PENDAHULUAN
Saat ini, stres tidak hanya melibatkan kaum tua, tetapi dialami juga pada
kaum muda. Timbulnya stres berdampak buruk pada penurunan kondisi tubuh
manusia. Reaksi tersebut diantaranya detak jantung meningkat dengan cepat dan
pada telapak tangan juga akan mengalami keluarnya cairan keringat dalam jumlah
yang lebih banyak dari kondisi normal. Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan sistem deteksi stres sebagai pemantau kondisi kesehatan
manusia dengan mendeteksi jumlah detak jantung permenit dan konduktansi kulit
pada telapak tangan.
Pada penelitian ini memiliki dua parameter yaitu pulse sensor untuk
deteksi denyut jantung bagi, seseorang yang stres mempunyai denyut jantung
yang cenderung lebih lambat dibandingkan manusia normal, dibawah 60 kali
permenit. Sedangkan bagi seseorang yang normal mempunyai denyut jantung
berkisar 60 – 90 keli permenit. Pada GSR sensor yang berguna untuk mengukur
nilai konduktansi kulit pada manusia. Adapun nilai konduktansi kulit yang
termasuk dalam tingkat normal berkisar 2 – 4 mV, dan apabila manusia sedang
mengalami ketegangan yang tinggi bisa melebihi dari 4 mV.
Pada penelitian kali ini yakni alat pendeteksi untuk mengukur tingkat stres
pada manusia serta pendeteksi detak jantung menggunakan sensor Galvanic Skin
Response sensor dan pulse sensor bebasis Atmega 32. Penelitian ini
menggunakan Atmega 32 sebagai pengendali. Data hasil dari GSR sensor dan
pulse sensor kemudian diolah oleh mikrokontroler Atmega 32 dan ditampilkan
pada LCD serta output suara.
1.4 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Fowles (1974, 1986) Galvanic Skin Response (GSR) adalah salah
satu dari beberapa tanggapan electrodermal (EDRs). EDRs adalah perubahan sifat
listrik dari kulit seseorang yang disebabkan oleh interaksi antara lingkungan
peristiwa dan keadaan psikologis individu. Kulit manusia adalah konduktor listrik
yang baik dan ketika arus listrik lemah dikirimkan ke kulit, perubahan konduksi
kulit sinyal yang dapat diukur. Variabel yang diukur adalah baik resistensi kulit
atau timbal balik, konduktansi kulitnya. Sebuah penguat GSR, seperti yang akan
digunakan dalam percobaan ini, berlaku tegangan konstan pada kulit melalui
elektroda. Tegangan ini sangat kecil sehingga tidak dapat dirasakan oleh individu.
Namun, arus yang mengalir melalui kulit, seperti tegangan diterapkan, dapat
dideteksi dan ditampilkan. Karena tegangan konstan diterapkan pada kulit dikenal
dan arus dapat diukur, konduktansi kulit dapat ditentukan oleh amplifier GSR.
Keluaran dari GSR amplifier adalah konduktansi kulit dinyatakan dalam satuan
yang disebut microSiemens (mikrodetik).
Denyut arteri dapat menjadi lebih cepat atau lebih lambat ketika seseorang
sedang gelisah stres, hilang kesadaran atau koma, ada gangguan pada jantung atau
menderita panas. Dengan meraba gelombang denyut jantung arteri, dapat dihitung
kecepatan jantung yang berbeda – beda karena dipengaruhi oleh aktivitas
seseorang dan juga oleh makanan, umur, dan emosi. Perbedaan denyut jantung
manusia ditunjukkan dalam table 2.1
Stres menurut cannon (1995), adalah salah satu reaksi tubuh ketika
dihadapkan pada situasi yang tampak berbahaya. Akibatnya tubuh akan
memproduksi hormon adrenaline yang berfungsi untuk mempertahankan diri.
Dampak terburuk dari stres yang berat adalah menurunnya performansi pekerjaan
secara berkala, gangguan kesehatan yang berdampak pada perencanaan dan
system imunitas tubuh, gangguan mental, hingga gangguan kejiwaan.
Tabel 2.2 Tingkat Stres Berdasarkan Detak Jantung Pada Usia Dewasa
Muda (Pradhipta, 2014)
No Kondisi HR (bpm)
1 Rileks 60 – 70
2 Tenang 70 – 90
3 Cemas 90 – 100
4 Tegang >100
Tabel 2.3 Tingkat stres berdasarkan nilai konduktansi kulit (Yolanda, 2014)
Menurut Chris (2010) sensor GSR terdiri dari 2 baut yang terhubung kabel
ke rangkaian. Sensor ini berfungsi untuk menangkap sinyal-sinyal listrik yang ada
pada kulit tangan. Sensor ini berpedoman pada kemampuan konduktivitas kulit.
Fungsi utama dari kulit adalah untuk melindungi tubuh dari lingkungan.
Salah satu aspek dari ini adalah untuk mencegah hilangnya air oleh tubuh.
Namun, pada saat yang sama, penguapan air sebagai sarana mengatur suhu tubuh
harus difasilitasi. Persyaratan ini tampaknya dilakukan oleh stratum korneum
sebagai lapisan penghalang yang mencegah hilangnya air ke luar kecuali melalui
kelenjar keringat, yang aktivitasnya dapat dikendalikan. Hal ini pada gilirannya
dimediasi oleh otonom (simpatis) sistem saraf.
Latar Belakang
Stres merupakan suatu kondisi normal dialami setiap manusia yang mempengaruhi
emosi, cara berpikir seseorang dalam lingkungannya, dan menyebabkan
ketidakstabilan keseimbangan tubuh terganggu. Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan sistem deteksi stres sebagai pemantau kondisi kesehatan manusia
dengan mendeteksi jumlah detak jantung permenit dan konduktansi kulit pada
telapak tangan.
Identifikasi Masalah
Bagaimana membuat alat Galvanic Skin Response Pada Sistem Pemantauan
Kesehatan Manusia Berbasis Atmega32 dan bagaimana hasil uji fungsinya?
Tujuan Penelitian
Membantu mengetahui dan memantau tingkat stres pada manusia melalui kelenjar
kulit dan detak jantung
Manfaat Penelitian
Hasil
Kesimpulan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Beberapa alat dan bahan yang akan digunakan pada pembuatan alat
pendeteksi stress menggunakan konduktivitas kulit dan detak jantung berbasis
Atmega 32 sebagai berikut :