A. Oksihemoglobin
Di tengah setiap kelompok heme adalah satu atom besi, yang dapat bergabung
dengan satu molekul oksigen. Dengan demikian, satu molekul hemoglobin dapat
bergabung dengan empat molekul oksigen. Heme normal mengandung zat besi dalam
bentuk tereduksi (Fe2+ atau besi). Dalam bentuk ini, zat besi dapat berbagi elektron
dan ikatan dengan oksigen untuk membentuk oksihemoglobin. Lalu, ada juga suatu
keadaan dimana oksihemoglobin berdisosiasi untuk melepaskan oksigen ke jaringan,
namun besi heme masih dalam bentuk tereduksi (Fe2+). Pada keadaan ini, hemoglobin
tidak berikatan dengan oksigen sehingga disebut deoxyhemoglobin atau
berkurangnya hemoglobin. Pada keadaan ini, hemoglobin tidak kehilangan elektron
dan menjadi teroksidasi ketika bergabung dengan oksigen. Selain itu, ada pula
keadaan dimana hemoglobin mengandung zat besi dalam keadaan teroksidasi (Fe3+
atau besi) yang dinamakan Methemoglobin. Methemoglobin tidak memiliki elektron
yang diperlukan untuk membentuk ikatan dengan oksigen dan tidak dapat
berpartisipasi dalam transportasi oksigen. Dan yang terakhir ada keadaan dimana
heme tereduksi dikombinasikan dengan karbon monoksida dan bukan oksigen yang
disebut karboksihemoglobin. Jika hal ini terjadi, karbon monoksida cenderung untuk
menggantikan oksigen dalam hemoglobin dan tetap melekat pada hemoglobin ketika
darah melewati kapiler sistemik dan pengangkutan oksigen pun berkurang.2
Kapasitas pembawa oksigen darah amat dipengaruhi oleh hemoglobin ini. Bila
kadar hemoglobin rendah, maka kadar oksigen dalam darah juga rendah dan bila
kadar hemoglobin tinggi, maka kadar oksigen dalam darah juga tinggi. Hal ini
mempengaruhi transpor oksigen yang diangkut oleh darah.2
B. Transpor Oksigen
Pada transpor oksigen, hemoglobin harus berikatan dengan gas tidak secara
permanen sehingga dapat memuat serta mengikat oksigen di paru-paru (Loading
reactions) dan membongkar serta melepaskannya di bagian tubuh yang lain pada
kapiler sistemik (Unloading recations).2 Berikut ini adalah Loading-Unloading
reactions.