Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TREN DAN ISSUE KEPERAWATAN

TENTANG: PERKEMBANGAN RISET DALAM KEPERAWATAN

Untuk Memenuhi Tugas Mandiri Dari

Dosen Pengampuh : Ns. Meyni Rumondor, S.Kep, M. Kes.

Disusun

Oleh :

1. Fitria Gosal (1814201266)

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA

MANADO

2020
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat TUHAN yang maha Kuasa, karena rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan dan dapat menyusun makalah tentang “ PERKEMBANGAN
RISET DALAM KEPERAWATAN”. Guna memenuhi tugas Trend dn Isue Keperawatan.

Makalah tentang PERKEMBANGAN RISET DALAM KEPERAWATAN ini telah


kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari kajian yang bersumber
dari Internet Aplikasi Academia yang memudahkan saya dalam proses pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusunan bahasa maupun dari segi lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada
dan tangan terbuka saya membuka selebar lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan
kritik yang sifatnya membangun sehingga kami dapat memperbaiki makalah tentang
PERKEMBANGAN RISET DALAM KEPERAWATAN ini.

Akhirnya kami mengharapkan semoga makalah tentang PERKEMBANGAN RISET


DALAM KEPERAWATAN ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat
memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Manado, 19 maret 2020

PENULIS

DAFTAR ISI
Cover

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Dasar-Dasar Riset Keperawatan


B. Pentingnya Riset Keperawatan
C. Keterkaitan Antara Riset Keperawatan Dengan Dunia Keperawatan.
D. Hubungan Teori, Praktek dan Riset Keperawatan.
E. Karakteristik dan Prioritas Riset Keperawaran.
F. Metode Riset Dalam Kuantitatif Dan Kualitatif.
G. Langakah-Langkah Kegiatan Riset.

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

  Dalam era modern seperti sekarang ini tuntutan profesionalisme semakin


menguat, Perawat sebagai garda terdepan dari pelayanan kesehatan dan sebagai mitra
dokter (bukan sebagai pembantu dokter) sudah seharusnya mampu untuk memberikan
pelayanan kesehatan secara maksimal dengan didukung dengan ilmu pengetahuan
kesehatan, terutama ilmu keperawatan.
Perawat sebagai seorang anggota tim kesehatan, dalam memberikan askep (asuhan
keperawatan) terhadap klien haruslah dapat memberikan informasi tentang klien yang
dirawatnya secara akurat dan komplit dan dalam waktu dan cara yang memungkinkan.
Seorang klien tergantung pada pemberi perawatan untuk mengkomunikasikan kepada
yang lainnya untuk memastikan mutu terbaik dari perawatan, sesuai dengan ilmu
keperawatan yang dimilikinya.
Pada perkembangannya, ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain
mengingat ilmu ini merupakan ilmu terapan yang selalu berubah menurut tuntutan zaman.
Sebagai ilmu yang mulai berkembang, ilmu ini banyak mendapatkan tekanan dari luar
dan dalam.
Untuk mencapai tingkat perkembangan yang diinginkan oleh komunitas
profesional, maka upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menghasilkan masalah baru
dalam keperawatan melalui proses berkelanjutan. Dalam proses berkembangnya, ilmu
keperawatan dituntut adanya riset dan pengembangan sehingga diharapkan perawat dapat
melakukan penelitian, selain itu dilihat juga adanya pusat penelitian dan pengembangan
ilmu pengetahuan keperawatan, adanya pusat penapis dan adaptasi teknologi keperawatan
serta adanya pengembangan model pemberian asuhan keperawatan.

B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana hubungan keperawatan dengan praktik dan Perkembangan Riset dalam
keperawatan ?
C. TUJUAN
untuk mengetahui hubungan keperawatan dengan praktik dan Perkembangan Riset
dalam keperawatan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Dasar-Dasar Riset Keperawatan


 Ilmu keperawatan merupakan suatu disiplin ilmu yang memiliki body of
knowledge yang khas sehingga akan selalu berkembang. Secara garis besar, riset
keperawatan adalah suatu proses yang dilakukan dengan metode tertentu untuk
menemukan, menganalisa, memecahkan, dan mendokumentasikan masalah keperawatan.
Ada 2 nilai strategis mengapa riset keperawatan itu penting bagi ilmu keperawatan, yaitu:
Pertama, riset keperawatan akan memberikan kontribusi yang positif terhadap
perkembangan dan kemajuan ilmu keperawatan; Kedua, riset keperawatan jika dikelola
dengan prinsip proaktif, profesional, dan proporsional akan memberikan keuntungan
dalam bentuk pertambahan nilai (revenue generating) bagi ilmu keperawatan.
Riset keperawatan merupakan salah satu bentuk karya ilmiah, sehingga untuk
dapat menguasainya, pemahaman tentang dasar-dasar pembuatan karya ilmiah sangat
diharuskan. Di dalam karya ilmiah, ada 3 aspek filosofis yang harus dipahami, yaitu:
Pertama, aspek ontologis. Aspek ini meliputi objek yang akan dibicarakan dalam
suatu karya ilmiah, atau dengan kata lain aspek ontologis adalah objek kajian yang
biasanya berupa tema atau masalah yang akan dibahas. Sebuah kerangka pemikiran latar
belakang yang jelas, logis, runtut, dan alur pemikiran yang konsisten sangat diperlukan
supaya objek kajian yang akan dibahas mudah dipahami; Kedua, aspek
epistemologis. Aspek ini terkait dengan metode pemecahan masalah, baik secara teoritis
maupun secara empiris sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara rasional empiris.
Ketiga, aspek aksiologis. Aspek ini berkaitan dengan kontribusi atau nilai
pemecahan masalah yang ditemukan dalam judul atau tema kajian. Umumnya, aspek
aksiologis tidak tidak harus dimunculkan dalam bab tersendiri, namun biasanya dapat
ditemukan dalam tujuan penelitian dan manfaat penelitian, yang terdiri dari nilai
pengembangan akademis, kebijakan, dan pelaksanaan teknis.
Untuk membedakan riset keperawatan dengan karya ilmiah yang lain, perlu
diketahui jenis-jenis karya ilmiah. Ada 2 jenis karya ilmiah, yaitu:
Pertama, karya ilmiah yang dipublikasikan. Publikasi ini umumnya dilakukan dalam
pertemuan-pertemuan ilmiah atau melalui media seperti buku, jurnal, monografi,
prosiding. Karya ilmiah yang dipublikasikan diantaranya adalah artikel ilmiah, makalah,
jurnal, poster hasil penelitian, dan buku.
Kedua, karya ilmiah yang tidak dipublikasikan. 
Tidak dipublikasikan artinya hanya dapat ditemukan dalam kalangan-kalangan
tertentu, misalnya hanya didokumentasikan di perpustakaan. Karya ilmiah jenis ini seperti
penelitian baik oleh dosen atau mahasiswa, laporan kegiatan mahasiswa, atau tugas akhir
mahasiswa.
Kita bisa melakukan riset keperawatan dengan baik jika memiliki 2 hal, yaitu:
Pertama, penguasaan terhadap pokok-pokok metode riset keperawatan; Kedua,
pemahaman terhadap alur penelitian. Kedua hal diatas dapat kita miliki dengan cara
belajar dan berbagi dengan siapapun.

B. Pentingnya Riset dalam Keperawatan


             Riset keperawatan merupakan salah satu komponen berkembangnya disiplin
keperawatan. Karena riset keperawatan sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah
keperawatan dan mengembangkan atau memvalidasi teori yang sangat dibutuhkan
sebagai landasan dalam praktik keperawatan, serta perkembangan tubuh ilmu
pengetahuan keperawatan (body of knowledge).
Mutu pelayanan dan asuhan keperawatan sangat tergantung pada upaya kegiatan
riset keperawatan yang selalu berinteraksi dengan pengembangan teori dan ilmu
pengetahuan keperawatan yang diterapkan dalam praktik keperawatan.Riset keperawatan
adalah suatu upaya yang sistematis, terkendali dan empiris dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan penyelesaian masalah.
Riset keperawatan didefinisikan sebagai proses ilmiah yang memvalidasi
pengetahuan yang ada dan menghasilkan pengetahuan baru yang secara langsung dan
tidak langsung mempengaruhi praktik keperawatan (Burns & Grove, 1995). Dengan
demikian, tujuan utama riset keperawatan adalah untuk mengemgangkan pengetahuan
ilmiah yang mennjadi landasan praktik keperawatan, karena keperawatan bertanggung
gugat kepada masyarakat terhadap mutu asuhan dan mencari cara terbaik untuk
meningkatkan mutu asuhan tersebut.
Landasan riset yang mantap akan memberikan fakta (evidence) tentang tindakan
keperawatan yang efektif dalam meningkatkan hasil asuhan pada pasien. Riset
keperawatan yang merupakan penelitian terapan sangat bermanfaat untuk menyelesaikan
masalah keperawatan yang selanjutnya dapat meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan
keperawatan.
Riset keperawatan juga sangat berguna untuk mengevaluasi mutu layanan dan
asuhan keperawatan, khususnya dalam suatu program pengendalian/peningkatan mutu
yang menjamin mutu pelayanan/asuhan.

C. Keterkaitan Antara Riset Keperawatan Dengan Dunia Keperawatan.


Riset keperawatan tidak dapat dilepasakan dari elemen keperawatan lain secara
menyeluruh. Konsep-konsep yang terkait dengan riset keperawatan digambarkan dalam
satu rentang dari dunia empirik yang konkrit sampai filosofi keperawatan yang bersifat
sangat abstrak, dan sebaliknya.
Keterkaitan riset keperawatan dengan dunia keperawatan (sumber Burns &
Grove, 1993)terlihat komponen keperawatan dalam rentang yang meliputi pemikiran dari
konkrit hingga abstrak atau sebaliknya, dunia empirik (praktik keperawatan), uji realitas
(riset), proses berfikir abstrak, ilmu, teori, pengetahuan dan fisolofi. Pemikiran tentang
keperawatan berkembang sepanjang rentang dari konkrit keabstrak yang menunjukkan
bahwa pemikiran tentang keperawatan dapat berkembang baik dari konkrit keabstrak
maupun dari abstrak ke konkrit.
Pemikiran yang konkrit (concrete thinking) berorientasi pada sesuatu yang dapat
disentuh atau peristiwa yang dapat diamati dan dialami dalam kehidupan nyata. Jadi
fokus pemikiran konkrit adalah kejadian langsung yang dibatasi oleh waktu dan ruang.
Penyelesaian masalah dianggap sesuatu yang penting hanya jika dapat memberikan
pengaruh secara langsung.
            Pemikiran abstrak menurut Burns & Grove (1993) berorientasi pada
pengembangan ide tanpa penerapan atau hubungan dengan hal tertentu, tetapi cenderung
mencari arti, pola, hubungan dan implikasi yang bersifat filosofis. Tiga proses berpikir
yang penting adalah introspeksi, intuisi dan pembenaran. Proses berpikir ini digunakan
dalam praktik keperawatan, mengembangkan danmengevaluasi teori, mengkritik dan
menggunakan teemuan ilmiah, merencanakan dan mengimplementasikan penelitian dan
membangun ilmu pengetahuan (body of knowledge). 
             Berbeda dengan pemikiran konkrit, pemikiran abstrak tidak dibatasi oleh waktu
dan ruang, dalam kata lain bebas waktu dan ruang. Ilmu dan teori adalah dua hal yang
berbeda tetapi merupakan konsep yang tergantung dan terkait dengan proses berpikir
abstrak. Ilmu adalah tubuh ilmu pengetahuan (body of knowledge) yang terdiri dari
temuan penelitian dan teori yang telah diuji untuk suatu disiplin. Jadi, ilmu terdiri dari
suatu proses (metode ilmiah) dan produk (kumpulan/tubuh ilmu pengetahuan).
Ilmu keperawatan secara bertahap berkembang melalui metode penelitian
kuantitatif dan kualitatif. Sedangkan teori adalah suatu cara untuk menjelaskan beberapa
elemen dari dunia empirik. Teori dikembangkan dan diuji melalui penelitian dan setelah
diuji, berkembang menjadi bagian dari ilmu. Filosofi keperawatan, antara lain perspektif
holistik dan pentingnya kualitas hidup sangat berpengaruh dalam penelitian yang
dilakukan dan pengetahuan yang dikembangkan pada suatu disiplin.
            Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian keperawatan tidak dapat
dipisahkan dari komponen keperawatan lainnya tetapi saling mempengaruhi sehingga
memungkinkan berkenbangnya ilmu pengetahuan keperawatan. Untuk lebih jelasnya
pada bagian berikut ini akan diuraikan tentang hubungan antara teori, praktik dan riset
keperawatan.

D. Hubungan Teori, Praktek dan Riset Keperawatan.


Sebagaimana yang telah di jelaskan terdahulu, teori merupakan serangkaian
pernyataan teruji yang menguraikan, menjelaskan, memprediksikan dan mengendalikan
fenomena tertentu (meleis, 1985;  dan Walker & Avant, 1995). Fenomena adalah
kejadian yang ditemui atau diamati dalam praktik keperawatan. Teori mengarah praktik
dengan memberikan pernyataa yang dapat memprediksi dan mengendalikan fenomena
yang menjadi kepedulian perawat dan memberikan landasan dalam pembuatan
keputusan.
Sebaliknya, praktik keperawatan sering memberikan suatu penghayatan tentang
fenomena dan mengungkapkan kesenjangan yang terdapat dalam teori. Praktik
keperawatan dapat memberikan ide, pengamatan dan substansi, yang diperlukan ilmuan
keperawatan untuk merumuskan pernyataan hubungan (relational statement) yang
memungkinkan berkembangnya suatu teori baru atau memvaliditasi dari bangunan teori
yang sudah ada.
Komponen riset dalam hubungannya dengan teori dan praktik berperan
memvaliditasi kemampuan teori untuk menguraikan, menjelaskan, memprediksi dan
mengendalikan fenomena. Melalui riset perawat dapat menetapkan apakah suatu teori
mampu untuk melakukan suatu kegiatan tersebut sehingga bermanfaat dalam membuat
keputusan.
Hubungan ini bersifat timbal balik, karena riset tidak hannya mempengaruhi
pengembangan teori, tetapi teori juga mempengaruhi desain riset dengan menentukan
variable yang perlu diteliti tentang masalah tertentu. Selanjutnya, temuan riset yang
dihasilkan dikembalikan pada tatanan praktik untuk diintegrasikan dalam prkatik
keperawatan, Dapat disimpulkan bahwa hubungan teori praktik-riset yang telah dijelaskan
tersebut bersifat timbal balik.

E. KARAKTERISTIK DAN PRIORITAS RISET KEPERAWATAN


Krakteristik riset keperawatan menurut Diers dalam Graven & Hirnle (1996),
adalah :
1) Riset keperawatan harus berfokus pada variable yang dapat meningkatkan asuhan
keperawatan pada klien.
2) Riset keperawatan mempunyai potensi untuk mengkontribusi pada pengembangan
teori dan kumpulan/tubuh ilmu pengetahuan keperawatan.
3) Masalah riset merupakan masalah riset keperawatan apabila perawat mempunyai
akses dan kendali terhadap fenomena yang diteliti.
4) Perawat yang tertarik terhadap penelitian harus mempunyai keingintahuan dan
pertanyaan yang perlu dijawab secara ilmiah.
Menurut Garven & Hirnle (1996) prioritas riset keperawatan adalah sebagai berikut :
1) Meningkatkan kesehatan, kesejahteraan, dan kemampuan untuk merawat diri
sendiri bagi tiap kelompok usia, sosial, kultural.
2) Meminimalkan atau mencegah perilaku dan lingkungan yang menimbulkan
masalah kesehatan dan berdampak pada menurunnya kualitas konsep dan
produktifitas.
3) Meminimalkan dampak negatif dari teknologi kesehatan yang baru terhadap
kemampuan adaptip individu dan keluarga yang sedang mengalami masalah
kesehatan akut dan kronik.
4) Memastikan bahwa asuhan keperawatan yang diperlukan bagi kelompokyang
berisiko seperti lanjut usia (lansia), anak-anak dengan masalah kesehatan
kongienital (bawaan lahir), individu dengan latar belakang sosial kultural yang
berbeda, individu dengan ganguan jiwa, dan masyarakat miskin, dipenuhi
dengan cara yang dapat diterima dan efektif.
5) Mengklasidikasikan fenomena praktik keperawatan.
6) Memastikan prinsip etik sebagai pegangan dalam melakukan riset
keperawatan.
7) Mengembangkan instrumentuntuk mengukur hasil intevensi keperawatan.
8) Mengembangkan metodologi yang integratif untuk mengkaji manusia secara
holistik dalam konteks keluarga dan gaya hidup.
9) Mendesain dan mengevaluasi model alternatif pelayanan kesehatan dan sistem
pemberian pelayanan kesehatan sehingga perawat mampu meningkatkan mutu
dan menghemat biaya yang dike;urakan dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat.
10) Mengevaluasi keberhasilan pendekatan alternatif yang memerlukan
pengetahuan yang luas dan keterampilan yang tinggi dalam praktik
keperawatan.
11) Mengindentifikasi dan menganalisis faktor-faktor historis dan kotemporer
yang mempengaruhi bentuk keterlibatan keperawatan profesional dalam
mengembangkan kesehatan nasional
F. Metode Riset Dalam Kuantitatif Dan Kualitatif.
Metode ilmiah dalam penelitian atau riset keperawatan terdiri dari metode riset
kuantitatif dan kualitatif. Pada awalnya dalam dunia keperawatan hanya dikenal metode
riset kuantitatif yang bersifat formal, objektif, proses sistematik dengan menggunakan
data numerik.
Metode riset kuantitatif ini, menurut Burns & Grove (1993) digunakan untuk
menguraikan variable, memeriksa hubungan antara variable dan menentukan interaksi
sebab dan akibat antara variabel. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa riset kuantitatif
melibatkan pengumpulan informasi numerik yang sistematik, biasanya dalam kondisi
terkendali dan analisa informasi atau data menggunakan prosedur statistik.
Sedangkan riset kualitatif melibatkan pengumpulan dan analisis data dalam
pengumpulan naratif bersifat subjektif menggunakan posedur dengan pengendalian yang
ketat. Jika riset kualitatif lebih sering menggunakan pendekatan deduktif, logik, dan ciri
pengalaman manusia yang dapat diukur, maka riset kualitatif cenderung menggunakan
aspek pengalaman manusia yang dinamik dengan pendekatan yang holistik (Polit &
Hungler, 1995). Perbandingan kedua metode riset kuantitatif dab kualitatif di sajikan pa
da tabel 5-1.

Tabel 5-1. Peerbandingan antara riset kuantitatif dengan riset kualitatif


Aspek Riset KuanNtitatif Riset Kualitatif
Fokus Fokus pada sejumlah kecil Mencoba untuk lebih memahami
dari konsep yang spesfik. secara menyeluruh suatu fenomena
Ringkas dan sempit daripada memfokuskan pada
konsep spesifik komplek dan luas.
Konsep awal Mulai dengan ide awal Mempunyai sedikit ide awal; lebih
tentang bagaimana suatu menekankan pada pentingnya
konsep saling terikat. penafsiran orang lain tentang suatu
kejadian atau lingkungan sekitar
daripada penafsiran peneliti.
Metode Menggunakan prosedur Mengumpulkan informasi tanpa
terstruktur dan instrumen instrumen terstruktur dan formal.
formaluntuk mengumpulkan
data.
Objek versus subjektif Menekankan pada Menekankan pada data subjektif
objektifitas  dalam sebagai cara untuk memahami dan
pengumpulan dan analisis menafsirkan pengalaman manusia.
informasi.
Analisis Menganalisis informasi Menganalisi informasi naratif
numerik dengan prosedur berdasarkan keterampilan
statik. individual peneliti.
Elemen dasar:  angka Elemen dasar : Kata
Penalaran(Reasoning) Mengunakan logistik dan Menggunakan dealitik dan induktif
dedukatif
Dasar pengetahuan Meneliti hubungan sebab- Meneliti pengertian/pemahaman
akibat. dan discovery.
Manfaat utama Terutama untuk uji teori. Terutama untuk mengembangkan
teori.

Metode riset kuantitatif dan kualitatif berfungsi saling melengkapi karena kedua
metode ini menghasilkan jenis pengetahuan yang berbeda dan berguna untuk praktik
keperawatan. Empat jenis riset kuantitatif adalah deskriptif, kolerasi, kuansi eksperimen.
Sedangkan enam jenis riset kualitatif menurut Burns & Grove ( 1993) adalah
fenomenologik (phenomenological), grounded theory, etnografik (ethnographic), historis
(historical), filosofis (philosophik iquiry), dan critical sosial theory.

G. Langakah-Langkah Kegiatan Riset


Proses riset kegiatan terdiri atas tahapan:
(1) merumuskan masalah dan maksud riset;
(2) tinjauan kepustakaan;
(3) menyusun kerangka kerja teori/konsep;
(4) merumuskan tujuan, pernyataan, dan hipotesa ;
(5) menguraikan defenisi variabel riset;
(6) membuat asumsi secara eksplisit;
(7)mengindentifikasi keterbatasan riset;
(8) memilih desain riset;
(9) mengindentifikasikan popilasi dan sampel;
(10) memilih metoda pengukuran dan menyiapkan instrumen;
(11) menyusun rencana pengumpulan dan analisis data;
(12) implementasi rencana riset;
(13) mengkomunikasikan temuan riset.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pelaksanaan proses keperawatan secara umum bertujuan untuk menghasilkan
asuhan keperawatan yang berkualitas sehingga berbagai masalah kebutuhan klien
dapat teratasi.Untuk mencapai kebutuhan secara umum,dalam proses keperawatan
terdapat beberapa tujuan khusus sesuai dengan tahapan dari proses
keperawatan,diantaranya:
pertama,dapat mengidentifikasi berbagai kebutuhan dasar manusia yang
dibutuhkan;
kedua,dapat menentukan diagnosis keperawatan yang ada pada manusia setelah
dilakukan identifikasi;
ketiga,dapat menentukan rencana tindakan  yang akan dilakukan setelah
diagnosis ditegakkan;
keempat,dapat melaksanakan tindakan keperawatan setelah direncanakan;
kelima,dapat mengetahui perkembangan pasien dari berbagai tindakan yg telah
dilakukan,untuk menentukan tingkat keberhasilan.serta menggunakan keahlian
demi kebutuhan khusus klien,pelayanan yang diberikan pada kliennya didasarkan
pada kebutuhan yang objektif.

B. Saran
Perawat sebagai garda terdepan dari pelayanan kesehatan dan sebagai mitra
dokter (bukan sebagai pembantu dokter) sudah seharusnya mampu untuk
memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal dengan didukung dengan ilmu
pengetahuan kesehatan, terutama ilmu keperawatan.
Perawat sebagai seorang anggota tim kesehatan, dalam memberikan askep
(asuhan keperawatan) terhadap klien haruslah dapat memberikan informasi
tentang klien yang dirawatnya secara akurat dan komplit dan dalam waktu dan
cara yang memungkinkan. Seorang klien tergantung pada pemberi perawatan
untuk mengkomunikasikan kepada yang lainnya untuk memastikan mutu terbaik
dari perawatan, sesuai dengan ilmu keperawatan yang dimilikinya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/17950571/PERKEMBANGAN_RISET_KEPERAWATAN.
NURUL AZIZAH. [Cited 2020 18 Maret] (DOC) RISET KEPERAWATAN MAKALAH | nurul
azizah – academia. Edu.

Anda mungkin juga menyukai