Anda di halaman 1dari 1

EFEK BOHR

Efek Bohr adalah peningkatan ion Hidrogen dan Karbondioksida yang akan menurunkan afinitas O2
terhadap hemoglobin. Pada garis vertikal adalah oxyhemoglobin atau gabungan atau sebagian besar
O2 antara oksigen dan hemoglobin yang ada di darah. Pada garis horisontal adalah pO2 merupakan
tekanan oksigen atau seberapa banyak O2 yang terlarut dalam plasma. Ciri khas dari Efek bohr ini
adalah kurvanya akan bergeser ke kanan. Prinsip efek Bohr adalah O2 akan lebih sulit mengikat
hemoglobin, jadi untuk kurva yang warna merah pada awalnya dia lebih lambat naiknya karena
sedikit sekali O2 yang terikat dengan hemoglobin, tapi setelah konsentrasi O2 cukup ningkat dia juga
akan naik keatas dengan mengikat hemoglobin, jadi dia tetap mengikat hemoglobin tapi mulainya
lebih lambat karena banyak CO2 dan H+. Kalau kita lihat keseluruhan kurva akan bergeser kearah
kanan, kondisi tinggi CO2 dan H+ itu tidak terlalu penting bagi Paru” karena hal itu memang sudah
menjadi tugasnya, tapi bagi organ yang membutuhkan O2 ini sangat penting karena dia punya
banyak CO2 dan H+ yang harus diganti, disini pH rendah terjadi karena protonnya tinggi, jadi kalau
proton tinggi otomatis pH rendah. Jadi di bagian yang butuh O2 kita bisa menambahkan sebuah titik
kita taruh pada tingkat O2 yang sama baru kita Tarik garis dari sini, ini adalah jumlah total
pengangkutan O2 dengan efek Bohr, sedangkan yang garis hitam merupakan jumlah pengangkutan
O2 tanpa efek Bohr, jadi itulah efek bohr dan efeknya dalam membantu mengangkut oksigen ke
jaringan kita.

EFEK HALDANE

Efek haldane menggambarkan fenomena dimana pengikatan oksigen dengan hemoglobin akan
mendorong pelepasan karbondioksida. Pada efek Haldane, afinitas Hb lebih kuat mengikat O2.
Contoh kejadiannya di alveolus dan pembuluh darah. Alveolus kan punya banyak O2, nah disitu
darah yang ada di kapiler pembuluh darah cenderung mengikat O2 yang dari alveolus tadi dan
kemudian diedarkan ke pembuluh darah. Di bagian horizontal pada grafik itu merupakan tekanan
CO2 nya, sedangkan yang vertikal itu adalah kandungan jumlah CO2 dalam darah. Kalo pada grafik,
proses disosiasi CO2 terjadi apabila di dalam jaringan PO2 = 40 mmHg sedangkan dalam alveolar PO2
= 100 mmHg. Efek Haldane kurva bergeser ke kiri, karna oksigennya lebih tinggi daripada yang
seharusnya. jadi garis putus-putusnya itu ada di atas kurva yang normal. kalau sudah sampai batas
maksimumnya, yaitu 100 mmHg saturasi oksigen ga bisa meningkat lebih tinggi lagi seperti awal.
Karena O2 lagi tinggi, otomatis kebalikannya afinitas terhadap CO2 nya. Jadi P CO2 nya turun. Nah,
karena kadar CO2 dalam darahnya turun, maka pH darah akan meningkat jadi basa, karna kan CO2
sifatnya asam. Temperaturnya turun karena sedikit terjadi metabolisme.

Anda mungkin juga menyukai