respirasi, Fakulass Kedokteran Universitas
Indonesia – Rumah Sakit Rujukan respirasi
Nasional Persahabatan, Jakarta
KURVA DISOSIASI
OKSIGEN (KDO)
KURVA DISOSIASI
OKSIGEN

Faisal Yunua dan Faiza Hatim

Departemen Pulmonologi dan Jedokteran


Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia – Rumah Sakit Rujukan respirasi
Nasional Persahabatan, Jakarta
Oksigen dalam darah
• Daya larut oksigen dalam darah rendah.
Hanya sedikit saja (3%) oksigen terlarut
dalam plasma
• Sebagian besar oksigen berikatan
dengan hemoglobin (Hb) dalam bentuk
Hbo2 sebanyak 97% 9SaO2 = 974)
• Pada keadaan tersaturasi penuh, tiap
molekul Hb mengandung 1,39 mlO2
Saturasi Oksigen
• Hemoglobin mempunyai 2 rantai alfa dan 2
rantai beta
• Hemoglobin mengikat oksigen tersaturasi
• Saturoksigen dengan Hb dipengaruhi oleh
tekanan parsial oksigen dalam arteri
~ PaO2 95 mmHg, PaCO2 40 mmHg
SaO2 97%
~ PaO2 40 mmHg, PaCO2 46 mmHg,
Sa0 75%
KANDUNGAN GAS

D a r a h arteri* D a r a h vena**
Gas Terlarut Terikat Terlarut Terikat
O2 0,29 19,5 0,12 15,1
CO 2 2,62 46,4 2,98 49,7
N2 0,98 0 0,98 0
Saturasi Oksigen
SaO 2  persentase Hb yang terikat
dengan oksigen

Peningkatan saturasi dipengaruhi


oleh peningkatan PO 2

Peningkatan laju a t a u kedalaman


ventilasi  meningkatkan PO 2
 meningkatkan SaO 2

P a d a SaO2 > 90% peningkatan


PaO 2 hanya berpengaruh kecil
Collins JA, et al. Breathe. 2015;11:194-
Penghantaran O2 ke
Jaringan
Dipengaruhi factor berikut:
 Tekanan oksegen inspirasi (PO2)
 Adekuat tidaknya ventilasi
 Kadar hemoglobin darah
 Afinitas hemoglobin terhadap oksigen
Twkanan Parsial Oksigen (PO2)
• Tekanan parsial oksigen (PO2):h
~ Ukuran kemampuan paru memindahkan
oksigen secara efisien dari atsmorfie ke
dalam paru
• Kadar normal PO2;
~.Berkisar 80 – 110 mmHg
• Hipoksemia:
~ PO2 < 80 mmHg
~ Hipoksemia berat PO2 < 60 mmHg
Kurva Disosiasi Oksigen (KDO)
S a t ur a si p e r s e n t a s e O 2 h e m o g l o b i n
O2
terlarut

Gomez-Cambronero J. J Chem Educ. 2011;78:757-


Kurva Disosiasi Oksigen
• Kurva relatif mendatar pada PO2 > 70 mmHg
• PO2 70 mmHg Hb tersaturasi 94,1%
• Peningkatan PO2 di atas 100 mmHghanya
meningkatkan sedikit saturasi O2, yaitu sekitar
0,52 ml O2/100 ml darah
• SaO2 menurun jika PO2 turun di bawah 60
mmHg
• Levitzky MG. Pulmonary Physiology. 8th Ed. 2013.p.147-58.
Afinitas Hb Terhadap Oksigen
• Faktor-factor yang dapat mempengaruhi
pergeseran kurva disosiasi oksigen:
~ pH
~ suhu
~ pCO2
~ 2,3-DPG
• Levitzky MG. Pulmonary Physiology. 8th Ed. 2013.p.147-58.
• Collins JA. Breathe. 2015;11;194-201.
Kurva Disosiasi Oksigen
Kurva Disosiasi Oksigen
Keasaman (pH)
Kapiler Jari nga n

Afinita s P elepa sa n
CO 2 P eningka t a n O2 O 2 di
keasaman
menghasilkan m e nur u jaringan
a sa m karbonat n

Sel Otot

Asam P elepa sa n
Meta bolism e P eningka t a n
laktat O 2 di
meningkat keasaman
m eningka t jaringan

Hall JE. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. 2007;p.531-


Efek pH pada Afinitas Oksigen
Hi sti din (positif) + as par ta t 94 y a n g
b e r m u a t a n n eg a ti f p a d a s u b u n i t β

Asam  i k a t a n Stabi l isasi s t r u kt u r


karboksil
pada histidin deoksihemoglobin 
146 d e n g a n t i d ak d a p a t
re s i d u lisin membentuk
o k s i h e m ointerpretation/Chapter
phttps://derangedphysiology.com/main/core-topics-intensive-care/arterial-blood-gas-
a d a subunit- globin
%204.0.5/factors-which-influence-affinity-haemoglobin-oxygen
TekananCOParsial
+ H O CO
2 H CO
2 2 2 3
Efek Karbonik
Bohr anhidrase

Efek Bohr
Hemoglobin (%)
Saturasi Oksigen

Tekanan parsial oksigen (mmHg)

Dunn JOC, et al. BJA Education. 2016;16:341-8.


Tortora GJ, et al. Principles of Anatomy and Physiology. 15th Ed. 2017.p.878-
Suhu

West JB. Respiratory Physiology. 9th Ed. 2012.p.78-81.


Hall JE. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. 2007;p.531-
2,3-Difosfogliserat (DPG)
• Dihasilkan oleh sel eritrosit pada proses
glikosilasi. Dalam sel darah merah jumlahnya
besar
• Berikatan dengan Hb sehingga menurunkan
afinitas Hb terhadap oksigen
• Peningkatan kadar 2,3-DPG menggeser kurva
disosiasi oksigen ke kanan
• Penurunan pH menhambat glikolisis
• Menurunkan kadar 2,3-DPG
2,3-Difosfogliserat (DPG)
Jaringa Par
Saturasi n u
%

Daerah Ketinggian

• P e n i n g k a t a n 2.3-DPG m e n i n g k a t k a n a f i n ita s t e r h a d a p
H b  m e n u r u n k a n af in it a s t e r h a d a p O 2
Barrett KE, et al. Ganong’s Review of Medical Physiology. 2016.p.639-41.
Kurva Bergeser ke Kanan
• Kurva dapat bergeser ke kanan pada kondisi:
1. Olahraga berat
2. Sikle sel anemia
3. Demam
4. Penyakit paru kronik
Keuntungan:
Oksigen yang dilepaskan ke jaringan lebih banyak,
sehingga dapat segera dipakai di jaringan yang
kebutuhan oksigennya meningkat
Kurva Bergeser ke Kiri
• Kurva dapat bergeser ke kiri pada kondisi:
1. Berada di ketinggian
2. Keracunan CO
3. Vomitus yang berlebihan
Keuntungan:
Pada Ketinggian: Afinitas Hb-O2 yang tinggi
mengakibatkan oksigen sedikit dilepas ke
jaringan. Pada kondisi P O2 atmosfer rendah,
afinitas HB-O2 yang tinggi ini menjaga agar
oksigen lebih diutamakan untuk organ-organ vital.
Karbon Monoksida (CO)
• Karbon monoksida berkompetisi dengan
oksigen untuk berikatan dengan Hb secara
reversibel
• Afinitas Hb terhadap CO 200 kali lebih besar
darupada terhadap oksigen
• CO-Hb (karboksihemoglobin) KDO
bergeser kr kiri. Jaringan kekuranganO2
• Pemberian oksigen konsentrasi tinggi dapat
menggantikan ikatan CO-Hb menjadi HbO2
Kesimpulan
• Kurva disosiasi oksigen adalah kurva yang
menggambarkan hubungan persen saturasi
hemoglobin dengan PO2
• Kurva disosiasi oksigen dipengaruhi oleh
perubahan pH, suhu, PGO2 dan 2,3-DPG
• Kurva disosiasi oksigen bergeser ke kanan
agar jaringan mendapatkan O2 lebih banyak
• Kurva disosiasi oksigen bergeser ke kiri agar
organ vital mendapatkan oksigen yang cukup
ALVEOLAR-ARTERIAL OXYGEN
DIFFERENCE (A-aDO2)
ALVEOLAR – ARTERIAL
OXYGEN DIFFERENCE

Faisal Yunus, Jaswin Dhillon dan


Muhammad Bimo Adi Wicaksono

Departemen Pulmonologi dan Jedokteran


Respirasi, Fakulyas Kedokteran Universitas
Indonesia – Rumah Sakit Rujukan respirasi
Nasional Persahabatan, Jakarta
Pendahuluan
 A-aDO2) adalah perbedaan antara tekanan
parsial oksigen di dalam alveolus (PAO2)
dengan tekanan parsial oksigen di dalam arteri
(PaO2)
 Pada keadaan normal perbedaan itu (A-aDO2)
kurang dari 20 mmHg
 Perbedaan itu makin besar (A-aDO2) meningkat
bila ada pertambahan usia (bisa sampai 30
mmHg) dan keadaan hipoksemia
Difusi
 Difusi adalah
perpidahan gas dari
alveolus ke darah
dan sebaliknya
 Melalui struktur
sawar gas-darah
 Berlangsung
sehingga tercapai
keseimbangan
 Mrngikuti hukum
difusi
Difusi
HUKUM TICK SAWAR GAS DAEAH
Waktu Transit Kapiler

Levitzky MG. Pulmonary physiology. 7 th ed. New York: McGraw-Hill Medical; 2007. p.130-
Tekanan Parsial Gas
• Pada sebuah campuran gas,
total tekanannya adalah jumlah
dari tekanan parsial tiap gas
dalam campuran gas tersebut

• Tekanan parsial tersusun dari


total jumlah molekul gas
Gas Gas Gas
A B A+B
• Botol gas A memiliki 10 buah
molekul gas A, maka tekanan
parsial gas A adalah 10 mmHg

Jardins TD. Cardiopulmonary anatomy & physiology: essentials for respiratory care. 4 th ed. New York: Thomson Delmar Learning; 2001. p.117-
Tekanan Parsial Gas

Tekanan
Barometer
760 mmHg

Nitrogen Argon Oksigen Karbondioksida


78% 0,93% 20,95% 0,03%

Jardins TD. Cardiopulmonary anatomy & physiology: essentials for respiratory care. 4 th ed. New York: Thomson Delmar Learning; 2001. p.117-
Tekanan Parsial gas

PAO2
100 mmHg

PaO2 Tekanan
PACO2
100 Barometer
mmHg 760 mmHg 40 mmHg

PaCO2
Jardins TD. Cardiopulmonary anatomy & physiology: essentials for respiratory care. 4 th ed. New York: Thomson Delmar Learning; 2001. p.117-42
Tekanan Parsial Gas

Kaminsky DA. The netter collection of medical illustrations. 2 nd ed. Philadelphia: Saunders; 2011. p.64-8
Perbedaan Tekanan Parsial
Oksigen Alveolar-Arteri

 Pada individu normal pentilasi dan perfusi


tidak pernah benar-benar seimbang 
mperbedaan PAO2 dan PaO2  Alveolar-
arterial oxygen difference (A-aDO2)
 Pengukuran A-aDO2 berguna untuk
mengetahui mekanisme yang menyebabkan
terjadinya hipoksemia
Penggunaan A-aDO2
AaDO2 dapat digunakan untuk membantu mencari
penyebab hipoksemia

Penyebab hipoksemia dapat dibagi menjadi


lima mekanisme dasar dan untuk
membedakannya dapat dilihat dari:
• Nilai AaDO2
• Nilai PaCO2
• Pemberian FiO2 tambahan
Spiro SG, Agusti A, Silvestri GA. Gas exchange.In:Wagner, editor. Clinical respiratory medicine. 4 th edition.
Philadelphia: Elsevier health sciences; 2012.p.37-49
Penggunaan A-aDO2
Penurunan tekanan
oksigen inspirasi

Hipoventilasi
alveolar

Terdapat lima
mekanisme dasar Pirau
hipoksemia

Ketidaksesuaian
ventilasi perfusi

West JB. Gas exchange. Respiratory


pathophysiology. 8th edition. Philadelphia: Gangguan difusi
Wolters Kluwer/Lippincott Williams &
Wilkins; 2013.p.24-27
Hipoventilasi
Penurunan Penurunan
laju
Penurunan pergantian PAO2 dan A-aDO2
laju ventilasi PaO2 secara normal
O2 di
alveolus proporsional

Contoh:
• Gangguan pusat kontrol pernapasan
• Kelainan neuromuskular
• Obat-obatan

Shapiro BA, Peruzzi WT, Templin R. Clinical application of blood gases. 5 th ed. St. Louis: Mosby; 1994.p.3-
53 
Penggunaan A-aDO2
Hipoventilasi
alveolar PaCO2 meningkat, A-aDO2 normal

 Pasien dengan depresi pusat


pernapasan
 Pasien dengan kelemahan otot
pernapasan atau kelainan tulang
belakang atau tulang rangka dada
sehingga pengembangan paru
tidak optimal
Sarkar M, Niranjan N, Banyal P. Mechanisms of hypoxemia. Lung India. 2017;34:47
Gibson GJ. Pulmonary gas exchange. Clinical tests of respiratory function. 3rd edition. London: Hodder Arnold; 2009.p.60-
Penurunan Tekanan O2 Inspirasi
Contoh:
• Ketinggian
• Kebakaran

Penurunan Penurunan
Kepadatan A-aDO2
tekanan tekanan
gas menurun parsial gas normal
barometrik

Schwartzstein RM, Parker MI.Respiratory physiology a clinical approach. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2006.p.95-
Penggunaan A-aDO2
Penurunan
tekanan oksigen PaO2 menurun, PaCO2 dan A-aDO2
inspirasi normal

Berada di dataran tinggi atau menghirup oksigen dengan


konsentrasi kurang dari 21%
Pasien yang mendapat dukungan ventilator yang memberikan
campuran gas mengandung O2 kurang dari 21%

O2 inspirasi dieliminasi oleh gas lain seperti saat terhirup


asap kebakaran
Spiro SG, Agusti A, Silvestri GA. Gas exchange.In:Wagner, editor. Clinical respiratory medicine. 4 th edition.
Philadelphia: Elsevier health sciences; 2012.p.37-49
Ketidakseimbangan V/Q

West JB. Respiratory physiology: the essential. 9 th ed. Philadelphia: Lippincot William and Wilkins; 2012.p.25-51
Penggunaan A-aDO2
Ketidaksesuaian A-aDO2 meningkat, respons adekuat
ventilasi perfusi terhadap pemberian FiO2 tambahan
 Merupakan penyebab hipoksemia yang
paling sering terjadi
 Penyakit pada jalan napas  asma, PPOK
 Penyakit pada parenkim paru 
pneumonia
 Penyakit vaskular paru  tromboemboli
paru

Gibson GJ. Pulmonary gas exchange. Clinical tests of respiratory function. 3rd
edition. London: Hodder Arnold; 2009.p.60-87
Pirau
A. Udara Ruangan FiO2= 0,21 FiO2= 1,0 B. Dengan O2 100%

Konten O2 pada Z
tidak banyak berubah

Schwartzstein RM, Parker MI. Respiratory physiology a clinical approach. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2006.p.95-
Penggunaan A-aDO2
A-aDO2 meningkat, tidak respons
Pirau
terhadap pemberian FiO2 tambahan

 Pada keadaan pirau, darah dari sisi kanan jantung berpindah ke


sisi kiri jantung tanpa melewati sirkulasi paru
 Pirau intrakardiak  defek septal interatrial atau
interventrikular
 Pirau intrapulmoner  atelektasis, edema paru, ARDS, anomali
vaskular di paru (herediter atau didapat seperti pada sirosis
hepatis)
Loscalzo J. Disturbances of respiratory function.In:Weinberger, editor. Harrison’s pulmonary and critical care medicine. 2 nd
edition. New York: Mc-Graw Hill Education; 2013.p.25-35
Penggunaan A-aDO2
A-aDO2 meningkat, tidak respons
Pirau
terhadap pemberian FiO2 tambahan

Gibson GJ. Pulmonary gas exchange. Clinical tests of respiratory function. 3rd edition. London: Hodder Arnold; 2009.p.60-87
Gangguan Difusi

Schwartzstein RM, Parker MI. Respiratory physiology a clinical approach. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2006.p.95-113
Penggunaan A-aDO2
A-aDO2 meningkat, respons adekuat
Gangguan difusi
terhadap pemberian FiO2 tambahan

 Merupakan penyebab hipoksemia yang jarang terjadi


 Gangguan difusi memang memperlambat proses pemindahan
oksigen, namun terdapat waktu yang cukup untuk sel darah merah
agar teroksigenasi penuh pada saat sel tersebut melewati kapiler
kecuali kapasitas difusi terbatas secara berat atau waktu transit
dipercepat
 Contoh: pasien fibrosis interstitial yang sedang beraktivitas
Lumb AB. Distribution of pulmonary ventilation and perfusion. Nunn’s applied respiratory physiology. 8 th edition.
Philadelphia: Elsevier health sciences; 2016.p.110-27
Penggunaan A-aDO2
A-aDO2 meningkat, respons adekuat
Gangguan difusi
terhadap pemberian FiO2 tambahan

Gibson GJ. Pulmonary gas exchange. Clinical tests of respiratory function. 3rd
edition. London: Hodder Arnold; 2009.p.60-87
A-aDO2 dan Hipoksemia

Hitung FiO2 Udara ruangan atau suplementasi

Analisis Gas Mendapatkan nilai PaCO2 dan PaO2


Darah

Persamaan Gas PAO2 = FiO2 (Patm – PH2O) –


Alveolar PACO2/0,8

Hitung A--aDO2 -A-aDO2 = PAO2 – PaO2

Weinberger SE, Cockrill BA, Mandel J. Principles of pulmonary medicine. 5 th ed. Philadelphia; Saunders; 2008.p.1-18 
Penggunaan A-aDO2

Cara menganalisis penyebab dasar hipoksemia


dengan menggunakan nilai AaDO2

1. Hitung nilai PAO2 dengan menggunakan persamaan gas


alveolar
2. Hitung nilai A-aDO2 dengan mengurangi nilai PAO2
dengan nilai PaO2 yang didapat dari hasil analisis gas
darah arteri

Rasmin M. Terapi oksigen. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2006.h.3-4


Penghitungan Nilai A-aDO2
• Perbedaan tekanan parsial oksigen di
alvelus (PAO2) dengan tekanan parsial
oksigen di arteri (PaO2)
PAO2 = FiO2 x (PB – PH20) – PaCO2/R
Keterangan:
FiO2 = konsentrasi fraksi oksigen inspirasi (0,21 pada udara ruangan)
PB = tekanan barometer (760 mmHg)
PH20 = tekanan uap air (47 mmHg pada suhu udara 37oC)
R = konstanta respirasi (0,8)
Loscalzo J. Disturbances of respiratory function.In:Weinberger, editor. Harrison’s pulmonary and critical care medicine. 2nd edition. New York: Mc-Graw Hill Education; 2013.p.25-35
Weinberger SE, Cockrill BA, Mandel J. Pulmonary anatomy and physiology: the basics. Principles of pulmonary medicine. 7th edition. Philadelphia: Elsevier health sciences; 2018.p.15-18
Penghitungan Nilai A-aDO2
• Perbedaan tekanan parsial oksigen di
alvelus (PAO2) dengan tekanan parsial
oksigen di arteri (PaO2)
PAO2 = FiO2 x (PB – PH20) – PaCO2/R

PAO2 = 20,9 x (760 – 470) – PaCO2/0,8


PAO2 = 150 – (PaCO2 : 0,8) = 150 – (PaCO2 x 1,25)

A-aDO2 = PAO2 - PaO2


Loscalzo J. Disturbances of respiratory function.In:Weinberger, editor. Harrison’s pulmonary and critical care medicine. 2nd edition. New York: Mc-Graw Hill Education; 2013.p.25-35
Weinberger SE, Cockrill BA, Mandel J. Pulmonary anatomy and physiology: the basics. Principles of pulmonary medicine. 7th edition. Philadelphia: Elsevier health sciences; 2018.p.15-18
Nilai A-aDO2
• Normal. < 20 mmHg
• Tidak imbang V/Q. 20 -40 mmHg
• Pirau. 40 – 60 mmHg
• Gangguan difusi. > 60 mmHg
Penggunaan A-aDO2
KEMUNGKINAN PENYEBAB
HASIL
HIPOKSEMIA
PaCO2 dan A-aDO2 penurunan tekanan parsial oksigen
normal inspirasi
PaCO2 meningkat
hipoventilasi alveolar
dan A-aDO2 normal
PaCO2 normal atau
ketidaksesuaian ventilasi perfusi,
rendah dan A-aDO2
gangguan difusi atau pirau
meningkat
PaCO2 dan A-aDO2 terjadi dua keadaan yaitu hipoventilasi
sama-sama dan ketidaksesuaian ventilasi perfusi,
meningkat gangguan difusi atau pirau
Weinberger SE, Cockrill BA, Mandel J. Pulmonary anatomy and physiology: the basics. Principles of pulmonary medicine. 7th edition.
Philadelphia: Elsevier health sciences; 2018.p.15-18
PaO2 menurun

hitung A-aDO2

Normal Meningkat

lihat nilai PaCO2 bila FiO2 ditingkatkan,


apakah PaO2 meningkat ?
meningkat:
hipoventilasi Ya Tidak

normal atau menurun: Ketidaksesuaian Pirau


rendahnya oksigen ventilasi perfusi
inspirasi
Gangguan difusi

Spiro SG, Agusti A, Silvestri GA. Gas exchange.In:Wagner, editor. Clinical respiratory medicine. 4 th edition.
Philadelphia: Elsevier health sciences; 2012.p.37-49
Kesmpulan
• Hipoksemia adalah keadaan tubuh yang
kekurangan oksigen, ditandai dengan nilai
tekanan parsial oksigen dalam darah (PaO2)
kurang dari normal
• Berbagai kondisi kondisi yang menyebabkan
hipoksemia adalah hipoventilasi, penurunan
tekanan O2 inspirasi, ketidakseimbangan V/Q,
pirau dan gangguan difusi
Kesmpulan
• A-DO2 adalah perbedaan nilai tekanan parsial
oksigen antara alveolus dan darah arteri
• Nilai A-DO2 normalnya kurang dari 20 mmHg.
Nilai ini meningkat dengan bertambah usia,
bisa mencapai 30 mmHg
• Pada hipoksemia nilai A-DO2 juga meningkat,
dengan melihat nilai A-DO2, PaCO2 dan
respons terhadap pemberian oksigen dapat
diperkirakan penyebab hipoksemia
Kesmpulan
• Nilai A-aDO2 dihitung dengan menghitung
nilai PAo2 dan dikurangi dengan nilai PaO2.
• Nilai PAO2 didapat dari persamaan gas
alveolar yang membutuhkan nilai PPaCO2
• Untuk nilai PaO2 dan PaCO2 didapat dari
analisis gas darah arteri
FY

Anda mungkin juga menyukai