pengecualian Permenkes No 290 Tahun 2008 Persetujuan Tindakan Medik BAB II – Persetujuan dan Penjelasan Pasal 2 1) Semua tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien harus mendapat persetujuan 2) Persetujuan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) dapat diberikan secara tertulis maupun lisan 3) Persetujuan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) diberikan setelah pasien mendapat penjelasan yang diperlukan tentang perlunya tindakan kedokteran dilakukan Pasal 4 1) Dalam keadaan gawat darurat, untuk menyelamatkan jiwa pasien dan/atau mencegah kecacatan tidak diperlukan persetujuan tindakan kedokteran 2) Keputusan untuk melakukan tindakan kedokteran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diputuskan oleh dokter/dokter gigi dan dicatat dalam rekam medik 3) Dalam hal dilakukannya tindakan kedokteran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dokter/dokter gigi wajib memberikan penjelasan sesegera mungkin kepada pasien setelah pasien sadar atau kepada keluarga terdekatnya BAB III YANG BERHAK MEMBERIKAN PERSETUJUAN 1) Persetujuan diberikan oleh pasien yang kompeten atau keluarga terdekat 2) Penilaian terhadap kompetensi pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan oleh dokter/dokter gigi sebelum tindakan kedokteran dilakukan 3) Dalam hal terdapat keraguan persetujaun yang diberikan oleh pasien atau keluarganya, dokter atau dokter gigi dapat melakukan persetujuan ulang Permenkes 585 Tahun 1989 tentang Persetujuan Tindakan Medik Malpraktik: Definisi & Bentuk Definisi • Terdiri dari 2 suku kata mal (Yunani = buruk) dan praktik • Praktik = menjalankan perbuatan yang tersebut dalam teori atau menjalankan pekerjaan (profesi) [Kamus Umum Bahasa Indonesia] • Malpraktik = menjalankan pekerjaan yang buruk kualitasnya, tidak lege artis, tidak tepat. • Tidak hanya terdapat dalam kedokteran, tapi juga pada profesi lain (perbankan, pengacara, akuntan publik, wartawan) • WHO (1992) “medical malpractice involves the physician’s failure to confirm to the standard of care for treatment of the patient condition, or lack of skill, or negligence in providing care to the patient, which is the direct cause of an injury to the patient” Apapun definisinya, intinya mengandung salah satu dari unsur: • Dokter kurang menguasai ilmu pengetahuan kedokteran dan keterampilan yang sudah berlaku umum dikalangan profesi dokter • Dokter memberikan pelayanan medik di bawah standar (tidak lege artis) • Dokter melakukan kelalaian berat atau kurang hati-hati, yang mencakup: • Tidak melakukan suatu tindakan yang seharusnya dilakukan, atau • Melakukan suatu tindakan yang seharusnya tidak dilakukan • Melakukan tindakan medik yang bertentangan dengan hukum Walau UU No. 6 tahun 1963 tentang Tenaga Kesehatan sudah dicabut oleh UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, namun perumusan malpraktik/kelalaian medik yang tercantum dalam Pasal 11b masih dapat dipergunakan: (a) melalaikan kewajiban (b) melakukan sesuatu yang seharusnya tidak boleh diperbuat oleh seorang tenaga kesehatan, baik mengingat sumpah jabatannya, maupun mengingat sumpah sebagai tenaga kesehatan • Kelalaian bukan suatu pelanggaran hukum atau kejahatan bila tidak sampai membawa kerugian atau cedera kepada orang lain dan orang ini dapat menerimanya. • Kelalaian yang mengakibatkan kerugian materi, mencelakakan, merenggut nyawa kelalaian berat (culpa lata) serius dan kriminal. • Tolok ukur culpa lata: • Bertentangan dengan hukum • Akibatnya dapat dibayangkan • Akibatnya dapat dihindarkan • Perbuatannya dapat dipersalahkan Jenis Malpraktik Malpraktik Etik dokter melakukan tindakan yang bertentangan dengan etika kedokteran • Merupakan dampak negatif dari kemajua teknologi, yang bertujuan memberikan kenyamanan bagi pasien dan membantu dokter dalam menentukan diagnosis dengan cepat, lebih tepat, dan akurat Malpraktik Yuridik • Dibagi dalam 3 bentuk: Malpraktik Perdata, Malpraktik Pidana, Malpraktik Administratif Malpraktik Perdata (Civil malpractice) • Terdapat hal-hal tidak terpenuhinya isi perjanjian di dalam perjanjian terapeutik oleh dokter atau tenaga kesehatan lain, atau terjadi perbuatan melanggar hukum sehingga menimbulkan kerugian pada pasien. • Tanggung gugatan bersifat individual atau korporasi, dapat dialihkan ke pihak lain berdasarkan principle of vicarious liability Malpraktik Pidana (Criminal Malpractice) Apabila pasien meninggal dunia atau mengalami cacat akibat dokter/tenaga kesehatan lain kurang hati-hati dalam melakukan upaya penyembuhan terhadap pasien yang meninggal dunia/cacat tersebut • Malpraktik pidana karena kesengajaan aborsi tanpa indikasi medis (pasal 299 KUHP), euthanasia (pasal 344 KUHP), membocorkan rahasia kedokteran (pasal 332 KUHP) • Malpraktik pidana karena kecerobohan tidak sesuai dengan standar profesi • Malpraktik pidana karena kealpaan kurang hati-hati dalam tindakan perawatan pasien Malpraktik Administratif (Administrative Malpractice) • Apabila dokter atau tenaga kesehatan lain melakukan pelanggaran terhadap hukum administrasi negara yang berlaku • Misal: praktik tanpa SIP, praktik dengan SIP kadaluarsa, membuat surat keterangan tanpa memeriksa kebenarannya