Anda di halaman 1dari 5

HEMOGLOBIN Kurva Disosiasi, Efek Bohr dan Efek Root

Mata Kuliah Fisiologi Hewan Air Tugas 19 september 2013

Oleh: Linda Mayoza Lhakau 230110120098 Perikanan B

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJAJARAN JATINANGOR 2013

A. Hemoglobin Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah.

Molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein, dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi. Untuk dapat memahami proses respirasi dengan jelas maka harus diketahui afinitas oksigen terhadap hemoglobin karena suplai oksigen untuk jaringan dan pengambilan oksigen oleh paru-paru sangat tergantung pada hubungan tersebut.

Kurva disosiasi oksigen adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara saturasi oksigen atau kejenuhan hemoglobin terhadap oksigen dengan tekanan parsial oksigen pada ekuilibrium yaitu pada keadaan suhu 37oC, pH 7.40 dan Pco2 40 mmHg. Kurva oksihemoglobin tergeser kekanan apabila pH darah menurun atau PC02 meningkat. Dalam keadaan ini pada P02 tertantu afinitas hemoglobin terhadap oksigen berkurang sehingga

oksigen dapat ditransfor oleh darah berkurang. Pergaseran kurva sedikit kekanan akan membantu pelepasan oksigen kejaringan-jaringan. Pergeseran ini dikenal dengan nama Efek Bohr. Sebaliknya, penigkatan pH darah (alkalosis) atau penurunan PCO2, suhu, dan 2,3DPG akan menyebabkan pergeseran kurva disosiasi oksihomoglobin kekiri. Pergeseran kekiri menyebabkan peningkatan afinitas hemoglobin terhadap oksigen. Akibatnya uptake oksigen dalam paru-paru meningkat apabila terjadi pergaseran kekiri, tetapi pelepasan oksigen ke jaringan-jaringan terganggu. Kurva Disosiasi Oksigen yang berbentuk sigmoid ini secara fisiologis menguntungkan karena bagian puncak kurva yang mendatar memungkinkan jumlah oksigen arteri tetap tinggi dan stabil walaupun terjadi perubahan tekanan parsial oksigen. Sebaliknya bagian tengah dari kurva yang terlihat curam memungkinkan penglepasan oksigen dengan mudah pada perubahan tekanan parsial oksigen yang kecil. B. Efek Bohr Efek Bohr pertama kali dijabarkan oleh ilmuwan Denmark bernama Christian Bohr. Beliau menyatakan bahwa peningkatan konsentrasi proton dan/atau CO2 akan menurunkan daya serap hemoglobin terhadap oksigen. Peningkatan rasio plasma CO2 juga akan menurunkan pH darah oleh karena sifat antagonis antara proton dan karbondioksida. Peningkatan CO2 ini akan mempengaruhi kurva oksigen terlarut dalam darah. Pergeseran kurva ke sebelah kanan berarti suatu pengurangan dalam afinitas dari hemoglobin untuk oksigen.

Gambar 1 (pergeseran ke kiri menunjukan efek Bohr). Gambar 2(Penemu efek bohr: Christian Bohr).

Efek fasilitas transport oksigen seperti hemoglobin membungkus oksigen di dalam paru-paru, tetapi kemudian melepaskan ke jaringan-jaringan yang paling membutuhkan oksigen. Ketika jaringan tersebut metabolismnya meningkatan, produksi karbon dioksidanya pun meningkat. Karbon dioksida dengan cepat dijadikan molekul bikarbonat dan proton asam oleh enzim karbonik anhydrase. Hal ini menyebabkan pH jaringan menurun dan juga meningkatkan oksigen terlarut dari hemoglobin, memperbolehkan jaringan tersebut memperoleh oksigen yang cukup sesuai kebutuhannya. Kurva disosiasi bergeser ke kanan ketika karbon dioksida atau konsentrasi ion hydrogen meningkat. C. Efek Root Efek Root didefinisikan sebagai penurunan kadar oksiden dalam darah, pada saat pH darah menurun. Efek Root hanya dapat ditemukan pada ikan teleost atau ikan bertulang keras (kecuali Amia calva) dan pada tingkatan Hb.

Gambar 3 (Amia Calva) Efek Root tidak ditemukan di Amia Calva Efek Root ini dapat dikatakan sebagai lanjutan dari efek Bohr. Dasar lengkap mengenai efek Root masih belum terpecahkan. Secara pisiologi, implikasi mengenai transportasi gas pada efek Root sangat berbeda dibandingkan dengan efek Bohr. Hal ini dikarenakan angka kecepatan O2 dari Hb ke mata dan sirip. Dengan demikian, karakteristik Hb dan bentuk sistem laju dalam ikan teleost membentuk perkalian O2 yang tidak ada bandingnya di kerajaan bintang dan mampu membagkitkan tekanan darah hampir 20 kali dibandingkan dalam arteri darah.

Daftar Pustaka Syarif, Rusli. 1991. Produktivitas. Bandung: ANGKASA. http://www.blogdokter.net/2008/06/13/hemoglobin/ http://blogs.unpad.ac.id/ronasandro/2012/10/31/efek-bohr-efek-root-dan-kurva-disosiasi/

Anda mungkin juga menyukai