Anda di halaman 1dari 46

BIOKIMIA

RESPIRASI

dr. Leonita Budi Utami

SISTEM RESPIRASI

Fungsi primer: mengambil o2 untuk diberikan kepada


sel dan mengambil co2 yang dihasilkan oleh sel

Pernapasan (respirasi) mencakup pertukaran antara


dua gas yaitu o2 dan co2, yang berlangsung antara tubuh
dengan lingkungannya.

PERTUKARAN GAS

Respirasi eksternal:
- pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan eksternal dengan sel
- secara efisien disebabkan karena alveoli dan
kapiler mempunyai dinding yang sangat tipis

Respirasi Internal:
- terjadi pada level jaringan
- terjadi pertukaran O2 dan CO2 antara plasma dan
jaringan

Respirasi intraselular: menggunakan O2 untuk menghasilka ATP dan menghasilkan


CO2

Terjadi dengan mekanisme simple difussion berdasarkan perbedaan tekanan


parsial

PERTUKARAN GAS DI PARU-PARU

TRANSPORT OKSIGEN (O2)

Transpor t oksigen dari udara dalam atmosfir sampai masuk


Ke dalam sel, berlangsung dalam 5 tahap, yaitu :
1. Dari atmosfir ke alveoli
2. Dari alveoli masuk ke pembuluh darah
3. Peredaran oksigen dalam darah
4. Dari darah masuk ke dalam cairan interstitial
5. Dari cairan interstitial masuk ke dalam sel

TAHAP I
Oksigen dalam atmosfir masuk ke dalam paru-paru pada

waktu kita menarik napas


Tekanan parsial oksigen dalam atmosfir ialah 159 mmhg
Dalam alveoli, komposisi udara berbeda dgn komposisi
udara atmosfir
Tekanan parsial O2 di dalam alveoli ialah 105 mmhg

TAHAP II
Darah mengalir dari jantung menuju ke paru-paru untuk mengambil o2 di
alveoli.
Dalam darah ini terdapat o2 yg mempunyai tekanan parsial 40 mmhg
Karena adanya perbedaan tekanan parsial ini, apabila darah tiba pada
pembuluh kapiler yg berhubungan dgn membran alveoli, maka o2 yg
berada alveoli dapat berdifusi masuk ke dlm pembuluh darah kapiler.
Setelah terjadinya proses difusi, tekanan parsial oksigen dalam pembuluh
darah menjadi 100 mmhg

TAHAP III
Oksigen yg berada dlm pembuluh darah diedarkan ke
seluruh tubuh
Ada 2 mekanisme peredaran oksigen dalam darah :
1. Oksigen larut dlm plasma darah (98,5%)
2. Oksigen terikat pada Hb Dlm sel darah (1,5%)
Sebagian besar oksigen dalam darah diedarkan dgn
mekanisme yg ke-2

Apabila Hb jenuh dgn O2 ,


4 mol O2 diikat oleh 1 mol Hb

Hb

+ 4O2

HbO8
oxyhaemoglobin

Jumlah O2 yg diangkut ke jaringan2 tergantung


pada :
* Jumlah Hb Dalam darah
* Jumlah darah yg diangkut
* Derajat kejenuhan Hb

Pada jaringan atau sel, dimana pO 2 sangat rendah, Hb dapat


melepaskan hampir semua O 2 yg diikatnya dan memberikan
kepada sel untuk reaksi metabolisme.

pCO2 berperan dlm proses pelepasan O 2 ke dalam sel


dalam sel terjadi reaksi metabolisme yg menghasilkan CO 2,

Bila pCO2 > dari pO2 berarti % CO2 lebih besar dan pH lebih
rendah. pada pH lebih rendah, afinitas Hb terhadap O 2
sehingga mempermudah terlepasnya O 2 dari Hb.

TAHAP IV
Sebelum sampai pada sel yg membutuhkan, oksigen dibawa

melalui cairan interstitial terlebih dahulu.


Tekanan parsial O2 dalam cairan interstitial atau cairan antar sel
adalah 20 mmhg.
Perbedaan tekanan parsial oksigen dalam pembuluh arteri (100
mmhg) dgn tekanan parsial O2 dlm cairan interstitial (20 mmhg)
menyebabkan terjadinya difusi oksigen yg cepat dari pembuluh
darah ke dalam cairan interstitial

TAHAP V

Tekanan parsial O2 dlm sel antara 0 20 mmhg.

Oksigen dari cairan interstitial berdifusi masuk ke dalam sel.


Dalam sel, O2 digunakan untuk reaksi metabolisme, yaitu
reaksi oksidasi senyawa yg berasal dari makanan (karbohidrat,
lemak & protein) menghasilkan H2O, CO2 dan energi

TRANSPOR KARBONDIOKSIDA (CO2)


CO2 dihasilkan dari reaksi oksidasi dalam sel
Pada proses oksidasi digunakan banyak O2 dan dihasilkan
CO2 dlm jumlah banyak
Oleh karena itu, tekanan parsial CO2 dalam sel cukup tinggi, yaitu
70 mmHg.
Tekanan parsial CO2 dlm cairan interstitial 60 mmHg, dan dalam pembuluh
darah vena 46 mmHg.
Perbedaan tekanan yg cukup besar ini mengakibatkan terjadinya difusi CO2
keluar dari sel, masuk ke cairan interstitial dan kemudian masuk ke dlm
pembuluh darah vena untuk diangkut ke paru-paru dan dilepaskan dari
pembuluh darah ke alveoli

Hanya sekitar 5 % dari seluruh CO2 diangkut oleh darah dgn cara melarut dlm
plasma, 95% berdifusi ke dalam eritrosit
Ada 2 mekanisme transpor CO2 oleh eritrosit :
1. Bergabung dgn Hb membentuk karbaminhemoglobin (20%)
2. Bereaksi dgn air membentuk asam karbonat (75%)
Dalam plasma CO2 larut dan membentuk asam karbonat (H2CO3)
yg terurai menjadi ion HCO3 - dan ion H+
Reaksi pembentukan H2CO3 dlm plasma relatif lambat, maka
hanya sedikit yg diangkut dgn cara ini.

Pembentukan H2CO3 Juga berlangsung dlm eritrosit


Dengan adanya enzim karbonat anhidrase, maka reaksi
pembentukan H2CO3 dalam eritrosit berlangsung dgn
cepat. Maka, jumlah CO2 yg dapat diangkut oleh darah dg
cara ini besar sekali
Transpor CO2 yg lain adalah dgn pembentukan
karbaminhemoglobin (Hb-CO2). molekul CO2 dlm reaksi ini
diikat pada gugus NH dan membentuk COOH.
Hb NH + CO2
Hemoglobin

Hb NH COOH
karbaminhemoglobin

Transpor CO2 dg cara pembentukan ion H2CO3 dan Hb-CO2


berkaitan dgn transpor O2 sebagai oksihemoglobin.
dalam pembuluh kapiler yg tdp pada jaringan
berlangsung reaksi pelepasan O2 yg digunakan oleh sel
dan pengangkutan CO2 keluar sel yg berdifusi ke dlm
pembuluh darah vena.
dalam plasma terjadi reaksi :
CO2 + H2O

H2CO3

REAKSI INI BERJALAN LAMBAT.

H+ + HCO3-

Disamping itu, CO2 juga masuk ke dalam sel, dgn reaksi :


CO2 + H2O
CA

H2CO3

CO2 + HbO2 -

Hb CO2 - + O2

H + + Hb O2 -

Hb + O2

H+ + HCO3 -

(1)

(2)
(3)

Co2 membentuk asam karbonat dgn cepat dgn bantuan enzim karbonat anhidrase
(CA) sehingga dihasilkan ion H + dan HCO3 + dlm jumlah banyak
CO2 juga bereaksi dgn Oksi-Hb membentuk Hb-CO2 dan O2
Agar pH dlm sel darah tidak menjadi rendah, maka ion H + segera bereaksi
dengan Oksi-Hb menghasilkan Hb dan O2.

oksigen segera diterima & digunakan oleh sel jaringan

ion hco3- yg banyak terdapat dalam sel darah berdifusi keluar dari
sel dan tinggal dalam plasma. sebagai gantinya, ion Cl - yg terdapat
dlm plasma masuk ke dalam sel, proses ini disebut chloride shift.
ion K + yg terdapat dalam sel darah dan ion Na + yang terdapat dlm
plasma tidak mengalami perpindahan.
jadi, berdasarkan reaksi-reaksi di atas, CO2 diangkut dari sel
menuju paru-paru sebagai ion HCO3-. dari ion-ion inilah CO2
dilepaskan ke dalam alveoli

Pada pembuluh darah vena yg berada pd dinding alveoli, tjd proses


pelepasan CO2 dan proses penerimaan O2 sbb :
O2 + H Hb
O2 + Hb CO2 H + + HCO3 -

Hb O2 - + H+
Hb O2 - + CO2
H2CO3

H2O + CO2

(4)
(5)
(6)

O2 yg masuk ke dalam darah dari alveoli bereaksi dgn Hb membentuk


Oksi-Hb dan ion H+
O2 juga bereaksi dgn HbCO2 - menghasilkan HbO2 - dan CO2
selanjutnya ion H+ yg tjd bereaksi dgn ion HCO3- membentuk H2CO3 yg dgn
cepat terurai mjd H2O dan CO2

Ion HCO3 - yg diangkut dlm plasma masuk ke dalam sel darah dan
bereaksi dg ion H +
untuk mengimbangi kekurangan ion negatif dlm plasma, maka ion
Cl - keluar lagi dari dalam sel darah dan masuk ke dalam plasma.
proses ini juga disebut chlorida shift jadi:
pada pembuluh kapiler dekat sel jaringan : ion HCO3 - keluar dari
eritrosit masuk ke dlm plasma dan ion Cl - dalam plasma masuk ke
dlm eritrosit
pada pembuluh kapiler dekat alveoli : ion HCO3 - dari plasma masuk
ke dlm sel dan ion Cl - keluar lagi dari eritrosit dan kembali ke dalam
plasma

darah yg telah melepaskan CO2 dan menerima O2 beredar lagi ke


sel jaringan

ELIMINASI CO2
Adanya CO2 merupakan respon terhadap H+
yg dihasilkan dari proses metabolisme.
Sistem respirasi merupakan salah satu
organ penting dalam mengontrol H+

PADA RESPIRASI FISIOLOGIS:

Tek. Parsial CO2 arteri (PaCO2) adalah


proporsional terhadap vantilasi alveolar
(jika ventilasi alveolar turun PaCO2
naik).
Perubahan sedikit pada ventilasi
efek pd konsentrasi H+ dan pH

Kenaikan PCO2 1 kilopascal (kPa)


Menghasilkan kenaikan konsentrasi H+
sebesar 5,5 nml/l penurunan pH plasma
dari 7,4 mj 7,34

Mekanisme tubuh untuk menjaga agar pH


plasma dalam kondisi normal :

Melalui sistem buffer darah dan jaringan


Ekskresi CO2 oleh paru-paru dan ekskresi

H+ oleh ginjal
Regenerasi HCO3- oleh ginjal

PERAN GINJAL TERHADAP


BIKARBONAT DAN H+ :
Ginjal tdk hanya mensekresi H+ tetapi juga
regenerasi ion bikarbonat
Ginjal berperan dalam keseimbangan asam basa

REGENERASI BIKARBONAT

Ion bikarbonat secara bebas difiltrasi oleh


glomerulus
Konsentrasi bikarbonat dalam lumen tubulus
ekuivalen dg plasma
Bila bikarbonat tdk direabsorbsi deplesi
kapasitas buffer plasma

PROSES REABSORBSI BIKARBONAT TERJADI DI


TUBULUS PROKSIMAL:
1.
2.

3.

Filter Bikarbonat bergabung dg H+ yg


disekresi asam karbonat
Kemudian asam karbonat berdisosiasi
menjadi CO2 dan H2O (dikatalisis oleh
carbonik anhidrase)
CO2 sel tubulus

DI DALAM SEL TUBULUS:

1.

2.
3.
4.
5.

CO2 bergabung dg air (oleh enzim carbonic


anhidrase) asam karbonat
Asam karbonat mengalami disosiasi
bikarbonat dan H+
Bikarbonat darah
H+ kembali ke lumen tubulus berganti dg Na+
Pd individu normal, filter bikarbonat akan
direbsorbsi

EKSKRESI ION HIDROGEN:

H+ secara aktif disekresi di tubulus


proksimal dan tubulus distal (diperlukan
ATP)
Maksimum H+ yg disekresi: 0,025mmol/l
(pH 4,6).
Buffer predominan dlm urin: fosfat (H2PO4)
dan ammonia(NH3)
Pada saat H+ disekresi maka Na+ masuk ke
dalam sel tubulus, energi untuk proses ini
Na+/K+ATPase

EKSKRESI ION HIDROGEN:

Ammonia dihasilkan oleh sel tubulus


melalui aksi enzim glutaminase dari asam
amino glutamin.
Enzim glutaminase berfungsi secara
optimal padaph asam dari pd pH normal
Ammonia masuk ke dalam sel tubulus
Ammonia bergabung dg H+ ion
ammonium
Ion ammonium urin

Penyangga (Buffer)
Empat penyangga utama tubuh yang
membantu memelihara pH agar tetap
konstan adalah:
Sistem penyangga bikarbonat/asam
bikarbonat (NaHCO3 dan H2CO3)
Sistem penyangga binatrium/ mononatrium
fosfat (Na2HPO4 dan NaH2PO4)
Sistem penyangga dlm eritrosit (HbO2- dan
HHbO2)
Sistem penyangga protein (Pr- dan HPr)

Keseimbangan Asam-Basa
Agar reaksi kimia dapat berjalan lancar pH darah harus
dipertahankan dalam kisaran 7.35 -7.45
Untuk mempertahankan kisaran pH tersebut maka
berperan
- system buffer (beraksi dlm beberapa detik)
- respirasi (beraksi dlm 1-3 menit)
- ginjal (beraksi dlm jam sampai hari)
* Jika pH darah berada di bawah 7, 35 (acidemia)
acidosis
* Jika pH darah berada di atas 7, 45 (alkalidemia)
alkalosis

Gangguan Keseimbangan Asam Basa

Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk


mengendalikan keseimbangan asam-basa
darah:
1. Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal,
sebagian besar dalam bentuk amonia.
2. Tubuh menggunakan penyangga pH
(buffer) dalam darah sebagai pelindung
terhadap perubahan yang terjadi secara
tiba-tiba dalam pH darah.
3. Pembuangan karbondioksida.

Sebab gangguan keseimbangan


asam basa

Asidosis respiratorik
Asisdosis metabolik
Alkalosis respiratorik
Alkalosis metabolik

Daftar Pustaka
1 Hall E. Guyton & Hall Buku Saku Fisiologi Kedokteran:
Transport Oksigen dan Karbon Dioksida dalam Darah dan
Cairan Jaringan. 11thed. Jakarta: EGC;2007. P. 316-21.
2 Barret KE, Barman SM, Boitano S, Brooks HL. Ganongs
Review of Medical Physiology: Gas Transport & pH dalam
Paru. 23rded. United States: Mc Graw Hill;2010. P. 609-13.
3 Sherwood L. Human Physiology: The Respiratory System.
7thed. Canada: Brooks/Cole; 2010. p.490-7.
4 Tortora GJ. Prinsiples of Anatomy and Physiology:
Transport Oksigen and Carbon Dioxide. 12thed. Vol.2.
United States: Wiley;2009. P. 900-5
5 Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia Kedokteran
Dasar: Struktur Protein. Jakarta: EGC;2000. P.86-7

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai