Penelitian ini dilakukan oleh Norani H. Gangaram-Pandays, Tanja van Essen, Tom G.
Goosa, Rogier CJ de JongeCIrwin KM Reiss, Willem van Weteringena, dengan judul
Dynamic Light Scattering: A New Noninvasive Technology for Neonatal Heart Rate
Monitoring. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Anak Sophia, Rotterdam, Belanda.
Dynamic Light Scattering adalah inovasi miniature sensor yang telah dikembangkan,
dan berguna dalam pemantauan parameter hemodinamik non-invasif. Mekanisme kerja
Dynamic Light Scattering yaitu dapat mendeteksi gerakan hemoglobindalam tubuh dengan
dioda laser yang memancarkan sinar cahaya sempit. Cahaya menghamburkan hemoglobin
yang bergerak, menciptakan pola bintik yang berubah-ubah waktu. Pola bintik dianalisis
secara real time dan memberikan informasi tentang, misalnya, kecepatan dan ukuran partikel
hemoglobin, dan menerjemahkannya ke bentuk gelombang aliran pulsatil. Hal ini
memungkinkan teknik DLS untuk mengukur beberapa parameter hemodinamik seperti HR
dan aliran darah.
Karakteristik bayi yang dapat menggunakan DLS yaitu tidak terdapat sepsis, demam,
desaturasi parah, apnea parah, atau insiden parah selama menyusui . DLS ditempelkan
dibagian dahi, dada dan perut bayi tetapi tidak menyentuh permukaan kulit dengan jarak
beberapa milimeter dari kulit..
Dari hasil pengukuran yang ditempelkan dibagian dahi memiliki tingkat sensitivitas
yang baik yaitu 87 dan 90%, sedangkan untuk bagian dada dan perut memiliki AUC
terendah. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan pernapasan yang dapat menciptakan
bentuk gelombang sehinga terdeteksi sebagai detak jantung.
Penelitian ini adalah yang pertama mengevaluasi kinerja sensor DLS mini untuk
pemantauan HR. Teknologi DLS memiliki beberapa keunggulan potensial dibandingkan
pemantauan HR neonatal saat ini. Sensor dengan teknologi ini bisa lebih kecil dari sensor HR
saat ini, dan juga berpotensi untuk mengukur parameter hemodinamik lainnya seperti aliran
darah.
Keterbatasan dari teknologi DLS ini membutuhkan kekuatan sinyal yang sangat baik.
Jika sinyal DLS buruk akan mengakibatkan pencatatan frekuensi yang salah, amplitudo, dan
fluktuasi yang disebabkan oleh pernapasan (pengembaraan dasar), serta salah mendeteksi
bentuk gelombang pernapasan sebagai detak jantung. DLS juga masih sulit mendeteksi
pergerakan ekstremitas yang tiba-tiba yang berlangsung singkat sehingga mengakibatkan
hilangnya deteksi HR.
Meskipun keterbatasan utama dari penelitian ini, ukuran kecil dari mDLSTM sensor
dan non-invasifnya menunjukkan kegunaan yang sangat baik. Dengan perbaikan yang
diperlukan, teknologi DLS akan dapat memberikan keuntungan khusus dibandingkan teknik
yang digunakan saat ini seperti EKG dan oksimetri nadi, karena kemungkinan pengukuran
HR, aliran darah, dan curah jantung dengan satu sensor, dan bahkan bebas kontak hingga
jarak beberapa milimeter dari kulit.
Kesimpulan dalam penelitian ini Dynamic Light Scattering adalah inovasi miniature
sensor yang telah dikembangkan, dan berguna dalam pemantauan parameter hemodinamik
non-invasif. Teknologi DLS memiliki beberapa keunggulan potensial dibandingkan
pemantauan HR neonatal saat ini. Sensor dengan teknologi ini bisa lebih kecil dari sensor HR
saat ini, dan juga berpotensi untuk mengukur parameter hemodinamik lainnya seperti aliran
darah. Keterbatasan dari teknologi DLS ini membutuhkan kekuatan sinyal yang sangat baik.
Jika sinyal DLS buruk akan mempengaruhi kinerja DLS.