Anda di halaman 1dari 5

Pertukaran Gas

Pertukaran gas di tingkat kapiler paru dan kapiler jaringan berlangsung


secara difusi pasif menuruni gradien tekanan parsial.

Tekanan Parsial adalah tekanan adalah tekanan yang


ditimbulkan secara independen oleh tiap- tiap gas dalam
suatu campuran gas. Tekanan parsial dilambangkan
dengan Pgas. Pada udara atmosfer tekanan
udaranya adalah 760 mmHg, yang
tersusun oleh sebagian besar N2, O2, dan sebagian
kecil gas-gas lain seperti CO2, Ar, H2O, Kr, dll yang
hamper dapat diabaikan. Jadi tekanan parsial O2 (PO2)
dalam atmosfer normal sekitar 160 mmHg, sementara untuk
(PCO2) dalam atmosfer sebesar 0.23 mmHg
dan hamper dapat diabaikan.

Gradien Tekanan Parsial adalah


suatu perbedaan dalam tekanan parsial antara darah kapiler dan struktur
sekitarnya.

Komposisi udara pada alveoulus berbeda dengan komposisi udara pada


atmosfer, Hal ini dapat terjadi dikarenakan oleh 2 Hal, yaitu :

1. Udara atmosfer terpajan ke saluran pernafasan yang lembab,


sehingga menyebabkan udara tersebut jenuh dengan H2O
2. Udara segar yang masuk, bercampur dengan sejumlah besar udara
lama yang tersisa di paru-paru dan ruang mati pada akhir ekspirasi

Akibatnya, PO2 dalam alveolus adalah 100 mmHg dan P CO2 dalam Alveolus
adalah 40 mmHg
Terdapat beberapa faktor diluar gradien tekanan parsial yang
dapat
memengaruhi
kecepatan

perpindahan
gas,
Faktor-faktor tersebut adalah

Luas
Permukaan : Laju pertukaran gas berbanding lurus dengan luas
permukaan tempat pertukaran gas tersebut
Ketebalan : Bertambahnya ketebalan sawas yang memisahkan
antara udara dan paru, kecepatan pemindahan gas berkurang
Konstanta Difusi : Konstanta difusi adalah suatu konstanta yang
berkaitan dengan kelarutan gas tertentu di jaringan paru dan
dengan berat molekulnya. CO2 memiliki konstanta difusi 20x lipad
dari O2, sehingga CO2 20x lipat lebih mudah larut dalam darah
daripada O2 dan juga CO2 menembus sawar pernfasan lebih cepat
20x lipa dari O2. Perbedaan konstanta difusi ini dapat mengimbangi
perbedaan gradient tekanan parsial antara O2 dan CO2.

Transpor Gas
O2 harus diangkut oleh darah dari paru ke jaringan, begitu juga CO 2 yang
harus diangkut dari jaringan ke paru oleh darah.

O2 terdapat dalam darah dengan dua bentuk, yaitu :


Larut secara fisik (1,5%) : O2 dalam bentuk ini sangat sedikit, karena
O2 kurang larut dalam cairan tubuh. Jumlah yang larut ini
berbanding lurus dengan PO2.
Larut dalam Hemoglobin ( 98.5%) : O2 dalam bentuk ini terikat
dengan Hemoglobin. Hemoglobin dapat berkombinasi reversible
dengan O2. Apabila tidak berikatan dengan O2 maka disebut
deoksihemoglobin, sementara yang berikatan dengan O 2 disebut
Oksihemoglobin (HbO2).
Hemoglobin terdiri atas heme dan globin. Heme memiliki 4 atom
besi yang masing masing berikatan dengan 1 molekul O 2.
Hemoglobin dianggap jenuh apabila semua Hb yang ada membawa
O2 secara maksimal. Persen saturasi Hemoglobin (%Hb) merupakan
suatu ukuran seberapa banyak Hb yang berikatan dengan O 2. Faktor
terpenting dari %Hb adalah PO2 darah. Peristiwa ini dapat didasari
oleh hokum aksi massa dimana jika konsentrasi satu bahan dalam
suatu reaksi reversible meningkat, reaksi terdorong kearah produk.
Dengan reaksi [Hb + O2 HbO2], saat PO2 darah meningkat, maka
reaksi akan terdorong kearah pembentukan oksihemoglobin.
Namun, hubungan antara PO2 dan % Hb
tidak linear, melainkan hubungannya

dapat digambarkan
dalam kurva disosiasi
(saturasi) Hb-O2
Faktor-faktor lain selain PO2 dapat memengaruhi %Hb, dapat memengaruhi
afinitas atau kekuatan ikatan sehingga dapat menggeser kurva O 2-Hb.
Faktor-faktor ini adalah :
CO2 : Peningkatan PCO2 menggeser kurva ke kanan, karena adanya
CO2 tambahan dalam darah dapat menurunkan afinitas Hb terhadap
O2
pH Asam : Penurunan pH (pH menjadi Asam) menggeser kurva ke
kanan.
Suhu : Peningkatan suhu dapat menggeser kurva ke kanan
2,3-bifosfogliserat (2.3-BPG) : 2,3-BPG diproduksi sewaktu sel darah
merah melakukan metabolism. Konstituen eritrosit ini dapat
berikatan secara reversible dengan Hb dan mengurangi afinitasnya
terhadap O2, oleh karena itu peningkatan dari 2,3-BPG menggeser
Kurva O2-Hb ke Kanan

CO2 terdapat dalam darah dengan 3 bentuk, yaitu :


Larut secara fisik (10%)
Terikat Hb (30%) : CO2 yang terikat dengan Hb membentuk
karbominohemoglobin (HbCO2). CO2 disini berikatan dengan bagian
globin
Sebagai bikarbonat (HCO3-) (60%) : Pembentukan bikarbonat melalui
reaksi
CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3-
Reaksi ini berjalan lambar di plasma, tetapi sangat cepat di dalam
eritrosit karena dikatalis oleh enzim bikarbonat anhydrase. Dengan
pengaruh bikarbonat anhydrase, reaksi menjadi
CO2 + H2O H+ + HCO3-
Hemoglobin berikatan dengan sebagian besar H + yang
terbentuk dalam
eritrosit.

Pembebasan O2 meningkatkan ketersediaan Hb untuk menyerap CO2 dan


H+ yang dihasilkan oleh CO2. Ini dikenal sebagai efek Haldane. Apabila H +
tidak diikat oleh Hb maka darah vena akan menjadi lebih asam dari darah
arteri.

Anda mungkin juga menyukai