Anda di halaman 1dari 39

ISUE ETIK MALPRAKTIK DAN

NAMA / TELP : TA’ADI/ 081391733334


PENATALAKSANAANNYA
TEMPAT / TGL LAHIR : BATANG/ 1972
RIWAYAT PENDIDIKAN : 1994 ( AKPER MUH.SMG)
2001 ( S1 KEP. NS. UNDIP )
2007 ( S2 HUKES)
2017 (DOKTOR HUKES )

RIWAYAT KERJA : 1995 ( SPK/PPB/AKPER MUH PKJ.)


1999 - NOW ( POLTEKKES SMG )`
HOME BASE : DOSEN PASCASARJANA
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

KARYA :

1. BUKU-BUKU NASIONAL REFERENSI TTG HUKUM KESEHATAN


2. PUBLIKASI PENELITIAN DI BERBAGAI JURNAL NASIONAL AKRED DIKTI/ INTERNASIONAL (2:20)
3. ARTIKEL ILMIAH DI BERBAGAI MAJALAH KESEHATAN NASIONAL
4. BEBERAPA KARYA DG HAKI ( 17 )

LAIN-LAIN :

1. MKEK PPNI JATENG (2010-2015)


disampaikan oleh :
2. AIPDIKI JATENG & DIY (2010-2015) 7. PP HPMI Pusat dan JATENG
3. WADIR UMUM - SDM RS DJUNAID PKL (2012-2016) 8. BBHP PPNI Pusat
4. DEWAN PENGAWAS RSU KAB BATANG (2013-2016)
5. Sekr DPD PPNI Kota Pkl
9. PAK Sertifikasi KPK
10. MEDIATOR Sertifikasi MA
Dr. Ta’adi,SKp.Ns.,MH.Kes
6. Acesor LAMPTKes 11. MOT sertifikasi LAN
12. MHKI Jateng (Waket )
2 Desember 2021
13. InWOCNA Jateng
2.
Civil Malpraktik
Wanprestasi

Malpraktik

Intentional
3.Administratif
1. Criminal
Malpraktik
Malpraktik
Ijin daluarsa,
Negligence
Recklesness
A. MALPRAKTIK
1. CRIMINAL MALPRAKTIK
Neglect of Duty

 Intensional malpraktik :
 Membuka rahasia pasien
 Menerbitkan surat2 keterangan pd pasien yg tidak benar

 Recklesnes malpraktik
 Melakukan tindakan yg tidak memenuhi aspek legal
 Melakukan tindakan tanpa informed consent

 Negligence malpraktik
 Melakukan perawatan luka tidak sebagaimana mestinya (SPO)
 Kelalaian sehingga menimbulkan luka/kematian
2. CIVIL MALPRAKTIK
Jika petugas tidak melakukan kewajibannya ( cacat janji/ wan prestasi):

 Tidak melakukan (negative act) apa yg menurut kesepakatannya wajib dilakukan


 Melakukan ( positive act ) apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi
terlambat.
 Melakukan apa yg menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi tdk sempurna
 Melakukan apa yg menurut kesepakatannya tidak seharusnya dilakukan.

Tanggung gugat (liability) dpt individual atau korporasi, juga dpt pihak lain
berdasar principle of vicarious liability
3. ADMINISTRATIF MALPRAKTIK

Jika petugas melanggar hukum administrasi negara :

 Menjalankan praktik tanpa ijin


 Menjalankan praktik diluar ijin yg dimiliki
 Melakukan praktik dg ijin yg daluwarsa
 Tidak membuat rekam medik

“ PELANGGARAN ADMINISTRATIF = SANKSI


ADMINISTRATIF,
tetapi dalam UUPK Pasal 75 jo 79 Pelanggaran tersebut
dapat SANKSI PIDANA “
B. PEMBUKTIAN
MALPRAKTIK
1. CARA LANGSUNG

 DUTY : 25 %
 DERELICTION of DUTY : 25%
 DAMAGE : 25 %
 DIRECT CAUSATION BETWEEN
DERELICTION of DUTY WITH DAMAGE : 25
%

2. CARA TIDAK LANGSUNG


DOCTRIN RES IPSA LOQUITUR :
 Fakta tdk mungkin terjadi jika petugas tidak lalai
 Fakta yg terjadi mmg di bawah tanggung jawab
petugas
 Pasien tidak menyumbang terjadinya fakta tersebut
( contributory negligence )
C. TANGGUNG GUGAT
Pasal 67 ayat ( 2 ) UU No. 29/ 2004 :

 Tertulis
 Memuat pengadu
 Nama & alamat tempat praktik & waktu tindakan dilakukan
 Alasan pengaduan

TANGGUNG GUGAT PERDATA :


 Contractual Liability
: * Tidak dilaksanakannya suatu kewajiban
* Ispanning verbintenis
 Liability in Tort
: * perbuatan melawan hukum ( Onrechtmatige Daad )
 Strict Liability
: * Tanggung gugat tanpa kesalahan ( liability without fault)
 Vicarious Liability
: * Karena kesalahan sub-ordinat maka Ordinat bertanggung jawab
BEBERAPA REGULASI YANG SERING DISANGKA KAN UNTUK
PERAWAT

UU 36/2014 Pasal 84 UU 29/2004 Pasal 73


ayat (1) : Setiap Tenaga Kesehatan yg Ayat (1) Setiap orang dilarang menggunakan identitas berupa
melakukan kelalaian berat yang gelar atau bentuk lain yang menimbulkan kesan bagi
mengakibatkan Penerima Pelayanan Kesehatan masyarakat seolah-olah yang bersangkutan adalah dokter atau
dokter gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi dan/atau
luka berat dipidana dengan pidana penjara
surat izin praktik.
paling lama 3 ( tiga tahun ). (2) Setiap orang dilarang menggunakan alat, metode atau cara
Ayat (2) : jika kelalaian berat sebagaimana lain dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang
dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan menimbulkan kesan seolah-olah yang bersangkutan adalah
kematian, setiap Tenaga Kesehatan dipidana dokter atau dokter gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima ) dan/atau surat izin praktik.
tahun. (3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang diberi kewenangan oleh
peraturan perundang-undangan.
STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENYELESAIAN
MASALAH HUKUM (MALPRAKTIK) TENAGA KESEHATAN

2. STRATEGI
1. FAKTOR PENCEGAHAN
PENYEBA
U M
B U K
S H
S U
K A

3. STRATEGI
PENYELESAI
AN
1. FAKTOR
PENYEBAB

 INTERNAL
 EKSTERNAL
 PENDIDIKAN
 TIDAK TAHU/TAHU TP
 LINGKUNGAN/SISTEM
TIDAK MAU TAHU  PRODUK PERUNDANGAN-
UNDANGANNYA
1.UU NOMOR 29 TAHUN 2004
2. UU NOMOR 36 TAHUN 2009 (Pasal 73), dan ( Pasal 41, 79)
(Pasal 108 dan 190)

Ayat (4)
3. UU 44 TAHUN 2009; RS; Tindakan medis yang
dapat dilimpahkan
Pasal 34 (1) ; PASAL 46 ? secara delegatif, antara
POTENSI KASUS lain adalah menyuntik,
HUKUM PERAWAT memasang infus, dan
memberikan imunisasi
dasar sesuai dengan
4. UU NOMOR 36 program pemerintah.
TAHUN 2014;Tenaga
Kesehatan, Pasal 84 Ayat (5)
Tindakan medis yang
dapat dilimpahkan
5. UU 38 TAHUN 2014 (Pasal 4 secara mandat, antara
lain adalah pemberian
dan Pasal 32 ; Delegasi dan terapi parenteral dan
Mandat penjahitan luka.
Pasal 35 ( kondisi darurat )
2. STRATEGI
PENCEGAHAN

A. JANGKA PENDEK
1. ASPEK ADMINISTRATIF (STR-SIPP)
2. ASPEK DISIPLIN PROFESI (SPO TINDAKAN )
3. ASPEK ETIK – MORAL ( KODE ETIK PROFESI
DAN NILAI MORAL BASIS AGAMA )
4. ASPEK HUMANIORA ( SENI, KOMUNIKASI DAN
HUBUNGAN ANTARA MANUSIA )
5. SENSE OF BELONGING TERHADAP
ORGANISAS PROFESI
B. JANGKA MENENGAH
1. AKSES POLITIK
2. AKSES BIROKRATIK
3. AKSES ORGANISASI
MASYARAKAT/KEAGAMAAN
4. AKSES NON GOVERNMENT
ORGANIZATION (NGO )
C. JANGKA PANJANG

JENIS WAKTU OBJEK dan ARGUMEN TASI EKSEKU TOR BIAYA


HASIL

YUDISIAL SINGKA TERBATAS BERTENTANGAN MK MURAH


REVIEW T PASAL-PASAL DG KAIDAH UUD

UJI MATERI SINGKA TERBATAS BERTENTANGAN MA MURAH


T PASAL-PASAL DG KAIDAH UU DI
ATASNYA ATAU YG
SETARA

LEGISLATIF LAMA BISA PERKEMBANGAN DPR ????


REVIEW SEMUANYA ; ZAMAN/ TUNTUTAN
MERUBAH MASY LUAS
SEBAGIAN ATAU
SEMUANYA

EKSEKUTIF SINGKA BISA BERTENTANGAN PEMERINTA MURAH


REVIEW T SEMUANYA DG UU DI ATASNYA / H
SETARA
C. STRATEGI
PENYELESAIAN

1. PERADILAN ( AJUDIKASI)
A. Litigasi
B. Arbitrase
2. KONSENSUAL ( NON
AJUDIKASI) :
Alternatif Dispute Resolution
(ADR)
Bentuk – Bentuk
Alternatif Dispute Resolution
(ADR)

 NEGOSIASI
 MEDIASI
 KONSILIASI
 KONSULTASI
 PENDAPAT AHLI
 EARLY NEUTRAL EVALUATION
 NEUTRAL FACT FINDING
LITIGASI
KELEBIHAN :

1.SENGKETA EMOSI TINGGI


2.KEPUTUSAN FINAL& BINDING
3.TERBUKA
4.EKSEKUTORIAL
5.ACARA JELAS
6.PROSES MEMUTUS
` KEKURANGAN :
1.BICARA HUKUM SAJA
2.MENANG – KALAH
3.KUASA HUKUM DOMINAN
4.WAKTU LAMA & MAHAL
5.HUBUNGAN RUSAK
6.FOKUS MASA LALU
NON LITIGASI ( MEDIASI)

KELEBIHAN :

1.MENANG-MENANG
2.MUSYAWARAH MUFAKAT
3.MENDAMAIKAN
4.HUBUNGAN TERPELIHARA
5.FOKUS MASA DEPAN

KEKURANGAN :
1.TIDAK EKSEKUTORIAL
2.TIDAK SELALU BERHASIL
3.PERLU PERIMBANGAN KEKUATAN
4.TIDAK U EMOSI TINGGI
DASAR HUKUM ADR ( MEDIASI )

1. UU NOMOR 36 / 2009 Tentang Kesehatan


Pasal 29 Dalam hal tenaga kesehatan diduga melakukan kelalaian dalam menjalankan profesinya, kelalaian tersebut harus
diselesaikan terlebih dahulu melalui mediasi.
2. UU NOMOR 36 / 2014 Tentang Tenaga Kesehatan

2. UU NOMOR 36/2014 Tentang Tenaga Kesehatan


Pasal 78 Dalam hal Tenaga Kesehatan diduga melakukan kelalaian dalam menjalankan profesinya yang menyebabkan kerugian
kepada penerima pelayanan kesehatan, perselisihan yang timbul akibat kelalaian tersebut harus diselesaikan terlebih dahulu
melalui penyelesaian sengketa di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

3. PERMA NO. 1 / 2016 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan


a). Pasal 1 Angka 8 : Kesepakatan Perdamaian adalah
kesepakatan hasil mediasi dalam bentuk dokumen yang
memuat ketentuan penyelesaian sengketa yang
ditandatangani oleh Para Pihak dan Mediator.
b) Pasal 1 Angka 10 : Akta Perdamaian adalah akta yang
memuat isi naskah perdamaian dan putusan hakim yang
mengesahkan kesepakatan perdamaian.
Pasal 2

Ayat (1) : Ketentuan mengenai Prosedur Mediasi dalam Peraturan


Mahkamah Agung ini berlaku dalam proses berperkara di Pengadilan
baik dalam lingkungan peradilan umum maupun peradilan agama.

Ayat (2) : Pengadilan di luar lingkungan peradilan umum dan


peradilan agama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
menerapkan Mediasi berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung ini
sepanjang dimungkinkan oleh ketentuan peraturan perundang-
undangan.
MENGAPA MEDIASI ?

1.Memberikan akses lebih baik terhadap


keadilan
2.Pelaksana asas peradilan yang cepat;
sederhana; biaya ringan
3.Memperkuat peran pengadilan sebagai
lembaga penyelesaian sengketa
ARAH
PENGATURAN

1.Menjadikan Mediasi sebagai pilihan


penyelesaian sengketa
2.Mendorong efektifitas pelaksanaan mediasi
di pengadilan
LINGKUP
PENGATURAN

1.Mediator
2.Iktikad baik dalam mediasi
3.Prinsip2 umum mediasi
4.Out put / keluaran mediasi
1. MEDIATOR

1.Mediator wajib memiliki sertifikat mediator dari


MA atau lembaga yang terakreditasi
2.Melaksanakan tugas secara sistematis dan
terstruktur
3.Melaksanakan tugas-tugas administratif
4.Wajib mentaati Pedoman Perilaku Mediator
2. IKTIKAD BAIK

1.Kehadiran ( maks 2 kali dipanggil berturut -


turut).
2.Kehadiran dalam seluruh rangkaian proses
mediasi
3.Pengajuan / tanggapan resume perkara
4.Penandatanganan kesepakatan perdamaian
3. PRINSIP UMUM
MEDIASI

1. Berlaku untuk peradilan umum dan peradilan agama


2. Mediasi tidak bisa dilakukan untuk sengketa yang sebelum diajukan ke pengadilan telah
dimediasi oleh mediator bersertifikat
3. Bersifat tertutup, kecuali para pihak menghendaki lain
4. Para pihak wajib hadir dengan atau tidak didampingi oleh kuasa hukum
5. Dilaksanakan dengan iktikad baik
6. Tidak ada biaya jasa mediator ( hakim/pengadilan), kecuali mediator non hakim
7. Dilaksanakan di ruang pengadilan ( mediator hakim ), kecuali mediator non hakim.
MEDIASI
4. OUTPUT/
KELUARAN
MEDIASI KESEPAKATA
N
PERDAMAIA
N

Kesepakatan
Perdamaian
PENGADILAN
NEGERI

Akta Perdamaian

AKTA
PERDAMAIAN
STRUKTUR KESEPAKATAN
PERDAMAIAN

1. KEPALA :
a. Judul 2. KOMPARASI
b. Hari tanggal bulan tahun a. Nama
c. Tempat pembuatan b. Umur
c. Agama
d. Pendidikan
e. Pekerjaan
f. Tempat tinggal
3. ISI :
a. Aksidentalia
b. Naturalia
c. Essensialia 4. PENUTUP :
a. Kata-kata penutup
b. Tanda tangan
MEDIATOR KESEHATAN INDONESIA
Alamat : Dringo RT 01/01, Kec. Wonotunggal, Kab. Batang Jawa Tengah 51253
email : taadi82@yahoo.co.id

SURAT PENUNJUKAN MEDIATOR


Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Jabatan :
Alamat :
Berkaitan dengn adanya persoalan yang dihadapi………….dengan pihak……………………maka dengan ini menunjuk
seorang mediator bersertifikat Dr. Ta’adi,SKp,Ns.,MH.Kes. ( Nomor Sertifikat : 571/TFP/IICT/XI/2018 )
Untuk menyelesaikan persoalan hukum yang kami hadapi secara netral dan professional dan saya menyatakan tidak
akan melakukan intervensi terhadap penunjukan ini serta akan mengikuti agenda proses mediasi yang akan
dilaksanakannya.
Demikian surat penunjukan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Batang, November … 2021
……………………………
Menyetujui Penunjukan Mediator
dan Setuju Mengikuti Proses Mediasi
Pihak…………………………..
…………………………………..
MEDIATOR KESEHATAN INDONESIA
Alamat : Dringo RT 01/01, Kec. Wonotunggal, Kab. Batang Jawa Tengah 51253
email : taadi82@yahoo.co.id

KESEPAKATAN PERDAMAIAN
Pada hari ini……………….tanggal…….bulan………tahun………bertempat tinggal di…………….hadir di hadapan Mediator bersertifikat dengan nomor sertifikat
571/TFP/IICT/XI/2018 atas nama Dr. Ta’adi, SKp,Ns.,MH.Kes pada Kantor Mediator Kesehatan beralamat di Dringo RT 01/01, Kec. Wonotunggal, Kabupaten Batang,
Jawa Tengah. Telah dibuat Kesepakatan Perdamaian dalam proses Mediasi perkara antara :
Fulan Bin Fulana, umur 50 tahun, agama Islam, pendidikan Sarjana, pekerjaan guru, tempat tinggal di …………………………….., selanjutnya disebut sebagai Pihak
Kesatu
Fulanah binti Fulani, umur 59 tahun, agama Islam, pendidikan Sarjana, pekerjaan perawat, tempat tinggal di ……………………………………………, selanjutnya disebut Pihak
Kedua
Dalam rangka mengatasi sengketa, dengan ini Para Pihak telah mencapai kesepakatan dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
Pasal 1
------------------------------------------------------------------------
Pasal 2
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pasal 3
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bahwa Para Pihak mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara untuk menguatkan Kesepatan Perdamaian dalam Akta Perdamaian
Pasal 4
Bahwa Semua Biaya perkara yang timbul dalam perkara ini ditanggung oleh………………………………………………………………………………..
Demikianlah Kesepakatan Perdamaian ini dibuat dan ditandatangani oleh Para Pihak dan Mediator

Pihak Kesatu Pihak Kedua


----------------------- ------------------------
Mediator
Dr. Ta’adi, SKp,Ns.,MH.Kes
----------------------------------
A N A A B
A I M J AW
A G U N G A L
B G G M H
TA N L A U M A ?
I D A U K O T
PN N H G G
P T U A A N
A N D A P
B H A
TE R
BAGAIMANA PPNI DALAM MEMBERI
BANTUAN HUKUM
THD PERAWAT ?

BADAN BANTUAN HUKUM PERAWAT


(BBHP) DPP PPNI

DASAR HUKUM :
ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB XVI :
BADAN – BADAN LAIN
Pasal 80 : Badan – badan Lain Pengurus PPNI terdiri dari :
a. Badan Bantuan Hukum dan Advokasi ;
b. Badan Pendidikan dan Pelatihan Keperawatan ;
c. Badan Penelitian dan Pengembangan Keperawatan;
d. Badan Penanggulangan Bencana; dan
e. Badan Usaha

Di tetapkan dengan SK No.021/DPP.PPNI/SK/K.S/III/2018


Di lantik hari Ahad, 18 Maret 2018 di Jakarta
STRUKTUR KEPENGURUSAN BBHP PPNI PUSAT

1. KEPALA BBHP
PENASEHAT AHLI
2. WAKIL KEPALA BBHP

SEKRETARIS BADAN

1. KABAG 1. KABAG 1. KABAG 1. KABAG


LITIGASI NON BANGLUHBI INPUBKO
2. WAKABAG LITIGASI N M
LITIGASI 2. WAKABAG 2. WAKABAG 2. WAKABAG
NON BANGLUHBI INPUBKO
LITIGASI N M

TIM HUKUM DAN


ADVOKASI
Skema Hubungan Penyelesaian Dugaan Kasus Perawat.

Bidang Hukum dan


DPP PPNI

BBHP PPNI
PENASEHAT
Pusat
AHLI

MKEK PPNI

Bidang Hukum dan


DPW PPNI

BBHP
PPNI Provinsi
ALUR PENGADUAN OLEH ANGGOTA PPNI

Dugaan Informasi awal Laporan dari


pelanggaran anggota PPNI

Koordinasi dengan Mengumpulkan Diterima


BBHP PPNI Pusat data dan verifikasi Komisariat dan
pelaporan ( Koord atau Kabupaten /
dg DPW PPNI) Kota

Identifikasi jenis Jika Terdapat


kasus (Pidana / unsur pidana /
Verifikasi data Perdata / perdata, BBHP
Administrasi / PPNI Pusat
Etika ) memberikan
pembelaan

Putusan
Menentukan
Pengadilan dan
Pelaporan dan Strategi : Non
atau nota
atau kasus selesai Litigasi dan atau
kesepakatan
Litigasi
hasil mediasi
ALUR PENGADUAN OLEH PENGURUS PPNI

Laporan dari
Dugaan Informasi Awal pengurus PPNI
Pelanggaran ( Berjenjang
DPK-DPD-DPW)

Koordinasi Mengumpulkan
dengan BBHP data dan Diterima DPP
PPNI Pusat verifikasi PPNI
pelaporan

Jika terdapat
Identifikasi kasus unsur pidana /
Verifikasi Data ( Pidana / perdata, BBHP
Perdata / PPNI Pusat
Administrasi / memberikan
Etika) pembelaan

Putusan
Menentukan
Pengadilan
Pelaporan dan Strategi : Non
dan atau Nota
atau kasus selesai Litigasi dan atau
Kesepakatan
Litigasi
hasil Mediasi
ALUR PENGADUAN OLEH PIHAK LAIN

Laporan dari
Dugaan Informasi Awal Pasien / Keluarga
Pelanggaran Pasien / Pihak
lain yg merasa
dirugikan

Koordinasi Mengumpulkan
dengan BBHP data dan Diterima
PPNI Pusat verifikasi tentang Komisariat
pelaporan /Kabupaten / Kota /
Propvinsi/ Pusat

Mengidentifikasi Jika terdapat


Verifikasi Data kasus (Pidana / unsur pidana /
Perdata / perdata, BBHP
Administrasi / PPNI Pusat
Etika) pembelaan

Putusan
Pengadilan dan Pelaporan dan Menentukan
atau Nota atau Kasus Strategi : Non
Kesepakatan Selesai Litigasi dan atau
hasil Mediasi Litigasi
S U M
G O
E R
I T O
G
CO
A L :
O R A
N M Y A S W
A I
PES SRIKA AH AS
U AH NG A M N G
T B L A P AR LA
A G E A I ER
N IKM DI MA T WAH C EM
A S A YA G A K IN
A
TER SRIK EMAN SEMA
E LI H S P A N
B PL A D E
A E
TET OGA K
SEM

Anda mungkin juga menyukai