PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
B.RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana hubungan keperawatan dengan praktik dan riset perkembangan
keperawatan ?
C.TUJUAN
1. untuk mengetahui hubungan keperawatan dengan praktik dan riset perkembangan
keperawatan.
2
BAB II
LANDASAN MATERI
3
Pertama, karya ilmiah yang dipublikasikan. Publikasi ini umumnya dilakukan dalam
pertemuan-pertemuan ilmiah atau melalui media seperti buku, jurnal, monografi,
prosiding. Karya ilmiah yang dipublikasikan diantaranya adalah artikel ilmiah, makalah,
jurnal, poster hasil penelitian, dan buku.
Kedua, karya ilmiah yang tidak dipublikasikan. Tidak dipublikasikan artinya hanya dapat
ditemukan dalam kalangan-kalangan tertentu, misalnya hanya didokumentasikan di
perpustakaan. Karya ilmiah jenis ini seperti penelitian baik oleh dosen atau mahasiswa,
laporan kegiatan mahasiswa, atau tugas akhir mahasiswa.
Kita bisa melakukan riset keperawatan dengan baik jika memiliki 2 hal, yaitu:
Pertama, penguasaan terhadap pokok-pokok metode riset keperawatan; Kedua,
pemahaman terhadap alur penelitian. Kedua hal diatas dapat kita miliki dengan cara
belajar dan berbagi dengan siapapun.
4
masyarakat terhadap mutu asuhan dan mencari cara terbaik untuk meningkatkan mutu
asuhan tersebut. Landasan riset yang mantap akan memberikan fakta (evidence) tentang
tindakan keperawatan yang efektif dalam meningkatkan hasil asuhan pada pasien. Riset
keperawatan yang merupakan penelitian terapan sangat bermanfaat untuk menyelesaikan
masalah keperawatan yang selanjutnya dapat meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan
keperawatan.
Riset keperawatan juga sangat berguna untuk mengevaluasi mutu layanan dan
asuhan keperawatan, khususnya dalam suatu program pengendalian/peningkatan mutu
yang menjamin mutu pelayanan/asuhan.
Riset keperawatan tidak dapat dilepasakan dari elemen keperawatan lain secara
menyeluruh. Konsep-konsep yang terkait dengan riset keperawatan digambarkan dalam
satu rentang dari dunia empirik yang konkrit sampai filosofi keperawatan yang bersifat
sangat abstrak, dan sebaliknya.
Keterkaitan riset keperawatan dengan dunia keperawatan (sumber Burns &
Grove, 1993)terlihat komponen keperawatan dalam rentang yang meliputi pemikiran dari
konkrit hingga abstrak atau sebaliknya, dunia empirik (praktik keperawatan), uji realitas
(riset), proses berfikir abstrak, ilmu, teori, pengetahuan dan fisolofi. Pemikiran tentang
keperawatan berkembang sepanjang rentang dari konkrit keabstrak yang menunjukkan
bahwa pemikiran tentang keperawatan dapat berkembang baik dari konkrit keabstrak
maupun dari abstrak ke konkrit. Pemikiran yang konkrit (concrete thinking) berorientasi
pada sesuatu yang dapat disentuh atau peristiwa yang dapat diamati dan dialami dalam
kehidupan nyata. Jadi fokus pemikiran konkrit adalah kejadian langsung yang dibatasi
oleh waktu dan ruang. Penyelesaian masalah dianggap sesuatu yang penting hanya jika
dapat memberikan pengaruh secara langsung.
Pemikiran abstrak menurut Burns & Grove (1993) berorientasi pada
pengembangan ide tanpa penerapan atau hubungan dengan hal tertentu, tetapi cenderung
mencari arti, pola, hubungan dan implikasi yang bersifat filosofis. Tiga proses berpikir
5
yang penting adalah introspeksi, intuisi dan pembenaran. Proses berpikir ini digunakan
dalam praktik keperawatan, mengembangkan danmengevaluasi teori, mengkritik dan
menggunakan teemuan ilmiah, merencanakan dan mengimplementasikan penelitian dan
membangun ilmu pengetahuan (body of knowledge).
Berbeda dengan pemikiran konkrit, pemikiran abstrak tidak dibatasi oleh waktu
dan ruang, dalam kata lain bebas waktu dan ruang. Ilmu dan teori adalah dua hal yang
berbeda tetapi merupakan konsep yang tergantung dan terkait dengan proses berpikir
abstrak. Ilmu adalah tubuh ilmu pengetahuan (body of knowledge) yang terdiri dari
temuan penelitian dan teori yang telah diuji untuk suatu disiplin. Jadi, ilmu terdiri dari
suatu proses (metode ilmiah) dan produk (kumpulan/tubuh ilmu pengetahuan). Ilmu
keperawatan secara bertahap berkembang melalui metode penelitian kuantitatif dan
kualitatif. Sedangkan teori adalah suatu cara untuk menjelaskan beberapa elemen dari
dunia empirik. Teori dikembangkan dan diuji melalui penelitian dan setelah diuji,
berkembang menjadi bagian dari ilmu. Filosofi keperawatan, antara lain perspektif
holistik dan pentingnya kualitas hidup sangat berpengaruh dalam penelitian yang
dilakukan dan pengetahuan yang dikembangkan pada suatu disiplin.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian keperawatan tidak dapat
dipisahkan dari komponen keperawatan lainnya tetapi saling mempengaruhi sehingga
memungkinkan berkenbangnya ilmu pengetahuan keperawatan. Untuk lebih jelasnya
pada bagian berikut ini akan diuraikan tentang hubungan antara teori, praktik dan riset
keperawatan.
6
Sebaliknya, praktik keperawatan sering memberikan suatu penghayatan tentang
fenomena dan mengungkapkan kesenjangan yang terdapat dalam teori. Praktik
keperawatan dapat memberikan ide, pengamatan dan substansi, yang diperlukan ilmuan
keperawatan untuk merumuskan pernyataan hubungan (relational statement) yang
memungkinkan berkembangnya suatu teori baru atau memvaliditasi dari bangunan teori
yang sudah ada.
Komponen riset dalam hubungannya dengan teori dan praktik berperan
memvaliditasi kemampuan teori untuk menguraikan, menjelaskan, memprediksi dan
mengendalikan fenomena. Melalui riset perawat dapat menetapkan apakah suatu teori
mampu untuk melakukan suatu kegiatan tersebut sehingga bermanfaat dalam membuat
keputusan. Hubungan ini bersifat timbal balik, karena riset tidak hannya mempengaruhi
pengembangan teori, tetapi teori juga mempengaruhi desain riset dengan menentukan
variable yang perlu diteliti tentang masalah tertentu. Selanjutnya, temuan riset yang
dihasilkan dikembalikan pada tatanan praktik untuk diintegrasikan dalam prkatik
keperawatan, Dapat disimpulkan bahwa hubungan teori praktik-riset yang telah dijelaskan
tersebut bersifat timbal balik dan saling
Menurut Garven & Hirnle (1996) prioritas riset keperawatan adalah sebagai berikut :
7
1. Meningkatkan kesehatan, kesejahteraan, dan kemampuan untuk merawat diri sendiri
bagi tiap kelompok usia, sosial, kultural.
3. Meminimalkan dampak negatif dari teknologi kesehatan yang baru terhadap kemampuan
adaptip individu dan keluarga yang sedang mengalami masalah kesehatan akut dan kronik.
4. Memastikan bahwa asuhan keperawatan yang diperlukan bagi kelompokyang berisiko seperti
lanjut usia (lansia), anak-anak dengan masalah kesehatan kongienital (bawaan lahir), individu
dengan latar belakang sosial kultural yang berbeda, individu dengan ganguan jiwa, dan
masyarakat miskin, dipenuhi dengan cara yang dapat diterima dan efektif.
8. Mengembangkan metodologi yang integratif untuk mengkaji manusia secara holistik dalam
konteks keluarga dan gaya hidup.
9. Mendesain dan mengevaluasi model alternatif pelayanan kesehatan dan sistem pemberian
pelayanan kesehatan sehingga perawat mampu meningkatkan mutu dan menghemat biaya yang
dike;urakan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
10. Mengevaluasi keberhasilan pendekatan alternatif yang memerlukan pengetahuan yang luas dan
keterampilan yang tinggi dalam praktik keperawatan.
8
6. METODE RISET KUANTITATIF DAN KUALITATIF
Metode ilmiah dalam penelitian atau riset keperawatan terdiri dari metode riset kuantitatif
dan kualitatif. Pada awalnya dalam dunia keperawatan hanya dikenal metode riset kuantitatif
yang bersifat formal, objektif, proses sistematik dengan menggunakan data numerik. Metode
riset kuantitatif ini, menurut Burns & Grove (1993) digunakan untuk menguraikan variable,
memeriksa hubungan antara variable dan menentukan interaksi sebab dan akibat antara variabel.
Secara singkat dapat dijelaskan bahwa riset kuantitatif melibatkan pengumpulan informasi
numerik yang sistematik, biasanya dalam kondisi terkendali dan analisa informasi atau data
menggunakan prosedur statistik.
Sedangkan riset kualitatif melibatkan pengumpulan dan analisis data dalam pengumpulan
naratif bersifat subjektif menggunakan posedur dengan pengendalian yang ketat. Jika riset
kualitatif lebih sering menggunakan pendekatan deduktif, logik, dan ciri pengalaman manusia
yang dapat diukur, maka riset kualitatif cenderung menggunakan aspek pengalaman manusia
yang dinamik dengan pendekatan yang holistik (Polit & Hungler, 1995). Perbandingan kedua
metode riset kuantitatif dab kualitatif di sajikan pa da tabel 5-1.
Tabel 5-1. Peerbandingan antara riset kuantitatif dengan riset kualitatif
Aspek Riset KuanNtitatif Riset Kualitatif
Fokus Fokus pada sejumlah kecil dari Mencoba untuk lebih memahami
konsep yang spesfik. Ringkas secara menyeluruh suatu fenomena
dan sempit daripada memfokuskan pada konsep
spesifik komplek dan luas.
Konsep awal Mulai dengan ide awal tentang Mempunyai sedikit ide awal; lebih
bagaimana suatu konsep saling menekankan pada pentingnya
terikat. penafsiran orang lain tentang suatu
kejadian atau lingkungan sekitar
daripada penafsiran peneliti.
Metode Menggunakan prosedur Mengumpulkan informasi tanpa
terstruktur dan instrumen instrumen terstruktur dan formal.
formal untuk mengumpulkan
data.
Objek versus Menekankan pada Menekankan pada data subjektif
subjektif objektifitas dalam sebagai cara untuk memahami dan
9
pengumpulan dan analisis menafsirkan pengalaman manusia.
informasi.
Analisis Menganalisis informasi Menganalisi informasi naratif
numerik dengan prosedur berdasarkan keterampilan individual
statik. peneliti.
Elemen dasar: angka Elemen dasar : Kata
Penalaran(Reasoning Mengunakan logistik dan Menggunakan dealitik dan induktif
) dedukatif
Dasar pengetahuan Meneliti hubungan sebab- Meneliti pengertian/pemahaman dan
akibat. discovery.
Manfaat utama Terutama untuk uji teori. Terutama untuk mengembangkan
teori.
Metode riset kuantitatif dan kualitatif berfungsi saling melengkapi karena kedua metode
ini menghasilkan jenis pengetahuan yang berbeda dan berguna untuk praktik keperawatan.
Empat jenis riset kuantitatif adalah deskriptif, kolerasi, kuansi eksperimen. Sedangkan enam
jenis riset kualitatif menurut Burns & Grove ( 1993) adalah fenomenologik (phenomenological),
grounded theory, etnografik (ethnographic), historis (historical), filosofis (philosophik iquiry),
dan critical sosial theory.
BAB III
PENUTUP
10
1. Kesimpulan
Pelaksanaan proses keperawatan secara umum bertujuan untuk menghasilkan asuhan
keperawatan yang berkualitas sehingga berbagai masalah kebutuhan klien dapat
teratasi.Untuk mencapai kebutuhan secara umum,dalam proses keperawatan terdapat
beberapa tujuan khusus sesuai dengan tahapan dari proses
keperawatan,diantaranya:pertama,dapat mengidentifikasi berbagai kebutuhan dasar
manusia yang dibutuhkan;kedua,dapat menentukan diagnosis keperawatan yang ada
pada manusia setelah dilakukan identifikasi;ketiga,dapat menentukan rencana
tindakan yang akan dilakukan setelah diagnosis ditegakkan;keempat,dapat
melaksanakan tindakan keperawatan setelah direncanakan;kelima,dapat mengetahui
perkembangan pasien dari berbagai tindakan yg telah dilakukan,untuk menentukan
tingkat keberhasilan.serta menggunakan keahlian demi kebutuhan khusus klien,pelayanan
yang diberikan pada kliennya didasarkan pada kebutuhan yang objektif.
2. Saran
Perawat sebagai garda terdepan dari pelayanan kesehatan dan sebagai mitra dokter
(bukan sebagai pembantu dokter) sudah seharusnya mampu untuk memberikan pelayanan
kesehatan secara maksimal dengan didukung dengan ilmu pengetahuan kesehatan,
terutama ilmu keperawatan.
Perawat sebagai seorang anggota tim kesehatan, dalam memberikan askep (asuhan
keperawatan) terhadap klien haruslah dapat memberikan informasi tentang klien yang
dirawatnya secara akurat dan komplit dan dalam waktu dan cara yang memungkinkan.
Seorang klien tergantung pada pemberi perawatan untuk mengkomunikasikan kepada
yang lainnya untuk memastikan mutu terbaik dari perawatan, sesuai dengan ilmu
keperawatan yang dimilikinya.
DAFTAR PUSTAKA
11
lutfifa.blogspot.co.id/2012/07/teteori-dan-model-keperawatan.html.
http://rachmad-tensei.blogspot.co.id/2011/04/riset-keperawatan.html
www.authorstream.com/.../tetriaadwinelda-2099889- riset-
keperawatan.com
12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kajian ilmiah tentang ilmu keperawatan merupakan suatau keharusan bagi para perawat
Indonesia saat ini. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa belum terdapat kejelasan yang
secara empiris dapat diterima secara ilmiah oleh masyarakat non-keperawatan. Realitas suatu
ilmu, dapat dibedakan menjadi 3, yaitu: proses, produk, dan paradigma etis. Proses merupakan
suatu kegiatan untuk memahami alam semesta dan isinya didasarkan pada tuntutan metode
keilmuan (rasionalistis dan objektif); produk adalah segala proses keilmuan harus menjadi milik
umum dan selalu terbuka untuk dikaji oleh orang lain; sedangkan paradigma etis artinya ilmu
harus mengandung nilai-nilai moral dan etika yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai moral
yang ada di masyarakat.
Pada bab ini penulis hanya akan memfokuskan pada kajian ilmiah ilmu keperawatan, dengan
penekanan pembahasan pada berpikir logis dan ilmiah. Berpikir logis adalah berpikir lurus dan
teratur terhadap suatu hal yang diyakini dari suatu objek atau fenomena. Yaitu suatu pokok
permasalahan yang dikaji untuk membedakan tentang benar dan salah. Sedangkan berpikir
ilmiah adalah cara berpikir yang didasarkan pada pendekatan ilmiah, yaitu melalui pendekatan
metode ilmiah yang merupakan ilmu yang mempelajari tentang prosedur untuk mendapatkan
ilmu. Metode ilmiah tentang mempelajari cara identifikasi masalah, tujuan, hipotesis, metode,
hasil dan kesimpulan yang berdasar atas kaidah ilmiah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Riset keperawatan?
2. Apa saja peran perawat dalam riset keperawtan?
3. Apa manfaat riset keperawatan?
4. Apa saja tujuan riset keperawatan?
5. apa saja pemrmasalahan / hambatan dalam riset keperawatan?
13
C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami pengertian Riset keperawatan.
2. Mahasiswa mampu memahami peran perawat dalam riset keperawtan.
3. Mahasiswa mampu menjaskan manfaat riset keperawatan.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan riset keperawatan.
5. Mahasiswa mampu menyebukan apa saja permasalahan / hambatan dalam riset
keperawatan.
14
BAB II
PEMBAHASAN
15
memerlukan keterampilan yang mendasar,kuratifdan pragmatik dalam menentukan ketepatan
dan keterkaitan masalah untuk studi keperawatan.
Contoh: seorang perawat bekerja pada unit bedah memeperhatikan bahwa klien yang menantikan
biopsy setelah didapatkan masa dalam payudara mengalami tingkat kecemasan mendekati panik.
Perawat berminat mempelajari pengaruh protocol relaksasi progresif pada wanita-wanita
ini.Perawat merancang suatu studi yang didasrkan pada masalah yang diidentifikasi.Protocol
dilaksanakan pada individu yang mau berpartisipasi dalam studi.
b. Peran sebagai replikator
Proses pengulangan suatu riset yang telah dilakukan disebut sebagai replikasi suatu studi.
Replikasi menyangkut pengulangan suatu studi dengan kondisi-kondisi yang sama dan peserta
risetyang serupa dengan penyelidikan awal. Studi replikasi juga bisa menyangkut penggunaan
sempel,tempat waktu yang berbeda,tetapi sesungguhnya sama. Pengulangan studi dalam kondisi
yang berbeda dapat membuat riset dapat digeneralisasi dan menepakan validasi hasil riset.
Contoh: seorang perawat yang bekerja dalam unit maternitas membaca sebuah laporan riset yag
menggambarkan penggunan sentuhan terapeutik dapat meningkatkan relakasasi dan
menyebabkan tidur pada pasien pascakoleksistektomi.Perawat berminat melakukan reflikasi
studi dengan menggunakan sekelompok ibu-ibu pasca sectio-cesarea.
16
fasilitas perawatan, atau salah satu dari banyak sekali lingkungan praktik, harapan pokok adalah
bahwa perawat akan memberikan perawatan komprehensif dan akan terus menerus mencoba
menggabungkan pengetahuan sekarang ini ke dalam protocol taktik sehari – hari. Harapan
konsumen terhadap hambatan biaya perawatan kesehatan mengakibatkan tuntutan yang
menantang.Perawat harus meningkatkan diri mereka sendiri untuk mencari strategi perawatan
yang lebih baik dan lebih efektif dalam biaya, sementara tidak membahayakan kebutuhan
pelayanan kesehatan klien.
Riset keperawatan adalah kunci untuk menyediakan pelayanan keperawatan yang tepat. Riset ini
adalah proses yang memungkinkan banyak pertanyaan muncul dalam praktik keperawatan sehari
– hari dapat di jawab. Riset juga memberikan data yang mencatat ke efektifan dan kemanjuran
asuhan keperawatan pasien yang di dasarkan pada informasi ini akan menjamin bahwa pelayanan
yang di berikan perawat dan cara penyampaian di dasarkan pengetahuan keperawatan yang terus
berkembang dan di perbaiki perawat yang bergantung pada riset keperawatan dalam
mengarahkan praktik dapat menjadi percaya diri karena unsur penting dalam praktik
keperawatan telah di peroleh.
Adapun manfaat lain dari Riset keperawatan yaitu :
1. Memperkuat dasar-dasar keilmuan yang nantinya akan menjadi landasan dalam kegiatan
praktik klinik,pendidikandan menejemen keperawatan
2. Peningkatan kualitas pelayanan keperawata melelui pemanfaatan hasil penelitian ilmiah.
3. Menghasilkan metodologi keperawatan sehari-hari .
4. Meningkatkan efisien dan efektifitas pembiayaan pelayanan keperawatan
5. Memahami fenomena secara profesional sehingga dapat menyususn perencanaan,
memprediksi hasilpengambilan keputusandan meningkatkan perilaku sehat klien.
17
variabel dan mengidentifikasi apakah variabel perlu dijabarkan lebih lanjut. Fokus tersebut bisa
dalam bentuk identifikasi hubungan atau asosiasi diantara variabel atau untuk menentukan
perbedaan diantara dua grup dengan variabel. Misalnya, tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Untuk mengidentifikasi karakteristik dari variabel X (identification)
2. Untuk menjelaskan keberadaan variabel X (description)
3. Untuk menentukan atau mengidentifikasi hubungan antara variabel X dan variabel Y
(relational)
4. Untuk menetukan perbedaan anatara grup 1 dan grup 2 sehubungan dengan variabel X
(difference)
18
Permasalahan yang diperoleh mealui kerja dan kontak profesional biasanya paling cocok untuk
keperluan menyusun rancangan penelitian kebijakan untuk memecahkan masalah keperawatan.
4) Pengujian dan pengembangan teori
Tujuan penelitian antara lain dimaksudkan untuk melahirkan teori-teori baru mengenai perilaku
keperawatan.
Sebaliknya teori-teori mengenai keperawatan dan perilaku keperawatan dapat dijadikan acuan
dasar untuk merumuskan masalah penelitian.Masalah yang bersumber dari pengujian dan
pengembangan teori ini sering kali dilakukan melalui penelitian replikatif. Dalam penelitian
replikatif atau replikasiseorang peneliti menggunakan rancangan penelitian sebelumnya
(biasanya penelitian yang dilakukan oleh peneliti lain) persis samanamun berbeda responden,
waktu dan tempat penelitian.
5) Analisis literature profesional dan hasil-hasil penelitian sebelumnya.
Masalah penelitian keperawatan banyak diperoleh melalui penelaahan terhadap literature dan
laporan atau jurnal hasil penelitian.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Riset keperawatan adalah penerapan penyelidikan secara ilmiah terhadap fenomena mengenai
perhatian keperawatan klien,individu,keluarga,masyarakat dan pengalaman kesehatan.
Riset keperawatan juga merupakan kunci untuk menyediakan pelayanan keperawatan yang tepat.
Riset di sini adalah merupakan proses yang memungkinkan banyak pertanyaan muncul dalam
praktik keperawatan sehari – hari agar dapat di jawab dan di ambil suatu kesimpulan.
19
B. Saran
1. Diharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik/saran demi kesempurnaan makalah ini.
2. Diharapkan kepada pembaca untuk membaca buku atau referensi lain yang berkaitan dengan
Riset Keperawatan
.
DAFTAR PUSTAKA
· Denim,sudarwan, ( 2003 ).Riset Keperawatan.EGC,Jakarta
· Nursalam,( 2003 ).Konsep dan Penerapan metodologi penelitian ilmu
keperawatan.salemba medika.Jakarta
20