OLEH :
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat yang
beliau berikan. Dan juga, kami mengucapkan terima kasih kepada orang tua serta saudara
saudara yang telah memberikan dukungan sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini
Dalam penyusunan makalah ini, kami mendapatkan banyak bantuan dari segala pihak
dan sumber. Dengan itu, kami juga mengucupkan terima kasih
Kami berharap isi makalah ini bebas dari kekurangan ataupun kesalahan, pastilah ada
beberapa kesalahan yang mungkin tidak kami sadari. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang dapat membangun makalah ini menjadi lebih baik. Kami berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Perseroan Terbatas merupakan badan hukum yang memiliki identitas hukum terpisah
dari pemegang saham yang hanya bertanggungjawab sebatas aset atau nilai saham
yang dimilikinya dalam modal badan hukum itu. Von Gierke dalam teori organ
mengemukakan bahwa badan hukum merupakan suatu realitas yang sesungguhnya
sama seperti sifat kepribadian alam manusia ada di dalam pergaulan hukum (Ridho,
2004), misalnya anggota-anggotanya atau pengurusnya, seperti manusia melakukan
segala perbuatannya dengan organ-organ tubuhnya. Menurut teori ini, badan hukum
benar-benar ada, berfungsi sama seperti manusia, dan perbuatan yang dilakukannya
merupakan perbuatan badan hukum itu sendiri. Tujuan badan hukum adalah tujuan
yang kolektif, terlepas dari tujuan individu-individu yang menjadi organ-organnya
(Rusli,
1989).
2 Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan piercing the corporate veil?
2. Apa yang di maksud perseroan terbatas?
Tujuan makalah
3. Kita dapat mengetahui dan lebih mendalami materi piercing the corporate veil dan
prinspi pada piercing the corporate veil.
BAB II
ISI
Piercing the corporate veil merupakan suatu doktrin yang membuat pengecualian terhadap
suatu prinsip umum, di mana tanggung jawab pengurus perusahaan dibatasi kepada
jumlah andil yang dapat menyimpang dengan cara melaksanakan tanggung jawab
pengurus perusahaan yang tidak lagi terbatas (Reed,2006). Prinsip piercing the corporate veil
yang tertulis pada Undang-undang (UU) Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
sebagai pengaruh hukum asing yang di impor yang umumnya dari hukum Anglo Saxon.
Prinsip ini mengajarkan bahwa sungguh pun suatu badan hukum bertang gung jawab
secara hukum hanya sebatas harta ba dan hukum tersebut, namun dalam hal-hal
tertentu batas tanggung jawab tersebut dapat ditembus.Jadi bila dulu tidak dikenal
pertanggungjawaban pribadi Pemegang Saham tapi kini dapat dimintakan
pertanggungjawabannya sebagaimana ketentuan dalam Undang-Undang No. 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas.
Teori dalam hukum perusahaan yang disebut teori penyingkapan tirai perusahaan (piercing
the corporate veil) yang mempunyai tujuan yaitu keadilan bagi pihak yang terkait dengan
perseroan, baik investor maupun pemegang saham (Subhan, 2008). Piercing the corporate
veil yang diartikan sebagai suatu proses untuk membebani tan&o,ung jawab ke pundak
orang lain, oleh suatu perbuatan hukum yang dilakukan oleh perusahaan pelaku, tanpa
melihat kepada fakta bahwa perbuatan tersebut sebenamya dilakukan oleh perusahaan
pelaku tersebut (Fuady,2005). Dengan demikian, piercing the corporate veil ini pada hakekatnya
merupakan doktrin yang memindahkan tanggung jawab dari perusahaan kepada
pemegang saham, direksi. atau komisaris, dan biasanya doktrin ini baru diterapkan jika
ada klaim dari pihak ketiga kepada perseroan.
B. Pengaturan Prinsip Piercing The Corporate Veil dalam Undang-Undang
mengakibatkan hilangnya tanggung jawab terbatas dari pemegang saham sebesar setoran
atas seluruh saham yang dimilikinya dan tidak meliputi harta kekayaan pribadi (piercing
the corporate veil) apabila pendirian PT tidak sah.
A. Kesimpulan
1. Hubungan hukum yang terjadi pada holding company adalah hubungan yang timbul
akibat adanya suatu ikatan berdasarkan kepemilikan saham. Hal ini menimbulkan hak dan
kewajiban pada masing-masing pihak yang satu sama lain harus saling mematuhinya. Hak
dan kewajiban yang ada di dalamnya dapat melahirkan tanggung jawab yang lebih
dominan dipegang oleh perusahaan holding sebagai pemilik saham. Tanggung jawab
tersebut berlaku sebatas berapa besar saham yang dimiliki oleh holding company.
2. Penerapan prinsip piercing the corporate veil yang telah diatur dalam Undang- Undang
Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Pasal 3 ayat (2), namun pada
penerapan prinsip piercing the corporate veil yang ada di dalam UUPT masih kurang jelas
dan tegas diatur, namun prinsip piercing the corporate veil ada dimuat dalam peraturan
lain seperti Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995
tentang Perseroan Terbatas.
3. Tanggung jawab holding company terhadap tindakan hukum Anak Perusahaan setelah
diterapkan piercing the corporate veil adalah ganti rugi. Ganti rugi yang dibebankan
kepada holding company setelah diterapkannya piercing the corporate viel terhadap
tindakan hukum anak perusahaan ditentukan dari segi prinsip