Muhammad Irfan
Jonathan Martino P.
Inggri Ocvianti.N
Risa Muthmainah
Deby Wahyu P.
Nunung Agustia Rini
Yohanes Satrio
Khuswatun Hasanah
adalah oksigen terlarut (Po2 plasma). Di kapiler pulmonal oksigen alveoli akan
larut dalam plasma kemudian akan berdifusi kedalam sel darah merah
Dapat dilihat pada grafik diatas pada saat tekanan Po 2 60-100 kurva sudah
Pada gambar diatas dapat dilihat (a) ketika tidak ada hemoglobin kapasitas
pengangkutan total okigen sangan sedikit, nilai tersebut bahkan tidak bisa
oksigen maksimum ketika ada hemoglobin dan Po2 yang tinggi. Pada gambar
(c) kapasitas pengangkutan oksigen juga tidak maksimum karena Po2 rendah,
hemoglobin.
Menurut hukum aksi massa, jika konsentrasi suatu bahan yang terlibat dalam
suatu reaksi reversibel meningkat maka reaksi terdorong kearah yang
berlawanan, sebaliknya jika konsentrasi suatu bahan berrkurang maka reaksi
terdorong kea rah sisi tersebut. Dengan menerapkan hukum ini kereaksi
meningkat seperti dikapiler paru reaksi bergerak kea rah sisi kanan persamaan,
meningkatkan pembentukan HbO2 (peningkatan % saturasi Hb). Ketika Po2
darah turun sepeti dikapiler sistemi reaksi terdorong kearah sisi kiri persamaan
Menurun
Suhu dan Pco2 dan Ph
Perbedaan Sifat Pengikatan Hemoglobin terhadap oksigen pada ibu dan janin
Fetal hemoglobin memiliki dua rantai protein gama, protein ini pengganti dua
rantai beta hemoglobin pada orang dewasa. Adanya rantai gama
menyebabkan kemampuan pengikatan oksigen pada janin tinggi walaupun
ditempat yang kekurangan oksigen. Pada Po2 berapa pun oksigen yang
dilepaskan ibu akan diambil oleh hemoglobin janin yang berafinitas tinggi
lagi.
PERGESERAN KLORIDA
Masih ingat reaksi yang diatas..??. pada reaksi tersebutkan dihasilkan HCO 3dan H+ , zat-zat ini akan menumpuk di dalam sel darah merah dan kapiler
sitemik seawktu reaksi berlangsung. Karena HCO3- adalah ion yang bermuatan
negative maka efluk HCO3- yang tidak disertai difui keluar ion bermuatan
positif menciptakan gradient listrik. Ion Cl - merupakan anion plasma yang
utama, akan berdifui ke dalam sel darah merah menuruni gradient listrik untuk
memulihkan netralitas litrik. Pergeseran masuk Cl - sebagai penukar efluk
HCO3- yang dihasilkan oleh CO2 dikenal sebagai pergeseran klorida.
EFEK HALDANE
Pada penguraian H2CO3 Akan terbentuk H+. H+ ini akan berikatan dengan
hemoglobin. Hb tereduksi memiliki afinitas yang lebih besar terhadap H+
Jadi pada gambar bisa dilihat ada 2 garis. Garis yang lurus itu namanya garis
1- garis ini menunjukkan tekanan PO2 di dalam kapiler alveolus, dan ada garis
ikatan H yang dihasilkan oleh CO2 dengan Hb. Pengeluaran O2 dari Hb akan
+
oleh CO2 dikenal sebagai efek Haldane. Efek Haldane dan efek Bohr akan
dengan darah. Pada waktu memasuki paru, PCO2 turun menjadi 40, sedangkan
PO2 meningkat menjadi 100 mmHg. Jika kurva diosiasi tidak digeser sama I
jaringan.
efek Haldane ini, maka tidak akan banyak terjadi penurunan karbon dioksida
+
dalam darah. Tapi dengan adanya efek Haldane, akan meningkatkan PO2 dala
paru yang akan menurunkan disoiasi karbon dioksida dari kurva yang diatas
sampai kurva terbawah. Sehingga volume persen karbon dioksida bisa turun
efek Haldane.
sampai 48( titik B). dengan demikian, efek Haldane menggandakan jumlah
karbon dioksida yang dilepas dari darah dalam paru dan pengambilan CO
dalam jaringan menjadi 2 kali lipat.
Pusat Pernafasan
Ini adalah elemen dasar dari sistem kontrol pernafasan, nanti bakal dijelasin
KONTROL PERNAFASAN
lebih lanjut
Respirasi spontan dihasilkan oleh eksitasi ritmik dari motor neuron yang
menginervasi otot repirasi. Jadi kita kenalan dulu dengan psat perafasan ya.
Pusat pernafasan terdiri dari : (1) Pusat Respirasi Medulla pusat kontrol
untuk pernafasan primer yang terdiri dari agregat badan saraf di medulla yang
menghasilkan sinyal ke otot-otot pernafasan. (2) Pusat Pneumotastik dan
Pusat Apneustik- kedua pusat ini terletak di pons yang akan mempengaruhi
sinyal keluar dari pusat pernafasan di medulla.
Pada pusat kontrol pernafasan primer, akan dicetuskan impuls yang berasal
dari pusat medulla, impuls ini akan berakhir pada badan-badan sel neuron
mototrik. I neuron motorik ini nanti akan mengaktifkan oto-otot pernafasan
sehingga menyebabkan terjadinya inspirasi. ketika tidak ada impuls dari pusat
medulla maka otot inspirasi akan melemas dan berlangsunglah ekspirasi.
Saraf yang ke sistem pernafasan sangat penting untuk mempertahankan
proes pernafasan dan secara reflex menyesuaikan tingkat pernafasan
untuk menyamai kebutuhan dan penyerapan O2 daan pengeluaran CO2
yang berubah-ubah.
Aktiitas pernafasan ini dapat dimodifikasi secara sadar agar kita dapat
otak. Daerah ini dibagi menjadi 3 kelompok neuron utama; (1) kelompok
pernafasan dorsal yang menyebabkan inspirasi, (2) kelompok pernafasan
Department of Physiology MARS 2013
(3) pusat pneumotaktik terletak diebelah dorsal bagian superior pons yang
Pada pusat pernafasan terdapat satu area yang namanya Nukleus traktus
respiratorius yang mengandung kelompok repirasi dorsal. Kelompok
respirasi dorsal sendiri terdiri dari neuron inspiratorik yang serat-serat
Jadi terdapat banyak factor yang dapat mempengaruhi pernafasan antara lain :
Pernafasan dipengaruhi oleh ransangan dari sistem limbik, beberapa
keadaan seperti takut dan gembira akan mempengaruhi kecepatan dan
kedalaman pernafasan. Selama ekpirasi, dalam keadaan emosi dapat terjadi
modifikasi involunter dari pernafasan. Nyeri yang berasal dari bagian
tubuh manapun juga secara reflex akan merangsang pusat pernafasan
misalnya, orang yang terengah engah ketika merasa nyeri.
Kemoreseptor Perifer
Reflek Hering-Breuer ketika volume alur nafas besar, reflex ini akan
terpicu untuk mencegah inflasi paru berlebihan. Reseptor regang paru di
otot polos saluran nafas diaktifkan oleh peregangan paru pada volume alur
nafas yang besar. Potensial aksi dari reseptor regang ini akan merambat
melalui serat saraf afferent ke pusat medulla dan menghambat neuron
inspiratorik, kemudian paru akan memberikan umpan balik untuk
mkenghentikan inspirai tepat sebelum paru mengalami pengembangan
berlembihan. (umpan balik negatif).
Epitel trakea, bronkus dan bronkiolus disuplai oleh ujung saraf sensoris
yang disebut Reseptor Iritan Pulmonal yang dapat terangsang oleh
berbagai peristiwa atau bahan iritan yang akan menyebabkan reflek batuk
dan bersin. Refleks ini mengendalikan aktivitas pernafasan sebagai upaya
mengeluarkan bahan iritan.
Di badan karotis terdapat sel tipe I dan sel tipe II. Sel tipe I namanya sel glomus
Kemoreseptor Sentral
ujung saraf serat sinus karotis pada nervus glossofaringeus. Sedangkan sel glia-
respiratorik
meningkatkan ventilasi.
sinyal
untuk
Peransangan area inspirasi pada batang otak oleh sinyal dari area
kemosensitif yang terletak bilateral dalam medulla, terletak hanya sepersekian
mm dibawah permukaan medulla bagian ventral. Ion hydrogen merangang area
Efek pH
Reseptor J (Jukstakapiler)
Department of Physiology MARS 2013
Learning Issue
Hipoksia
Hipoksia hipoksik adalah ketika PO2 dalam darah arteri rendah disertai
dengan kurang adekuatnya saturasi Hb
sedikit
Hipoksia histotoksik ketidakmampuan sel menggunakan O2 yang
teredia.
inspiratorik.
Serat afferent pada baroreeptor di sinus karoti, arkus aorta, atria dan
Sebagaian udara yang masuk tidak pernah sampai pada daerah pertukaran
ventrikel,
repiratorik
gas, tetapi hanya mengisi saluran pada daerah pertukaran gas, seperti pada
hidung, faring dan trakea. Udara ini disebut udara ruang rugi. Pada saat
respirasi,
menyalurkan
tapi
efek
impulsnya
inhibisinya
ke
sedikit
neuron
dan
kepentingan
fisiologisnya sedikit.
Learning Issue 3
1. Pada akhir inspirasi, volume paru adalah maksimal dan udara baru
diatmosfer mengisi ruang rugi.
2. Volume tidak diekspirasikan sebanyak 500 mL, namun pada bagian
pertama dari 500 mL yang dikeluarkan dari saluran udara adalh 150 mL
udara baru yang tertinggal diruang rugi, diikuti 350 mL udara lama dari
alveoli. Sisa 150 udara lama tetap tinggal didalam ruang rugi.
3. Pada akhir ekspirasi volume paru adalah minimal dan uadra lama dari
ekspirasi terakhir mengisi ruang rugi anatomi.
sedangkan
otot
inspirasi
lainnya
seperti,
Udara yang pertama masuk ke alveoli adalah 150 Ml, udara lama yang
atau lebih.
dalam ruang pleura. Jadi pada keadaan efusi pleura akan menyebabkan
Menahan nafas
Menahan napas adalah contoh ketikakita mengesampingkan reflex
kemoreseptor. Kita dapat menahan napas sampai terjadi