Faisal Yunus
D a r a h arteri* D a r a h vena**
Gas Terlarut Terikat Terlarut Terikat
O2 0,29 19,5 0,12 15,1
CO 2 2,62 46,4 2,98 49,7
N2 0,98 0 0,98 0
Saturasi Oksigen
SaO 2 persentase Hb yang terikat
dengan oksigen
Afinita s P elepa sa n
CO 2 P eningka t a n O2 O 2 di
keasaman
menghasilkan m e nur u jaringan
a sa m karbonat n
Sel Otot
Asam P elepa sa n
Meta bolism e P eningka t a n
laktat O 2 di
meningkat keasaman
m eningka t jaringan
Efek Bohr
Hemoglobin (%)
Saturasi Oksigen
Daerah Ketinggian
• P e n i n g k a t a n 2.3-DPG m e n i n g k a t k a n a f i n ita s t e r h a d a p
H b m e n u r u n k a n af in it a s t e r h a d a p O 2
Barrett KE, et al. Ganong’s Review of Medical Physiology. 2016.p.639-41.
Kurva Bergeser ke Kanan
• Kurva dapat bergeser ke kanan pada kondisi:
1. Olahraga berat
2. Sikle sel anemia
3. Demam
4. Penyakit paru kronik
Keuntungan:
Oksigen yang dilepaskan ke jaringan lebih banyak,
sehingga dapat segera dipakai di jaringan yang
kebutuhan oksigennya meningkat
Kurva Bergeser ke Kiri
• Kurva dapat bergeser ke kiri pada kondisi:
1. Berada di ketinggian
2. Keracunan CO
3. Vomitus yang berlebihan
Keuntungan:
Pada Ketinggian: Afinitas Hb-O2 yang tinggi
mengakibatkan oksigen sedikit dilepas ke
jaringan. Pada kondisi P O2 atmosfer rendah,
afinitas HB-O2 yang tinggi ini menjaga agar
oksigen lebih diutamakan untuk organ-organ vital.
Karbon Monoksida (CO)
• Karbon monoksida berkompetisi dengan
oksigen untuk berikatan dengan Hb secara
reversibel
• Afinitas Hb terhadap CO 200 kali lebih besar
darupada terhadap oksigen
• CO-Hb (karboksihemoglobin) KDO
bergeser kr kiri. Jaringan kekuranganO2
• Pemberian oksigen konsentrasi tinggi dapat
menggantikan ikatan CO-Hb menjadi HbO2
Kesimpulan
• Kurva disosiasi oksigen adalah kurva yang
menggambarkan hubungan persen saturasi
hemoglobin dengan PO2
• Kurva disosiasi oksigen dipengaruhi oleh
perubahan pH, suhu, PGO2 dan 2,3-DPG
• Kurva disosiasi oksigen bergeser ke kanan
agar jaringan mendapatkan O2 lebih banyak
• Kurva disosiasi oksigen bergeser ke kiri agar
organ vital mendapatkan oksigen yang cukup
ALVEOLAR-ARTERIAL OXYGEN
DIFFERENCE (A-aDO2)
ALVEOLAR – ARTERIAL
OXYGEN DIFFERENCE
Levitzky MG. Pulmonary physiology. 7 th ed. New York: McGraw-Hill Medical; 2007. p.130-
Tekanan Parsial Gas
• Pada sebuah campuran gas,
total tekanannya adalah jumlah
dari tekanan parsial tiap gas
dalam campuran gas tersebut
Jardins TD. Cardiopulmonary anatomy & physiology: essentials for respiratory care. 4 th ed. New York: Thomson Delmar Learning; 2001. p.117-
Tekanan Parsial Gas
Tekanan
Barometer
760 mmHg
Jardins TD. Cardiopulmonary anatomy & physiology: essentials for respiratory care. 4 th ed. New York: Thomson Delmar Learning; 2001. p.117-
Tekanan Parsial gas
PAO2
100 mmHg
PaO2 Tekanan
PACO2
100 Barometer
mmHg 760 mmHg 40 mmHg
PaCO2
Jardins TD. Cardiopulmonary anatomy & physiology: essentials for respiratory care. 4 th ed. New York: Thomson Delmar Learning; 2001. p.117-42
Tekanan Parsial Gas
Kaminsky DA. The netter collection of medical illustrations. 2 nd ed. Philadelphia: Saunders; 2011. p.64-8
Perbedaan Tekanan Parsial
Oksigen Alveolar-Arteri
Hipoventilasi
alveolar
Terdapat lima
mekanisme dasar Pirau
hipoksemia
Ketidaksesuaian
ventilasi perfusi
Contoh:
• Gangguan pusat kontrol pernapasan
• Kelainan neuromuskular
• Obat-obatan
Shapiro BA, Peruzzi WT, Templin R. Clinical application of blood gases. 5 th ed. St. Louis: Mosby; 1994.p.3-
53
Penggunaan A-aDO2
Hipoventilasi
alveolar PaCO2 meningkat, A-aDO2 normal
Penurunan Penurunan
Kepadatan A-aDO2
tekanan tekanan
gas menurun parsial gas normal
barometrik
Schwartzstein RM, Parker MI.Respiratory physiology a clinical approach. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2006.p.95-
Penggunaan A-aDO2
Penurunan
tekanan oksigen PaO2 menurun, PaCO2 dan A-aDO2
inspirasi normal
West JB. Respiratory physiology: the essential. 9 th ed. Philadelphia: Lippincot William and Wilkins; 2012.p.25-51
Penggunaan A-aDO2
Ketidaksesuaian A-aDO2 meningkat, respons adekuat
ventilasi perfusi terhadap pemberian FiO2 tambahan
Merupakan penyebab hipoksemia yang
paling sering terjadi
Penyakit pada jalan napas asma, PPOK
Penyakit pada parenkim paru
pneumonia
Penyakit vaskular paru tromboemboli
paru
Gibson GJ. Pulmonary gas exchange. Clinical tests of respiratory function. 3rd
edition. London: Hodder Arnold; 2009.p.60-87
Pirau
A. Udara Ruangan FiO2= 0,21 FiO2= 1,0 B. Dengan O2 100%
Konten O2 pada Z
tidak banyak berubah
Schwartzstein RM, Parker MI. Respiratory physiology a clinical approach. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2006.p.95-
Penggunaan A-aDO2
A-aDO2 meningkat, tidak respons
Pirau
terhadap pemberian FiO2 tambahan
Gibson GJ. Pulmonary gas exchange. Clinical tests of respiratory function. 3rd edition. London: Hodder Arnold; 2009.p.60-87
Gangguan Difusi
Schwartzstein RM, Parker MI. Respiratory physiology a clinical approach. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2006.p.95-113
Penggunaan A-aDO2
A-aDO2 meningkat, respons adekuat
Gangguan difusi
terhadap pemberian FiO2 tambahan
Gibson GJ. Pulmonary gas exchange. Clinical tests of respiratory function. 3rd
edition. London: Hodder Arnold; 2009.p.60-87
A-aDO2 dan Hipoksemia
Weinberger SE, Cockrill BA, Mandel J. Principles of pulmonary medicine. 5 th ed. Philadelphia; Saunders; 2008.p.1-18
Penggunaan A-aDO2
hitung A-aDO2
Normal Meningkat
Spiro SG, Agusti A, Silvestri GA. Gas exchange.In:Wagner, editor. Clinical respiratory medicine. 4 th edition.
Philadelphia: Elsevier health sciences; 2012.p.37-49
Kesmpulan
• Hipoksemia adalah keadaan tubuh yang
kekurangan oksigen, ditandai dengan nilai
tekanan parsial oksigen dalam darah (PaO2)
kurang dari normal
• Berbagai kondisi kondisi yang menyebabkan
hipoksemia adalah hipoventilasi, penurunan
tekanan O2 inspirasi, ketidakseimbangan V/Q,
pirau dan gangguan difusi
Kesmpulan
• A-DO2 adalah perbedaan nilai tekanan parsial
oksigen antara alveolus dan darah arteri
• Nilai A-DO2 normalnya kurang dari 20 mmHg.
Nilai ini meningkat dengan bertambah usia,
bisa mencapai 30 mmHg
• Pada hipoksemia nilai A-DO2 juga meningkat,
dengan melihat nilai A-DO2, PaCO2 dan
respons terhadap pemberian oksigen dapat
diperkirakan penyebab hipoksemia
Kesmpulan
• Nilai A-aDO2 dihitung dengan menghitung
nilai PAo2 dan dikurangi dengan nilai PaO2.
• Nilai PAO2 didapat dari persamaan gas
alveolar yang membutuhkan nilai PPaCO2
• Untuk nilai PaO2 dan PaCO2 didapat dari
analisis gas darah arteri
FY