Anda di halaman 1dari 75

ASPEK Hukum

REKAM MEDIS
dwi.retnowulandari
@yahoo.co.id
0813 6928 3949
DWI RETNO WULANNDARI
RSUD JEND A YANI
Jl. Tanggamus No. 5
METRO
KOTA METRO
LAMPUNG
1. UU RS
2.UU KEDOKTERAN
3.UU KESEHATAN
4.UU PERLINDUNGAN
KONSUMEN
5.UU HAM
BUKTI
6.PERATURAN PERUNDANG
– UNDANGAN TERKAIT
DOKUMEN HUKUM

Undang-Undang mewajibkan
dibuatnya RM pada setiap
pasien

RM harus dibuat memenuhi peraturan


dan standar yang memenuhi
persyaratan bisnis dan profesi sebagai
dokumen

RM berarti dokumen hukum


HUKUM UNTUK RM

Dalam mendisain form


Petunjuk
rekam medis, profesi agar Peraturan
profesional
Petunjuk
sadar dan memperhatikan Peraturan
profesional

ketentuan hukum yang


mengatur isi dari catatan
serta keakuratan Undang2
Undang2
rekam medis yang
pengisiannya. dipersyaratkan dan saling
berhubungan

SOP
SOP
akreditasi
akreditasi Institusi
Institusi
DASAR HUKUM
 Undang-Undang
 UU Praktik Kedokteran 29 tahun 2004

 UU No. 19 Tahun 2016 Informasi Transaksi Elektronik (ITE) / NO 11/18

 UU No. 14 Tahun 2008 Keterbukaan Informasi Publik (KIP)

 UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

 UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

 UU No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan

 Peraturan Pemertintah

 Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1966, Tentang Wajib


Simpan Rahasia Kedokteran
DASAR HUKUM
Keputusan/Peraturan Menteri

 Sk. Menteri Kesehatan No. 034 Tahun 1972, Tentang


Perencanaan Dan Pemeliharaan Rumah Sakit.
* Mempunyai Dan Merawat Statistik Yang Up To Date
* Membina Medical Record Yang Berdasarkan Ketentuan-
ketentuan Yang Telah Ditetapkan.
 Keputusan Menteri Kesehatan Ri No. 134 Tahun 1978,

Umum.
 Kep. Men PAN No. : 135/KEP/M.PAN/12/2002, tentang Jabatan
Fungsional Perekam Medis dan Angka Kriditnya
 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
496/MENKES/SK/IV/2005 ttg Pedoman Audit Medis di RS
 Kepmenkes no. 377/MenKes/SK/III/2007 ttg Standar Profesi
PEDOMAN

 Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis di


Rumah Sakit Revisi II (depkes, 1997)
 STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT (Depkes,
1999)
 Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di
Sarana Pelayanan Kesehatan (Gemala Hatta,
Revisi II, 2010)
 Self Assesment Akreditasi (KARS, 2012/ SNARS)
 SPO / PROTAP
berkas yang berisi catatan dan
dokumen antara lain identitas pasien,
hasil pemeriksaan, pengobatan yang
telah diberikan, serta tindakan dan
pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien
Kewajiban Membuat Rekam Medis
UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran, Pasal
46 ;

Permenkes No. 269 Tahun 2008 tentang rekam medis,


Pasal 5 ; ‘Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan
praktik kedokteran wajib membuat rekam medis’.

UU No. 44 Tahun 2009, tentang Rumah Sakit, Pasal 29,


ayat (1) point h : Setiap Rumah Sakit mempunyai
kewajiban : menyelenggarakan rekam medis;
Kewajiban Membuat Rekam Medis
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR: 900/MENKES/SK/VII/2002 TENTANG
REGISTRASI DAN PRAKTIK BIDAN

 Pasal 25
Disamping ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) bidan dalam melaksanakan
praktik sesuai dengan kewenangannya harus:
Melakukan catatan medik (medical record)
dengan baik
Kewajiban Membuat Rekam Medis
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR: 1239/MENKES/SK/XI/2001 TENTANG
REGISTRASI DAN PRAKTIK PERAWAT

 Pasal 16
Dalam melaksanakan kewenangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 perawat berkewajiban
untuk: Melakukan catatan perawatan dengan
baik
Ketentuan Kelengkapan dan Cara
Pengisian Rekam Medis

Undang – Undang RI No. 29 Tahun 2004, Tentang Praktik


Kedokteran
Pasal. 46
(2) Rekam Medis Sebagaimana Dimaksud Pada Ayat (1) Harus Segera
Dilengkapi Setelah Pasien Selesai Menerima Pelayanan Kesehatan.
(3) Setiap Catatan Rekam Medis Harus Dibubuhi Nama, Waktu, Dan
Tanda Tangan Petugas Yang Memberikan Pelayanan Atau Tindakan
Permenkes No. 269 Tahun 2008 tentang rekam medis , Pasal 5;
1) Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dibuat
segera dan dilengkapi setelah pasien menerima pelayanan.
2) Pembuatan rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan melalui pencatatan dan pendokumentasian hasil
pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien
Ketentua n Kelengkapan dan Cara
Pengisian Rekam Medis

Pasal 5;
3) Setiap pencatatan ke dalam rekam medis harus
dibubuhi nama, waktu dan tanda tangan dokter,
dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang
memberikan pelayanan kesehatan secara
langsung.
4) Dalam hal terjadi kesalahan dalam melakukan
pencatatan pada rekam medis dapat dilakukan
pembetulan.
5) Pembetulan sebagaimana dimaksud pada ayat
(5) hanya dapat dilakukan dengan cara
pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang
dibetulkan dan dibubuhi paraf dokter, dokter gigi
Ketentua n Kelengkapan dan Cara
Pengisian Rekam Medis

Pedoman Penyelenggaraan RM
1.
(Depkes, 1997)
Setiap tindakan/konsultasi yang dilakukan pada pasien
harus dicatat Segera ke RM (selambat- lambatnya 1 x
24 Jam, menurut Akreditasi )
2. Pencatatan yang dilakukan oleh mahasiswa,
ditandatangani dan menjadi tanggung jawab dokter
yang merawat atau dokter pembimbingnya
3. Pencatatan yang dilakukan oleh residen harus diketahui
oleh dokter pembimbingnya
4. Perbaikan kesalahan penulisan dapat dilakukan pada
saat itu juga dan diberi paraf
5. Tulisan tidak boleh dihapus dengan cara apapun
Ketentua n Kelengkapan dan Cara
Pengisian Rekam Medis

Pedoman Penyelenggaraan RM
 (Depkes,
Perintah dokter 1997) untuk suatu
melalui telephone
tindakan medis, harus diterima oleh perawat
senior. Perawat senior yang bersangkutan
harus membaca ulang catatannya ttg perintah
tsb & dokter yg
bersangkutan mendengarkan pembacaan
ulang itu dengan seksama serta mengoreksi
bila ada kesalahan.
 Dalam waktu paling lambat 24 jam, dokter
yang memberi perintah harus menandatangani
catatan perintah itu.
UU NO 36/2014
KEPEMILIKAN REKAM MEDIS

Dokumen milik
dokter atau
dokter gigi atau Isi rekam medis
REKAM
sarana merupakan hak
MEDIS
pelayanan pasien
KEPEMILIKAN REKAM MEDIS
UU PK No.: 29 tahun 2004, Pasal 47
 Dokumen rekam medis sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 46 merupakan milik dokter, dokter
gigi, atau sarana pelayanan kesehatan,
sedangkan isi rekam medis merupakan milik
pasien.
 PMK 269/MENKES/PER/III/2008 Pasal 12

 Berkas rekam medis milik sarana pelayanan


kesehatan.
 Isi rekam medis merupakan milik pasien.
 Isi rekam medis sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dalam
bentuk ringkasan rekam medis.
 Ringkasan rekam medis sebagaimana
KEPEMILIKAN INFORMASI
KESEHATAN
GAMBARAN MODERNISASI GAMBARAN DIMASA
TRADISONAL AKAN DATANG

Institusi/RS/Puskesmas Institusi/RS/PUS
KESMAS INFORMASI
Memiliki rekam memiliki rekam KESEHATAN DIPERCAYA
medis/catatan medis medis/catatan OLEH
medis, INSTITUSI/RS/PUSKES-
MAS UNTUK
MEMBERIKAN
PASIEN MANFAAT BAGI PASIEN.
MEMILIKI HAK
AKSES
PEMILIK INFORMASI KESEHATAN

 Hak pasien untuk melihat data dan meminta informasi


kesehatan dirinya yang tidak bisa diabaikan oleh pihak RS

UU RUMAH SAKIT No. 44 tahun 2009 Pasal 32 point J:


 Setiap pasien mempunyai hak mendapat informasi yang
meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan
tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi
yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan
yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan;
Rekam Medik Milik Sarana Pel

a. Merancang desain
RM
b. Menciptakan aturan
RM
c. Menguasai berkas
RM
d. Menggunakan isi RM
utk kepentinganya
e. Memusnahkan RM yg
(UUPK No. 29/2004)
Pasal 52 :

Pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai


hak :
 Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis
sebagaimana dimaksud dalam pasal 45 ayat (3);
 meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain;
mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhan
medis;
 menolak tindakan medis;
 mendapatkan isi rekam medis

Pasal 53:

Pasien dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai


kewajiban ;
a. memberikan informasi yang lengkapdan jujur tentang masalah
kesehatannya;
b. mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi;
c. mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan dan;
d. memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
KERAHASIAAN ISI REKAM
MEDIS
UU PK No. 29
Tahun 2004, pasal 47
(2) Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disimpan dan
dijaga kerahasiaannya oleh dokter atau dokter gigi dan pimpinan sarana
pelayanan kesehatan.

UU RUMAH SAKIT (44/2009) pasal 32 point i :


 Setiap pasien mempunyai hak :…mendapatkan privasi dan kerahasiaan
penyakit yang diderita termasuk data- data medisnya;
 Permenkes No. 269 Tahun 2008 tentang rekam medis pasal 10 (1):
Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat
pemeriksaan dan riwayat pengobatan pasien harus dijaga
kerahasiaannya oleh dokter, dokter gigi, tenaga kesehatan tertentu,
petugas pengelola dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan.
23
PP No 10 Tahun 1966 tentang WAJIB
SIMPAN RAHASIA KEDOKTERAN

 Pasal 1 :
 Yang dimaksud dengan rahasia kedokteran ialah
segala sesuatu yang diketahui oleh orang-
orang tersebut dalam pasal 3 pada waktu atau
selama melakukan pekerjaan dalam lapangan
kedokteran
 Pasal 2 :
 Pengetahuan tersebut pasal 1 harus
dirahasiakan oleh orang-orang yang tersebut
dalam pasal 3, kecuali apabila suatu
peraturan lain yang sederajat atau lebih
tinggi daripada Peraturan Pemerintah ini
menentukan lain
PP No 10 Tahun 1966 tentang
WAJIB SIMPAN RAHASIA
KEDOKTERAN
 Pasal 3 :
Yang diwajibkan menyimpan rahasia yang
dimaksud dalam pasal 1 ialah:
a) Tenaga kesehatan menurut pasal 2 Undang-
undang Tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Tahun 1963 No. 78).
b) Mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas
dalam lapangan pemeriksaan, pengobatan
dan atau perawatan, dan orang lain yang
ditetapkan oleh Menteri
PP No. 32 Tahun 1996  Tenaga Kesehatan

Pasal 22

(1) Bagi tenaga kesehatan jenis tertentu dalam


melaksanakan tugas profesinya berkewajiban untuk :
a. menghormati hak pasien;
b.menjaga kerahasiaan identitas dan data
kesehatan pribadi pasien;
c.memberikan informasi yang berkaitan dengan kondisi
dan tindakan yang akan dilakukan;
d meminta persetujuan terhadap tindakan yang akan
dilakukan;
e. membuat dan memelihara rekam medis.
Pasal 11 KODEKI No 315/88

Seorang dokter wajib merahasiakan segala


sesuatu yang diketahuinya tentang
seorang pasien, karena kepercayaan yang
telah diberikan kepadanya, bahkan juga
setelah pasien itu meninggal dunia
Aspek Hukum Hak Pasien
atas Rahasia Kedokteran

Pidana
Delik pasal 322 KUHP, Rahasia Jabatan

Perdata
“Onrechtmatige daad” pasal 1365 dan 1367
KUH Perdata, mengenai ganti rugi

Administratif
PP.No. 10/1966 dan Pasal 11 Kodeki No
315/88, rahasia kedokteran
(UUPK. No 29/2004)
Pasal 51.
Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan paraktik kedokteran mempunyai
kewajiban;
a. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar
prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien;
b. Merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau
kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu
pemeriksaan atau pengobatan;

c. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya


tentang pasien, bahkan juga setelah itu meninggal
dunia;
d. Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia
yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya; dan
e. Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran
atau kedokteran gigi.
Rekam medis/kesehatan
adalah berkas yang perlu
dirahasiakan. Oleh karena
itu, sifat kerahasiaan ini
perlu selalu dijaga oleh
setiap petugas yang ikut
menangani rekam
medis/kesehatan.
PELEPASAN/PENGUNGKAP
AN
ISI REKAM MEDIS
PENGUNGKAPAN
 Dengan Persetujuan /Atas
Izin / OTORISASI PASIEN
Mis : Untuk asuransi kesehatan,
perusahaan
 Menjalankan UU (Ps 50 KUHP)
Mis : a. Undang-undang wabah dan karant
b.Undang-undang Acara Pidana :
Visum et Repertum,
keterangan ahli didepan
Penyidik/penuntut umum
 Perintah Jabatan (Ps 51 KUHP)
PENGUNGKAPAN
 Konsultasi Profesional/Untuk
Kepentingan Pasien
Mis : pada waktu konsultasi medis antara
tenaga kesehatan/medis, dalam hal
pasien dalam keadaan darurat dan
tidak bisa memberikan
PERSETUJUAN
 Pendidikan Dan Penelitian
Mis : Dengan tidak mencantumkan
identitas pasien untuk kepentingan
statistik, audit medis, penelitian
OTORITA
SI
 DENGAN AUTORISASI YBS
 SETELAH PASIEN DIBERI PENJELASAN
 PASIEN HARUS KOMPETEN
 TIDAK MELANGGAR UU

 INFORMASI HARUS RELEVAN


 INFORMASI MINIMAL, CUKUP
MENJAWAB PERTANYAAN

PRINSIP
“NEED TO KNOW”
KEPADA KELUARGA

Seijin Pasien
 TERHADAP KELUARGA DEKAT / INTI
BIASANYA DIANGGAP IMPLIED
CONSENT, KECUALI PASIEN
MELARANG
 TERHADAP KELUARGA BUKAN INTI
KONSUL DAHULU DENGAN PASIEN
 PASIEN TAK SADAR
 (KASUS: PASIEN MENGGUGAT RS
KARENA RM DICOPY OLEH
SUAMINYA)
L A W Y E R
 Ada Kuasa Khusus
 Ada permintaan resmi
 Dalam bentuk surat
riwayat perjalanan
penyakit
 LENGKAP, JELAS, JUJUR

 BAHASA AWAM

 REKAM MEDIS HANYA


KELUAR DARI RS ATAS
PERINTAH PERADILAN
PERATURA
PERUNDANG

 KEPENTINGAN PERADILAN
 KUHAP: VISUM ET
REPERTUM & SAKSI AHLI
 KEPENTINGAN MASYARAKAT :
 UU WABAH

 UU KARANTINA

 PERATURAN PELAPORAN
KLB
 UU KESEHATAN KERJA
PRAKTEK
UU
KEDOKTERAN
 Pasal 48 (2)
 Rahasia kedokteran hanya
dapat dibuka untuk
kepentingan pasien,
memenuhi permintaan
aparatur penegak hukum
dlm rangka penegakan
hukum, permintaan pasien
sendiri, atau berdasarkan
KEPENTINGAN
PASIEN

 Dapat dinyatakan oleh pasien/


keluarga dekatnya, jika tidak
dapat diperoleh pendapat
mereka  MENURUT
PENDAPAT DOKTER
 MISALNYA : konsultasi
kedokter lain, anamnesia ke
orang lain yg bukan
PMK
269/2008
PASAL 10 AYAT (2)
Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat
penyakit, riwayat pemeriksaan dan riwayat
pengobatan dapat dibuka dalam hal :
1. untuk kepentingan kesehatan pasien;
2. memenuhi permintaan aparatur penegak hukum
dalam rangka penegakan hukum atas perintah
pengadilan;
3. permintaan dan/atau persetujuan
pasien sendiri;
4. permintaan institusi/lembaga
berdasarkan ketentuan perundang-
undangan; dan
5. untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan
audit medis, sepanjang tidak menyebutkan
identitas pasien.
PMK
269/2008
PASAL 10 AYAT (3)

Permintaan rekam medis untuk


tujuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) harus dilakukan
secara tertulis kepada pimpinan
sarana pelayanan kesehatan.
PMK
269/2008
PASAL 11
1. Penjelasan tentang isi rekam medis hanya
boleh dilakukan oleh dokter atau dokter gigi
yang merawat pasien dengan izin tertulis
pasien atau berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
2. Pimpinan sarana pelayanan
kesehatan dapat menjelaskan isi rekam
medis secara tertulis atau langsung kepada
pemohon tanpa izin pasien berdasarkan
peraturan perundang-undangan
Pemaparan isi rekam medis/kesehatan hanya
boleh dilakukan oleh dokter yang bertanggung
jawab dalam perawatan pasien yang
bersangkutan. Dalam hal ini hanya boleh
dilakukan untuk
(1) pasien yang bersangkutan atau ,
(2) kepada konsulen atau ,
(3) untuk kepentingan pengadilan.
Untuk Rumah Sakit permintaan pemaparan ini
untuk kepentingan pengadilan harus ditujukan
kepada Kepala Rumah Sakit.
PMK
269/2008
PASAL 13

 Pemanfaatan rekam medis sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) huruf c yang
menyebutkan identitas pasien harus
mendapat persetujuan secara tertulis dari
pasien atau ahli warisnya dan harus dijaga
kerahasiaannya.
 Pemanfaatan rekam medis untuk keperluan
pendidikan dan penelitian tidak diperlukan
persetujuan pasien, bila dilakukan untuk
kepentingan negara.
PENYIMPANAN REKAM MEDIS
Permenkes 269 Pasal 8

 Rekam medis pasien rawat inap di rumah


sakit wajib disimpan sekurang-kurangnya
untuk jangka waktu 5 (lima) tahun
terhitung dari tanggal terakhir pasien
berobat atau dipulangkan.
 Setelah batas waktu 5 (lima) tahun
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilampaui, rekam medis dapat
dimusnahkan, kecuali ringkasan pulang
dan persetujuan tindakan medik.
Permenkes 269 Pasal 8

 Ringkasan pulang dan persetujuan


tindakan medik sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) harus disimpan untuk
jangka waktu 10 (sepuluh) tahun
terhitung dari tanggal dibuatnya
ringkasan tersebut.
 Penyimpanan rekam medis dan ringkasan
pulang sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), dan, ayat (3), dilaksanakan oleh
petugas yang ditunjuk oleh pimpinan
sarana pelayanan kesehatan.
Pasal 9
 Rekam medis pada sarana
pelayanan kesehatan non
rumah sakit wajib disimpan
sekurang-kurangnya untuk
jangka waktu 2 (dua) tahun
terhitung dari tanggal
terakhir pasien berobat.
 Setelah batas waktu
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilampaui,
rekam medis dapat
dimusnahkan.
TANGGUNG JAWAB
TERHADAP REKAM MEDIS
Melindungi informasi yang ada
didalam rekam medis (hilang,
dipalsukan dan dipergunakan oleh
orang tidak berhak)

Kelengkapan dan
kebenaran isi rekam
medis (pelayanan yang
diberikan)
Staf Medik/Komite
 Mengevaluasi kualitas rekam medis
(konsistensi kelengkapan isinya) dan
menjamin bahwa rekam medis telah
dilaksanakan sesuai dengan
kebijakan dan peraturan yang
ditetapkan RS
 Praktisi kesehatan lainnya tidak
boleh memberikan informasi
apapun berkaitan dengan isi
rekam medis
Pimpinan Rumah Sakit
Menyediakan fasilitas unit rekam
medis untuk bekerja secara efektif.

Staf Medik/Komite
Secara tidak langsung menentukan
kualitas pelayanan dan memberi
asupan untuk kualitas rekam medis
Tanggung Jawab atas isi RM

PMK No. 269/2008


PMK No. 269/2008

Pasal 7
 Sarana pelayanan kesehatan wajib
menyediakan fasilitas yg diperlukan
dalam rangka penyelenggaraan
rekam medik
Pasal 14
 Pimpinan sarana pelayanan kesehatan
bertanggung jawab atas hilang, rusak,
pemalsuan, dan/atau penggunaan
oleh orang atau badan yang tidak
berhak terhadap rekam medis.
PMK No. 269/2008
Pasal 15
 Pengelolaan rekam medis dilaksanakan
sesuai dengan organisasi dan tata kerja
sarana pelayanan kesehatan
Pasal 16
 Kepala Dinas Kesehatan Propinsi,
Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, dan organisasi
profesi terkait melakukan pembinaan
dan pengawasan pelaksanaan
peraturan ini sesuai dengan tugas dan
fungsi masing-masing.
 Pembinaan dan pengawasan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diarahkan untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan
TANGGUNG JAWAB
PETUGAS REKAM MEDIS

- Melakukan Analisa kuantitatif dan kualitatif


- Bertanggung jawab penuh atas kelengkapan
berkas rekam medik
- Menjaga agar rekam medik disimpan dan ditata
dengan baik
- Memfasilitasi pelepasan informasi kesehatan kepada
pasien maupun pihak ketiga
- Menjaga keamanan alur permintaan informasi pasien
- Memelihara kerahasian informasi kesehatan
- Mengevaluasi faktor resiko dalam pendokumentasian
SANGSI YANG BERKAITAN
DENGAN REKAM MEDIS
Pasal 79 (UU PK NO. 29/2004)

Dipidana dengan pidana kurungan


paling lama 1 (satu) tahun atau denda
paling banyak Rp50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah), setiap dokter atau
dokter gigi yang dengan sengaja tidak
membuat rekam medis sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1)
BAB IX SANKSI
Pasal 42

Bidan yang dengan sengaja


Melakukan praktik kebidanan tidak
sesuai dengan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 25 ayat (1) dan ayat (2)
dipidana sesuai ketentuan Pasal
82 Peraturan Pemerintah Nomor
36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan
BAB VII SANKSI
Pasal 38
Terhadap perawat yang
sengaja : melakukan
praktik keperawatan
yang tidak sesuai
dengan ketentuan
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 16 dipidana
sesuai ketentuan Pasal
82 Peraturan
Pemerintah Nomor 36
Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan
Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan
 Pasal 35
Berdasarkan ketentuan Pasal 86 Undang-
undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan, barangsiapa dengan sengaja :
a.melakukan upaya kesehatan
tanpa ijin sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (1);

 b. melakukan upaya kesehatan tanpa


melakukan adaptasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1);

 c. melakukan upaya kesehatan tidak


sesuai dengan standar profesi tenaga
kesehatan yang bersangkutan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
ayat (1);

 d. tidak melaksanakan kewajiban


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat
(1);
dipidana denda paling banyak Rp.
UU NO
36/2014
Undang–undang Hukum
Pidana
Pasal 322
Barang siapa dengan
sengaja membuka suatu
rahasia yang ia wajib
menyimpan oleh karena
jabatan atau pekerjaannya,
baik sekarang maupun yan
dahulu, dihukum dengan
penjara selama-lamanya
sembilan bulan atau denda
PMK No. 29/2008
PASAL 17
 Dalam rangka pembinaan dan pengawasan, Menteri, Kepala
Dinas Kesehatan Propinsi, Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, dapat mengambil tindakan administratif
sesuai dengan kewenangannya masing- masing.
 Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat berupa teguran lisan, teguran tertulis
sampai dengan pencabutan izin
PERAN REKAM MEDIS
DI PENGADILAN
HUKUM ACARA UNDANG
PERD & PID UNDANG

PEMBUKTIAN STANDPRO TINDAKAN MEDIS

REKAM MEDIS

PENELTIAN &
ALAT BUKTI DG PEMBIAYAAN/ PENELITIAN &
PENINGKATKAN
TULISAN ASURANSI PENDIDIKAN
DERAJAT KESH
REKAM MEDIS
DI PENGADILAN
 INFORMASI DAPAT DIJADIKAN
BUKTI
 DOKUMEN RESMI

 RS MENERIMA PERINTAH
PENGADILAN
 KIRIM SAKSI + RM

 RM TIDAK BOLEH DIMINTA


Pasal 13 Permenkes 269/2008
 Pemanfaatan rekam medis dapat dipakai
sebagai:
 pemeliharaan kesehatan dan
pengobatan pasien;
 alat bukti dalam proses penegakan
hukum, disiplin kedokteran dan
kedokteran gigi dan penegakkan etika
kedokteran dan etika kedokteran gigi;
 keperluan pendidikan dan penelitian;

 dasar pembayar biaya pelayanan


kesehatan; dan
Peranan rekam medis dalam
penyidikan :

Penyidik boleh memeriksa buku rekam


medis tanpa surat kuasa dari pasien
(pasal 131 (1) KUHAP memberikan
wewenang kepada pihak penyidik
untuk memeriksa buku rekam medis,
tetapi penyidik tidak boleh melakukan
penyitaan
konsekuensi ketidakjelasan data atau
ketidaklengkapan inf.rekam
kesehatan:  Pasien menerima
pengobatan dengan jumlah
dosis 25 mg yg se-hrsnya
2,5 mg dari pengobatan
tersebut menyebabkan
reaksi obat dan kerusakan
otak
 Tidak konsistensinya
pengentrian rekam
kesehatan; catatan pasien
masuk tanggal 24 Juni
tapi dalam catatan
perkembangan tertulis 22
Juni (kesalahan), diagnosa
masuk di emergensi ;
Catatan mengenai ” waktu” yang menjadi
masalah serius
 Pasien dibawa ke Emergensi
jam 22.00, pada catatan
pemeriksaan dinyatakan
bahwa pasien harus segera
dioperasi tapi catatan
tersebut tidak diperhatikan
sampai dengan jam 7.00
keesokan paginya, 1 jam
kemudian, pasien dioperasi
dan hasilnya tidak maksimal,
setelah 4 tahun kemudian
kasus ini diungkit sebagai
malpraktik.
 Kontradiksi pencatatan yang
membingungkan dan sangat
vital : Catatan Perawat
terbaca : ” Pasien mengalami

Anda mungkin juga menyukai