yakni
CvO2
(1,34
Hb
SvO2)
(0,003
PvO2)
Nilai SvO2 dan PvO2 paling baik diperiksa dari darah vena campur (mixed venous) yang
diambil dari arteri pulmonalis (menggunakan kateter arteri pulmonal). Tampak pada tabel
2, SvO2 normal adalah 73% (0,73), PvO2 normal 40 mmHg, dan CvO2 normal 15 mL/dL
(150 mL/L).
2.3.1
Ikatan Hemoglobin-Oksigen
Hemoglobin adalah metaloprotein pengangkut oksigen yang mengandung besi
dalam sel merah dalam darah mamalia dan hewan lainnya. Molekul hemoglobin terdiri
dari globin, apoprotein, dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu
atom besi. Pada pusat molekul terdapat cincin heterosiklik yang dikenal dengan porfirin
yang menahan satu atom besi, atom besi ini merupakan situs/loka ikatan oksigen.
Porfirin yang mengandung besi disebut heme. Nama hemoglobin merupakan gabungan
dari heme dan globin, globin sebagai istilah generik untuk protein globular. Ada
beberapa protein mengandung heme, dan hemoglobin adalah yang paling dikenal dan
paling banyak dipelajari. Hemoglobin berfungsi sebagai pengikat oksigen. Hemoglobin
merupakan protein pengangkut oksigen paling efektif dan terdapat pada hewan-hewan
bertulang belakang atau vertebrata. Hemoglobin adalah suatu zat yang memberikan
warna merah sel darah merah. Hemoglobin terdiri dari 4 molekul zat besi (heme), 2
molekul rantai globin alpha dan 2 molekul rantai globin beta. Rantai globin alpha dan
beta adalah protein yang diproduksi dengan penyandian oleh gen globin alpha dan
beta.12 Haemoglobin (Hb) adalah tetramer dengan berat molekul 64.500. Baik haem
maupun globin sendiri tidak dapat berikatan dengan O2. Setiap Fe2+ dapat mengikat
satu molekul O2, dan kemudian, setiap molekul haemoglobin dapat mengikat hingga
empat molekul O2. HB dewasa normal terdiri atas 4 subunit protein, dengan beberapa
variasi fisiologis dan patologis, yang akan dibahas kemudian.10
Hb terbungkus dalam eritrosit untuk mencegah filtrasi oleh glomerulus, dan untuk
membatasi kenaikan viskositas darah (ketika Hb terlarut dalam plasma). Jumlah oksigen
terlarut di dalam darah proporsional dengan tekanan parsialnya (Hukum Henry). Pada
suhu 37OC, 0.003ml O2 terlarut dalam setiap 100ml darah per mmHg. Konsumsi O2
istirahat sekitar 300L/menit O2; bahkan ketika seluruh O2 dalam darah arteri
(100mmHg) diekstraksi oleh jaringan, cardiac output akan berkisar 100L/menit untuk
mendukung kebutuhan O2 tubuh. O2 terlarut juga menunjukkan jalur mayor transportasi
O2 antara dinding kapiler untuk mengoksigenasi sel, dan satu-satunya jalur dari alveoli
ke eritrosit.10
Hemoglobin berfungsi sebagai pembawa oksigen dan karbon dioksida. Molekul
hemoglobin berikatan dengan oksigen membentuk oksi hemoglobin. Pembentukan oksi
hemoglobin dengan mudah berbalik (reversibel), sehingga memungkinkan hemoglobin
dan oksigen berpisah, menyebabkan oksigen menjadi bebas. Sehingga oksigen dapat
masuk ke dalam jaringan. Ikatan O2 pada Hb adalah ko-operatif, di mana ikatan setiap
molekul O2 pada tetramer Hb memfasilitasi ikatan berikutnya. Ko-operatifitas positif ini
adalah alat khusus Hb tetramerik dan tidak tampak pada monomer.10
SO2 adalah rasio hemoglobin yang mengikat oksigen terhadap jumlah total
hemoglobin dalam darah (SO2 = HbO2/total Hb), juga disebut saturasi O2 dari
hemoglobin.
Pada persamaan 1 diketahui bila hemoglobin tersaturasi semua dengan O2 (misal, bila
SO2=1), maka tiap gram hemoglobin akan mengikat 1,34 mL oksigen. Satu gram
hemoglobin secara normal mengikat 1,39 mL oksigen. Namun ada fraksi kecil (3-5%)
dari hemoglobin dalam sirkulasi yaitu methemoglobin dan karboksihemoglobin, yang
memiliki kapasitas pengikatan O2 rendah. Sehingga angka yang lebih rendah, 1,34
mL/g, lebih representatif sebagai kapasitas pengikatan O2 dari hemoglobin total.
2.3.2
memjadikan bentuk bulan sabit, dan menyebabkan obstruksi kapiler kecil, men-triger
krisis sickle.10
4. Carboxyhaemoglobin. CO memiliki afinitas terhadap Hb sekitar 200 kali daripada O2.
Sebagai
konsekuensinya,
menghirup
meskipun
sedikit
konsentrasi
CO
tidak
lagi
mengangkut
oksigen
dengan
efektif.
Namun,
jam) atau sekitar 0,5 cc tiap menit. Kebutuhan tersebut berbanding lurus dengan volume
udara inspirasi dan ekspirasi biasa kecuali dalam keadaan tertentu saat konsentrasi
oksigen udara inspirasi berkurang atau karena sebab lain, misalnya konsentrasi
hemoglobin darah berkurang.Oksigen yang dibutuhkan berdifusi masuk ke darah dalam
kapiler darah yang menyelubungi alveolus. Selanjutnya, sebagian besar oksigen diikat
oleh zat warna darah atau pigmen darah (hemoglobin) untuk diangkut ke sel-sel jaringan
tubuh. Hemoglobin yang terdapat dalam butir darah merah atau eritrosit ini tersusun
oleh senyawa hemin atau hematin yang mengandung unsur besi dan globin yang
berupa protein. Secara sederhana, pengikatan oksigen oleh hemoglobin dapat
diperlihat-kan menurut persamaan reaksi bolak-balik berikut ini.13
Hb4 + O2 4 Hb O2 (oksihemoglobin) berwarna merah jernih
Reaksi di atas dipengaruhi oleh kadar O2, kadar CO2, tekanan O2 (PO2),
perbedaan kadar O2 dalam jaringan, dan kadar O2 di udara. Proses difusi oksigen ke
dalam arteri demikian juga difusi CO2 dari arteri dipengaruhi oleh tekanan O2 dalam
udara inspirasi. Tekanan seluruh udara lingkungan sekitar 1 atmosfir atau 760 mm Hg,
sedangkan tekanan O2 di lingkungan sekitar 160 mm Hg. Tekanan oksigen di
lingkungan lebih tinggi daripada dalam alveolus paru dan arteri yang hanya 104 mm Hg.
Sehingga, oksigen dapat masuk ke paru secara difusi. Dari paru, O2 akan mengalir
lewat vena pulmonalis yang tekanan O2 nya 104 mm; menuju ke jantung. Dari jantung
O2 mengalir lewat arteri sistemik yang tekanan O2 nya 104 mm hg menuju ke jaringan
tubuh yang tekanan O2 nya 0-40 mm hg. Di jaringan, O2 ini akan dipergunakan. Dari
jaringan CO2 akan mengalir lewat vena sistemik ke jantung. Tekanan CO2 di jaringan di
atas 45 mm hg, lebih tinggi dibandingkan vena sistemik yang hanya 45 mm Hg. Dari
jantung, CO2 mengalir lewat arteri pulmonalis yang tekanan O2 nya sama yaitu 45 mm
hg. Dari arteri pulmonalis CO2 masuk ke paru-paru lalu dilepaskan ke udara bebas.
Setiap 100 mm3 darah dengan tekanan oksigen 100 mm Hg dapat mengangkut 19 cc
oksigen. Bila tekanan oksigen hanya 40 mm Hg maka hanya ada sekitar 12 cc oksigen
yang bertahan dalam darah vena. Dengan demikian kemampuan hemoglobin untuk
mengikat oksigen adalah 7 cc per 100 mm3 darah.13
2.3.4
dari jumlah oksigen terikat pada hemoglobin, terhadap kapasitas hemoglobin membawa
oksigen. Kapasitas membawa oksigen ini ditentukan dengan jumlah hemoglobin yang
ada dalam darah. Jumlah oksigen yang terikat pada hemoglobin pada suatu waktu
tergantung pada, sebagian besar, tekanan parsial dari oksigen pada mana hemoglobin
terekspos.11
Dalam kapiler alveoli permukaan paru, tekanan parsial oksigen umumnya tinggi,
sehingga oksigen mudah terikat pada hemoglobin yang ada. Dengan sirkulasi darah ke
jaringan tubuh yang lain dimana tekanan parsial oksigen lebih kecil, hemoglobin
melepas oksigen ke jaringan karena hemoglobin tidak dapat mempertahankan kapasitas
penuhnya terhadap oksigen dengan tekanan parsial oksigen yang lebih rendah.11
Bila oksigen telah berdifusi dari alveoli ke dalam darah paru, oksigen terutama
ditranspor dalam bentuk gabungan dengan hemoglobin ke kapiler jaringan, dimana
oksigen dilepaskan untuk digunakan oleh sel. Adanya hemoglobin di dalam sel darah
merah memungkinkan darah untuk mengangkut 30 sampai 100 kali jumlah oksigen yang
dapat ditranspor dalam bentuk oksigen terlarut di dalam cairan darah (plasma).1
Dalam sel jaringan, oksigen bereaksi dengan berbagai bahan makanan untuk
membentuk sejumlah besar karbon dioksida. Karbon dioksida ini masuk ke dalam
kapiler jaringan dan ditranspor kembali ke paru. Seperti oksigen, karbon dioksida
bergabung dengan bahan-bahan kimia dalam darah yang meningkatkan transportasi
karbon dioksida 15-20 kali lipat.1
Gas dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan cara difusi, dan
pergerakan ini disebabkan oleh perbedaan tekanan dari tempat pertama ke tempat yang
lain. Sehingga oksigen berdifusi dari alveoli ke darah kapiler paru karena tekanan
oksigen (PO2) dalam alveoli lebih besar daripada PO2 dalam darah paru. Kemudian,
dalam jaringan, PO2 yang sangat tinggi dalam darah kapiler menyebabkan oksigen
berdifusi ke dalam sel.1
Sebaliknya, bila oksigen dimetabolisme dalam sel untuk membentuk karbon
dioksida, tekanan karbon dioksida (PCO2) meningkat ke nilai yang tinggi, sehingga
karbon dioksida berdifusi ke dalam kapiler jaringan. Demikian pula, karbon dioksida
berdifusi keluar dari darah memasuki alveoli karena PCO 2 dalam darah kapiler paru
lebih besar daripada dalam alveoli.1
Pada dasarnya, transpor oksigen dan karbon dioksida oleh darah bergantung
pada difusi keduanya dan aliran darah. Untuk itu perlu dipertimbangkan faktor-faktor
kuantitatif yang berperan pada efek ini.1
PO2 dalam alveolus rata-rata 104 mmHg, sedangkan PO2 darah vena yang
masuk kapiler rata-rata hanya 40 mmHg karena sejumlah besar oksigen dikeluarkan
dari darah ini setelah melalui seluruh jaringan perifer. Oleh karena itu, perbedaan
tekanan awal yang menyebabkan oksigen berdifusi ke dalam paru adalah 104-40, atau
64
mmHg.
Peningkatan
PO2
yang
cepat
sewaktu
darah
melewati
kapiler
Juga, karena peningkatan curah jantung, waktu menetapnya darah dalam kapiler sangat
berkurang menjadi kurang dari setengah normal, walaupun pada kenyataannya kapiler
yang terbuka bertambah. Oksigenasi darah dapat bertahan karena dua alasan tersebut.
Namun karena ada suatu faktor pengaman yang besar untuk difusi oksigen melalui
membran paru, darah tersebut hampir sepenuhnya dijenuhkan dengan oksigen ketika
meninggalkan kapiler paru. Alasannya adalah sebagai berikut :2
1. Pertama, bahwa kapasitas difusi oksigen meningkat kira-kira hampir tiga kali lipat
selama kerja, hasil ini terutama akibat meningkatnya daerah permukaan kapiler yang
berperan dalam difusi, tetapi juga dari rasio ventilasi-perfusi yang semakin
mendekati ideal di bagian atas paru.
2. Kedua, bahwa selama aliran darah paru normal, darah hampir menjadi tersaturasi
dengan oksigen melalui sepertiga kapiler paru, dan ada sedikit penambahan oksigen
yang masuk ke dalam darah selama dua pertiga akhir dari perpindahannya. Dengan
ini pada keadaan normal, darah tinggal dalam kapiler paru kira-kira tiga kali lebih
lama dari yang diperlukan untuk oksigenasi penuh. Oleh karena itu, waktu latihan,
walaupun darah hanya sebentar saja berada dalam kapiler, tetapi darah masih dapat
teroksigenasi penuh atau hampir penuh.