1. MM tentang Malpraktek
1.1 Definisi
KBBI = praktik kedokteran yang salah, tidak tepat, manyalahi undang-undang
atau kode etik.
Jurnal = Kelalaian seseorang dokter untuk mempergunakan tingkat keterampilan
dan ilmu pengetahuan yang lazim dipergunakan dalam mengobati pasien atau
orang yg terluka menurut ukuran dilingkungan yang sama.
( M. Jusuf Hanafiah, Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan, (Surabaya : Buku
Kedokteran BCG, 199), Hal. 87 dalam Mudakir Iskandarsyah, Op.CIT. )
1.2 Klasifikasi
Menurut J. Guwandi malprakterk medis dpt dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Dengan sengaja (dolus, vorsatz…) yg dilarang oleh peraturan perundang-
undangan. Dengan kata lain malpratktek dlm arti sempit, misalnya dgn sengaja
melakukan abortus tnp adanya indikasi medis, melakukan euthanasia,
memberi surat keterangan medis yg isinya tdk benar.
2. Tidak sengaja atau krn kelalaian, misalnya menelantarkan pengobatan pasien
karena lupa atau sembarangan sehingga penyakit pasien bertambah berat dan
kemudian meninggal.
Ditinjau dari segi etika profesi dan segi hokum dpt dibedakan menjadi 2 bentuk:
1. Malpraktik etik, yaitu tenaga kesehatan melakukan tindakan yg bertentangan
dengan etika profesinya sbg tenaga kesehatan.
2. Malprtaktik yuridis,
a. Malpraktek perdata, malpraktek yang terjadi apabila terdapat hal-hal yg
menyebabkan tidk terpenuhinya isi perjanjian didlm transaksi terapeutik
oleh tenaga kesehatan, atau terjadinya perbuatan melanggar hokum
sehingga menimbulkan kerugian.
b. Malpraktek pidana, terjadi apabila pasien meninggal dunia atau mengalami
cacat akibat tenaga kesehatan kurang hati-hati. atau kurang cermat dlm
melakukan upayaperawatan thdp pasien yg meninggal dunia atau cacat.
c. Malpraktek administrative, terjadi apabila tenaga kesehatan melakukan
pelanggaran thdp hokum administrasi Negara yg berlaku, misalnya
menjalankan praktek bidan tnp lisensi atau izin praktek.
Adapun unsur-unsur dari pasal 359 dan pasal 360 sebagai berikut :
1. Adanya unsur kelalaian (culpa).
2. Adanya wujud perbuatan tertentu .
3. Adanya akibat luka berat atau matinya orang lain.
4. Adanya hubungan kausal antara wujud perbuatan dengan akibat kematian
orang lain itu.
Tiga tingkatan culpa:
1. Culpa lata : sangat tidak berhati-hati (culpa lata), kesalahan serius, sembrono
(gross fault or neglect)
2. Culpa levis : kesalahan biasa (ordinary fault or neglect)
3. Culpa levissima : kesalahan ringan (slight fault or neglect) (Black 1979 hal.
241)
3. MM informed concent
3.1 definisi = Informed Consent teridiri dari dua kata yaitu “informed” yang berarti
informasi atau keterangan dan “consent” yang berarti persetujuan atau memberi izin.
jadi pengertian Informed Consent adalah suatu persetujuan yang diberikan setelah
mendapat informasi. Dengan demikian Informed Consent dapat di definisikan sebagai
pernyataan pasien atau yang sah mewakilinya yang isinya berupa persetujuan atas
rencana tindakan kedokteran yang diajukan oleh dokter setelah menerima informasi
yang cukup untuk dapat membuat persetujuan atau penolakan. Persetujuan tindakan
yang akan dilakukan oleh Dokter harus dilakukan tanpa adanya unsur pemaksaan.
http://eprints.undip.ac.id/44650/3/Hamim_Tohari_22010110110013_Bab2KTI.pd
f
3.2 Tujuan, Informed Consent itu sendiri menurut jenis tindakan / tujuannya
dibagi tiga, yaitu: a. Yang bertujuan untuk penelitian (pasien diminta untuk menjadi subyek
penelitian).
2. Memberikan perlindungan hukum kepada dokter terhadap akibat yang tidak terduga
dan bersifat negatif, misalnya terhadap risk of treatment yang tak mungkin
dihindarkan walaupun dokter sudah mengusahakan semaksimal mungkin dan
bertindak dengan sangat hati-hati dan teliti.
3.3 Jenis-jenis
3.4 Manfaat