KODE ETIK
KELOMPOK 12
1. Autonomy ( Otonomi )
2. Beneficience ( Berbuat Baik )
3. NonMaleficience(Tidak Merugikan)
4. Confidentiality (Kerahasiaan)
6. Fiduciarity ( Kepercayaan )
7. Veracity (Kejujuran)
A. Autonomy ( otonomi )
Prinsip “Autonomy” (self-determination) yaitu prinsip yang
menghormati hak-hak pasien, terutama hak otonomi pasien (the
rights to self determination) dan merupakan kekuatan yang dimiliki
pasien untuk memutuskan suatu prosedur medis.
B. Beneficience ( Berbuat baik )
Beneficience ( Berbuat baik ) adalah prinsip moral yang
mengutamakan tindakan yang bertujuan untuk kebaikan pasien
atau penyediaan keuntungan dan menyeimbangkan keuntungan
tersebut dengan risiko dan biaya.
C. Non Maleficience (Tidak merugikan)
Prinsip tidak merugikan “Non-maleficence” adalah prinsip
menghindari terjadinya kerusakan atau prinsip moral yang
melarang tindakan yang memperburuk keadaan pasien.
D. Confidentiality (kerahasiaan)
Institusi kesehatan akan menjaga kerahasiaan informasi yang bisa
merugikan seseorang atau masyarakat. Aturan dalam prinsip
kerahasiaan adalah informasi tentang pasien harus dijaga.
E. Fidelity ( Menepati janji )
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain. Tenaga Kesehatan setia pada
komitmen dan menepati janji serta menyimpan rahasia pasien
F. Fiduciarity ( Kepercayaan )
Adalah hukum hubungan atau etika kepercayaan antara dua
atau lebih pihak. Kepercayaan dibutuhkan untuk komunikasi
antara professional kesehatan dan pasien
G. Veracity (Kejujuran)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini
diperlukan oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk
menyampaikan kebenaran pada setiap pasien dan untuk
meyakinkan bahwa pasien sangat mengerti. Prinsip veracity
berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan
kebenaran
Tujuan Dibuatnya Etika
Kesehatan
Pasal 84:
(1) setiap tenaga kesehatan yang melakukan kelalaian berat yang
mengakibatkan penerima pelayanan kesehatan luka berat dipidana dengan
pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun;
(2) jika kelalaian berat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengakibatkan kematian setiap tenaga kesehatan dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun.
Pasal 85 :
(1) setiap tenaga kesehatan yang dengan sengaja menjalankan praktik
tanpa memiliki STR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (1)
dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp. 100.000.000.00 (seratus
juta rupiah).
(2) setiap tenaga kesehatan warga negara asing yang dengan sengaja
memberikan pelayanan kesehatan tanpa memiliki STR sementara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (1) dipidana dengan pidana
denda Rp. 100.000.000.00 (seratus juta rupiah).
Lanjutan...........
Pasal 86 :
(1) setiap tenaga kesehatan yang menjalankan praktik
tanpa memiliki izin sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 46 ayat (1) dipidana dengan pidana denda paling
banyak Rp. 100.000.000.00 (seratus juta rupiah).
(2) setiap tenaga kesehatan warga negara asing yang
dengan sengaja memberikan palayanan kesehatan
tanpa memiliki SIP sebagaimana dimaksud dalam Pasal
55 ayat (1) dipidana dengan pidana denda paling
banyak Rp. 100.000.000.00 (seratus juta rupiah).
Jenis-jenis hukuman dapat dilihat dari
ketentuan Pasal 10 KUHP
Hukum
Hukum Pokok : Tambahan
Pencabutan hak-hak
Hukuman mati;
tertentu;
Hukuman Perampasan/penyitaa
penjara; n barang-barang
Hukuman tertentu, dan
kurungan; Pengumuman
Hukuman denda. putusan hakim.
Setiap pelanggaran apotek terhadap ketentuan yang berlaku
dapat dikenakan sanksi, baik sanksi administratif maupun sanksi
pidana. Sanksi administratif yang diberikan menurut keputusan
Menteri Kesehatan RI No. 1332/ MENKES/ SK/ X/ 2002 dan
Permenkes No. 922/ MENKES/ PER/ X/ 1993 adalah :