Anda di halaman 1dari 8

1.

Pengertian Respirasi
Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari
pengambilan oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di
dalam tubuh. Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas
dan membuang karbon dioksida ke lingkungan.

2. Macam-macam Respirasi
Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :

 Respirasi Luar merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan
udara.
 Respirasi Dalam merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke
sel-sel tubuh.

3. Pengertian darah oksigenase dan darah deoksigenase dan faktor yang


mempengaruhinya
 Darah teroksigenasi mengacu pada darah yang telah terpapar oksigen di
paru-paru. Ia juga dikenal sebagai darah arteri. Darah mengalir ke paru-
paru untuk mengambil oksigen atmosfer oleh hemoglobin dalam sel darah
merah. Mengalir ke ruang kiri jantung dari paru-paru melalui vena paru-
paru. Karena sebagian besar hemoglobin dalam darah ini terikat dengan
oksigen
 Darah terdeoksigenasi mengacu pada darah yang memiliki saturasi
oksigen rendah jika dibandingkan dengan darah yang meninggalkan paru-
paru. Ia juga dikenal sebagai darah vena. Jaringan tubuh mengambil
oksigen dari darah teroksigenasi dan mengembalikan karbon dioksida
sebagai limbah metabolisme. Dengan demikian, darah yang mengalir
keluar dari jaringan terdiri dari tekanan parsial oksigen yang rendah dan
tekanan parsial karbon dioksida yang tinggi. Darah ini mengalir melalui
vena sistemik ke atrium kanan jantung. Mengalir ke paru-paru dari
ventrikel kanan ke paru-paru melalui arteri paru-paru.
4. Transport O2 dan CO2 dan protein transport
 Transport O2 (Pada Paru)
o O2 dari alveolus berdifusi ke kapiler darah
o 2-3% larut dalam plasma
o 97-98 % berdifusi ke eritrosit -> terikat dengan Hb -> HbO2
diangkut dalam sirkulasi darah oleh hemoglobin (Hb)
o Ikatan Hb dengan oksigen bersifat reversibel
o Setiap molekul Hb Maksimal mengikat 4 molekul O2

 Transport O2 pada jaringan perifer

o HbO2 daLam eritrosit terurai kembali menjadi


-> Hb + O2

o O2 dalam eritrosit dan plasma darah berdifusi ke dalam sel


jaringan

o Pada sel otot O2 akan diikat myoglobin, setiap Mb hanya mampu


mengikat 1 molekul oksigen menjadi
Mb + O2 ->MbO2

o Selanjutnya oksigen masuk ke mitokondria diikat oleh


Cytochrome – C sebagai aseptor ion H+ dalam oksidasi NADH
dan FADH

 Transport CO2
CO2 berasal dari metabolisme seluler dari sel ke pembuluh darah
kapiler •

 7 % terlarut dalam plasma dalam bentuk CO2


 93 % berdifusi dalam plasma:
 23 % berikatan dengan Hb membentuk HbCO2
 70% diubah menjadi H2CO3 oleh enzim Carbonic anhydrase CA)
 Selanjutnya H2CO3 akan terurai menjadi ion H+ dan HCO3
 H+ akan digunakan sebagai sistem buffer
 Ion HCO3- akan keluar dari eritrosit bersamaan dengan masuknya ion
Cl peristiwa pertukaran ion disebut” chloride shift”

 Protein Transport
o Protein transporter atau protein pembawa (kadang-kadang disebut
juga permease) memiliki afinitas dengan molekul-molekul
spesifik, umumnya hanya sekelompok kecil molekul yang
strukturnya sangat mirip satu sama lain. Apabila terjadi ikatan
antara molekul tersebut dengan protein transporternya, maka
protein transporter akan berubah konformasinya sedemikian rupa
sehingga akhirnya molekul yang tadinya berada di luar sel akan
terbawa masuk ke dalam sel. Yang termasuk golongan ini antara
lain:
 Hemoglobin pengangkut oksigen.
 Lipoprotein pengangkut lipid.

5. Struktur Hb, jenis Hb dan fungsinya


 Struktur Hb terdiri atas empat grup heme, dan globin empat rantai
polipeptida dengan total asam amino sebanyak 574 buah. Rantai
polipeptidanya terdiri atas dua rantai α dan dua rantai β dengan masing-
masing rantai berikatan dengan satu grup heme.

 Jenis-jenis HB
o Hemoglobin Embrio
 Hemoglobin Emrbio (HbE) merupakan Hb primitif yang
dibentuk oleh eritrosit imatur di dalam yolk sac. HbE
ditemukan di dalam embrio dan akan tetap ada sampai
umur gestasi 12 minggu. Terdapat beberapa rantai di
dalamnya, seperti rantai ζ yang merupakan analog dari
rantai α dan rantai ε yang merupakan analog dari rantai γ, β
serta δ.17

o Hemoglobin Fetal
 Hemoglobin Fetal (HbF) merupakan Hb utama pada fetus
dan newborn. Hb jenis ini memiliki dua rantai α dan dua
rantai γ. HbF sudah mulai disintesis di hepar sejak umur
gestasi lima minggu dan akan tetap ada sampai beberapa
bulan setelah kelahiran.

o Hemoglobin Adult
 Hemoglobin Adult (HbA) tersusun atas dua rantai α dan
dua rantai β. HbA merupakan jenis Hb yang utama (95%-
97%), namun masih terdapat pula sebagian kecil HbA 2
(2%-3%) dan HbA1. HbA2 tersusun atas dua rantai α serta
dua rantai δ dan mulai muncul pada akhir masa fetus
sampai memasuki masa anak-anak. HbA1 merupakan Hb
yang terbentuk selama proses pematangan eritrosit

Ada tiga jenis hemoglobin yang terdapat dalam tubuh manusia yaitu :

1. HbA merupakan kebanyakan dari hemoglobin orang dewasa normal,


mempunyai rantai globin 2α dan 2β. Berat molekul HbA adalah 68.000.
2. HbA2 merupakan minoritas hemoglobin pada orang dewasa, yang
mempunyai rantai globin 2α dan 2δ.
3. HbF merupakan hemoglobin fetal, mempunyai rantai globin 2α dan

 Fungsi : Fungsi hemoglobin adalah mengangkut oksigen dari paru dan


dalam peredaran darah untuk dibawa ke jaringan. Ikatan hemoglobin
dengan oksigen disebut oksihemoglobin (HbO2). Disamping oksigen,
hemoglobin juga membawa karbonmonoksida dan dengan
karbonmonoksida membentuk ikatan karbon monoksihemoglobin
(HbCO), juga berperan dalam keseimbangan pH darah

 Hemoglobin mempunyai beberapa fungsi diantaranya :

o Mengatur pertukaran O2 dan CO2 dalam jaringan tubuh.

o Mengambil O2 dari paru-paru kemudian dibawa keseluruh


jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar.

o Membawa CO2 dari jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme


menuju ke paru-paru untuk dibuang.

o Hemoglobin juga berperan penting dalam mempertahankan bentuk


sel darah merah yang bikonkaf , jika terjadi gangguan pada bentuk
sel darah ini. Maka keluwesan sel darah merah dalam melewati
kapiler menjadi kurang maksimal.

6. Apa yang mempengaruhi afinitas Hb dengan Oksigen


 Hemoglobin memiliki afinitas (daya gabung) terhadap oksigen, dengan
oksigen itu membentuk oksihemoglobin di dalam sel darah merah.
Melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-paru ke jaringan-
jaringan

a. keasaman atau pH
Keasaman bertambah atau pH semakin turun dan kadar ion H+ meningkat
akan melemahkan ikatan antara oksigen dan hemoglobin sehingga kurva
disosiasi oksigen-hemoglobin bergerak ke kanan (Afinitas Hb terhadap O2
berkurang ) sehingga menyebabkan hemoglobin melepaskan lebih banyak
oksigen ke jaringan. Misal peningkatan asam laktat dan asam karbonat yang
dihasilkan oleh jaringan yang aktif secara metabolic. Keasaman turun atau PH
naik afinitas Hb terhadap O2 bertambah sehingga kurva disosiasi oksigen
hemoglobin bergerak ke kiri (afinitas Hb tehadap O2 Bertambah) dan
hemoglobin banyak mengikat O2. Hb bekerja sbg buffer utk ion H+ .

b. PO2 atau tekanan parsial O2


Apabila PO2 darah meningkat , misalnya seperti di kapiler paru, Hb berikatan
dg sejml besar O2 mendekati 100% jenuh, PO2 60-100 mmHg : Hb >/90%
jenuh (afinitas Hb terhadap O2 bertambah) dan kurva disosiasi oksigen
hemoglobin bergerak ke kiri.
Dan apabila PO2 menurun, misal di kapiler sistemik PO2 antara 40 & 20
mmHg (75-35% jenuh) : sejml besar O2 dilepas dr Hb setiap penurunan PO2 ,
afinitas Hb terhadap O2 berkurang dan kurva disosiasi oksigen hemoglobin
bergeser ke kanan.

c. PCO2 atau tekanan parsial CO2


PCO2 darah meningkat di kapiler sistemik sehingga CO2 berdifusi dari sel ke
darah mengikuti penurunan gradiennya menyebabkan penurunan afinitas Hb
terhadap O2 (Hb lebih banyak membebaskan O2) kurva disosiasi oksigen
hemoglobin bergeser ke kanan.
PCO2 darah menurun di kapiler paru sehingga CO2 berdifusi dari darah ke
alveoli menyebabkan peningkatan afinitas Hb terhadap O2 ( Hb lebih banyak
mengikat O2) kurva disosiasi oksigen hemoglobin bergeser ke kiri.

d. Temperatur atau suhu


Panas yang dihasil reaksi metabolism dari kontraksi otot melepaskan banyak
asam & panas menyebabkan temperatur tubuh naik dan sel aktiv perlu banyak
O2 memacu pelepasan O2 dr oksiHb (afinitas Hb tehadap O2 berkurang)
kurva bergeser ke kanan.
Hipotermia menyebabkan metabolisme sel lambat sehingga O2 yang
dibutuhkan jaringan sedikit pelepasan O2 dari Hb juga lambat (afinitas Hb
terhadap O2 berkurang) dan kurva disosiasi oksigen hemoglobin bergeser ke
kiri.

e. BPG
Peningkatan BPG yang dihasikan dari suatu metabolit glikolisis dan terdapat
dalam darah sehingga Hb berikatan dg BPG dapat mengurangi afinitas Hb thd
O2 dan kurva bergeser ke kanan. Hormon tiroksin, GH, epinefrin, norepi &
testosteron dapat meningkatkan pembentukan BPG dan kadar BPG meningkat
pada orang yg tinggal di dataran tinggi.
Penurunan BPG di darah menyebabkan ikatan Hb terhadap O2 semakin kuat
karena Hb tidak diikat oleh BPG afinitas Hb terhadap O2 bertambah, kurva
disosiasi oksigen hemoglobin bergeser ke kiri.

7. Efek Haldene, Efek Bohr, Cloride shift


 Efek Bohr : adalah peningkatan tekanan parsial CO2 atau penurunan pH
akan menyebabkan pelepasan oksigen dari hemoglobin.

o Efek Bohr yaitu Pada P O2 = 40 mmHg kejenuhan oksi Hb pada


keadaan P CO2 = 20 (80%), P CO2 = 40 (65%) dan P CO2 = 80 (50%).
Bila P CO2 meningkat dalam kurva disosiasi Oksi-Hb ke kanan dan
P CO2 menurun menyebabkan kurva disosiasi Oksi-Hb ke kiri. P
CO2 =50 mmHg tekanan O2 dimana Hb 50% jenuh dengan O2.
o

 Efek Haldane : oksigenasi Hb diparu-paru meningkatkan pelepasan CO2 ,


sebaliknya deoksigenasi Hb dijaringan perifer meningkatkan pengambilan
CO2
o Pengikatan O2 pada Hb akan mengeliminasi CO2 (pelepasan CO2
dari ikatannya sebagai karbamino-Hb). Bila P CO 2 > 15 mmHg
pembentukan karbamino-Hb tidak dipengaruhi P CO 2 tetapi
dipengaruhi oksi-Hb, pengikatan O2 oleh Hb mengakibatkan
eliminasi CO2 dari ikatan karbamino. Efek Haldane secara
kwantitatif dalam meningkatkan transport CO 2 lebih penting dari
pada Efek Bohr dalam meningkatkan transport O 2. Efek Haldane
merupakan akibat dari red-Hb dimana oksigenasi Hb (menjadi P
O2) meningkatkan pelepasan proton (H+) dari molekul Hb.
 Chloride shift : Dapar Hb dan oksi-Hb 60% menybabkan pengangkutan
CO2 (buffer dalam eritrosit). Pengangkutan CO2 terbesar dalam bentuk
HCO3 - dalam plasma. Hal di atas terjadi karena adanya chloride Shift yaitu
HCO3 – yang keluar dari eritrosit di gantikan oleh Cl- yang masuk ke dalam
eritrosit. Akibat : kadar Cl - darah vena < darah arteri atau kadar Cl - darah
arteri > darah vena.
 gerakan Cl - untuk mengimbangi gerakan HCO3- antara eritrosit dan
plasma →arah gerakan berbeda dijaringan dan dialveoli

o Pada Chloride Shift eritrosit permeabel terhadap CO2 , H2CO3,


HCO3– dan Cl- , CO2 masuk ke eritrosit, dengan bantuan karbonik
anhidrase membentuk H2CO3. H2CO3, yang terbentuk : sebagian
kecil keluar ke plasma dan sebagian besar berionisasi menjadi H +
dan HCO3– . HCO3– akan keluar dari eritrosit ke plasma dan
diangkut menjadi NaHCO3 H- (dapar). KHb + H+ →K+ + HHb. HCO3–
yang keluar dari eritrosit sebgai gantinya. Cl- Masuk erittrosit dan
terbentuk KCl. Bila P CO2 rendah seperti dalam paru-paru maka
terjadi sebaliknya.

o Gangguan Keseimbangan Asam Basa antara lain asidosis


respiratorik : terjadi peningkatan asam karbonat dibandingan
bikarbonat (penumonia, keracunan morfin). Alkalosis metabolik :
terjadi peningkatan bikarbonat dibandingan asam karbonat
(hiperalkali, defisiensi kalium). Alkalosis respiratorik : penurunan
asam karbonat akibat hiperventilas.

8. Keseimbangan asam basa: asidosis dan alkalosis


 Asidosis : Asidosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen asam
atau berkurangnya jumlah komponen basa. (kondisi pH < 7.35)
 Alkalosis : Alkalosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen basa
atau berkurangnya jumlah komponen asam (pH > 7.45)

9. Kompensasi serta penyebab asidosis/alkalosis repiratorik


a. Asidosis repiratorik
 Penyebab paru-paru tidak bisa mengeluarkan CO2 dengan baik, misal:
 Emfisema
 Bronkitis kronis
 Pneumonia berat
 Edema pulmoner
 Asma.
 Mekanisme kompensasi yang terjadi: Reabsorbsi HCO3- oleh ginjal
meningkat

b. Alkalosis Respiratorik

 Penyebab hiperventilasi, misal pada keracunan salisilat, histeria/ cemas


yang berlebih, demam tinggi, kerusakan pusat pernafasan di otak
 Kompensasi: Sekresi HCO3 – oleh ginjal meningkat

Anda mungkin juga menyukai