Anda di halaman 1dari 97

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN


KUALITAS TIDUR PADA MAHASISWA
DI STIKES NUSANTARA JAYA
MAKASSAR

OLEH:

NAMA : SUSAN NENSI TANEWA


NIM : S2016050

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NUSANTARA JAYA
MAKASSAR
2020
SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi


S1 Keperawatan STIKES Nusantara Jaya Makassar

OLEH:

NAMA : SUSAN NENSI TANEWA


NIM : S2016050

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NUSANTARA JAYA
MAKASSAR
2020

ii
iii

Lembar Pernyataan

SURAT PERNYATAAN

Saya bersumpah bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan belum
pernah dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai
jenjang pendidikan perguruan tingggi manapun.

Makassar, April 2020


Yang menyatakan

Susan Nensi Tanewa


S2016050

iii
iv

Lembar Persetujuan Skripsi

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN


KUALITAS TIDUR PADA MAHASISWA DI
STIKES NUSANTARA JAYA
MAKASSAR

Oleh :
NAMA : SUSAN NENSI TANEWA
NIM : S2016021

Disetujui Untuk Diseminarkan

Dosen Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Fatmawati, S.Kep., M.Kes. Ellies Karre, SKM.


NIDN : 0921118403 NIDN :

Diketahui
Ketua Program Studi

Ns. Sitti Qamariah, S.Kep, M.Kep


NIDN :

iv
v

Lembar Penetapan Panitia Penguji Skripsi

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN


KUALITAS TIDUR PADA MAHASISWA DI
STIKES NUSANTARA JAYA
MAKASSAR

Oleh:

NAMA : SUSAN NENSI TANEWA


NIM : S2016050

Telah Diuji
Pada Tanggal, April 2020

PANITIA PENGUJI
Ketua : Ns. Fatmawati, S.Kep., M.Kes. (.............................)

Sekertaris : 1. Ellies Karre, SKM. (.............................)

2. Ns., Rini Mustamin, S.Kep, M.Kep. (.............................)

3. Hidayati Islmail, S.Kep, M.Kes. (.............................)

Mengketahui,
Ketua STIKES Nusantara Jaya Makassar

DR. Ns. Syahrir, S.Kep., M.Kes.


NIP : 197208221992031005

v
vi

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas

segala rahmat, karunia, serta petunjuk yang telah dilimpahkan-Nya. Sehingga

penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini dengan judul “HUBUNGAN

PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN KUALITAS PADA

MAHASISWA DI STIKES NUSANTARA JAYA MAKASSAR”. Skripsi ini

merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini,

masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna untuk

memperbaiki dan menyempurnakan penulisan skripsi ini selanjutnya. Ucapan

limpah terima kasih yang tidak terhingga kepada semua pihak yang telah

membantu penulis dalam penyelesaian penyusunan proposal ini, sehingga dalam

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya

kepada yang terhormat:

1. Tuhan Yesus Kristus, atas segala berkat, rahmat dan anugerah-Nya yang

telah dicurahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Mathius Timang, MBA selaku Ketua Yayasan Pendidikan

Nusantara Jaya.

3. Bapak DR. Ns. Syahrir, S.Kep., M.Kes., selaku Ketua STIKES

Nusantara Jaya Makassar.

vi
vii

4. Ibu Sitti Qamariah, S.Kep.,Ns.,M.Kes, selaku Ketua Program Studi S1

Keperawatan STIKES Nusantara Jaya Makassar.

5. Ibu Fatmawati, S.Kep.,Ns.,M.Kes, dan Ibu Ellies Karre, SKM., selaku

pembimbing I dan pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,

arahan, dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Rini Mustamin, S.Kep., Ns., M.Kep. dan Hidayati Ismail, S.Kep.,

M.Kes., selaku penguji I dan penguji II yang telah memberikan

bimbingan, arahan, dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

7. Ketua STIKES Nusantara Jaya Makassar yang telah memberikan izin

untuk melakukan penelitian.

8. Para civitas akademika STIKES Nusantara Jaya yang telah ikut

membantu penulis dalam proses pengambilan data.

9. Lebih khusus lagi penulis mengucapkan limpah terima kasih dan

penghargaan kepada Ayahanda Zeth Tanewa dan Ibunda Fransina

Rianekuay, Saudari Welmina Rianekuay, Kakanda Alexander

Tanewa serta adikku Jeklin Rianekuay yang tak henti-hentinya

memberikan doa restu, dukungan, kasih sayang dan pengorbanan baik

secara moril maupun materil.

10. Segenap Dosen Prodi S1 dan Staf pengajar STIKES Nusantara Jaya

Makassar yang telah memberikan ilmu dan bimbingan pada penulis.

11. Responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini.

vii
viii

12. Teman-teman mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan STIKES

Nusantara Jaya Makassar khususnya angkatan 2016 yang telah senantiasa

menjadi teman seperjuangan.

Akhir kata penulis berharap semoga dengan doa, dukungan dan nasehat

yang telah diberikan dapat bermanfaat bagi penulis untuk menjadi orang yang

lebih baik dan semoga dengan disusunnya skripsi ini dapat memberikan manfaat

kepada penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Makassar, April 2020

Penulis

viii
ix

ABSTRAK

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN KUALITAS TIDUR


PADA MAHASISWA DI STIKES NUSANTARA JAYA MAKASSAR

Oleh : Susan Nensi Tanewa

Tujuan penelitian adalah diketahui hubungan penggunaan media sosial


dengan kualitas tidur pada mahasiswa di STIKES Nusantara Jaya Makassar.
Desain penelitian ini adalah Deskriptif Analitik dengan pendekatan Cross Sectional.
Populasi dalam penelitian ini semua mahasiswa semester genap berjumlah 87 orang,
teknik pengambilan sampel menggunakan Consecutive Sampling dan instrument
penelitian ini menggunakan lembar kuesioner. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
April 2020 di STIKES Nusantara Jaya Makassar dengan jumlah sampel 71 responden.
Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square. Hasil dari penelitian ini diketahui
dari 71 responden diperoleh bahwa responden dengan penggunaan media sosial yang
rendah sebanyak 40 responden (56,3%) cenderung mengalami kualitas tidur yang teratur
sebanyak 29 responden (40,8%) dibanding responden dengan penggunaan media sosial
yang tinggi sebanyak 31 responden (43,7) cenderung mengalami kualitas tidur yang
tidak teratur sebanyak 18 responden (25,4%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah
terdapat hubungan penggunaan media sosial dengan kualitas tidur pada mahasiswa di
STIKES Nusantara Jaya Makassar dengan uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p-
value=0.009 < α= 0.05. Saran bagi institusi kampus, pentingnya penyuluhan tentang
penggunaan media sosial yang sehat dan tepat sebaiknya dijadikan ide baru guna
meminimalisir dampak-dampak buruk yang diakibatkan, khususnya dalam hal
kesehatan.

Kata Kunci: Penggunaan Media Sosial, Kualitas Tidur, Mahasiswa

ix
x

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DALAM ...................................................................... i

HALAMAN PRA SYARAT GELAR............................................................... ii

HALAMANPERNYATAAN............................................................................ iii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI............................................................... iv

LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI................................................. v

KATA PENGANTAR........................................................................................ vi

ABSTRAK......................................................................................................... ix

DAFTAR ISI...................................................................................................... x

DAFTAR TABEL.............................................................................................. xiv

DAFTAR BAGAN............................................................................................. xvi

DAFTAR SINGKATAN....................................................................................xvii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian................................................................................. 5

1.3.1 Tujuan Umum............................................................................. 5

1.3.2 Tujuan Khusus............................................................................ 5

1.4 Manfaat Penelitian............................................................................... 5

1.4.1 Teoritis........................................................................................ 5

1.4.2 Praktis......................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 TinjauanUmum Tentang Media Sosial................................................ 6
2.1.1 Defenisi Media Sosial................................................................ 6

x
xi

2.1.2 Karakteristik Media Sosial.........................................................7

2.1.3 Jenis Media Sosial.....................................................................8

2.1.4 Kelebihan Media Sosial..............................................................10

2.1.5 Manfaat Dari Media Sosial.........................................................10

2.1.6 Kekurangan Media Sosial..........................................................12

2.2 Tinjauan Umum Tentang Tidur.......................................................... 12


2.2.1 Defenisi Tidur.............................................................................12

2.2.2 Fungsi Tidur...............................................................................12

2.2.3 FIsiologi Tidur...........................................................................14

2.2.4 Perubahan Fisiologi Tidur.........................................................15

2.2.5 Tahapan Silkus Tidur.................................................................17

2.2.6 Kontrol Neuro Atas Tidur Terjaga.............................................20

2.2.7 Kualitas Tidur.............................................................................21

2.3 Hubungan Penggunaan Media Sosial Dengan Kualitas Tidur.............21


2.3.1 Kecanduan Dan PembuangWaktu..............................................32

2.3.2 Psikis Atau Kesehatan Mental....................................................33

2.3.3 Pencahayaan Dari Perangkat.....................................................33

2.3.4 Social Networking Time Use Scale (SONTUS).........................34

2.3.5 The Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI).................................35

2.4 Jurnal Terkait/Keaslian Penelitian..................................................... 36


2.5 Kerangaka Teori................................................................................ 39

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN


3.1 Kerangka Konseptual Penelitian....................................................... 40
3.2 Hipotesis Penelitian............................................................................41

xi
xii

BAB IV METODE PENELITIAN


4.1 Jenis Penelitian.................................................................................... 42
4.2 Populasi dan Sampel........................................................................... 42
4.2.1 Populasi...................................................................................... 42
4.2.2 Sampel........................................................................................ 43
4.2.3 Sampling..................................................................................... 43
4.3 Variabel Penelitian Dan Defenisi Operasional.................................... 45
4.3.1 Variabel Penelitian..................................................................... 45
4.3.2 Defenisis Operasional................................................................. 45
4.4 Alat dan Bahan Penelitian................................................................... 46
4.5 Instrumen Penelitian............................................................................ 46
4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................... 47
4.6.1 Lokasi Penelitian........................................................................ 47
4.6.2 Waktu Penelitian........................................................................ 47
4.7 Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data.................................. 47
4.7.1 Data Primer................................................................................. 47
4.7.2 Data Sekunder............................................................................ 47
4.8 Analisa Data Dan Pengolahan Data.................................................... 47
4.8.1 Analisa Data............................................................................... 47
4.8.2 Pengolahan Data......................................................................... 49
4.9 Kerangka Operasional/Kerja............................................................... 50
4.10 Etika Penelitian (Ethical Clearance)................................................... 51

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN


5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian...................................................... 52
5.2 Hasil Penelitian.................................................................................... 52
5.2.1 Analisis Univariat....................................................................... 53
5.2.2 Analisis Bivariat......................................................................... 56
5.3 Pembahasan ........................................................................................ 58
5.3.1 Hubungan Penggunaan Media Sosial Dengan Kualitas Tidur Pada
Mahasiswa Di STIKES Nusantara Jaya Makassar..................... 58

xii
xiii

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan.......................................................................................... 66
6.2 Saran.................................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 67
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................... 68

xiii
xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Alasan Terbanyak Penggunaan Media Sosial.................................... 8


Tabel 2.2 Kebutuhan Tidur Berdasarkan Usia...................................................14
Tabel 2.3 Jurnal Terkait/Keaslian Penelitian.....................................................36
Tabel 4.1 Defenisi Operasional..........................................................................45
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
Di STIKES Nusantara Jaya Makassar...............................................53
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Di STIKES Nusantara Jaya Makassar............................................... 54
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkatan
Semester Di STIKES Nusantara Jaya Makassar................................ 54
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Akses Media
Sosial Di STIKES Nusantara Jaya Makassar..................................... 55
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penggunaan Media
Sosial Di STIKES Nusantara Jaya Makassar..................................... 55
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kualitas Tidur Di
STIKES Nusantara Jaya Makassar.................................................... 56
Tabel 5.7 Distribusi Hubungan Penggunaan Media Sosial Dengan Kualitas
Tidur Di STIKES Nusantara Jaya Makassar..................................... 57

xiv
xv

DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN

Gambar 2.1Macam-Macam Media Sosial.......................................................... 8


Bagan 2.1 Kerangka Teori.................................................................................. 39
Bagan 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian....................................................... 40
Bagan 4.1 Kerangka Operasional/Kerja............................................................. 50

xv
xvi

DAFTAR ISTILAH

ADH : Antidiuretic Hormone


ADHD : Attention-Deficit/Hyperactive Disorder
APJII : Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
BBB : Blood Brain Barrier
BF : Basal Forebrain
CBF : Cerebral Blodd Flow
COPD : Chronic Obstructive Pulmonary Disease
DINKES : Dinas Kesehatan
DKK : Dan Kawan-Kawan
DR : Dorsal Raphe
DSM-IV-TR : Diagnostic and Statistical manual of Mental Disorders, Fourth
`Edition Text Revision :
EEG : Electroensofalogram
EOG : Electro Oculgram
GABA : Gamma-Aminobutyric Acid
GH : Growth Hormone
GHB : Gamma-Hydroxbutyrate
GI : Gastrointenstinal
H0 : Hipotesis Null
Ha : Hipotesis Alternatif
KEMENKES : Kementerian Kesehatan
LC : Locus Coeruleus
LDT : Laterdorsal Tegmental Nucleus
LH : Lateral Hypotalamus
MAOIs : Monoamine Oxidase Inhibitors
MCH : Melanin Concentrating Hormone
NREM : Non-Rapid Eye Movement
OCD : Obsessive Complusive Disorder

xvi
xvii

OSA : Obstructive Sleepp Apnea Syndrome


OSAS : Obstructive Sleepp Apnea
PaCO2 : Pressure of Carbon Dioxide
PF : Peroformikal
PPT : Pedunulopontin Tegmental
RA : Rheumatoid Arthritis
RAS : Reticular Actirating System
REM : Rapid Eye Movement
RI : Republik Indonesia
SBD : Sleep Behavior Disorder
SCN : Nuclues Suprakiasmatik
SK : Surat Keputusan
SONTUS : Social Netwaaorking Time Use Scale
SPSS : Statistical Product and Service Solution
SSP : Susunan Saraf Pusat
SSRIs : Selective Serotinin Reuptake Inhibitors
STIKES : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
SULSEL : Sulawesi Selatan
SWS : Slow Wave Sleep
TCAs : Tricyclic Antideppresion
TMN : Tuberomamillary Nucleus
UNS : Universitas Sebelas Maret
UU : Undang Undang
VIPO : Ventrolateral Preoptic Nucleus
VTA : Ventral Tegmental Area
WHO : World Health Organization

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut hasil survey yang dilakukan oleh World Health

Organization (WHO) pada November 2015, pengguna media sosial di dunia

sudah mencapai 80 juta jiwa dari total 255,5 juta penduduk. Terjadi

peningkatan sebesar 16% dari tahun 2014.Survey ini juga mencakup waktu

rata-rata yang dihabiskan penduduk Indonesia dalam mengakses media sosial.

Rata-rata penduduk Indonesia menghabiskan 5 jam 6 menit untuk mengakses

media sosial via laptop atau komputer, dan 3 jam 10 menit untuk mengakses

media sosial via telepon seluler.

Lamanya waktu yang dihabiskan untuk mengakses media sosial ini

disebabkan oleh banyaknya jenis media sosial yang ada saat ini. Menurut

survey, media sosial yang paling sering diakses oleh penduduk di dunia

antara lain adalah Facebook, Whatsapp, Twitter, Google+, LinkedIn,

Instagram, Skype, Pinterest, dan Line. Selain itu, survey membuktikan bahwa

pengguna media sosial aktif terbanyak adalah mereka di kalangan remaja dan

dewasa muda berusia 13-29 tahun dengan total 61 juta pengguna.

Praktisi pelaku bisnis internet Ferry Prastyo mengatakan, kota

Makassar menjadi kota kedua terbesar setelah Jakarta penetrasi internetnya.

Untuk Sulawesi Selatan tingkat penetrasinya sekitar 44 persen atau sekitar, 7

juta masyrakat aktif menggunakan internet untuk mengakses media sosial.

1
2

Besarnya penggunaan internet diduga karena faktor pertumbuhan ekonomi

kota Makassar yang terus tumbuh. Internet lebih banyak digunakan untuk

berkomunikasi. Sayangnya, tingginya potensi internet ini belum sebanding

dengan upaya masyrakat untuk memanfaatkan untuk berbisnis (Tempo,

2020).

Menurut survey Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia

(APJII) pada tahun 2016 menyatakan pengguna internet di Indonesia

mencapai 132,7 juta orang. Dari angka tersebut, 89,70% pengguna internet

adalah mahasiswa dan 97,40% menggunakan internet untuk mengakses jenis

konten media sosial. Kemudian menurut data statistik dari Internet World

Status pada bulan April tahun 2017 Indonesia menduduki urutan ke lima dari

dua puluh negara dengan penggunaan internet terbanyak di dunia.

Saat ini, Mahasiswa kedokteran telah didominasi oleh Generasi

Milenial yang lahir antara tahun 1982-2000 yang mana generasi tersebut telah

terpapar teknologi sejak usia dini, salah satunya adalah jejaring sosial. Pada

250 mahasiswa kedokteran UNS angkatan 2013 menunjukkan sebanyak 78%

setuju bahwa media sosial atau jejaring sosial dapat digunakan sebagai media

pembelajaran. Frekuensi mengakses bervariasi dalam seminggu, 67 %

mengakses hampir setiap hari, 24% mengakses 2-3 kali, dan 9 % mengakses

sekali atau kurang (Herlambang, 2014).

Pengguna dapat sangat mudah menjadi kecanduan akibat kemudahan

yang ditawarkan media sosial. Saat kecanduan, orang merasa terdorong untuk

melakukan kegiatan tertentu begitu sering bahwa mereka menjadi kebiasaan


3

yang berbahaya, yang kemudian mengganggu aktivitas penting lainnya

seperti bekerja atau sekolah (Kempa, E.P, 2015). Waktu yang seharusnya

digunakan untuk aktivitas lain, misalnya tidur, seringkali dihabiskan untuk

menggunakan media sosial. Penggunaan teknologi media sosial dapat

mempengaruhi pola tidur tidak hanya mempengaruhi jumlah atau durasi tidur

seseorang tapi juga akan memberikan efek pada mood dan produktivitas

seseorang akibat waktu tidur yang tidak teratur (Patrick, C.K, Steijn R, 2014).

Paparan cahaya yang berlebih atau terus-menerus dari perangkat yang

digunakan untuk mengakses media sosial akan menghambat produksi hormon

melatonin dalam tubuh. Hormon melatonin berperan penting dalam memberi

rasa kantuk dan mendorong tidur. Sehingga dengan paparan cahaya yang

berkepanjangan akan membuat waktu tidur seseorang akan makin tertunda,

sulit untuk memulai tidur dan membuat tubuh terjaga lebih lama akibatnya

kualitas tidur menjadi turun (Carlson, N.R., 2015).

Pengaruh penggunaan media sosial terhadap kesehatan mental

termasuk anxiety juga berhubungan dengan tidur yaitu sulit untuk rileks.

Anxiety yang mana termasuk perasaan khawatir atau cemas dapat terjadi saat

tidak dapat terhubung dengan situs media sosial.Selain anxiety penggunaan

media sosial juga dapat menimbulkan gejala depresi. Depresi dapat

diakibatkan karena stress, perasaan iri, selalu membanding diri dan bullying

(Scott H, 2015 ).

Dalam penelitian yang dilakukan pada 380 mahasiswa kedokteran di

Qom Iran menunjukkan penggunaan internet dan jaringan sosial yang


4

berlebih dapat mempengaruhi kualitas tidur dengan prevalensi kualitas tidur

jelek sebesar 61,7 % (Mohammad Beigi A et al, 2016).

Penelitian ini menggunakan sampel mahasiswa keperawatan Stikes

Nusantara Jaya Makassar semester genap karena semua mahasiswa memiliki

akun media sosial seperti Line, WhatsApp, Facebok, Instagram yang

digunakan untuk keperluan JarKom jadwal kuliah, skill, praktikum, tutorial,

dan lain-lain. Selain itu Mahasiswa Stikes Nusantara Jaya Makassar memiliki

banyak tekanan karena tuntutan akademis yang tinggi sehingga rentan

mengalami pergeseran irama sirkadian dan menyebabkan pola tidur yang

tidak teratur (Azad MC et al, 2015).

Tingginya intensitas penggunaan media sosial dan berbagai penelitian

yang telah dipaparkan diatas, penulis memandang perlu dilakukan penelitian

mengenai hubungan penggunaan media sosial terhadap kualitas tidur pada

mahasiswa keperawatan Stikes Nusantara Jaya Makassar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah

penelitian sebagai berikut :Apakah terdapat hubungan antara penggunaan

media sosial dengan kualitas tidur pada mahasiswa keperawatan Stikes

Nusantara Jaya Makassar?


5

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Diketahui hubungan penggunaan media sosial dengan kualitas tidur

pada mahasiswa keperawatan Stikes Nusantara Jaya Makassar.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Diketahui penggunaan media sosial pada mahasiswa keperawatan

Stikes Nusantara Jaya Makassar.

b. Diketahui kualitas tidur pada mahasiswa keperawatan Stikes

Nusantara Jaya Makassar

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Menjadi bahan referensi penelitian selanjutnya dan menambah

wawasan ilmu pengetahuan terkait penggunaan media sosial dengan

kualitas tidur pada mahasiswa keperawatan Stikes Nusantara Jaya

Makassar

1.4.2 Manfaat Praktis

Untuk memberikan informasi pada kalangan medis tentang hubungan

penggunaan media sosial terhadap kualitas tidur individu. Dengan

informasi tersebut diharapkan para tenaga medis bisa memberikan

edukasi, motivasi guna mempertahankan dan meningkatkan kesehatan

fisik dan psikis.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Tentang Media Sosial

2.1.1 Definisi Media Sosial

Media sosial merupakan sebutan aplikasi berbasis internet yang

digunakan sebagai diskusi online di mana seseorang dapat

berkomunikasi, berbagi informasi, pesan pribadi, gambar, beberapa

konten pada tingkat yang luas dengan ratusan bahkan ribuan orang di

seluruh dunia. Media sosial mencakup berbagai aplikasi contohnya

Facebook, Twitter dan Google+ yang menggunakan istilah “posting”,

“tag”, “dig”, ”blog” dan lain-lain.

Konten ini diciptakan oleh media sosial untuk informasi online

yang dibuat menyebar dan digunakan oleh konsumen. Karena

kemudahan dari cara penggunaan, kecepatan jangkauan, media sosial

menjadi trendsetter dari lingkungan politik, teknologi industri hiburan.

Media sosial juga disebut sebagai “Web 2.0” atau “jejaring sosial”

(Ventola CL, 2014; Nadaraja, 2015).

Media sosial merupakan sebuah media online melalui aplikasi

berbasis internet, dapat digunakan untuk berbagi, berpartisipasi dan

menciptakan konten berupa blog, wiki, forum, jejaring sosial dan ruang

dunia virtual yang didukung oleh teknologi multimedia yang semakin

canggih dan hebat (Sudiyatmoko, 2015).

6
7

2.1.2 Karakteristik Media Sosial

Media sosial memiliki karakteristik sebagai berikut (Mayfield,

2015):

a. Partisipasi

Media sosial mendorong kontribusi konten, umpan balik dari

semua orang yang tertarik. Hal ini mengabarkan batasan antara

media dan audience.

b. Keterbukaan

Terbuka untuk umpan balik (feedback) dan partisipasi, voting,

komentar. Jarang ada hambatan walaupun dilindungi oleh sandi.

c. Percakapan

Media dapat dilihat sebagai percakapan dua arah, "siaran

(broadcast)" (konten yang ditransmisikan atau didistribusikan

kepada audiens).

d. Masyrakat/Komunitas

Komunitas berbagi kepentingan bersama, seperti fotografi cinta,

isu politik atau acara televisi favorit.

e. Keterhubungan

Memanfaatkan link dari satu situs ke situs lain, sumber daya dan

orang – orang yang dikenal maupun yang belum dikenal, dekat

maupun jauh.
8

Tabel 2.1 Alasan Terbanyak Penggunaan Media Sosial

Alasan Presentase
Untuk tetap berhubungan dengan apa yang teman 42 %
saya lakukan
Untuk tetap up to date dengan berita dan peristiwa 39 %
saat ini
Untuk mengisi waktu luang 39 %
Karena banyak teman-teman yang menggunakan 34 %
Terhubung dengan orang lain 33 %
Berbagi foto atau video dengan orang lain 33 %
Untuk menemukan konten lucu atau menghibur 32 %
Berbagi opini 31 %
Bertemu orang baru 28 %
Untuk penelitian atau menemukan produk untuk 25 %
dibeli
(Global Web Index, 2020)

2.1.3 Jenis Media Sosial:

Terdapat beberapa jenis media sosial sebagai inovasi dan perubahan

yang telah marak di era jaman modern ini.

Gambar 2.1 Macam Media Sosial


(https://www.justaskgemalto.com/en/social-media-trends-2020-
everything-need-know/)
Media sosial dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan dan fungsi

seperti (Mayfield, 2008; Ventola CL, 2014):

a. Jaringan sosial
9

Halaman web pribadi, menghubungkannya dengan teman untuk

berbagi konten dan berkomunikasi. Contohnya adalah Facebook,

LinkedIn, Google Plus, Doctors’ Hangout, dan Doc2Doc.

b. Blog

Berperan sebagai dokumen komunal atau database, informasi

media (teks, video, audio). Pembaca dapat menanggapi konten

dengan postingan komentar sehingga terjadi dialog antara blogger

dan audience. Contohnya adalah Blogger, WordPress.

c. Wiki

Berperan sebagai dokumen komunal atau database, menambahkan

konten atau mengedit informasi mereka.Contohnya adalah

Wikipedia, Medpedia.

d. Podcast

File audio, video yang tersedia dengan berlangganan seperti

iTunes.

e. Forum

Area untuk diskusi online, umumnya dengan topik dan minat

tertentu.

f. Komunitas Konten (Content Communities) atau Media Sharing

Web Mengatur dan berbagi jenis konten tertentu. Contohnya Foto

(Flickr), link bookmark (del.icio.us), video (YouTube).

g. Microblogging
10

Jejaring sosial yang dikombinasikan dengan blogging,

didistribusikan secara online dan melalui jaringan telepon selular.

Contohnya Twitter.

2.1.4 Kelebihan Media Sosial

a. Konektivitas Seluruh Dunia

Seperti membuat teman baru, membuat koneksi bisnis, menemukan

percintaan, mencari pekerjaan, bantuan lokasi, dan lain-lain.

b. Kesamaan Kepentingan

Memiliki minat sama, hanya perlu berhubungan digital atau virtual

secara online kapan saja dan dimana saja daripada bertemu secara

fisik.

c. Berbagi Informasi

d. Iklan Gratis

e. Peningkatan Kecepatan Berita. Berita tren atau terupdate

2.1.5 Manfaat Dari Media Sosial Dengan Professional Kesehatan (Ventola

CL,2014)

a. Jaringan Profesional

Kalangan dokter dapat berpartisipasi dalam komunitas online,

mendengarkan para ahli, dan berkomunikasi dengan rekan tentang

masalah pasien.

b. Pendidikan Profesional
11

Misalnya YouTube dapat digunakan di kelas untuk berdiskusi,

menggambarkan, atau memperkuat suatu konsep dan kemudian

menanggapi penalaran klinis dengan pertanyaan.

c. Promosi Organisasi

Seperti kelompok advokasi pasien, perusahaan farmasi, rumah

sakit. Tujuannya meningkatkan visibilitas organisasi, pemasaran

produk, jasa, berita tentang kegiatan, penggalangan dana, layanan

pelanggan dan dukungan.

d. Perawatan Pasien

Media sosial dapat bertujuan memberikan edukasi pada pasien

sebagai pemantauan kesehatan, mendorong perubahan perilaku dan

kepatuhan obat, dengan harapan dapat meningkatkan hasil

perawatan dan kesehatan pasien.

e. Edukasi Pasien

Situs seperti Patients Like Me menyediakan tempat bagi para

pasien untuk mengakses informasi, saran, dan dukungan dari orang

lain yang memiliki penyakit yang sama atau serupa.

f. Program Kesehatan Masyarakat

Seperti tanggap darurat bencana, donor organ dan lain-lain.

2.1.6 Kekurangan Media Sosial (Jadoon RN, 2010) :


12

a. Tatap muka secara langsung yang terancam punah

Bersosialisasi secara online dapat menghambat perkembangan

seseorang untuk bersosial dengan orang lain.

b. Cyber Bullying dan Kejahatan terhadap Anak

Anak-anak bisa terkena pornografi atau konten yang tidak pantas

lainnya, pelecehan atau kontak yang tidak pantas dari orang lain.

c. Risiko Penipuan atau Pencurian Identitas

Informasi yang telah diposting di Internet dapat diakses oleh

semua orang yang cukup pintar untuk mengaksesnya/hack.

d. Invasi Perusahaan Privasi

Suatu perusahaan dapat menyerang privasi dan menjual informasi

pribadi pengguna.Misalnya iklan yang muncul dengan konten

yang terkait dengan posting pengguna.

2.2 Tinjauan Umum Tentang Kualitas Tidur

2.2.2.1 Definisi Tidur

Tidur merupakan suatu keadaan berulang, tetatur, reversibel

ditandai dengan keadaan relatif tidak bergerak serta tingginya ambang

respon stimulus luar dibandingkan terjaga. Tidur memberikan fungsi

homeostatik yang bersifat menyegarkan, penting untuk termoregulasi

normal dan penyimpanan energi (Sadock, 2020). Selama tidur fungsi

otak dan tubuh tetap aktif.Masing-masing tahap tidur terkait dengan

gelombang otak (pola khas aktivitas listrik di otak). Seberapa baik

tidur dan manfaatnya tidak hanya pada total waktu tidur, tetapi juga
13

seberapa banyak tidur yang telah didapatkan setiap malam dan waktu

tahap tidur (National Institutes of Health 2015).

Tidur merupakan proses yang kompleks di mana tubuh

melakukan sejumlah kegiatan penting. Ini melibatkan rendahnya

kesadaran dari dunia luar, otot menjadi rileks, dan terjadi keadaan

anabolik yang membantu kita membangun dan memperbaiki tubuh

terutama bagi otak untuk memulihkan dan regenerasi (Mental Health

Foundation, 2015).

2.2.2 Fungsi Tidur

Berikut beberapa fungsi dari tidur (National Institutes of Health,

2015):

1. Belajar, Daya ingat dan Suasana Hati

Kurang tidur dapat menyebabkan proses berpikir menjadi lebih

lambat, sulit fokus, perhatian menjadi berkurang, mudah bingung,

dan mudah marah

2. Jantung

Saat tidur jantung dan sistem pembuluh darah akan beristirahat.

Selama tidur NREM (Non-Rapid Eye Movement), detak jantung

dan tekanan darah semakin lambat seiring memasuki tahap tidur

lebih dalam. Selama tidur REM (Rapid Eye Movement), saat

menanggapi mimpi detak jantung dan pernapasan dapat naik

turun sehingga tekanan darah menjadi berubah-rubah.

3. Horom
14

Deep sleep (tahap 3 tidur non-REM) akan memicu pelepasan

hormon pertumbuhan (growth hormone/GH) untuk pertumbuhan

anak-anak, meningkatkan massa otot, perbaikan sel dan jaringan

pada anak-anak dan orang dewasa. Pelepasan hormon seks juga

memberikan kontribusi untuk pubertas dan kesuburan.

2.2.3 Fisiologi Tidur

Tabel 2.2 Kebutuhan Tidur Berdasarkan Usia

Usia Tidak Direkomendasikan Mungkin Direkom


Tepat endasika
n
Bayi Baru Lahir 11-17 jam 11-13 jam < 11 jam
0-3 bulan 18-19 jam >19 jam
Bayi 4-11 bulan 12-15 jam 10-11 jam < 10 jam
16-18 jam > 18 jam
Anak yang belajar 11-14 jam 9-10 jam < 9 jam
berjalan 1-2 tahun 15-16 jam >16 jam
Presekolah 3-4 tahun 10 - 13 am 8-9 jam < 8 jam
14 jam > 14 jam
Anak sekolah 6-13 9-11 jam 7-8 jam < 7 jam
tahun 12 jam > 12 jam
Remaja 14-17 tahun 8-10 jam 7 jam < 7 jam
11 jam > 11 jam
Dewasa mudah 18-25 7-9 jam 6 jam < 6 jam
tahun 10 jam > 10 jam
Dewasa 26-64 tahun 7- 9 jam 6 jam < 6 jam
10 jam > 10 jam
Dewasa tua ≥ 65 7-8 jam 5-6 jam < 5 jam
tahun 9 jam >9 jam
(Hirshkowitz M. et al, 2015)

Pada manusia jumlah tidur yang dibutuhkan seseorang

tergantung pada usia sehingga kebutuhan tidur berubah sepanjang

siklus hidup. Bayi baru lahir tidur rata-rata 16-18 jam per hari, menurun

sekitar 13-14 jam setelah satu tahun.Remaja cenderung memerlukan


15

lebih banyak tidur dibandingkan orang dewasa, karena perubahan

fisiologis yang terjadi dalam tubuh.Orang dewasa tidur 7-8 jam per

hari.Orang dewasa yang lebih tua tidur 6-7 jam per hari, lebih sering

tidur pada siang hari. Rata-rata membutuhkan tidur bervariasi dari

orang ke orang, antara 5 dan 11 jam (Mental Health Foundation, 2015).

2.2.4 Perubahan Fisiologi Pada Tidur

Berikut beberapa perubahan fisiologi saat tidur (Schuup M, 2014) :

a. Sistem Pernapasan

Selama tidur NREM terjadi penurunan frekuensi

pernafasan, penurunan tonus otot saluran napas atas, hipoventilasi

alveolar, sedikit peningkatan PaCO2, penurunan PaO2. Saat REM

frekuensi pernafasan umumnya bertambah cepat, dangkal dan tak

menentu.Penurunan fungsi respirasi selama tidur terutama REM

akibat kolapsnya sebagian saluran napas atas disertai penurunan

tonus otot interkostal dan genioglosus.

b. Sistem Kardiovaskular

Selama NREM, ada pengurangan dalam denyut jantung,

curah jantung dan tekanan darah, karena vasodilatasi. Selama REM

tekanan darah dan detak jantung secara keseluruhan meningkat

mungkin karena vasokonstriksi lebih terlihat pada otot rangka

selama tidur REM.

c. Sistem Saraf Pusat


16

Saat tidur aliran darah otak / Cerebral Blood Flow

(CBF) akan meningkat sebesar 50-100% dibandingkan saat

terjaga. Tingkat metabolisme otak dan konsumsi oksigen berkurang

selama tidur NREM tetapi meningkat selama tidur REM. Sistem

saraf otonom akan lebih stabil saat tidur dibandingkan terjaga.

d. Renal sistem

Selama tidur laju filtrasi glomerulus dan aliran plasma

ginjal akan menurun. Sekresi aldosteron meningkat seperti

(Antidiuretic Hormone /ADH), sehingga produksi urin turun dan

konsentrasi urin meningkat.

e. Gastrointestinal (GI)

Selama tidur motilitas saluran pencernaan, sekresi asam

lambung, reflek menelan akan menurun kecuali pasien ulkus

duodenum, yang menunjukkan peningkatan sekresi asam lambung

3-20 kali saat tidur.

f. Sistem Endokrin

Melatonin dilepaskan dari kelenjar pineal di bawah kendali

Nukleus Suprakiasmatik (SCN), dimulai pada awal gelap dan akan

terhambat atau tertunda oleh paparan cahaya terang. Hormon

pertumbuhan sebagian besar disekresi pada awal dari tidur

gelombang lambat, khususnya masa pubertas.

g. Kontrol Suhu
17

Suhu tubuh akan mengalami penurunan terutama tidur

gelombang lambat akibat penurunan set point anterior hipotalamus,

tubuh mempunyai mekanisme kehilangan panas (berkeringat)

untuk mendinginkan tubuh dan membuat set point baru. Tidur

REM juga akan terjadi pengurangan kemampuan untuk mengatur

suhu tubuh.

2.2.5 Tahapan Dan Siklus Tidur

a. Tahapan tidur

Tahapan tidur dinilai menggunakan elektrofisiologis; EEG

(elektroensefalogram) menunjukkan gelombang otak. EOG

(elektro-oculogram)menunjukkan gerakan bola mata. EMG

(elektromiogram) yang mengukur aktivitas otot (Mental Health

Foundation, 2015).

b. Saat kondisi terjaga pada orang normal, EEG menunjukkan dua

pola dasar aktivitas.

Pertama aktivitas alfa, terdiri atas gelombang teratur

berfrekuensi sedang 8–12 Hz yang mana terjadi saat orang

beristirahat dengan tenang, tidak terangsang atau bergairah dan

tidak terlibat dalam aktivitas mental yang berat contohnya

memecahkan suatu masalah.Kedua aktivitas beta, terdiri dari

gelombang tidak teratur, sebagian besar memiliki amplitudo rendah

dengan frekuensi 13–30 Hz. Aktivitas beta menunjukkan

desinkroni yang mencerminkan banyak sirkuit neuron berbeda di


18

otak sedang aktif mengolah informasi-informasi atau sedang aktif

berfikir (Carlson NR 2013).

Tidur memiliki dua periode yaitu NREM (Non-Rapid Eye

Movement) dan REM (Rapid Eye Movement). Tidur NREM

memiliki tahap satu sampai empat. Tahap satu merupakan transisi

tidur dan terjaga yang ditandai beberapa aktivitas teta (3,5–7,5 Hz),

menunjukkan terjadi penembakkan neuron dineurokorteks menjadi

tersinkronasi. Gerakan kelopak mata dari waktu ke waktu

seperti membuka dan menutup secara perlahan, matanya naik dan

turun (Carlson NR 2013).

Tidur tahap dua umumnya mempunyai gelombang EEG

tidak teratur.Tahap ini mempunyai gelombang teta, gelendang tidur

dan kompleks K. Gelendong tidur berperan dalam konsolidasi

ingatan.Gelendang tidur merupakan semburan singkat gelombang

12-14 Hz yang terjadi dua dan lima kali per menit selama tidur

tahap 1-4. Kompleks K merupakan bentuk gelombang tajam yang

mendadak, tejadi spontan, lamanya kira-kira satu kali permenit

(Carlson NR 2013).

Tidur tahap tiga dan empat menunjukkan terjadinya

aktivitas delta yaitu gelombang yang memiliki amplitudo tinggi

kurang dari 3,5 Hz. Pada tidur tahap tiga mengandung 20 sampai

50 persen aktivitas delta sedangkan tahap empat mengandung lebih

dari 50 persen. Tidur tahap tiga dan empat didominasi dengan EEG
19

gelombang lambat sehingga disebut sebagai tidur gelombang

lambat (Carlson NR, 2013).

Tahap tidur paling terdalam disebut tidur REM (rapid eye

movement) atau gerakan cepat bola mata yang merupakan ciri dari

tahap ini saat EOG. Pada EMG menunjukkan otot menjadi lumpuh

(paralisis) dan terjadi kedutan sekali-sekali, sebagian besar neuron

motorik spinal dan kranial dihambat dengan sangat kuat kecuali

neuron motorik yang mengontrol pernapasan dan gerakan mata

(Carlson NR 2013).

c. Siklus tidur

Sebuah mekanisme yang disebut siklus sirkadian atau ritme

harian mengatur pola tidur bangun dan memiliki interaksi dengan

homeostatis tidur. Kebanyakan makhluk hidup memiliki ritme

sirkadian internal artinya mereka beradaptasi untuk hidup dalam

siklus siang dan malam. Orang dewasa menyumbang rata-rata 75-

80 persen tidur non-REM dari total tidur. Proses ini adalah siklus

selama satu malam, mengalami empat atau lima siklus berulang

dari non-REM dan REM yang masing-masing berlangsung 90-110

menit. Pola tidur dan terjaga mengikuti siklus 24 jam (Mental

Health Foundation, 2015).

2.2.6 Kontrol Neuron atas Tidur-Terjaga


20

Neuron pendorong keterjagaan (Szabadi E, 2015):

a. Basal otak depan/ basal forebrain (BF) : terdapat neuron kolinergik

pendorong keterjagaan.

b. Talamus : terdapat Neuron Glutamatergik pendorong keterjagaan.

c. Hipotalamus : terdiri dari Histaminergik Tuberomamillary Nucleus

(TMN) dan the neuron oreksinergik pada lateral hipotalamus

(LH) /bagian perofornikal (PF).

d. Batang otak : terdiri dari Noradrenergik Locus Coeruleus (LC),

Dopaminergik Ventral Tegmental Area (VTA), Serotonergik

Dorsal Raphe Nukleus (DR) dan the kolinergikpedunulopontin

tegmental (PPT)/Laterodorsal Tegmental Nuklei (LDT).

Neuron pendorong tidur gelombang lambat (Szabadi E, 2015) :

a. Basal otak depan/ Basal Forebrain (BF) : terdapat neuron inhibitor

GABA yang diarahkan ke korteks serebral

b. b.Talamus : terdapat Ventrolateral Preoptic Nucleus (VlPO).

Neuron inhibitor GABAergik dari VlPO menuju Tuberomamillary

Nucleus (TMN) dan Locus Coeruleus (LC)

c. Hipotalamus : terdapat neuron yang mengandung Melanin

Concentrating Hormone (MCH) yang bercampur dengan Neuron

Loreksinergik mengirimkan inhibitor pada semua neuron

pendorong tidur gelombang lambat


21

d. Batang otak : terdapat akson Interneuron Inhibitor GABA yang

menghambat noradrenergik pendorong tidur gelombang lambat dan

neurondop.

2.2.7 Kualitas Tidur

Kualitas tidur meliputi aspek kuantitatif dan kualitatif tidur,

seperti lamanya tidur, waktu yang diperlukan untuk bisa tertidur,

frekuensi terbangun dan aspek subjektif seperti kedalaman dan

kepulasan tidur. Kualitas tidur dan waktu tidur yang sama pentingnya

dengan kuantitas tidur. Orang yang tidurnya sering terganggu atau

mempersingkat waktu tidur mungkin tidak akan cukup mendapatkan

dari kedua tidur non-REM dan tidur REM. Kedua jenis tidur ini penting

untuk belajar dan daya ingat, pertumbuhan dan perbaikan sel (National

Institutes of Health, 2015).

1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tidur

1. Penyakit

a) Gangguan Psikiatri

1) Pada depresi serotonin, norepinefrin, dopamin akan

menurun dimana neuron tersebut berperan dalam

keterjagaan sehingga orang dengan depresi memiliki

gangguan pada pola tidur REM yaitu memiliki tidur

REM yang berlebih, lebih cepat memasuki tahap REM

dan densitas REM yang meningkat (Sadock, 2016)


22

2) Orang dengan kecemasan (anxiety), norepinefrin,

epinefrin, serotonin akan meningkat menyebabkan

meningkatnya keterjagaan dan kewaspadaan (Sadock,

2010), memiliki waktu kurang dalam tidur nyenyak

(Mental Health Foundation, 2016).

3) Orang skizofrenia dapat terjadi penundaan dalam

mencapai tidur nyenyak dan tidur REM (Mental Health

Foundation, 2016).

4) Pada bipolar dapat terjadi gangguan pola tidur dan waktu

sirkadian, meskipun tidak jelas apakah waktu sirkadian

atau homeostatis tidur yang bertanggung jawab atas

gangguan tidur yang mendasari (Mental Health

Foundation, 2016).

5) Gangguan berjalan sambil tidur (somnambulisme),

berbicara sambil tertidur (somniloquy), membenturkan

kepala terkait tidur (jactatio capitis nocturia), gangguan

mimpi buruk, gangguan teror tidur menunjukkan gejala

parasomnia yang menandai sebagian besar gangguan

tidur. Parasomnia terjadi pada tahap 3 dan 4, merupakan

fenomena tidak biasa, tidak diinginkan, terjadi tiba-tiba

saat tidur atau pada ambang tidur-bangun (Sadock,

2016).
23

6) Narkolepsi menunjukkan gejala hypersomnia (tidur yang

berlebihan, somnolen siang hari yang berlebihan, atau

keduanya), manifestasi abnormal tidur REM terjadi

setiap hari sedikitnya 3 bulan, 2-6 kali sehari, 10-20

menit (Sadock, 2010). Penyebab dari penyakit ini adalah

degenerasi dari neuron oreksinergik dimana neuron ini

berperan dalam keterjagaan (Carlson NR, 2016).

b) Gangguan Neurologi

Pasien demensia tipe alzheimer mengalami

kerusakan pada sel otak sehingga mengalami penurunan

fungsi otak salah satu yang gangguan tidur yang ditandai

dengan berkurangnya tidur REM dan tidur gelombang

pendek (Sadock, 2016)

Ada epilepsi impuls listrik sel saraf akan berlebih

sehingga menyebabkan perilaku atau gerakan tubuh yang

tidak terkendali. Sleep disorder berhubungan dengan

terjadinya kejang sehingga mengganggu tidur normal

bahkan saat tidur dapat terjadi kejang. Pada epilepsi terjadi

peningkatan bangun nokturnal, bangun lebih pagi, susah

memulai tidur, kantuk siang hari yang berlebihan dan

kualitas tidur yang buruk (Watson NF et al, 2013).

Multiple Sclerosis (MS), tumor dan stroke dapat

menyebabkan gangguan tidur sesuai lokasi lesi. Lesi di


24

hipotalamus termasuk Tuberomamillary Nucleus (TMN)

atau hipokretin/produksi oreksin dapat menyebabkan rasa

kantuk. Lesi pontine termasuk Area Sublaterodorsal

Tegmental Nucleus dapat menimbulkan REM Sleep

Behavior Disorder (SBD). Lesi Ventrolateral Preopic

Nucleus (VlPO) cenderung insomnia. Tumor serebral

terutama yang berloksi di daerah sellar dan suprasellar

(Craniopharyngioma, Astrositoma Pilocytic, Dan Adenoma

Pituitary) dapat menyebabkan kantuk melalui keterlibatan

neoplastik langsung atau tekanan pada hipotalamus, dengan

penurunan hipokretin (oreksin) sebagai faktor penyebabnya.

Selain itu juga dapat menyebabkan disfungsi

endokrin yang mempengaruhi produksi melatonin.Glioma

batang otak dan tumor hemisfer (invasi Hemisfer Bilateral

atau edema menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial

atau herniasi serebri) menunjukkan somnogenik, dengan

terganggunya Reticular Activating System (RAS) sebagai

kemugkinan penyebab.SDB mungkin disebabkan oleh tumor

yang melibatkan batang otak yang menyebabkan disfungsi

pada pusat pernapasan dan nukleus yang terlibat dalam

diafragma dan kontrol otot bulbar.

Nyeri kepala menyebabkan insomnia,durasi tidur

lebih pendek (6,7 dibandingkan 7jam), latensi tidur lebih


25

lama (31,4 dibandingkan 21,1menit), butuh waktu lebih

lama melanjutkan tidur setelah malam terbangun (Watson

NF et al, 2016).

c) Gangguan Kardio-Respirasi

1) COPD (Chronic Obstructive Pulmonary Disease) dapat

beresiko terjadi OSA (Obstruktive Sleep Apnea) dimana

terjadi penurunan saturasi oksigen saat nokturnal yang

menyebabkan hipoksia sehingga mempengaruhi kualitas

tidur (Zohai MA et al, 2017).

2) Asma juga beresiko menyebabkan Obstructive Sleep

Apnea Syndrome (OSAS), desaturasi oxyhemoglobin.

Tidur khususnya tahap REM terjadi keterbatasan aliran

udara, upaya pernafasan meningkat, hipoksemia, retensi

karbon dioksida (Salles C, 2013).

3) SDB (Sleep-disordered Breathing) pada CHF ada 2 tipe:

Central Sleep Apneu dengan pernapasan Cheyne-Stokes

dan OSA (Obstruktive Sleep Apnea). CSB menyebabkan

hipoksemia berulang, hiperkapnia, hipokapnia,

meningkatkan tekanan negatifintratorak. Perubahan ini

menyebabkan pelepasan mediator inflamasi, tekanan

transmural di ruang jantung meningkat, dan pengiriman

oksigen ke jaringan berkurang (Sharma B et al, 2017).


26

d) Gangguan Metabolik

Diabetes dapat menyebabkan kerusakan saraf perifer

(Diabetic Neuropathy) yang menyebabkan rasa kebas, rasa

geli, rasa sakit pada kaki dan tangan. Gejala tersebut dapat

membuat sulit untuk tidur dan atau mempertahankan tidur

(Patel et al, 2018)

e) Gangguan Muskuloskeletal

Rheumatoid Arthritis (RA), rasa nyeri yang dirasakan

dapatmenimbulkan insomnia dan fatigue sehingga membuat

kualitas tidur yang jelek (Jae-Hyun, 2016).

2. Zat dan Obat

1. Zat

a. Kafein menstimulasi SSP (Sistem Saraf Pusat),

meningkatkan detak jantung, meningkatkan produksi

adrenalin, menekan produksi melatonin melalui

antagonis reseptor adenosin menyebabkan penundaan

pada awal tidur, ketidakmampuan untuk

mempertahankan tidur, terbangun pada dini hari

(Sadock, 2017).

b. Alkohol meningkatkan efek GABA, menimbulkan rasa

kantuk dan kesulitan bangun pada keesokkan harinya.

Konsumsi alkohol sebelum tidur pada pra akut dapat

terjadi peningkatan SWS (Slow Wave Sleep) dan tidur


27

REM (Carskadon MA dan Dement WC, 2017). Selain

itu berdampak pada sistem diuretik yang menyebabkan

sering ke toilet untuk kencing (Sadock, 2017).

c. Kanabis dapat menyebabkan munculnya gejala

gangguan tidur. Gejala tersebut hampir selalu

menghilang dalam hitungan hari atau minggu setelah

penggunaan kanabis tersebut dihentikan (Sadock,

2015).

d. Opioid misal morfin menghambat lokus koeruleus

melalui stimulasi reseptor μ opioid inhibitor pada

neuron noradrenergik, menyebabkan sering

hipersomnia dibanding insomnia (Sadock, 2010).

e. Kokain bekerja sebagai dopamin reuptake inhibitor

sehingga menyebabkan keterjagaan (Szabadi, 2015).

f. Amfetamin bekerja sebagai dopamin reuptake inhibitor

sehingga menyebabkan keterjagaan (Szabadi, 2015).

Intoksikasi amfetamin menimbulkan insomnia,

sedangkan pasien dengan keadaan putus amfetamin

dapat mengalami mimpi buruk (Sadock, 2010).

g. Minuman berenergi atau minuman stimulant dapat

meningkatkan kinerja dan daya tahan tubuh. Memiliki

kandungan utama yaitu kafein dan kandungan lainnya

seperti guarana (semacam kafein), taurine, L-carnitine,


28

glucuronolactone, vitamin B, ginseng (Richards G dan

Smith AP, 2016).

2. Obat

a) GABA

Aktivasi agonis reseptor GABA (Barbiturat,

Benzodiazepine), Agonis reseptor GABA Gamma–

hydroxybutyrate (GHB) dapat mendorong tidur

(Szabadi, 2015).

1) Alpha 2 Delta Ligands

Obat antiepilepsi ini tidak berikatan pada reseptor

GABA. GABA, tapi ke alpha 2 delta Subunits

Voltage-Gated Calcium Channels. Obat pregabalin

dan alprazolam meningkatkan kualitas tidur dan

kemudahan memulai tidur. Obat gabapentin

(indikasi epilepsi dan neuropathic pain)

meningkatkan tahap tidur gelombang lambat (Roehrs

T and Roth T, 2010).

2) Beta Bloker (Beta 1-Adrenergik Reseptor Inhibitor)

Beta bloker merupakan jenis obat yang digunakan

untuk menurunkan tekanan darah pada penderita

hipertensi. Hubungannya dengan tidur karena

mempunyai efek yaitu mengurangi produksi

melatonin (Patrick R, 2012).


29

3) Kortikosteroid

Kortikosteroid seperi prednisolon dapan mensupresi

pada tidur gelombang lambat tahap tiga dan empat,

insomnia, mimpi buruk (Consultant Pharmacist

Continuing Education Series 2011).

4) Antidepressan

Obat-obat antidepressan seperti Monoamine Oxidase

Inhibitors (MAOIs), Tricyclic Antidepressan

(TCAs), dan Selective Serotonin Reuptake Inhibitors

(SSRIs) dapat mensupresi tidur REM (Rapid Eye

Movement). (Consultant Pharmacist Continuing

Education Series, 2011).

5) Diuretik

Penggunaan obat-obat diuretik dapat menyebabkan

nokturia.

6) Histamin

H1-antihistamin telah digunakan untuk pengobatan

alergi. H1 Reseptor Antagonis seperti dipenhidramin,

prometazin, klorpeniramin dapat melewati Blood–

Brain Barrier (BBB) dan memiliki efek sedatif /

hipnosis yang poten (Szabadi, 2015).


30

7) Asetilkolin (Kolinesterase Inhibitor)

Asetilkolinesterase Inhibitor memiliki efek samping

gangguan tidur pada pasien demensia (Clinical

Practice Guideline, 2017). Donepezil digunakan

untuk fungsi kognitif pada pasien demensia,

meningkatkan keterjagaan, insomnia dan

meningkatkan tidur REM (Szabadi, 2015).

3. Perubahan Lingkungan

a. Cahaya

Retina bola mata terdapat fotoreseptor yang menerima

informasi tentang jumlah cahaya di lingkungan. Sinyal

dari mata akan diteruskan ke Suprachiasmatic Nucleus

(SCN) terletak tepat di atas saraf optik dan mengirimnya

ke otak. Selanjutnya diteruskan ke kelenjar pineal yang

mengontrol produksi hormon melatonin yang membuat

rasa kantuk. Selama tidur, kadar melatonin meningkat

tajam. Saat kurang cahaya, seperti pada waktu malam, ia

memberitahu otak untuk menciptakan lebih banyak

melatonin, sebaliknya jika cahaya terlalu terang maka

akan sulit untuk memulai tidur (Carlson NR 2013).

b. Suhu

Paparan suhu yang dingin atau panas dari lingkungan

dapat mempengaruhi termoregulasi tubuh sehingga dapat


31

memberikan efek yaitu meningkatkan keterjagaan dan

menurunkan tidur REM dan tidur gelombang lambat

(Okamoto-Mizuno K, 2012).

c. Suara

Paparan suara yang berisik atau ramai akan

meningkatkan frekuensi bangun selama tidur dan

menurunkan tahap slow-wave sleep atau deep sleep

sehingga beresiko terjadinya gangguan tidur dan

membuat kualitas tidur menjadi jelek (Kwak et al, 2016)

d. Usia Lanjut

Beberapa faktor menyebabkan gangguan tidur pada usia

lanjut; lingkungan, emosional, penyakit, dan obat-obatan

yang dikonsumsi (Centre for Ageing Research and

Development in Ireland, 2014). Terjadi pengurangan

tidur gelombang pendek dan REM. Beberapa orang tua

mengeluh sulit tidur, terbangun pagi, terbangun lama

(sering pada malam hari), mengantuk di siang hari,

kurang segar saat bangun tidur (National Institutes of

Health, 2011).

e. Gangguan tidur irama sirkadian

Menurut DSM-IV-TR terdapat empat jenis; pertama tipe

fase tidur tertunda ditandai dengan waktu tidur dan

waktu bangun yang lebih lambat dari yang diinginkan.


32

Kedua tipe jetlag, disebabkan lama perjalanan antara

zona waktu yang berbeda, berkaitan dengan kurang

tidur. Ketiga tipe kerja bergiliran seperti kerja shift mala

yang menyebabkan pola tidur terganggu. Keempat pola

tidur-bangun kacau dan sindrom memajukan fase tidur

(Sadock, 2010).

f. Kebiasaan makan

Makan makanan berat membuat tubuh menghabiskan

waktu untuk mencerna sebelum bisa tidur. Makanan

yang membantu tidur misalnya beras, gandum, susu

mengandung asam amino triptofan, mengandung

sejumlah kecil melatonin yang dapat meningkatkan rasa

ingin tidur (Mental Health Foundation, 2015).

2.3 Hubungan Penggunaan Media Sosial dan Kualitas Tidur

2.3.1 Kecanduan Dan Pembuang Waktu

Penggunaaan media sosial yang berlebih dapat menjadi

pemborosan terhadap waktu (Jadoon, R.N, 2010). Kecanduan terhadap

media sosial dapat menimbulkan perilaku seperti Attention-

Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD), Obsessive-Compulsive

Disorder (OCD) (Andreassen CS, 2016). Kecanduan mempengaruhi

pola tidur akibat waktu tidur yang tidak teratur sehingga kualitas

tidur menjadi jelek (Patrick C.K, Steijn R, 2014).


33

2.3.2 Psikis atau Kesehatan Mental

Dampak penggunaan media sosial pada kesehatan, salah satunya

psikis yang berhubungan dengan perubahan emosi antara lain

kecemasan dan depresi. Perasaan khawatir atau cemas dapat terjadi saat

tidak dapat terhubung dengan situs media sosial. Depresi diakibatkan

karena stress, perasaan iri, selalu membanding diri dan bullying (Scott

H, 2015).

2.3.3 Pencahayaan dari Perangkat

1. Hormon Melatonin

Hormon melatonin (5-Methoxy-N-Acetyltryptamine) disekresi oleh

kelenjar pineal, sebuah kelenjar yang berukuran sekitar 1 cm,

terletak di atas otak tengah, tepat di depan serebrum (McGilion,

2002). Di dalam kelenjar pineal tersebut ada serabut-serabut saraf di

yang berhubungan langsung dengan saraf penglihatan sehingga

sangat sensitif terhadap cahaya.Melatonin disekresikan langsung ke

dalam sirkulasi dan disalurkan ke seluruh tubuh.Selain itu melatonin

juga disekresikan ke dalam cairan cerebrospinal melalui pineal

recess (Doghramji K, 2007).

2. Fisiologi Melatonin

Hormon melatonin merupakan hormon yang mengatur dan

memelihara irama sirkadian (sistem jam biologis tubuh yang

memegang peranan penting dalam mengatur tidur dan terjaga),

diatur oleh suprachiasmatic nucleus (SCN) yang dipengaruhi oleh


34

siklus terang–gelap. Saat siang hari neuron SCN aktif secara

maksimal, tidak ada melatonin yang dilepaskan, sedangkan pada

malam hari, ketika neuron ini diam, melatonin disintesis dan

disekresi.Sekresi melatonin dimulai pada pukul 22.00–23.00 dan

memuncak pada 03.00–04.00. Hal ini dikarenakan pada waktu itu

gangguan cahaya paling minimal. Konsentrasi melatonin terendah

pada pukul 07.00–09.00 pagi. Pada orang dewasa muda normal,

rata-rata sekresi melatonin pada siang hari berkisar 10 pg/ml dan

pada malam hari berkisar 60 pg/ml (Buscemi N, 2004).

3. Pengaruh Melatonin Dengan Tidur

Melatonin memiliki reseptor MT1 dan MT2, paling banyak

ditemukan di SCN. Paparan dari cahaya yang dihasilkan oleh

perangkat (smartphone, pc/komputer, laptop, tablet) akan

menghambat rangsangan oleh reseptor MT1 dan MT2

menyebabkan sintesis dan produksi melatonin terhambat akibatnya

waktu tidur akan tertunda, waktu terjaga lebih lama, durasi tidur

menjadi lebih pendek, efisiensi tidur berkurang, dan onset tidur

yang memanjang sehingga kualitas tidur menjadi jelek (Christensen,

M.A., 2016).

2.3.4 Social Networking Time Use Scale (SONTUS)

Kuesioner SONTUS menunjukkan seberapa sering selalu

menggunakan media sosial seperti Facebook, Instagram, WhatsApp,

Twitter, Myspace, Pinterest dan lain-lain selama seminggu. Dalam


35

SONTUS terdapat lima komponen yaitu relaksasi dan periode bebas,

periode terkait akademik, tempat umum yang berhubungan dengan

penggunaan, periode stres yang berhubngan, motif yang digunakan.

Komponen skor dijumlahkan untuk menghasilkan skor global

yang berkisar 5-23. Interpretasi dalam menggunakan situs jejaring

sosial adalah pengguna rendah dengan skor 5-9, sedang dengan skor

10-14, tinggi dengan skor 15-19 dan sangat tinggi dengan skor lebih

dari 19 (Olufadi Y, 2015).

2.3.5 The Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI)

Kuesioner PSQI memperkirakan latensi tidur, durasi, frekuensi

dan perkiraan dari tingkat keparahan masalah tidur. PSQI menilai

interval selama satu bulan, mengkombinasi informasi kuantitatif dan

kualitatif. Skor PSQI memiliki penilaian secara keseluruhan kualitas

tidur untuk menghitung dan memungkinkan perbandingan dari pasien

atau kelompok.

Hasil akan diukur dari tujuh komponen yaitu kualitas tidur

subjektif, latensi tidur, durasi tidur, efisiensi kebiasaan tidur, gangguan

tidur, penggunaan obat tidur, dan disfungsi siang hari selama satu

bulan terakhir. Hasil skor akan dibagi dalam baik dan buruk. Total

skor lima atau lebih menunjukkan kualitas tidur buruk dan jika total

skor kurang dari lima maka menunjukkan kualitas tidur baik (Buysse

DJ et al,1988).
36

2.4 Jurnal Terkait/Keaslian Penelitian

Tabel 2.3 Jurnal Terkait/Keaslian Penelitian

No Judul Penelitian Jenis Penelitian Populasi dan Hasil


Sampel
1 Hubungan antara Analitik 41 responden Dengan hasi
intensitas penggunaan observasional uji korelasi
media sosial dengan dengan chi square
kualitas tidur Menggunakan degan tingkat
mahasiswa pendekatan kemaknaan p
cross sectional < 0,05 di
dapatkan
hasil p =
0,015. Nilai
p lebih kecil
dari 0,05
menandakan
H1 diterima
dan H0
ditolak
artinya
terdapat
hubungan
antara
intensitas
penggunaan
median
sosial dan
kualitas tidur
2 Hubungan antara Analitik 178 responden Dengan hasi
penggunaan media observasional uji korelasi
sosial dengan kualitas dengan chi square
tidur,kestabilan emosi Menggunakan degan tingkat
dan kecemasan sosial pendekatan kemaknaan p
pada remaja cross sectional < 0,05 di
dapatkan
hasil p =
0,000. Nilai
p lebih kecil
dari 0,05
menandakan
H1 diterima
dan H0
ditolak
artinya
37

terdapat
hubungan
antara
penggunaan
median
sosial
kualitas
tidur,
kestabilan
emosi dan
keccemasan
sosial
3 Hubungan Analitik 62 responden Dengan hasil
penggunaan media observasional uji statistik
sosial dengan kejadian dengan didapatkan
insomnia pada siswa Menggunakan nilai p =
pendekatan 0,000 < a =
cross sectional 0,05.
Kesimpulan
dari
penelitian ini
yaitu ada
hubungan
durasi
penggunaan
media sosial
dengan
kejadian
insomnia
pada
remaja di
SMA

4 Hubungan lama Analitik 482 responden Berdasarkan


penggunaan observasional hasil uji chi-
gadgetsebelun tidur dengan square
dengan gejala Menggunakan didapatkan
insomnia pada pendekatan nilai p =
mahasiswa cross sectional 0,132,
karena nilai
p lebih besar
dibandingkan
(0,05), maka
disimpulkan
tidak
terdapat
38

hubungan
yang
signifikan
antara lama
penggunaan
gadget
sebelum
tidur dengan
gejala
insomnia
pada
mahasiswa
5 Hubungan antara Analitik 150 responden Dengan hasi
kualitas tidurdengan observasional uji korelasi
penggunaan media dengan chi square
sosial Menggunakan degan tingkat
pendekatan kemaknaan p
cross sectional < 0,05 di
dapatkan
hasil p =
0,012. Nilai
p lebih kecil
dari 0,05
menandakan
H1 diterima
dan
H0ditolak
artinya
terdapat
hubungan
antara
kualitas
tidur
ddengan
penggunaan
median
sosial
39

2.5 Kerangka Teori

Penggunaan media sosial

Dampak positi Dampak negatif

kecemasan depresi Pemorosan Pencahayaan dari


waktu perangkat

NE, ↑5- NE, ↓5-


HT, HT, Ritme Nukleus
↑epinefri, ↓DA, sirkadia suprakias
↓GABA ↓GABA matik
n
(SCN)

Gangguan tidur (Perubahan Siklus Tidur Bangun)


Kelenjar
Pineal
faktor penyakit Fisik : Penyakit Psikis :
Lingkungan : Kardiorespirasi, Gangguan
Menghamba
suhu,suara, Neurologis, Psikiatri,
t
cahaya Metabolik, NAPZA, Obat,
produksi
muskuloskeletal Minuman
berenergi
/stimulant
Kualitas tidur ↓ Faktor
Psikososial berat
:trauma,masalah
keluarga, kematian

Bagan 2.1 Kerangka Teori


Global Web Index (2020), Mental Health Foundation (2015),
BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka konsep merupakan visulisasi hubungan antar berbagai

variabel, yang di rumuskan oleh peneliti sesudah membaca berbagai teori

yang ada. (Wibowo, 2014). Model konseptual menggambarkan hubungan

anatara faktor-faktor yang telah didefinisikan dan sangat penting untuk

memahami permasalahan penelitian (Supranto, 2016).

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka

disusun kerangka teori sebagai berikut:

Variable Independen Variabel Dependen

Kualitas Tidur
Penggunaan Media Sosial

Keterangan :

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

: Garis Penghubung Antar Kedua Variabel

Bagan 3.1 Kerangka Konsuptual Penelitian

40
41

3.2 Hipotesis Penelitian

3.2.1 Hipotesis Nol (Hipotesis Statistik)

Hipotesis nol merupakan hipotesis yang hasilnya tidak

diharapkan terjadi (Supranto, 2016).

H0:

Tidak ada hubungan penggunaan media sosial dengan kualitas tidur

pada mahasiswa keperawatan Stikes Nusantara Jaya Makassar.

3.2.2 Hipotesis Alternatif (Hipotesis Penelitian)

Hipotesis alternatif merupakan hipotesis yang hasilnya

diharapkan terjadi (Supranto, 2016).

Ha:
Ada hubungan penggunaan media sosial dengan kualitas tidur pada

mahasiswa keperawatan Stikes Nusantara Jaya Makassar.


BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis dan Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-

analitik dengan pendekatan cross sectional, yang dimana variabel independen

dan dependen dikumpulkan secara simultan, sesaat atau satu kali saja (dalam

waktu bersamaan) (Nursalam, 2017). Untuk mengetahui hubungan variabel

independen (penggunaan media sosial) dan variabel dependen (kualitas tidur),

yang bertujuan untuk menjelaskan dan menggambarkan hubungan

variable.dengan cara menyebar kuesioner pada responden penelitian, dengan

maksud mengetahui huungan penggunaan media sosial dengan kualitas tidur

pada mahasiswa STIKES Nusantara Jaya Makassar.

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam

penelitian (Saryono, 2011 dalam Andriyani, 2015). Populasi dalam

penelitian ini adalah semua mahasiswa Stikes Nusantara Jaya Makassar

yaitu semester II, semester IV, semester IV dan semester akhir yang

tercatat 87 mahasiswa.

42
43

4.2.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2016). Sampel pada penelitian ini

adalah

N
n=
1+ N ( d)2

Dimana :

N = Jumlah Populasi

n = Jumlah Sampel

d = Tingkat kesalahan yang dipilih (d=0,05)

N
n=
1+ N ( d)2

87
n=
1+87 (0,05)2

87
n=
1+87 (0,0025)❑

87
n=
1+0,2175

87
n=
1,2175

n= 71 orang

4.2.3 Sampling

Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan non

probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel tanpa memberi

peluang sama bagi anggota populasi yang menjadi sampel

(Rahmatichasari, 2016).
44

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah

mengunakan Consecutive Sampling yaitu semua subjek yang datang

dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai

jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi (Rahmatichasari, 2016). Jenis

data yang dikumpulkan adalah data primer yang diperoleh dari

mahasiswa Stikes Nusantara Jaya Makassar.

a. Kriteria sampel

1) Kriteria Inklusi merupakan kriteria atau ciri-ciri yang perlu

dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil

sebagai sampel (Nursalam, 2015).

a) Mahasiswa dari Stikes Nusantara Jaya Makassar

b) Bersedia menjadi responden.

c) Memiliki HP Android

2) Kriteria eksklusi adalah menghilangkan/mengeluarkan subyek

yang tidak memenuhi kriteria inklusi dari studi karena sebagai

sebab (Nursalam, 2015)

a) Mahasiswa dari Stikes Nusantara Jaya Makassar tidak

menggunakan media sosial

b) Tidak bersedia menjadi responden.


45

4.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

4.3.1 Variabel Penelitian

Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel lain, makia

jenis-jenis variabel dibedakan menjadi (Hasmi, 2016):

a. Variabel Independen (Bebas)

Menurut Sugiyono (2016), variable bebas adalah varibel yang

mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atu timbulnya

variable dependen (terikat). Variabel independen pada penelitian ini

adalah Penggunaan Media Sosial.

b. Variabel Dependen (Terikat)

Variable dependen adalah variable yang dipengaruhi atau menjadi

akibat karena adanya variable bebas. Variabel dependen pada

penelitian ini adalah Kualitas Tidur.

4.3.2 Desain Operasional

Tabel 4.1 Defenisi Operasional Huungan Penggunaan Media Sosial


Dengan Kualitas Tidur

VARIABEL DEFENISI ALAT SKALA HASIL UKUR


UKUR UKUR
Independen:

Penggunaan Media online Kuesioner Ordinal Tinggi:


Media Sosial dengan aplikasi SONTUS (Likert) Apabila responden
erbasis internet (Social menjawab
yang di Networking kuesioner dengan
gunakan untuk Time Use skor ≥ 25
eragi dan Scale)
berpatisipasi Rendah:
(Faceook,Insta Apabila responden
gram,WhatsAp menjawab
p, Youtube dan kuesioner dengan
Twiter) skor < 25
46

Dependen:

Kualitas Tidur Kemampuan Kuesioner Ordinal Tidak Teratur:


individu untuk PSQI (Likert) Apabila responden
tidur dan (Pittsburgh menjawab
mendapatkan Sleep Quality kuesioner dengan
tidur yang Indeks) skor ≥ 20
tenang
Teratur:
Apabila responden
menjawab
kuesioner dengan
skor < 20

Sumber: (Olufadi Y, 2015)

4.4 Alat dan Bahan Penelitian

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa alat

tulis, buku, jam tangan dan kuesioner.

4.5 Instrumen Penelitian

4.5.1 Penggunaan Media Sosial

Lembar kuesioner SONTUS (Social Networking Time Use

Scale) digunakan untuk menilai penggunaan media sosial yang terdiri

dari 10 soal pertanyaan dengan menggunakan skala Likert. Apabila

responden menjawab “Sangat Sering” (SS) diberi skor 4, “Sering” (S)

diberi skor 3, “Kadang-Kadang” (KD) diberi skor 2, dan “Tidak

Pernah” (TP) diberi skor 1.

4.5.2 Kualitas Tidur

Lembar kuesioner PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Indeks)

digunakan untuk menilai kualitas tidur yang terdiri dari 8 soal

pertanyaan dengan menggunakan skala Likert. Apabila responden

menjawab “Sangat Sering” (SS) diberi skor 4, “Sering” (S) diberi skor
47

3, “Kadang-Kadang” (KD) diberi skor 2, dan “Tidak Pernah” (TP)

diberi skor 1.

4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.6.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di STIKES Nusantara Jaya Makassar.

4.6.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2020.

4.7 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data

4.7.1 Data Primer

Data primer didapatkan dari para mahasiswa dengan cara memberikan

kuesioner secara langsung yang telah disusun sebelumnya.

4.7.2 Data Sekunder

Data sekunder didapatkan dari bagian BAAK STIKES Nusantara Jaya

Makassar.

4.8 Analisis Data dan Pengolahan Data

4.8.1 Analisa Data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan pada sebuah

variabel (Hasmi, 2016). Untuk melihat hubungan antarvariabel

independen dengan menggunakan uji statistik Chi-Square dengan

tingkat kemaknaan α˂ 0,05, serta mengetahui efek size atau kekuatan

hubungan dengan menggunakan nilai p (value). Pengolahan data

dilakukan dengan menggunakan SPSS 16 for windows.


48

b. Analisis Bivariat

Uji yang dipakai adalah Chi-Square dengan batas kemaknaan α =

0.05 dengan menggunakan rumus Hastono dan Sabri (2014) :

N (αd-bc)2

ᵪ2 =

(α+c) (b+c) (α+b) (c+d)

Apabila terdapat sel yang kosong atau nilai ˂5 maka digunakan

Fisher’s Extact.

Menentukan uji kemaknaan hubungan dengan cara

membandingkan niai p (value) dengan nilai α = 0.05 pada taraf

kepercayaan 95% dan derajat kebebasan = 1 dengan kaidah keputusan

sebagai berikut:

Keputusan uji statistik:

a. Nilai p (value) ˂ 0,05 maka H0 ditolak yang berarti ada hubungan

yang bermakna antara variabel bebas dengan variabel terikat.

b. Nilai p (value) ˃ 0,05 maka H0 gagal ditolak yang berarti tidak ada

hubungan yang bermakna antara variabel bebas dengan variabel

terikat.
49

4.8.2 Pengolahan Data

1. Editing/memeriksa

a. Kelengkapan jawaban, apakah tiap pertanyaan sudah ada

jawabannya, meskipun jawaban hanya berupa tidak tahu atau

tidak mau menjawab.

b. Keterbacaan tulisan, tulisan yang tidak terbaca akan

mempersulit pengolahan data atau berakibat pengolah data

salah membaca.

c. Relevansi jawaban, bila ada jawaban yang kurang atau tidak

relevan maka editor harus menolaknya.

2. Coding/memberi tanda kode

Mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para responden kedalam

bentuk angka/bilangan. Biasanya klasifikasi dilakukan dengan cara

memberi tanda/kode berbentuk angka pada masing-masing

jawaban.

3. Processing

Pemrosesan data dilakukan dengan cara meng-entry data dari

kuesioner ke paket program komputer SPSS versi 16 for Window.

4. Cleaning

Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan

kembali data yang sudah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak.

Kesalahan tersebut dimungkinkan terjadi pada saat kita meng-entry

data ke komputer.
50

4.9 Kerangka Operasional/Kerja

STIKES Nusantara Jaya Makassar

Variabel :
Dependen : Penggunaan Media Sosial
Independen : Kualitas Tidur

Menentukan Populasi

Semua Mahasiswa Semester II, IV, VI, VIII

Menentukan Sampel :
Besar sampel (Sample Size)
Besar sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 71 orang
Teknik Sampling :
Consecutive Sampling

Mengumpulkan data dengan kuesioner

Menganalisis data

Menyajikan Hasil

Menyimpulkan

Bagan 4.1 Kerangka Operasional Kerja


51

4.10 Etika Penelitian (Ethical Clearance)

1. Informed Consent (Lembar Persetujuan untuk Menjadi Responden)

Lembar persetujuan tersebut diberikan kepada setiap perawat

yang bertugas jaga di ruangan IRD dan memberikan penjelasan terlebih

dahulu tentang maksud dan tujuan penelitian, serta dampak yang terjadi

bila menjadi responden. Lembar persetujuan itu diisi secara suka rela

oleh responden. Apabila para responden tidak bersedia, maka peneliti

harus menghormati hak-hak responden tersebut.

2. Anonimity (tanpa nama)

Nama responden tidak boleh dicantumkan pada lembar

pengumpulan data untuk menjaga kerahasiaan responden. Hal ini

berguna untuk mengetahui keikutsertaan responden dengan

menggunakan kode pada masing-masing lembar pengumpulan data.

3. Confidentialy (kerahasiaan)

Data atau informasi yang diperoleh dari responden akan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti. Hanya pada kelompok tertentu saja yang

akan disajikan dalam penelitian, terutama dilaporkan sebagai hasil riset.


BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

STIKES Nusantara Jaya Makassar adalah satu dari sekian Perguruan

Tinggi swasta di Indonesia dengan status aktif dikelola oleh dikti dan termuat

ke dalam Kopertis Wilayah 9. Berdiri sejak tanggal 17 Januari 2001 dengan

Nomor SK PT: 121/E/O/2013, tanggal SK PT 17 April 2013. STIKES

Nusantara Jaya Makassar beralamat di Jalan Perintis Kemerdekaan KM.13,

Kelurahan Kapasa, Kecamatan Tamlanrea, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi

Selatan.

STIKES Nusantara Jaya Makassar membuka tiga program studi, yaitu

Diploma III Keperawatan, Strata 1 Keperawatan dan Profesi Ners

Keperawatan. Sesuai dengan Berita Acara Rapat Pleno Majelis Akreditasi

No.011/LAM-PTKes/BAAkr/XI/2017 Tanggal 25 November 2017,

Akreditasi Program Studi Sarjana Keperawatan pada Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Nusantara Jaya Makassar Berstatus Terakreditasi B.

5.2 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di STIKES Nusantara Jaya Makassar pada

tanggal 11 April sampai dengan 11 Mei 2020. Pengambilan data dilakukan

dengan menggunakan instrument penelitian berupa lembar kuesioner

terhadap semua mahasiswa semester genap dan didapatkan jumlah responden

52
53

yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian dan menandatangani lembar

persetujuan sebanyak 71 responden.

Berdasarkan hasil pengelolaan data, maka berikut ini peneliti akan

menyajikan karakteristik responden, analisis data univariat terhadap variabel

untuk melihat distribusi dan presentase, analisis bivariat untuk melihat

hubungan dari variabel bebas yang diuji dengan menggunakan uji Chi-

Square.

5.2.1 Analisis Univariat

1) Data Demografi

a. Umur

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
Di STIKES Nusantara Jaya Makassar

Umur Frekuensi (n) %


18 - 20 Tahun 32 45,1
> 20 Tahun 39 54,9
Jumlah 71 100.0
Sumber: Data Primer bulan April 2020

Tabel 5.1 di atas menujukkan bahwa dari 71 responden,

mayoritas responden berumur > 20 tahun sebanyak 39 responden

(54,9%) dan yang terendah adalah responden yang umur 18-20

tahun sebanyak 32 responden (45,1%).

b. Jenis Kelamin
54

Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Di STIKES Nusantara Jaya Makassar

Jenis Kelamin Frekuensi (n) %


Laki-laki 19 26,8
Perempuan 52 73,2
Jumlah 71 100.0
Sumber: Data Primer bulan April 2020

Tabel 5.2 di atas menujukkan bahwa dari 71 responden,

mayoritas responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 52

responden (73,2%) sedangkan responden yang berjenis kelamin

laki-laki terdapat sebanyak 19 responden (26,8%).

c. Tingkatan Semester
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkatan
Semester Di STIKES Nusantara Jaya Makassar

Semester Frekuensi (n) %


Semester II 23 32,4
Semester IV 17 23,9
Semester VI 17 23,9
Semester VIII 14 19,7
Jumlah 71 100.0
Sumber: Data Primer bulan April 2020

Tabel 5.3 di atas menujukkan bahwa dari 71 responden,

mayoritas responden adalah semester II sebanyak 23 responden

(32,4%) sedangkan yang terendah adalah responden semester VIII

sebanyak 14 responden (19,7%).

d. Lama Akses Media Sosial


Tabel 5.4
55

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Akses


Media Sosial Di STIKES Nusantara Jaya Makassar

Lama Akses Frekuensi (n) %


< 3 Jam 24 33,8
3 – 6 Jam 25 35,2
> 6 Jam 22 31,0
Jumlah 71 100.0
Sumber: Data Primer bulan April 2020

Tabel 5.4 di atas menujukkan bahwa dari 71 responden,

mayoritas responden adalah yang mengakses media sosial selama

3-6 jam sebanyak 25 responden (35,2%) dan yang terendah adalah

yang mengakses media sosial selama > 6 jam sebanyak 22

responden (31,0%).

2) Variabel Independen

a. Penggunaan Media Sosial


Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penggunaan
Media Sosial Di STIKES Nusantara Jaya Makassar

Penggunaan Media Sosial Frekuensi (n) %


Tinggi 31 43,7
Rendah 40 56,3
Jumlah 71 100.0
Sumber: Data Primer bulan April 2020

.Tabel 5.5 di atas menujukkan bahwa dari 71 responden,

mayoritas responden dengan penggunaan media sosial yang tinggi

sebanyak 40 responden (56,3%) sedangkan penggunaan media

sosial yang rendah sebanyak 31 responden (43,7%).

3) Variabel Dependen

a. Kualitas Tidur
56

Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kualitas
Tidur Di STIKES Nusantara Jaya Makassar

Kualitas Tidur Frekuensi (n) %


Tidak Teratur 29 40,8
Teratur 42 59,2
Jumlah 71 100.0
Sumber: Data Primer bulan April 2020

Tabel 5.6 di atas menujukkan bahwa dari 71 responden,

mayoritas responden dengan kualitas tidur yang teratur sebanyak

42 responden (59,2%) sedangkan responden yang kualitas tidurnya

tidak teratur sebanyak 29 responden (40,8%).

5.2.2 Analisis Bivariat

Untuk melihat hubungan Waiting Time dengan kepuasan pasien

prioritas 3 di Ruang IGD RSUD Haji Makassar dengan menggunakan

uji statistic Chi-Square dengan tingkat kemaknaan 5% (0,05), namun

pada penelitian ini data yang didapatkan cell ada yang nilai

expectednya <1 atau cell yang nilai expected <5 atau ada lebih dari

20% cell atau tidak memenuhi syarat uji Chi-Square, maka peneliti

menggunakan uji alternatif yaitu uji Fisher’s Exact Test, dengan

hipotesis Two Tailed dimana uji dengan tingkat kemaknaan 5% (0,05),

maka ketentuan bahwa hubungan waiting Time dengan kepuasan pasien

prioritas 3 yang dirawat di IGD RSUD Haji Makassar dikatakan

mempunyai hubungan yang signifikan jika p < 0,05.


57

a. Hubungan Penggunaan Media Sosial dengan Kualitas Tidur

Mahasiswa di STIKES Nusantara Jaya Makassar

Tabel 5.7
Distribusi Hubungan Penggunaan Media Sosial dengan
Kualitas Tidur Mahasiswa di STIKES Nusantara Jaya
Makassar

Kualitas Tidur
Penggunaan Tidak Teratur Teratur Total
Media Sosial P
n % n % n %
Tinggi 18 25,4 13 18,3 31 23,3
Rendah 11 15,5 29 40,8 40 76,7 0,009
Jumlah 29 40,8 42 59,2 71 100.0

Sumber: Data Primer bulan April 2020

Berdasarkan tabel 5.7 di atas menunjukkan bahwa dari 31

responden (23,3%) didapatkan responden yang penggunaan media

sosialnya tinggi dengan kualitas tidur yang tidak teratur sebanyak 18

responden (25,4%) dibanding yang kualitas tidurnya teratur sebanyak

13 responden (18,3%).

Dari 40 responden (76,7%) didapatkan responden yang

penggunaan media sosialnya rendah dengan kualitas tidur tidak teratur

sebanyak 11 responden (15,5%) dibanding dengan yang kualitas

tidurnya teratur sebanyak 29 responden (40,8%).

Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square antara variabel

penggunaan media sosial dengan kualitas tidur mahasiswa di STIKES

Nusantara Jaya Makassar, diperoleh p=0,009 < α=0,05, dimana H0

ditolak dan Ha diterima yang artinya terdapat hubungan antara


58

penggunaan media sosial dengan kualitas tidur pada mahasiswa di

STIKES Nusantara Jaya Makassar.

5.3 Pembahasan

5.3.1 Hubungan Penggunaan Media Sosial dengan Kualitas Tidur

Mahasiswa Di STIKES Nusantara Jaya Makassar

Hasil kuesioner penggunaan media sosial diperoleh data dari

sejumlah responden didapatkan 40 responden (76,7%) yang

penggunaan media sosialnya rendah dengan kualitas tidur tidak teratur

sebanyak 11 responden (15,5%). Berdasarkan jawaban responden pada

kuesioner, hal ini disebabkan oleh responden sulit untuk memulai tidur

dan sering terbangun di malam hari.

Secara garis besar faktor yang menyebabkan kesulitan tidur

(insomnia) antara lain stres, depresi, kelainan penyakit, efek samping

obat, pola makan yang buruk, konsumsi kafein, nikotin dan alkohol

serta kurangnya olah raga dapat menjadi faktor sulit tidur yang

signifikan (Ulfiana, 2018).

Kesulitan tidur juga dapat dipengaruhi oleh gangguan internal

seperti mudah terbangun karena kencing, suhu tubuh yang panas dan

sebagainya. Termasuk gangguan eksternal seperti suara ketukan pintu,

suara mobil, adanya pukulanh di tembok dan sebagainya (Nashori

dalam Ulfiana, 2018). Kualitas tidur lama, belum tentu sesorang merasa

cukup tidur. Meskipun tidur lama, belum tentu seseorang merasa cukup
59

tidur. Ketika seseorang terbangun dari tidur dan merasa bugar, hal ini

menandakan ia mendapatkan tidur yang berkualitas.

Terdapat sebanyak 31 responden (23,3%) yang penggunaan

media sosialnya tinggi dengan kualitas tidur yang teratur sebanyak 13

responden (18,3%). Berdasarkan jawaban kuesioner responden, hal ini

disebabkan oleh responden dalam mengakses media sosial tidak sampai

lupa waktu sehingga tidak mempengaruhi jadwal kegiatan dan pola

tidur mereka. Mereka dapat mengatur waktu kapan menggunakan

media sosial dan kapan untuk tidur. Internet dan media sosial

merupakan alat yang bisa membantu kita lebih produktif, tetapi apa

yang berlebihan akan cenderung berefek negative. Pengeturan waku

dalam mengakses media sosial berguna agar kita lebih focus dengan

apa yang kita butuhkan untuk menunjang produktivitas kita, termasuk

untuk refreshing yang nantinya akan memberikan pengaruh positif pula

pada produktivitas kita.

Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square antara variabel

penggunaan media sosial dengan kualitas tidur mahasiswa di STIKES

Nusantara Jaya Makassar, diperoleh p=0,009 < α=0,05, dimana H0

ditolak dan Ha diterima yang artinya terdapat hubungan antara

penggunaan media sosial dengan kualitas tidur pada mahasiswa di

STIKES Nusantara Jaya Makassar.


60

Penggunaan media sosial yang semakin tinggi maka kualitas

tidur akan semakin tidak teratur, terbukti semakin besar responden

menggunakan media sosial dengan tinggi dan memiliki kualitas tidur

yang tidak teratur. Sebaliknya, responden yang rendah penggunaan

media sosialnya dan memiliki kualitas tidur yang baik. Hal ini sejalan

dengan penelitian Woods & Scott (2016) menyatakan bahwa

penggunaan media sosial sangat dikaitkan dengan kualitas tidur yang

buruk. Penggunaan media sosial disaat akan tidur akan mengganggu

produksi melatonin melalui paparan layar digitasl pada waktu tidur,

selain itu peringatan media sosial dapat proses tidur.

Penelitian dari Levenson, Shensa, Sidani, Colditz & Primack

(2016) memiliki persamaan membahas penggunaan media sosial

dengan tidur. Mereka mengungkapkan beberapa kemungkinan prinsip

yahng mendasari hubungan antara penggunaan sosial media derngan

gangguan tidur. Pertama, penggunaan media sosial akan menggantikan

tidur, misalnya seseorang tetap berkutat dengan Instagram, dengan

begitu waktu tidur akan berkurang. Kedua, penggunaan media sosial

dapat meningkatakan gairah emosional, kognitif dan fisiologis. Ketiga,

cahaya terang yang dipancarkan oleh perangkat sosial mkedia dapat

menunda ritme sirkadian. Elektromagnetik yang dipancarkan oleh

smartphone mempengaruhi aliran darah serebral dan melatonin dimana

merupakan suatu hormone penting meningkatkan kualitas tidur (Liu et

al, 2017).
61

Penggunaan media sosial yang tinggi pada remaja secara

langsung mengakibatkan kualitas tidur yang buruk (Xanidis & Brignell,

2016). Kualitas tidur adalah kemampuan individu unutk tetap tidur dan

mendapatkan jumlah tidur NREM dan REM yang tepat. Tanda-tanda

seseorang dengan kualitas tidur yang baik yaitutidur yang tenang, segar

saat bangun di pagi hari dan semangat melakukan aktivitas.kualitas

tidur mempengaruhi kesehatan dan kualitas kehidupan secara

keseluruhan (Syamsoedin et al, 2015). Kualitas tidur yang tidak teratur

dialami oleh pengguna sosial yang rendah dikarenakan adanya faktor

lain yang menyebabkan kualitas tidur menjadi tidak teratur, seperti

kegiatan organisasi dan tugas kampus.

Berdasarkan hasil paparan penelitian di atas, peneliti berasumsi

bahwa penggunaan media sosial yang tinggi tanpa pengaturan waktu

yang baik akan sangat berdampak pada kualitas tidur seseorang yang

tidak teratur. Akses yang luas tanpa batas disertai dengan fitur-fitur

baru dan canggih sangat memanjakan para penggunanya sehingga tidak

menghiraukan waktu tidur sebagian dari mereka.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan

sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan

penggunaan media sosial dengan kualitas tidur pada mahasiswa di STIKES

Nusantara Jaya Makassar, diperoleh hasil uji Chi-Square dengan nilai

probabilitas (p-value=0,009 < α=0,05), dimana H0 ditolak dan Ha diterima

yang artinya terdapat hubungan yang signifikan.

6.2 Saran

a. Bagi Institusi Pendidikan

Penyuluhan tentang penggunaan media sosial yang sehat dan tepat

sebaiknya dijadikan ide baru guna meminimalisir dampak-dampak buruk

yang diakibatkan, khususnya dalam hal kesehatan.

b. Bagi Masyarakat

Penggunaan media sosial yang sangat tinggi dapat dimanfaatkan dengan

cara membuat akun mdia sosial yang berisikan konten-konten positif

seperti pendidikan kesehatan.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Akan lebih baik jika penelitian tidak sebatas cross sectional namun lebih

diperdalam dengan studi fenomenologi.

66
DAFTAR PUSTAKA

Andreassen CS, Mazzoni E, Billieux J, et al, (2016). The Relationship Between


Addictive Use of Social Media and Video Games and Symptoms of
Psychiatric Disorders: A Large-Scale Cross-Sectional Study, Psychology
of Addictive Behaviors, 2016, Vol. 30.
APJII. (2016). Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia. Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
Asplund, R., (2017). Nocturia in relation to sleep, somatic diseases and medical
treatment in the elderly, BJU International
Azad, M.C., Fraser, K., Rumana, N., et al, (2015). Sleep Disturbances among
Medical Students: A Global Perspective, Journal of Clinical Sleep
Medicine, Vol.
Buyesse, D.J., Reynolds, C.F., Monk, T.H., et al, (1988). The Pittsburgh Sleep
Quality Index : A New Instrument for Psychiatric Practice and Research,
Psychiatric Research 28, pp. 193-213, Elsevie rScientific Publisher Ireland
Ltd, diakses 30 Maret 2020, < http://www.psychiatry.pitt.edu/node/8240>
Carlson, N.R., (2015), Fisiologi Perilaku, Ed.11, jilid 1, diterjemahkan oleh:
Damaring TyasWulandari, Erlangga
CARDI, (2014), Focus On, Sleep And Older People. Centre for Ageing Research
and Development in Ireland
Christensen, M.A., Bettencourt, L., Kaye, L., et al, (20160. Direct Measurments
of Smartphone Screen-Time : Relationships with Demographics and Sleep
Clinical Practice Guideline. (2017). Cognitive Impairment – Part 2: Diagnosis To
Management, Toward Optimized Practice (TOP) cognitive Impairment
CPG Committee
Correa, T., Hinsley, A.W., Zúñiga, H.G., (2009). Who interacts on the web?:The
intersection of users personality and media use, Computers in Human
Behavior 26, pp. 247-253, diakses 16 April 2020, <
https://utexas.influuent.utsystem.edu/e
Carlsonn N.R., (2013). Fisiologi Perilaku, Ed.11, jilid 1, diterjemahkan oleh:
Damaring Tyas Wulandari, Erlangga, pp. 307 – 346. 58
Danielsson M, Heimerson I, Lundberg U, et al, 2012, Psychosocial stress and
health problems Health in Sweden: The National Public Health Report
2012
DeBonis J, (2011), The role of stress, anxiety, and alcohol in disrupted sleep,
USA, Department of Psychology, Marietta College, Thesis.

66
67

Doghramji K, Melatonin and Its Receptors: A New Class of Sleep-Promoting


Agents. Journal of Clinical Sleep Medicine. 2007; 3(5):S17-S23, diakses
24 April 2020
Emarketer. (2016). US Social Network Usage StatPack, Kinetic Human-Centered
Gemaltoinc., Social media trends 2017: Everything You Need To Know
Global Web Index, Trends 17, The trends to watch in 2017. diakses 1 Maret 2017,
http://www.insight.globalwebindex.net/trends-17
Hasmi .(2016). Metode penelitian. Epidemologi Edisi Revisi. Penerbit Trans.
Infomedia. Jakarta
Herlambang, P.M., Budiyanti, R.T., (2014) Potensi Jejaring Sosial sebagai
Media Belajar Mahasiswa Kedoketeran, Cermin Dunia Kedokteran-219/
vol. 41 no.3
Hirshkowitz, M., Whiton, K., Albert, S.M., et al, (2015) National Sleep
Foundation’s sleep time duration: Methodology And Results Summary
Jadoon, R.N., (2010). Advantages and Disadvantages of Social Networking,
social informatics, Department of Computer Science, COMSATS Institute
of Information Technology, Abbottabad.
Jae-Hyun, K., Eun-Cheol P., Kwang Soo, L., et al, (2016). Association of sleep
duration with rheumatoid arthritis in Korean adults: analysis of seven
years of aggregated data from the Korea National Health and Nutrition
Examination Survey (KNHANES).
Kempa, E.P, (2015). Social Media Addiction - The paradox of Visibility &
Vulnerability
Kwak, K.M, Ju, Y.S., Kwon, Y.J., et al, (2016). The effect of aircraft noise on
sleep disturbance among the residents near a civilian airport: a cross-
sectional study, Annals of Occupational and Environmental Medicine Vol.
28:38, diakses 29 60
Levenson, j.c., (2016). The Association between Social Media Use and Sleep
Disturbance among Young Adults. Preventive Medicine, 85, pp.36-41.
Available at: http://dx.doi.org/10.1016/j.chb.2017.05.044
Liu, et al., (2017). Computers in Human Behavior Mobile Phone Addiction and
Sleep Quality among Chinese Adolescents: A Moderated Mediation
Model. Computer in Human Behavior, 71, pp.108-144. Available
at:http://dx.doi.org/10.1016/j.chb.2017.02.042
Mansfield DR, Hillman DR, Antic NA et al, (2013) Sleep disorders: a practical
guide for Australian health care practitioners, The Medical Journal of
Australia Vol 199 No8, diakses 17 April 2020
McGillion, F., (2020). The Pineal Gland and The Ancient Art of
Iatromathematica. Journal of Scientific Exploration
68

Mental Health Foundation. (2015). Sleep Matters, The Impactof Sleep on Health
and Wellbeing, Mental Health Awareness Week 2011, London, UK,
diakses 29 Maret 2020, <
https://www.mentalhealth.org.uk/sites/default/files/MHF-Sleep-Report-
2011.pdf>
Mohammadbeigi, A., Absari, R., Valizadeh, F., et al, (2016). Sleep Quality in
Medical Students; the Impact of Over-Use of Mobile Cell Phone and
Social Networks.
Nadaraja, R., Yazdanifard, R., (2015). Social Media Marketing: Advantages And
Disadvantages, Center of Southern New Hampshire University (SNHU).
National Institutes of Health, (2015), NIH Sleep Research Plan, The National
Center on Sleep Disorders Research (NCSDR), National Heart, Lung,
And Blood Institute (NHLBI)
Nursala. (2015). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis 4th
ed. A. Susila & P.P. Lestari, eds., Jakarta: Salemba Medika
Okamoto-Mizuno K, Mizuno K, 2012, Effects of thermal environment on sleep
and circadian rhythm, Journal of Physiological Anthropology.
Olufadi, Y., (2015). Social networking time use scale (SONTUS): A new
instrument for measuring the time spent on the social networking sites.
Telematics and Informatics
Parkins R, 2012, Gender and Emotional Expressiveness: An Analysis of Prosodic
Features in Emotional Expression, Griffith Working Papers in Pragmatics
and Intercultural Communication 5, pp. 46‐54, diakses 17 Juli 2017, <
https://www.griffith.edu.au/__data/assets/pdf_file/0006/456459/Paper-6-
Parkins-Gender-and-Emotional-Expressiveness_final.pdf>
Patel, S.R., Bertisch, S.M., Campbell, A.P., et al, (2014). Diabetes and Sleep
Disorder, Joslin diabetes center dan Beth Israel Deaconess Medical Center
Patrick, C.K., Steijn, R., (2014). How Much of an Effect Does Social Media Have
on Insomnia and Depression, Nottingham University
Patrick, R., (2012). Beta-Blocker Drugs And Sleep Distrubances, American of
Sleep Tecnololist
Purwadi.(2014) Proses Pembentukan Identitas Diri Remaja, Humanitas :
Indonesian Psychologycal Journal Vol.1 No.1, pp. 43-52, diakses 16 Juli
2017, < https://media.neliti.com/media/publications/24503-ID-peroses-
pembentukan-identitas-diri-remaja.pdf>
Richards, G., Smith, A. P., (2016). A Review of Energy Drinks and Mental
Health, with a Focus on Stress, Anxiety, and Depression, Journal of
Caffein Research
Sadock, Benjamin, J. (2010). Buku Ajar Psikiatri Klinis, Ed. 2, diterjemahkan
oleh Profitasari, Mahatmi T, Jakarta: EGC
69

Salles, C., Terse, R., Souza, A., et al. (2013). Obstructive sleep apnea and asthma,
J Bras Pneumol, Brazil
Schuup, M., Hanning, C.D., (2003). Physiology of sleep, British Journal of
Anaesthesia, CEPD Reviews, Vol. 3 No. 3, pp. 69-74, diakses 02 April
2020, < https://oup.silverchair-
cdn.com/oup/backfile/Content_public/Journal >
Setyawan, M., (2016). Hubungan Antara DurasiPenggunaan Media Sosial
dengan Kestabilan Emosi Pada Pengguna Media Sosial. (Tesis),
Yogyakarta :Universitas Sanata Dharma.
Sharma, B., Owens, R., Malhotra, A., (2010). Sleep in Congestive Heart Failure,
Med Clin
Soliha, S.F. (2015) Tingkat Ketergantungan Pengguna Media Sosial Dan
Kecemasan SosiaL, Jurnal Interaksi, Vol. 4 No. 1, Universitas Diponegoro,
pp. 1-10,
diakses27Januari2017<http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=3638
Sudiyatmoko. (2015). Panduan Optimalisasi Media Sosial Untuk Kementrian
Perdagangan RI
Sugiono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta
Supranto, J., Limakrisna, N. 2016. Petunjuk Praktis Penelitian Ilmiah Untuk
Menyusun Skripsi, Tesis, Dan Disertasi. Edisi 4. Mitra Wacana Media,
Jakarta
Syamsoedin, dkk. (2015). Hubungan durasi Penggunaan Media Sosial dengan
Kejadian Insomnia Pada Remaja di SMA Negeri 9 Manado. ejournal
Keperawatan, 3(1)
Szabadi, E. (2015) Neural Networks Regulating Sleep and Arousal : Effect of
Drug, Drug Treatment of Sleep Disorders, A. Guglietta (ed.), Springer
International Publishing Switzerland, diakses 1 April 2020, <
www.springer.com>
Tempo (2015). hhtps://tekno.tempo.com.jam15.38 tanggal 25 maret 2020
Ulfiana (2018). Hubungan Penggunaan Media Sosial dengan Kejadian Insomnia pada
Mahasiswa Jurusan Keperawatan UIN Alaiddin Makassar. Skripsi. Program
Studi Keperawatan UIN Alauddin Makassar
Ventola CL. (2014). Social Media and Health Care Professionals : Benefits,
Risks, and Best Practice, P&T Journal, Vol 39 No 7
Watson NS, Viola M. (2013). Sleep and Comorbid Neurologic Disorders,
Continuum (Minneap Minn)
WHO, (2015).Global Targets 2025. Diambil 13 April 2020, dari
http://www.who.int/nutrition/topics/nutrition_globaltargets2025/en/#
70

Woods, H.C., & Scott, H., (2016). Sleepteens: SocialMedia Use in Adolescence is
Associated with Poor Sleep Quality, Anxiety, Depression and Low Self-
Esteem. Journal of Adolescence, 51, pp.41-49, available at:
http://dx.doi.org/10.1016/j.adolescence.2016.05.008
Xanidis, N., & Brignell, C.M., (2016). The Associaton Between The Use of Social
Network Sites, Sleep Quality and Cognitive Function during The Day. Computer
in Human Behavior, 55 pp.121-126. Available at:
http://dx.doi10.1016/j.chb.2015.09.004
Yahaya, A., (2011) Perkembangan Emosi :Emosi Remaja Dan Pembentukan
Konsep Sendiri, Skudai : Universitas Teknologi Malaysia, diakses 17 April
2020 <
http://eprints.utm.my/20210/1/PERKEMBANGAN_EMOSI_PART_18.pd
f>
Zhou, Y., et al., (2017). Interparental Conflict and Adolescent Internet Addiction:
The Mediating Role of Emotional Insecurity and The Moderating Five
Personality Traits. Computer in Human Behavior,734.pp.470-478.
Available at: http://dx.doi.org/10.1016/j.chb.2017.04.012
Zohai MA, Yazdi Z, Kazemifar AM et al., (2014). Sleep Quality and Quality of
Life in COPD Patients with and without Suspected Obstructive Sleep
Apnea, Hindawi Publishing Corporation Sleep Disorders Volume 2014,
pp.1-4, diakses, 29 Maret
68

LAMPIRAN 1
Jadwal Kegiatan
Hubungan Penggunaan Media Sosial dengan Kualitas Tidur Pada Mahasiswa
Di STIKES Nusantara Jaya Makassar
N KEGIATAN Januari Febuari Maret April Mei
o 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1 Pengajuan Judul
2 Pengambilan
Data Awal
3 Menyusun
Proposal
4 Konsul Proposal

5 Seminar
Proposal
6 Revisi Proposal

7 Penelitian

8 Penyusunan
Hasil
9 Ujian Hasil
69

LAMPIRAN 2
Lembar Penjelasan Dan Informasi

PENJELASAN DAN INFORMASI (INFORMED CONSENT)

Kepada Yth : ....................


Bapak/Ibu/Sdr (i) Calon Responden

Dengan Hormat

Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa S1 Keperawatan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Nusantara Jaya Makassar:
Nama : Susan Nensi Tanewa
Nim : S2016050
Akan mengadakan penelitian dengan judul : “Hubungan Penggunaan Media
Sosial Dengan Kualitas Tidur Pada Mahasiswa Di STIKES Nusantara Jaya
Makassar”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pelatihan dan


pengalaman perawat dengan pelaksanaan bantuan hidup dasar, atas keperluan
tersebut saya mengharapkan kesediaan bapak/ibu/Sdr/I untuk mengisi kuesioner yang
saya sediakan dengan kejujuran dan apa adanya. Jawaban saudara dijamin
kerahasiaannya

Demikian permohonan atas bantuan dan partisipasinya disampaikan terima


kasih

Makassar, April 2020

Peneliti
70

LAMPIRAN 3

Lembar Persetujuan

Setelah membaca dan memahami isi persetujuan pada lembar pertama, saya
besedia turut berpartisipasi sebangai responden penelitian yang dilakukan oleh
mahasiswa yang bernama : Susan Nensi Tanewa

Saya memahami bahwa penelitian tersebut tidak akan berdampak negatif


terhadap saya dan keluarga saya, oleh karena itu saya bersedia menjadi responden
pada penelitian ini.

Makassar, April 2020

Responden

(......................................)
71

LAMPIRAN 4

KUESIONER

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN KUALITAS TIDUR


PADA MAHASISWA DI STIKES NUSANTARA JAYA MAKASSAR

Petunjuk Pengisian :
Bapak/ Ibu/ saudara/i diharapkan:
1. Menjawab setiap pernyataan yang tersedia dengan memberikan
tanda checklist (√ ) pada tempat yangtersedia
2. Semua pernyataan harusdijawab
3. Tiap satu pernyataan ini diisi dengan satu jawaban
4. Bila data yang kurang dimengerti dapat ditanyakan pada peneliti

A. DATA DEMOGRAFI

1) Nama :

2) Umur : Tahun

3) Jenis kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

4) Semester : ( ) II ( ) IV

( ) VI ( ) VIII

5) Lama Akses : ( ) < 3 Jam ( ) 3 – 6 Jam ( ) > 6 Jam


72

B. KUESIONER PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL

SONTUS (Social Networking Time Use Scale)

N Butirpertayaan SS SR JR T

o
1. Apakahandaseringmengakses internet
2. Apakahandamemilikikemudahandalammengakses
internet
3. Apakahandamenggunakanhandphone (Hp)
untukmengakses
internet
4. Apakahandapergiketempat yang menyediakan
hotspot
(cafe, resto, dsb) agar dapatmengakses internet
5. Apakahandaseringmengakses internet
padasaatperkuliahan
( kampus )
6. Apakahandamempunyaiuser account
(penggunaakun) di
sosial media
7. Apakahsosial media
mempengaruhijadwalkegiatananda
8. Apakahandasampailupawaktusaatmengaksessosi
al media
9. Apakahsosial media
menjadisalahsatufaktorketerlambatan
andabangunpagihari
10. Apakahsosial media mempengaruhipolatiduranda
C. KUESIONER KUALITAS TIDUR

PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Indeks)


73

1) Apakahandakesulitanuntukmemulaitidur.

1. Tidakpernah 3. Sering

2. Kadang-kadang 4. Selalu.

2) Apakahandatiba-tibaterbangunpadamalamhari

1. Tidakpernah. 3. Sering

2. Kadang-kadang 4. Selalu

3) Apakahandabiasaterbangunlebihawal /dinihari.

1. Tidakpernah 3. Sering

2. Kadang-kadang 4. Selalu

4) Apakahandamerasangantuk di sianghari

1. Tidakpernah. 3. Sering

2. Kadang-kadang 4. Selalu

5) Apakahandamerasasakitkepala di sianghari.

1. Tidakpernah. 3. Sering

2. Kadang-kadang 4. Selalu

6) Apakahandamerasakurangpuasdengantidura nda.

1. Tidakpernah 3. Sering

2. Kadang-kadang 4. Selalu

7) Apakahandamerasakurangnyamanataugelisahdisaattidur.

1. Tidakpernah 3. Sering

2. Kadang-kadang 4. Selalu
74

8) Apakahandamendapatmimpiburukdisaattidur.

1. Tidakpernah 3. Sering

2. Kadang-kadang 4. Selalu
75

LAMPIRAN 6 HASIL STATISTIK

Frequencies

Statistics

TINGKAT PENGGUNAAN KUALITAS


UMUR JENIS KELAMIN SEMESTER LAMA AKSES MEDIA SOSIAL TIDUR
RESPONDEN RESPONDEN RESPONDEN MEDSOS RESPONDEN RESPONDEN

N Valid 71 71 71 71 71 71

Missing 0 0 0 0 0 0

Mean 1.5493 1.7324 2.3099 1.9718 1.5634 1.5915

Median 2.0000 2.0000 2.0000 2.0000 2.0000 2.0000

Std. Deviation .50111 .44586 1.12874 .81015 .49950 .49505

Variance .251 .199 1.274 .656 .249 .245

Minimum 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00

Maximum 2.00 2.00 4.00 3.00 2.00 2.00

Percentiles 25 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000

50 2.0000 2.0000 2.0000 2.0000 2.0000 2.0000

75 2.0000 2.0000 3.0000 3.0000 2.0000 2.0000


76

Frequency Table
UMUR RESPONDEN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 18-20 Tahun 32 45.1 45.1 45.1
> 20 Tahun 39 54.9 54.9 100.0
Total 71 100.0 100.0

JENIS KELAMIN RESPONDEN


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 19 26.8 26.8 26.8
Perempuan 52 73.2 73.2 100.0
Total 71 100.0 100.0

TINGKAT SEMESTER RESPONDEN


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Semester II 23 32.4 32.4 32.4
Semester IV 17 23.9 23.9 56.3
Semester VI 17 23.9 23.9 80.3
Semester VIII 14 19.7 19.7 100.0
Total 71 100.0 100.0
77

LAMA AKSES MEDSOS

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid < 3 Tahun 24 33.8 33.8 33.8

3-6 Tahun 25 35.2 35.2 69.0

> 6 Tahun 22 31.0 31.0 100.0

Total 71 100.0 100.0

PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL RESPONDEN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tinggi 31 43.7 43.7 43.7

Rendah 40 56.3 56.3 100.0

Total 71 100.0 100.0


78

KUALITAS TIDUR RESPONDEN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Teratur 29 40.8 40.8 40.8

Teratur 42 59.2 59.2 100.0

Total 71 100.0 100.0

Crosstabs
Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PENGGUNAAN MEDIA
SOSIAL RESPONDEN *
71 100.0% 0 .0% 71 100.0%
KUALITAS TIDUR
RESPONDEN

PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL RESPONDEN * KUALITAS TIDUR RESPONDEN Crosstabulation

KUALITAS TIDUR RESPONDEN

Tidak Teratur Teratur Total


PENGGUNAAN MEDIA Tinggi Count 18 13 31
SOSIAL RESPONDEN
% within PENGGUNAAN
MEDIA SOSIAL 58.1% 41.9% 100.0%
RESPONDEN
% of Total 25.4% 18.3% 43.7%
Rendah Count 11 29 40
79

% within PENGGUNAAN
MEDIA SOSIAL 27.5% 72.5% 100.0%
RESPONDEN
% of Total 15.5% 40.8% 56.3%
Total Count 29 42 71
% within PENGGUNAAN
MEDIA SOSIAL 40.8% 59.2% 100.0%
RESPONDEN
% of Total 40.8% 59.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 6.753a 1 .009


b
Continuity Correction 5.547 1 .019

Likelihood Ratio 6.814 1 .009

Fisher's Exact Test .015 .009

Linear-by-Linear Association 6.657 1 .010


b
N of Valid Cases 71

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.66.

b. Computed only for a 2x2 table


77

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Identitas

Nama : Susan Nensi Tanewa


Jenis kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Kaloko, 01-12-1997
Agama : Protestan
Alamat : Jln. Perintis KM.13, Kecamatan Biringromang, Kota
Makassar Provinsi Sulawesi Selatan

2. Pendidikan

1. Tahun 2004-2009 : Sekolah Dasar Inpres Sahulau


2. Tahun 2010-2012 : Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Elpaputih
Maluku Tengah
3. Tahun 2013-2016 : Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Tomoni Kabupaten
Luwu Timur Sulawesi Selatan
4. Tahun 2016-2020 : Program Studi Strata 1 (S1) Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Jaya Makassar

Anda mungkin juga menyukai