Anda di halaman 1dari 30

BIOKIMIA RESPIRASI

Sub Topik Bahasan

A. Aspek Biokimia Respirasi


B. Transport O2 dan CO2
C. Protein Pengikat Oksigen (Hb, Mb, Cyt-
C)
D. Efektor Hb
E. Peran Respirasi dalam System Buffer
Respirasi :
Pertukaran gas O2 dari atmosfer dengan CO2 sebagai hasil sampingan
metabolisme dalam tubuh

Tujuan Respirasi
• Memperoleh O2 untuk metabolisme seluler (fosforilasi oksidatif) 
untuk pembentukan energi selular (ATP).
• Mengeluarkan CO2 sebagai hasil sampingan metabolisme.
• CO2 bila bereaksi dengan H2O akan menjadi asam yang berperan dalam
keseimbangan asam basa cairan tubuh
Kompetensi mata ajar :
Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu
1. memahami konsep biokimiawi respirasi
2. menyebut dan mendiskripsikan mekanisme pernapasan
3. menyebut dan mendiskripsikan Protein pengikat Oksigen
4. menyebut dan mendiskripsikan efektor Hb
5. menerangkan peran respirasi dalam buffer darah
Komposisi udara pernapasan

- Bervariasi untuk semua tahapan


Mekanisme Pertukaran Gas
- O2 dari udara masuk paru  jantung
 darah arteri  jaringan
terjadi respirasi selular (metabolisme)
- CO2 sisa metabolisme dari jaringan
 darah vena  jantung  paru
 expirasi

Protein Pengikat O2
1. Hemoglobin (Hb)
 mengikat O2 dari paru  jaringan
2. Myoglobin (Mb)
 mengikat O2 di otot
3. Cytochrome-C
 mengikat O2 dalam mitokondria
Transport O2

- O2 diangkut dalam sirkulasi (darah) oleh hemoglobin (Hb)


- ikatan Hb dengan O2 bersifat reversibel
- Setiap molekul Hb mampu mengikat 4 molekul O 2  oxyhemoglobin
Hb + 4O2        Hb.4O2  sering ditulis HbO8
- Oxygen berdifusi ke dalam cytoplasma sel. Pada sel otot akan diikat Myglobin (Mb)
Mb + O2  MbO2
- Masuk ke mitokondria diikat oleh Cytochrome-C sebagai aseptor ion H + dalam
oxidation NADH dan FADH
A. Hemoglobin :
- Protein pengikat O2 yang terdapat dalam erytrosit
- Terdiri dari 4 rantai polypeptida (22):
2 rantai alpha (α) dengan 141 asam amino
2 rantai beta (β) dengan 146 asam amino
- Kesamaan rantai  dan  globin < 50%
- Total BM ± 64.500 Dalton
- Setiap rantai terikat dengan gugus prostetik heme dengan atom 1 besi ditengahnya
- Setiap heme dapat mengikat 1 molekul Oksigen.
- 97-98% O2 dalam darah terikat pada Hb
- 2-3% O2 terlarut dalam plasma

1
Gugus Prostetic heme
- bertanggungjawab pada kapasitas ikat Hb terhadap O 2
- terdiri dari lempeng aromatic protoporphyrin tersusun atas
4 cincin pyrole yang dihubungkan dengan jembatan N
- Atom Fe2+ terletak di tengah Protoporphyrin
- Fe2+-mempunyai 6 ikatan koordinasi; 4 dengan atom Pyrole N untuk mencegah
oksidasi Fe2+ menjadi Fe3+; 2 ikatan lainnya terletak pada lempeng heme
Faktor yang berpengaruh pada Afinitas Hb
- Ketika Hb terikat dengan O2 disebut Oxyhemoglobin  Relaxed (R)
- Jika Hb tidak mengikat O2 disebut Deoxyhemoglobin  Tense (T)
- Jika Fe2+ teroksidasi menjadi Fe3+  maka Hb tidak dapat mengikat O2 
Methemoglobin
- CO dan NO mempunyai affinitas Fe 2+ lebih tinggi dari dengan O2, sehingga
dapat menggantikan kedudukan O2 dalam Hb  toksik
Jenis Hemoglobin
- Hb Fetal (Hb F)  mayoritas Prenatal
(disintesis hati & limpa)
- Hb Adult (Hb A)  mayoritas Postnatal  dewasa
(disintesis oleh Sumsum tulang merah)

Komposisi hemoglobin Dewasa:


* 97,0% adalah Hb A1(22)
* 2,5% adalah HbA2 (22 )
* 0,5% lainnya adalah hemoglobin F (22)
- jumlah besi hanya 0,35% dari berat protein keseluruhan
Perbedaan HbF dengan HbA
- Struktur Hb F -> 2 rantai - globin & 2 rantai - globin
HbA -> 2 rantai - globin & 2 rantai -globin
- Komposisi asam amino pd rantai  globin berbeda dgn rantai  globin,
 perubahan struktural/konformasi Hb menyebabkan afinitas HbF
terhadap 2,3 –BPG (bisfosfogliserat) lebih rendah dibanding HbA.
- Sebaliknya afinitas HbF terhadap O2 lebih tinggi dibanding HbA,
akibatnya: O2 yg dilepas oleh HbA Ibu mudah diikat oleh HbF janin.
B. Myoglobin (Mb)
- Mengikat dan menyimpan O2 di dalam sel otot  MbO2
- terdiri - satu rantai globin - dengan 153 Asam amino
- 1 molekul heme  1 atom besi  warna merah otot
- bentuk besi adalah Fe2+ (Fero)  affinitas oksigen > dibandingkan
dengan Hb  sehingga mampu merebut O2 dalam darah (HbO2)
ke jaringan (jika teroksidasi menjadi Fe3+  Methemoglobin  tidak dapat
mengikat O2)
- Myoglobin dapat menyimpan oksigen dalam otot sampai tekanan O 2 sangat rendah
dan baru melepas O2 pada saat respirasi selular tinggi  exercise
- Pada saat istirahat Myoglobin akan mengikat O 2 kembali
Kurva Saturasi Oksigen
- Menggambarkan prilaku Hb atau Mb mengikat dan melepas O2
- Semakin Jenuh Hb terhdp oksigen maka afinitas makin tinggi
- Hb mampu mengikat 4 O2  jenuh (HbO8)
- Mengikat O2  asosiasi
Melepas O2  dissosiasi

-
Kurva Saturasi Oksigen Mb vs Hb
- Bentuk kurva untuk Hb  sigmoid
Sedangkan kurva untuk Mb  hiperbolik
- Jika pO2 tinggi maka Mb & Hb akan jenuh dengan O2
Tetapi pada pO2 rendah maka Mb mengandung lebih banyak O2 dibanding Hb
 Hb berfungsi sebagai pengangkut O2 yang efektif
 Mb berfungsi sebagai penyimpan
- Hb mengikat O2 di paru (pO2 tinggi=~ 100 torr) &
melepas O2 di jaringan(pO2 rendah= ~20 torr)
- Mb tetap jenuh dengan O2 pd jaringan
sehingga pd otot yg istirahat myoglobin
mengikat O2 yg dilepas oleh Hb.
Sewaktu otot beraktivitas dan pO2
menurun  Mb melepas O2

-
Dissosiasi dan Assosiasi Oksigen

Jika konsentrasi oksigen tinggi (ex. Paru) maka oksigen akan terikat
dengan Hb (Assosiasi)  Oxyhemoglobin

Jika konsentrasi Oksigen rendah (ex. Jaringan) maka Oksigen akan


lepas dari Hb (Diassosiasi)  Deoxyhemoglobin
Transport CO2
- CO2 dihasilkan dari respirasi
- 85 % dari total CO2 berdiffusi ke Plasma kemudian ke Erytrosit
- hanya 10% CO2 yang terikat dengan Hb  Carbaminohemoglobin
- 5% CO2 terlarut langsung dalam Plasma
- CO2 menurunkan affinitas Hb terhadap Oxygen.
- CO2 sukar larut dalam air, tapi dapat dipacu oleh enzim Carbonic Anhydrase yang
terdapat dalam erytrosit
H2O + CO2     H2CO3
- Asam karbonat dapat terurai menjadi ion H + and HCO3-
- Peruraian H2CO3 akan meningkatkan pH darah, karena H+ dapat terikat dgn Hb
Transport CO2 ……lanjutan ……….

- ion HCO3- di pompa keluar SDM bergantian dengan masuknya ion Cl - ke dalam sel
disebut Chloride Shift
Ikatan Hb dengan CO
- Carbon monoxida (CO) terikat secara kompetitif pada situs
pengikatan O2 dan CO2
- Afinitas Hb terhadap CO = 200x lebih besar dibandingkan dengan O2
sukar lepas  irreversibel
- Afinitas hem (tanpa globin ) terhadap CO = 25.000 x O 2  tidak terjadi
dalam Hb karena ada His E7 ( distal )
- Jika ada CO maka Hb tidak dapat mengikat O 2 dan CO2
- Batas toleransi tubuh sangat rendah ( 1% situs pengikatan O2 ditempati CO)
- Keracunan CO juga berpengaruh terhadap
- katalase
- sitokrom C
Ikatan Hb dengan CN (Sianida)
- CN dapat terikat secara ireversibel pada Hb-CN
- CN bersifat kompettitif dengan O2, sehingga Hb tidak bisa mengikat O2
- Dengan metHb, CN- akan membentuk sianmetHb (tidak dapat direduksi)
- Pengikatan Hb dengan CN- dalam waktu singkat
- mengganggu transpor O2 ke sel
- menghambat aktivitas Cytochrome Oksidase  respirasi oksidatif
terganggu
Methemoglobin
- Jika Fe2+ teroksidasi menjadi Fe3+, maka Hb tidak dapat mengikat O2
maka harus selalu direduksi menjadi Fe2+ dengan bantuan enzim
MetHb-Reductase
- Penyebab terbentuknya metHb:
1. Senyawa sulfonamida (-S(=O)2-NH2, obat golongan Sulfa)
Dpt mengoksidasi Fe2+  Fe3+
2. Kelainan herediter HbM (AA histidin F8 diganti tirosin)
3. Menurunnya aktivitas enzim metHb reduktase
yang berperan dalam reduksi Fe3+  Fe2+
Efektor Hb
- molekul kecil yang berpengaruh pada kapasitas afinitas
Hb terhadap O2 (regulasi alosterik)
- Terdiri dari
* efektor positif
- meningkatkan afinitas Hb terhadap Oksigen
- menggeser kurva saturasi ke kiri
ex : - Oksigen (di Paru-Paru)
* efektor negatif
- menurunkan afinitas Hb terhadap Oksigen  oksigen mudah lepas
(jaringan)
- menggeser kurva saturasi ke kanan
ex. - Enzim 2,3-biphosphogliserat (2-3-BPG)
- H+
- CO2
Efektor Negatif
1. Enzim 2,3- Bisphosphoglyserat (2,3-BPG)
- terdapat di dalam eryrosit
- berperan dalam proses glykolisis
- menurunkan afinitas Hb terhadap O2
* Pada Hb Fetal (Hb F) kadar enzim 2,3-BPG rendah  afinitas
HbF terhadap O2 meningkat
* Pada tempat yg tinggi, konsentrasi: Hb, 2,3-BPG dan eritrosit
meningkat sehingga afinitas Hb terhdp O2 menurun  terjadi
pelepasan O2 ke jaringan
Efektor Negatif……….lanjutan
2. Ion Hydrogen
- jika ion H+ meningkat  pH darah menurun
- afinitas Hb terhadap O2 menurun  efek Bohr

3. Ikatan kovalen dengan CO2


- CO2 hasil metabolisme di jaringan dibawa ke paru-paru sebagai
sebagai HCO3 dan sebagian dalam bentuk carbaminohemoglobin
(HbCO2)
C. Cytochrome C
- protein untuk transport elektron pada metabolisme selular
- mekanisme pembentukan energy dalam sel

1. Glykolisis
- terjadi di sitoplasma bersifat anaerob
- mengubah glukosa menjadi piruvat

2. Fermentasi
- terjadi di sitoplasma jika tidak ada O 2
- mengubah Piruvat menjadi asam laktat

3. Siklus Krebs (fosforilase oksidatif)


- terjadi di mitokondria
- menbutuhkan O2  transport electron
- Protein pengangkut O2 ke dalam mitokondria
Cytocrome -C
Peran Respirasi dalam Buffer Darah

System Buffer darah terdiri dari :


1. Protein plasma
2. Bufer hemoglobin
3. Bikarbonat
4. Bufer fosfat
Buffer hemoglobin

Di Jaringan Perifer
- CO2 + H2O  H2CO3 , dengan adanya enzim karbonat anhidrase
terurai menjadi  H+ + HCO3-
- H+ menyebabkan pH menurun
 selanjutnya H+ diikat oleh Hb.4O2  2H+.Hb + O2 ( DeoksiHb ) bertindak
sbg buffer di eritrosit)  O2 dilepas ke jaringan perifer  efek Bohr

Di Paru-paru
- H+.Hb mengikat O2 dengan melepaskan H+ 
yg akan berikatan dg ion bikarbonat membentuk:
H2CO3  H2O & CO2  CO2 diekhalasi keluar
2 H2O + 2 CO2 DIHEMBUSKAN

E.karbonat
 anhidrase
JARINGAN PERIFER
2 H2CO3
 Hb. 4O2

2HCO3- + 2H+
4 O2

2 H+ + 2 HCO3-

+

Hb.2H
4 O2 2 H2CO3

PARU-PARU BUFER  E.karbonat anhidrase


CO2 + H20
Siklus
KREBS
Buffer Karbonat
- H2CO3 terbentuk atas bantuan enzim karbonat anhidrase, yang dapat
terurai menjadi
H2CO3  H+ + HCO3-

- pH darah 7,35 – 7,45 (± 7,4)  ratio HCO3- / CO2 = 20 : 1


- pH < 7,35  acidosis respiratorik
* hyperventilasi  PCO2 meningkat  pH menurun
- pH > 7,45  alkalosis respiratorik
* hypoventilasi  PCO2 menurun,  pH meningkat
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai