Anda di halaman 1dari 85

KARYA TULIS ILMIAH

IMPLEMENTASI PIJAT LAKTASI PADA IBU POST PARTUM


TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI RS
TADJUDDIN CHALID MAKASSAR

Oleh
SUKMAWATI
NIM : NH0320018

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


STIKES NANI HASANUDDIN MAKASSAR
TAHUN 2023
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Sukmawati
Nim : NH0320018
Program Studi : D III Keperawatan
Institusi : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis
ini adalah benar- benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan
pengambilan alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya sebagai hasil tulisan
atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan
karya tulis ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atau
perbuatan tersebut .

Makassar, 2023
Yang Membuat Pernyataan

( Sukmawati )
Nim : NH0320018

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah Oleh Sukmawati Nim NH0320018 dengan judul


Implementasi Pijat Laktasi Ibu Post Partum Terhadap Peningkatan Produksi Asi
Di RS Tadjuddin Chalid Makassar” telah disetujui untuk disajikan dihadapan
penguji pada seminar hasil penelitian Program Studi DIII Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin Makassar untuk disempurnakan

Makassar, 2023

Tim pembimbing

Pembimbing Ketua Program Studi D III


Keperawatan

Jamila Kasim,S.Kep.,Ns.,M.kes Jamila Kasim,S.Kep.,Ns.,M.kes


NIDN : 0925048601 NIDN : 0925048601

ii
ABSTRAK
Sukmawati, Implementasi Pijat Laktasi Pada Ibu Post Partum Terhadap
Peningkatan Produksi ASI Di RSUP Tadjuddin Chalid Makassar,
dibimbing oleh : Jamila Kasim S.Kep.,Ns.,M.Kes.

Latar Belakang : Pijat laktasi adalah teknik pemijatan yang dilakukan pada
kepala atau leher, punggung, tulang belakang dan payudara yang bertujuan untuk
merangsang hormon prolaktin dan oksitosin. Hormon yang berperan dalam
produksi ASI adalah hormon prolaktin dan oksitosin ketika ada rangsangan sel
alveoli pada kelenjar payudara berkontraksi, dengan kontraksi menyebabkan
ASI keluar dan mengalir ke saluran kecil payudara.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pijat laktasi
pada ibu post partum terhadap peningkatan produksi ASI di RSUP Tadjuddin
Chalid Makassar
Metode : Subjek studi kasus yaitu 2 pasien post partum yang mengalami
pengeluaran ASI tidak lancar dengan memberikan implementasi yang sama
dengan melakukan pendekatan proses keperawatan dan juga menggunakan
format pengkajian Asuhan Keperawatan Maternitas.
Hasil : setelah dilakukan pijat laktasi pada kedua pasien post partum yang
mengalami pengeluaran ASI tidak lancar tersebut didapatkan peningkatan
produksi ASI pada pasien post partum dengan dilakukan pijat laktasi selama 3
hari.
Kesimpulan : Penerapan piijat laktasi pada ibu post partum yang mengalami
pengeluran ASI tidak lancar untuk peningkatan produksi ASI.

Kata kunci : Implementasi Pijat Laktasi, Ibu Post Partum, Produksi ASI

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat- Nya, saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya keperawatan pada Program Studi D III
Keperawatan STIKES Nani Hasanuddinn Makassar Saya menyadari bahwa,
tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak pada penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan laporan ini. Oleh
karenaa itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Almh. Hj. Nani Russa, SKM.,M.Si, selaku pendiri Yayasan Pendidikan
Nani Hasanuddin
2. Yahya Haskas S.pN.,M.MKes selaku Ketua Yayasan Pendidikan Nani
Hasanuddin yang telah memberikan kesempatan kepada penulisan untuk
melanjutkan pendidikan pada Program Studi D III Keperawatan STIKES
Nani Hasanuddin
3. Sri Darnmawan SKM.,M.Kes, selaku Ketua Stikes Nani Hasanuddin
4. Jamila kasim S.Kep.,Ns.,M.Kes,Selaku Ketua Prgram Studi DIII
Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin dan Selaku pembimbing yang telah
memberikan arahan, saran serta masukan kepada penulis dalam
menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah
5. Hasnita, S.ST.,M.Keb, Selaku penguji 1 yang telah memberi masukan untuk
menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah.
6. Hasifah, SKM.S.Kep.,M.Kes, Selaku penguji 2 yang telah memberikan
masukan dan saran untuk menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah
7. Kepada kedua orang tua saya yang telah mendukung dan mensupport saya
semoga saya bias dalam menyelesaikan studi saya dengan tepat waktu agar
ayah dan ibu saya serta keluarga bias bangga, saya mengucapkan banyak
terima kasih atas doa serta dukungan yang tiap hari diberikan kepada saya,
terutama kepada ibu saya yang tak pernah absen menanyakan tugas saya

iv
semoga ilmu yang diberikan kepada saya dapat bermanfaat bagi masyarakat
sekitar.
8. Kepada teman- teman DIII Keperawatan angkatan 2020 yang telah
memberikan dukungan selama ini.
9. Teruntuk teman saya bud yang selalu memberi saya semangat dalam
menyelesaikan tugas akhir ini, yang selalu mendengar cerita randomku
selama menyelesaikan tugas akhir ini.
Semoga bantuan serta budi baik yang telah diberikan kepada penulis
mendapatkan balasan dari ALLAH SWT. Besar harapan penulis agar Karya
Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
Makassar, 2023

Penulis

v
DAFTAR ISI

Halaman judul
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN..............................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii

ABSTRAK...........................................................................................................iii

KATA PENGANTAR..........................................................................................iv

DAFTAR ISI........................................................................................................vi

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................................

B. Rumusan Masalah penelitian.............................................................................

C. Tujuan Penelitian...............................................................................................

D. Manfaat Penelitian.............................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................6

A. Tinjauan umum pijat laktasi...............................................................................

B. Tinjauan Post Partum.......................................................................................

C. Tinjaun ASI......................................................................................................

D. Konsep Keperawatan.......................................................................................

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................37

A. Desain Penelitian.............................................................................................

B. Tempat dan Waktu Penelitian..........................................................................

C. Subjek penelitian/ partisipan............................................................................

D. Fokus studi kasus.............................................................................................

E. Definisi operasional.........................................................................................

vi
F. Metode pengumpulan data...............................................................................

G. Instrument studi kasuss....................................................................................

H. Analisi data......................................................................................................

I. Etika studi kasus..............................................................................................

BAB IV Hasil Studi Dan Pembahasan................................................................40

A. Hasil Studi Kasus.............................................................................................

B. Pembahasan......................................................................................................

BAB V PENUTUP..............................................................................................55

A. Kesimpulan......................................................................................................

B. Saran................................................................................................................

LAMPIRAN.........................................................................................................57

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................73

vii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Identitas Klien
Tabel 4.2 Status Kesehatan
Tabel 4.3 Riwayat Kesehatan
Tabel 4.4 Analisa Data
Tabel 4.5 Diagnosa Keperawatan
Tabel 4.6 Intervensi Keperawatan
Tabel 4.7 Implementasi dan Evaluasi Ny.S
Tabel 4.8 Implementasi dan Evaluasi Ny.D

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Daftar Riwayat Hidup


Lampiran 2 : Surat Pengantar Kasus
Lampiran 3 : Informend Connsent
Lampiran 4 : Dokumentasi
Lampiran 5 : Format Asuhan keperawatan

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air Susu Ibu (ASI) merupakan jenis makanan yang baik untuk
memenuhi segala kebutuhan fisik bayi. ASI mengandung sebagian besar
nutrisi, hormon, dan kekebalan bayi. Setelah itu bayi hanya mendapat ASI
sampai bayi berumur enam bulan, setelah bayi berumur enam bulan bayi
diberi makanan pendamping ASI sampai bayi genap berusia dua tahun..
ASI diproduksi dari kelenjar susu ibu untuk memberi makan bayinya.
Keberhasilan proses ibu menyusui bayinya hanya dapat dipengaruhi oleh
kondisi ibu setelah dan sebelum ibu menyusui bayinya.(Hasanah &
Andriyani, 2023)
Berdasarkan Sustainable Development Goals (SDGs) 2030, ibu
menyusui dapat menjadi salah satu langkah awal bagi manusia yang baru
lahir ke dunia untuk mendapatkan hidup yang lebih sehat. Tercapainya
target pemerintah Indonesia terkait ASI eksklusif dapat diartikan
membantu dunia dalam mencapai tujuan SDGs. Tujuan yang erat
kaitannya dengan pemberian ASI eksklusif adalah tujuan SDGs nomor
dua, yaitu kelaparan. Menurut Bappenas dan UNICEF (2017) tujuan
pembangunan berkelanjutan nomor dua adalah mencari solusi agar
prevalensi kelaparan dan kekurangan gizi pada tahun 2030 dapat ditekan
bahkan diharapkan tidak ada lagi masalah gizi (Berlina Cahya Romadhoni
et al., 2023)
Menurut (Organization Health World, 2020) Data berupa jumlah
pemberian ASI eksklusif secara global, meskipun terjadi peningkatan,
namun angka tersebut belum meningkat secara signifikan yaitu sekitar
target WHO pemberian ASI eksklusif pada tahun 2015- Periode 2020 yaitu
50% tetapi kurang lebih 44% Bayi usia 0-6 bulan di seluruh dunia disusui
secara eksklusif. Rendahnya kesadaran akan pemberian ASI eksklusif akan
berdampak negatif terhadap kualitas dan sumber daya generasi penerus.

1
Data keseluruhan tahun 2019 jumlah balita diinterpretasikan stunting, 47
juta diinterpretasikan kurus dan 38,3 juta diinterpretasikan obesitas
(Berlina Cahya Romadhoni et al., 2023).
Dari hasil data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat
persentase pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-5 bulan sebesar
71,58% pada tahun 2021. Angka tersebut menunjukkan peningkatan dari
tahun sebelumnya yang sebesar 69,62%. Sebagian besar provinsi masih
memiliki persentase pemberian ASI eksklusif di bawah rata-rata nasional.
Gorontalo tercatat sebagai provinsi dengan persentase terendah yaitu hanya
52,75%. Disusul Kalimantan Tengah dan Sumatera Utara sebesar 55,98%
dan 57,83%. Persentase pemberian ASI eksklusif di Papua Barat
dilaporkan sebesar 58,77%. Sedangkan di Kepulauan Riau sebesar 58,84%.
DKI Jakarta juga merupakan provinsi yang persentasenya di bawah
nasional yaitu 65,63%. Pemberian ASI eksklusif sejak bayi dapat
menurunkan risiko stunting (kerdil). Padahal, pada Hari Gizi Nasional hari
ini, 25 Januari 2022, pemerintah fokus untuk mencegah stunting dan
obesitas. (Kemenkes, 2022)
Penurunan kelancaran asi pada hari hari pertama setalah melahirkan ini
disebabkan oleh kurangnya rangsangan hormon prolaktin dan oksitosin
yang sangat berperan dalam kelancaran ASI. Salah satu kendala ibu dalam
memberikan ASI secara ekslusif adala Asi kurang mengalir dengan lancar
pada hari hari pertama melahirkan. Dampak dari asi yang tidak lancar
membuat ibu berpikir bahwa bayi mereka tidak akan mendapatkan cukup
asi. Stress dapat dialami oleh semua ibu setelah melahirkan. Menurut who
angka kejadian ibu mengalami persalinan dengan operasi section secarea di
seluruh dunia baij di negara maju maupun berkembang seperti indonesia
sekitar 10-15%, hal ini berarti bahwa persalinan adalah sebuah proses
normal (80-90%). Dari data ibu mengalami stres setelah proses melahirkan
sebesar 10-15%, namun kenyataan yang ada berdasarkan angka kejadian
ibu yang mengalami post partum bluse dimna salah satu tandanya stres,
cemas dan khawatir setelah melahirkan ntuk diluar negeri sebesar 82,78%,

2
sedangkan di ndonesia sendiri sebesar 50-70%, dan kejadian post partum
bluse lebih banyak dialami oleh ibu yang baru melahirkan (68%).
(Ernawati, 2020)
Angka ibu post partum berada pada kelompok umur 20-29 tahun
(66,7%), <20 tahun (9,3%), 30-39 tahun (22,2%), dan ibu nipas yang
melahirkan pada rentang umur 40 tahun (1,9%). Rendahnya pemasukan asi
disebabkan oleh beberapa faktor yang membuat ibu tidak dapat menyusui.
Salah satunya adalah ibu mengalami masalah menyusui, sehingga ibu ragu
untuk memberikan ASI kepada anaknya dan selalu memberikan susu
formula. (Asnidar, 2017)
Dari data badan pusat statistik mencatat ibu menyusui di sulawesi
selatan dari tiga tahun terakhir pada tahun 2020 sebesar 76,21%, di tahun
2021 ibu menyusui mengalami peningkatan sebesar 76,43%, sedangkan
pada tahun 2022 ibu menyusui sebesar 75,88%. Berdasarkan data RS
Tadjuddin Chalid Makassar ibu post partum pada tahun 2023 pada bulan
Januari dengan persalinan normal 29 % dan section caesaria 9 %, pada
bulan Februari ibu post partum 60%, pada bulan Maret sebanyak 54% ,
sedangkan pada bulan April 41%, bulan mei terjadi kenaikan sebesar 58 %
dan bulan Juni 59 %.
Pijat laktasi adalah teknik pemijatan yang dilakukan pada kepala atau
leher, punggung, tulang belakang dan payudara yang bertujuan untuk
merangsang hormon prolaktin dan oksitosin. Hormon yang berperan dalam
produksi ASI adalah hormon prolaktin dan oksitosin ketika ada rangsangan
sel alveoli pada kelenjar payudara berkontraksi, dengan kontraksi
menyebabkan ASI keluar dan mengalir ke saluran kecil payudara. sehingga
tetesan air susu yang keluar dari puting susu dan masuk ke dalam mulut
bayi disebut let down reflex (Sitti Muawanah, 2021).
Dari hasil penelitian hasana dan adriyani 2023 setelah melakukan
tindakan keperawatan pijat laktasi, produksi ASI meningkat dari 50 ml
menjadi 250 ml dari pasien 1 dan 200 ml pada pasie 2, sehingga peneliitian
tersebut menyatakan adanya peningkatan produksi ASI setelah dilakukan

3
intervensi pijat lataksi (Hasanah & Andriyani, 2023). Dari hasil
penyuluhan yang dilakukan (Nurahmawati et al., 2023) terjadi peningkatan
pengetahuan mengenai demostrasi pijat laktasi yang benar menunjukkan
terdapat 14 orang (82,35 %) yang dapat menirukan gerakan dan sekitar 24
orang (72,72 %) mengikuti pelatihan perawatan payudara secara mandiri.
Beberapa penelitian mengemukakan bahwa pengaruh penerapan pijat
laktasi terhadap produksi ASI pada ibu post partum sangat berpengaruh
pada peningkatan produksi ASI dengan meningkatkan hormone prolactin.
Sebelum menerapkan pijat lataksi mayoritas memiliki volume produksi
ASI kurang yaitu sebnayak 23 partisipan (76,7%), dan minoritas memiliki
volume produksi ASI baik yaitu 7 orang ( 23,3%). Setelah dilakukan pijat
laktasi mayoritas memiliki produksi ASI baik meningkat sekitar 22 orang
(73,3%), sedangkan minoritas volume produksi ASI menurun yaitu 1 orang
(3,3%).
Berdasarkan latar belakang tersebut pentingnya pemberian ASI
eksklusif pada bayi yang baru lahir untuk mendapatkan nutrisi yang cukup,
sehingga peneliti ingin mengetahui pengaruh pijat laktasi terhadap
peningkatan produksi ASI pada ibu post partum di RS Tadjuddin chalid
Makassar. Peneliti menarik melakukan penelitian terkait pijat laktasi pada
ibu post partum untuk peningkatan produksi ASI.

B. Rumusan Masalah penelitian


Berdasarkan data diatas maka disimpulkan bahwa rumusan masalah
penelitian ini yaitu “Bagaimana Implementasi Pijat Laktasi Pada Ibu Post
Partum Terhadap Peningkatan Produksi ASI Di RS Tadjuddin Chalid
Makassar?”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum

4
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Implementasi pijat laktasi
pada ibu post partum terhadap peningkatan produksi ASI di RS
Tadjuddin Chalid makassar.
2. Tujuan khusus
a. Untuk melakukan pengkajian maternitas pada ibu post partum yang
dirawat di rumah sakit terhadap peningkatan produksi ASI dengan
diberi implementasi pijat laktasi.
b. Mampu membuat diagnosa keperawatan maternitas pada ibu post
partum yang dirawat di rumah sakit terhadap peningkatan produksi
ASI
c. Untuk melakukan intervensi maternitas pada ibu post partum yang
dirawat di rumah sakit terhadap peningkatan produksi ASI
d. Untuk melakukan implementasi pijat laktasi pada ibu post partum
terhadap peningkatan produksi ASI
e. Untuk mengetahui evaluasi dalam pemberian implementasi pijat
laktasi pada ibu post partum terhadap peningkatan produksi ASI

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini, diharapkan memberikan manfaat bagi:
1. Masyarakat
Bagi Masyarakat diharapkan menjadi referensi untuk menambah
pengetahuan tentang implementasi pijat laktasi pada ibu post partum
terhadap peningkatan produksi ASI.
2. Bagi pengembangan ilmu dan teknologi perawatan
Diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dan menambah
referensi terkait ilmu keperawatan dan menambah keluasan ilmu dan
teknologi dalam terapan bidanng keperawatan dalam implementasi
pijat laktasi pada ibu post partum terhadap peningkatan produksi ASI
3. Penulis
Diharapkan proposal penelitian ini dapat menjadi bahan referensi
serta dapat dijadikan acuan untuk dikembangkan dalam melakukan

5
implementasi pijat laktasi pada ibu post partum terhadap peningkatan
produksi ASI, seta mengamplikasikan ilmu yang telah diterima selama
pendidikan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan umum pijat laktasi
1. Defenisi
Pijat Laktasi adalah metode perawatan payudara tanpa rasa sakit
yang merangsang kekuatan otot payudara untuk meningkatkan
produksi ASI dan dapat membuat payudara menjadi elastis sehingga
memudahkan bayi untuk menghisap ASI. Efektivitas pijat laktasi akan
memberikan rasa nyaman dan lega bagi ibu serta meningkatkan
kualitas produksi ASI. Pijat laktasi efektif dilakukan dua kali sehari
yaitu pada pagi dan sore hari selama 15-30 menit (Zain et al., 2021).
Pijat laktasi adalah pijatan yang dilakukan pada beberapa bagian
tubuh yaitu kepala, leher, bahu, punggung dan payudara. Pada
prinsipnya pijat laktasi ini memiliki efek relaksasi untuk meningkatkan
hormon oksitosin yang berperan sebagai hormon yang mengeluarkan
ASI (N. Rahmawati, 2022)
Pijat laktasi adalah teknik pijat yang dilakukan pada kepala, leher,
punggung, tulang belakang dan dada bertujuan untuk meningkatkan
hormon –hormon prolactin sehingga dapat membantu mengurangi
stress, ansietas, nyeri, serta suasana hati. Produksi ASI lebih baik pada
ibu menyusui dapat dilakukan pijat ASI (Hasanah & Andriyani, 2023).

2. Fisiologis Lataksi

6
Proses pengeluaran ASI dapat digambarkan sebagai setelah
melahirkan dan plasenta dikeluarkan. Dengan keluarnya plasenta,
produksi hormon estrogen dan progesteron menurun. Setelah
melahirkan, kadar estrogen dan progesteron turun sedangkan kadar
prolaktin tetap tinggi, sehingga sekresi ASI dimulai. Saat bayi mulai
menyusu, rangsangan isapan bayi pada puting menyebabkan prolaktin
dikeluarkan dari hipofisis sehingga sekresi ASI menjadi lebih lancar.
Pada masa laktasi terdapat refleks pada ibu dan refleks pada bayi.
Refleks yang terjadi pada ibu adalah:
a. Refleks Prolactin
Pada rasangan dan isapan bayi melalui serabut syaraf dipicu
kelenjar hipofise di depan untuk dikeluarkan hormon proklaktin ke
dalam peredaran darah yang disebabkan sel kelenjar mengeluarkan
ASI. Semakin sering bayi mmengisap semakin banyak horman
prolaktin dikeluarkan begitupun sebaliknya kurangnya isapan bayi
disebabkan produksi asi berkurang. Menyusui dini dan teratur
menghambat produksi PIF dan dapat rangsangan produksi
prolaktin. Para ibu perlu didukung untuk memulai menyusui segera
mungkin setelah melahirkan agar merangsang produksi ASI dan
memberikan kolustrum.
b. Refleks Oksitosin (Let Down Reflex)
Rangsang isapan bayi melalui serat saraf, merangsang
hipofisis posterior untuk mengeluarkan hormon oksitosin ke dalam
darah. Oksitosin ini menyebabkan sel myopytel menjadi
mengelilingi alveoli dan kontraksi duktus, sehingga susu mengalir
dari alveoli ke duktus ke sinus dan puting susu. Begitu sering
menyusu itu baik dan penting untuk pengosongan payudara agar
tidak terjadi pembengkakan (pembengkakan payudara), tetapi
sebaliknya mempercepat produksi ASI.
3. Manfaat Pijat laktasi

7
Manfaat pijat laktasi antara lain menenangkan pikiran, merilekskan
tubuh, menormalkan aliran darah, mengatasi bengkak, meningkatkan
produksi ASI, dilakukan pada ibu yang ingin relaktasi dan mencegah
penyumbatan pada saluran. (Helina, Siska, 2020)
Pijat laktasi salah satu untuk mengurangi ketegangan dan
memberikan rasa rileks yang berdampak positif pada kelancaran
produksi ASI karena reflek let down berjalan baik. Dari rangsangan
hipofisis posterior (neurohipofisi) yang kemudian keluar hormone
oksitosin, sehingga hormone tersebut menuju aliran darah sehingga
terjadi kontraksi. Sel mengalami kontraksi sehingga air susu yang
terbentuk dapat keluar dari aveoli dan masuk kesistem duktus dengan
otomatis dikeluarkan hormone oksitosin melalui pitutari dimana
hormon oksitosin akan merangsang pengeluaran ASI sehingga terjadi
peningkatan produksi ASI.

Langkah- langkah melakukan pijat laktasi sebagai berikut :


a. Persiapan
1) Siapkan alat dan bahan
2) Lakukan informed consent
3) Mejaga privasi klien
4) Cuci tangan
Gambar 1
b. Langkah Pemijatan
1) Leher
Pijat leher dengan ibu jari dan telunjuk membentuk huruf C dari
pangkal leher ke bawah. Pijat dengan tangan kanan melingkari
leher dan tangan kiri menopang kepala, gerakkan jari dari atas
ke bawah dengan tekanan dan dari bawah ke atas tanpa tekanan,
cukup usapan ringan. Lakukan 5-6 kali dan tekan titik tekanan
di belakang tulang telinga.
2) Bahu

8
Lakukan pemijatan kedua bahu
dengan kedua tangan dari arah luar ke
dalam ada tekanan dan dari dalam ke
luar gosok dengan lembut. Lakukan
gerakan 5-6x, setelah itu tekan titik tekan
di atas tulang

Gambar 2

klavikula yang cekung, lalu bentuk huruf C tekan bersamaan


dari depan ke belakang.

3) Punggung

Gambar 3

Gerakan punggung terdiri dari 4 gerakan.


a) Usap dengan relaksasi seperti teknik efflurage
b) Lakukan pemijatan dengan telapak tangan dan lima jari
dari atas ke bawah 48

9
c) Memutar gerakan jari membentuk lingkaran kecil di
antara tulang belakang
d) Usap dari leher ke arah tulang belikat ke arah payudara ke
arah arah jam 6 lalu tekan

4) Payudara
Gerakan payudara terdiri dari gerakan:
a) Gerakan membentuk kupu-kupu besar

Gambar 4

b) Gerakan membentuk kupu-kupu kecil

Gambar 5

c) Gerakan membentuk sayap

Gambar 6

d) Gerakan jari memutar membentuk lingkaran kecil

10
Gambar 7

e) Gerakan segitiga, kedua jari menyatu membentuk di


payudara

Gambar 8

4. Masalah dalam proses laktasi


Laktasi adalah proses yang bayank dipengaruhi oleh factor yang
jika dilaksanakan beresiko memunculkan masalah yaitu:(A. Rahmawati
& BiseptaPrayogi, 2018).
Table 1.1 Masalah dalam proses laktasi
Masala Penyebab Pencegahan Penanganan
h
Putting 1. Teknik 1. Tidak 1. Susukan terlebih
susu menyusui membersihka dahulu pada
lecet salah n puting susu putting normal
2. Pemakaian dengan zat- 2. Lebih sering
sabun, zat iritan memberi susu
alcohol, krim 2. Tidak sekitar 8-12 kali
atau zat iritan melepskan 24 jam
lainnya putting dari
untuk isapan bayi
mencuci dengan
putting susu memaksa/
3. Menghentika menarik

11
n menyusui putting
dengan paksa 3. Posisi
menyusu
dengan benar

Payuda Tidak memberi 1. Susukan 1. Masase/


ra ASI dengan baik dengan baik perawatan
bengka 2. Mengeluarka payudara
k n ASI dengan 2. ASI
tangan
ataupun
pompa untuk
produksi ASI
menigkat
Saluran 1. Tekanan jari 1. Perawatan 1. Masase/
susu ibu yang payudara perawatan
tersum terlalu kuat secara teratur payudara
bat pada waktu 2. Mengenakan 2. Kompres panas
menyusui bra yang dan dingin
2. Pemakaian menyanggah, secara
bra terlalu bukan yang bergantian
kuat menekan. 3. Bila payudara
3. Bendungan masih terasa
ASI yang penuh,
tidak segera keluarkan ASI
dikeluarkan setiap kali
selesai menyusi
dengan tangan
atau pompa
Mastiti 1. Bendungan 1. Masase 1. Masase
s payudara payudara payudara
(radang yang tidak teratur 2. Kompres panas
payuda disusukan 2. Sering dan dingin
ra) 2. Det yang memberi 3. Pemberian anti
buruk, susu inflamasi
istirahat 3. Menggunaka
kurang dan n bra yang
anemia menyangga
bukan
menekan

Bingun 1. Penggunaan 1. Bayi 1. Hentikan


g botol/ menyusu sementara
putting empeng pada ibu pemberian
2. Pemberian 2. Menyusui botol
menyusui tepat 2. Menyusui

12
salah 3. Menghindari langsung pada
pemberian ibu lebih lama
botol/ 3. Memastikan
empeng teknik
secara cepat menyusui benar

B. Tinjauan Post Partum


1. Definisi
Masa nifas adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir pada
saat rahim dalam keadaan sebelum hamil, masa nifas berlangsung
sekitar 6 minggu.
Masa post partum atau lebih dikenal dengan peurperium yang
berasal dari bahasa latin “Puer” yang artinya bayi, “Paraous” artinya
melahirkan, jadi post partum adalah masa dimana bayi dilahirkan dan
keluarnya plasenta yang berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari
(Sulistyani & Haryani, 2023)
Post Partum adalah waktu dimulainya setelah lahirnya plasenta
dan berakhir ketika rahim kembali seperti sebelum hamil yang
berlangsung selama 40 hari perubahan akan terjadi pada ibu nifas
(Septimar et al., 2020)
2. Tahap Masa Post Partum
a. Immediate Postpartum (Setelah plasenta lahir- 24 jam)
Periode setlah lahirnya plasenta sampai 24 jam, sering
terjadi masalah perdarahan akibat atonia uterus. oleh karena itu
perlu dilakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lokia,
tekanan darah dan suhu.
b. Early Postpartum (24 jam- 1mg)
Involus uteria itu harus dipastikan normal, tidak ada
perdarahan, lokia tidak berbau, tidak demam dan juga ibu

13
mendapatkan makanan dan cairan serta ibu dapat menyusui dengan
baik.
c. Late post partum (1 mg- 6 mg)
Melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari- hari, serta
mendapatkan konseling/ pendidikan terkait keluarga berencana
(KB)

3. Perubahan fisiologis Masa nifas (Post Partum)


Sistem tubuh pada ibu akan kembali beradaptasi untuk
menyesuaikan kondisi post partum. Sistem organ yang mengalami
perubahan pada post partum antara lain
a. Uterus involus merupakan proses kembalinya uterus pada kondisi
sebelum hamil.(dewi, 2021)
b. Lokhea adalah ekskresi cairan uterus selama masa nifas. Lochia
berbau mencurigakan atau tengik dengan volume yang berbeda
untuk setiap wanita. Lochea itu bau busuk menunjukkan infeksi.
Lochia memiliki perubahan warna dan volume karena proses
involusi.(dewi, 2021)
Lokhea dibedakan menjadi 4 kelompok berdasarkan waktu dan
warna keluarnya:
1) Lokhea rubra : Keluar pada hari pertama ssampai hari ke 4 pada
masa post partum dengan konsistensi warna cairan yang keluar
merah.
2) Lokhea sanguinoleta : Keluarnya pada hari ke 4 sampai hari ke
7, cairan yang keluar berwarna merah kecolkatan dan berlendir.
3) Lokhea serosa : Lokhea berwarna kuning kecoklatan
mengandung serum, leukosit, dan robekan atau laserasi
plasenta. keluar pada hari ke 7 sampai hari ke 14 masa post
partum

14
4) Lokhea alba : Lokhea mengandung leukosit, sel desidua, sel
epitel, membran lendir serviks, dan serat jaringan mati. Lokia
alba dapat terjadi selama 2-6 minggu postpartum. (dewi, 2021)
c. Perubahan pada Vagina
Vulva dan vagina mengalami kompresi dan peregangan
sangat besar selama proses melahirkan bayi. Dalam beberapa hari
pertama setelah proses ini, kedua organ ini tetap dalam keadaan
rileks. Setelah 3 minggu, vulva dan vagina kembali ke keadaan
tidak hamil dan rugae menjadi dalam vagina secara bertahap akan
muncul kembali, sedangkan labia menjadi lebih menonjol.(dewi,
2021)
d. Perineum Berubah setelah melahirkan, perineum menjadi longgar
karena sebelumnya diregangkan oleh tekanan bayi yang bergerak
maju. Di post partum hari ke-5 persalinan, perineum telah
mendapatkan kembali nadanya, meskipun masih lebih longgar dari
sebelum hamil.(dewi, 2021)
e. Perubahan Sistem Pencernaan
Biasanya ibu mengalami konstipasi setelahnya bersalin. Hal
ini dikarenakan pada saat melahirkan organ pencernaan mendapat
tekanan yang menyebabkan usus besar menjadi kosong, keluarnya
cairan berlebihan saat persalinan, kurang asupan makanan, wasir
dan kurangnya aktivitas fisik.(dewi, 2021)
f. Perubahan Sistem Perkemihan
Setelah proses kelahiran berlangsung, biasanya ibu akan
sulit buang air kecil dalam 24 jam pertama. Penyebabnya adalah
kejang sfingter dan setelah edema leher kandung kemih mengalami
kompresi (tekanan) antara kepala janin dan tulang kemaluan selama
persalinan berlangsung. Tingkat hormon estrogen yang menahan air
akan mengalami penurunan yang mencolok. Kondisi ini disebut
"diuresis".(dewi, 2021)

15
g. Perubahan Sistem Muskuloskeletal pada otot rahim yang
berkontraksi setelah melahirkan, pembuluh darah yang berada di
antara otot rahim akan dicubit, sehingga dapat menghentikan
pendarahan. Ligamen, diafragma panggul, dan fasia meregang
selama persalinan, secara bertahap menyusut dan pulih. Stabilisasi
lengkap terjadi pada 6-8 minggu setelah melahirkan.(dewi, 2021)
h. Perubahan Sistem Kardiovaskular setelah melahirkan, jalan pintas
(Shunt) akan hilang secara tiba-tiba. Volume darah meningkat,
sehingga akan menyebabkan dekompensasi jantung pada pasien
dengan vitum cordia. Hal ini dapat diatasi dengan mekanisme
kompensasi dengan timbulnya hemokonsentrasi sehingga volume
darah kembali seperti semula. Pada umumnya hal ini terjadi pada
hari ketiga hingga kelima post partum. (dewi, 2021)
i. Perubahan tanda- tanda vital pada post partum
1) Suhu badan : suhu badan akan meningkat sekitar 37,5 – 38 0 C,
akibat dari kerja keras pada saat melahirkan, kehilangan cairan
dan kelelahan.
2) Denyut nadi : Normal pada dewasa 60-80 kali per menit, denyut
nadi setelah melahirkan dapat meningkat lebih cepat dari
denyut nadi normal
3) Tekanan darah : pada ibu postpartum tekanann darah biasa tidak
berubah, mungkin tekanan darah akan lebih rendah setelah
melahirkan dikarenakan perdarahan, sedangkan jika tekanan
darah meningkat menandakan terjadinya preeklampsi post
partum
4) Pernapasan : keadaan pernapasan berhubungan dengan suhu
dan nadi, jika suhu dan nadi meningkat, pernapasan juga akan
meningkat, begitupun sebaliknya. (dewi, 2021)
4. Perubahan Adaptasi psikologis post partum
Menurut sulityawati 2019 Dalam (Nifas et al., 2021) perubahan
adaptasi psikologi pada ibu post partum yaitu

16
a. Fase Talking In
Merupakan fase yang berlangsung pada hari pertama sampai
hari kedua pacsa bersalin. Pada fase ini, ibu nifas hanya fokus pada
dirinya dan bayinya. Fase ini menceritakan pengalaman selam
persalinan yang dilalui, gejala yang dirasakan pada ibu nifas pada
fase ini itu mudah tersinggung dikarenakan kelelahan.
b. Fase Talking Hold
Periode ini berlangsung 3-10 hari pasca persalinan. Dalam
fase ini sang ibu khawatir tentang tanggung jawabnya dalam
merawat bayinya. Peran pendamping dan keluarga adalah
memberikan dukungan dan komunikasi yang baik ada baiknya
bunda merasa bisa melewati fase ini. Pada fase ini juga ibu akan
belajar untuk merawat bayi (Nifas et al., 2021)
c. Fase Letting Go
Fase ini berlangsung setelah ibu pulang kerumah. Pada fase
ini ibu nifas menerima tanggung jawab dan peran barunya dalam
merawat bayinya yang akan terjadi berkurangnya kebebasan dan
hubungan sosial (Nifas et al., 2021)
d. Depresi Post Partum
Depresi post partum membuat ibu mengalami perasaan
putus asa, ragu dan merasa belum menjadi ibu yang baik dalam
mengasuh anak. ibu mengalami depresi post partum biasanya
mengalami susah tidur, tidak nafsu makan dan kecemasan atau
tidak ada perhatian untuk bayi (Nifas et al., 2021)
e. Post Partum Blues
Post partum blues dapat terjadi sekitar 2 hari hingga 2
minggu pascapersalinan. Ibu post partum blues akan mengalami
perubahan perasaan, kecemasan, kekhawatiran yang berlebihan
terhadap bayi, dan mudah tersinggung. Post partum blues yang
tidak segera ditangani dengan baik akan semakin parah dan
menyebabkan depresi pascapersalinan. (Nifas et al., 2021)

17
5. Komplikasi
a. Perdarahan
Penyebab kematian banyak pada wanita yaitu pada masa
post partum dikarenakan terjadinya perdarahan. Perdarahan pada
masa post partum adalah kehilangan darah lebih 500 cc setelah
kelahiran, kriteria perdarahan pada satu atau lebih tanda- tanda
sebagai berikut:
1) Kehilangan darah lebih dari 500 cc
2) Tekanan darah menurun hingga 30 mmHg
3) Darah turun hingga 3 gram %
Penyebab terjadi peradarahan yaitu:
a) Atonia uteri : pada natonia uteri ini tidak mengalami
kontraksi dengan baik
b) Laserasi jalan lahir : luka pada serviks, vagina dan perineum
dapat terjadinya perdarahan dan jika tidak diatas dengan
segera
c) Retensio plasenta : gangguan terlepasnya plasenta dapat
disebabkan gangguan kontraksi uterus
4) Lain- lain
a) Sisa plasenta atau selaput janin menghalangi kontraksi
uterus sehingga terjadinya pedarahan
b) Rupture uteri, robeknya oton uterus setelah jalan lahir.
c) Inversion uteri (Wiknjosastro, 2009 dalam (Wibawati,
2020)
b. Infeksi puerperalis
Infeksi ini didefinisikan sebagai infeksi saluran reproduksi pada
masa post partum dengan insiden 1 % - 8% yang ditandai dengan
kenaikan suhu tubuh sekitar > 380 C selama 2 – 10 hari pada masa
post partum. (Wibawati, 2020)
c. Endometritis

18
Endometritis adalah infeksi dalam uterus yang banyak
disebabkan oleh infeksi peurperalis. (Wibawati, 2020).
d. Mastitis
Mastitis adalah infeksi payudara yang disebabkan oleh teknik
menyusui yang salah, terjadinya pembengkakan
e. Infeksi saluran kemih
Pada kasus ini mencapai 2-4 % wanita post partum,
pembedahan meningkatkan resiko infeksi saluran kemih.
f. Tromboplebitis dan thrombosis
Pada masa hamil dan masa post partum, terjadi factor koagulasi
dan peningkatan status vena yang disebabkan relaksasi system
vaskuler sehingga terjadinya tromboplebitis

g. Emboli
Emboli adalah partikel yang berbahaya masuk dipembuluh
darah kecil
h. Post partum depresi
Ibu bingung dan merasa takut padanya. Tanda-tandanya
termasuk kurangnya konsentrasi, kesepian, rasa tidak aman,
perasaan cemas obsesif, kehilangan kendali, dll(Wibawati, 2020).

19
Post partum

Pengeluaran janin Pengeluaran plasenta

Robekan dinding vagina Penurunan produksi hormone esktrogen da


progesterone

Psikologis Luka
Hipofise anterior Hipofise posterior
Trauma Kuman
Proklatin Oksitosin
Takut Resiko infeksi
Peningkatan Pengeluaran ASI
produksi asi
Ansietas
Pembengkakan
Kontraksi uterus
payudara

Nyeri Kuat Lemah

20
Involus Resiko
uteri perdarahan
Oktariani 2020 dalam (Nifas et al., 2021)

C. Tinjaun ASI
1. Definisi
Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan berwarna putih yang diproduksi
oleh kelenjar payudara ibu melalui menyusui. Secara alami dia mampu
menghasilkan ASI. ASI adalah makanan yang telah disiapkan untuk
bayi ketika ia dilahirkan mengalami kehamilan. Selama kehamilan,
payudara akan mengalami perubahan untuk mempersiapkan produksi
ASI (Rahmi, 2021).
ASI merupakan makanan alami terbaik yang dapat diberikan oleh
seorang ibu kepada anaknya yang baru lahir, apapun komposisinya
Cocok untuk perubahan pertumbuhan dan perkembangan bayi yang
sesuai dibutuhkan bayi setiap saat. Menyusui juga memiliki efek
emosional yang luar biasa yang mempengaruhi hubungan batin antara
ibu dan anak serta perkembangannya jiwa anak (Azwar, 2001 dalam
(Pujiati Abbas, 2023)). ASI mengandung mineral seng yang terbukti
efektif untuk mengurangi radang paru-paru (pneumonia), diare dan
penyakit menular lainnya.

21
2. Klasifikasi
a. Mengandung gizi (Nutrisi)
Menurut Dewi 2015 dalam jurnal (Rahmi, 2021), ASI mengandung
zat gizi yang diperlukan bayi, yang terdiri dari:
1) Lemak
Lemak adalah sumber energy utama dalam ASI dengan
kadar cukup tinggi sebesar 50%. Lemak pada ASI juga
merupakan komponen zat gizi yang sangat bervariasi, tetapi
mudah diserap oleh bayi karena sudah membentuk elmusi.
Salah satu kelebihan lemak ASI adalah kandungan asam lemak
esensial, yaitu docosahexaenoic acid (DHA) dan
arachidnoicacid (AA). Ini juga mengandung kadar kolesterol
tinggi.

2) Karbohidrat
Karbohidrat utama (kadar tertinggi) dalam ASI adalah
laktosa yang meningkatkan penyerapan kalsium yang
dibutuhkan bayi.
3) Protein
Protein ASI mengandung alfa-laktalbumin, asam amino
esensial taurin yang tinggi, serta poliamina dan nukleotida
tingkat tinggi yang penting untuk sintesis protein dalam ASI.
4) Mineral
ASI mengandung mineral lengkap. Total mineral selama
menyusui adalah konstan. Fa dan Ca paling stabil, tidak
terpengaruh oleh pola makan ibu. Garam organik yang
ditemukan dalam ASI terutama kalsium, kalium, dan natrium
dari asam klorida dan fosfat. Bayi yang disusui tidak akan
menerima pemberian garam yang berlebihan sehingga tidak
membutuhkan air tambahan dalam kondisi umum.

22
5) Air
Sekitar 88% ASI terdiri atas ASI untuk melarutkan zat- zat
terdapat didalamnya, juga dapat meredakan rasangan haus pada
bayi.
6) Vitamin
Kandungan vitamin pada ASI adala vitamin A, B, dan C
cukup.
3. Manfaat ASI
Menyusui sangat bermanfaat bagi bayi, terutama menyusui
eksklusif, ASI eksklusif adalah pemberian ASI eksklusif murni, yaitu
bayi hanya diberi ASI saja tanpa ada makanan atau minuman
tambahan selama 6 bulan penuh. Manfaat menyusui juga bermanfaat
bagi ibu bayi, manfaat pemberian ASI bagi ibu dan bayi sebagai
berikut :

a. Manfaat ASI bagi bayi


1) ASI merupakan nutrisi karena memiliki komposisi yang sesuai
dengan kebutuhan nutrisi bayi baru lahir
2) Jumlah kalori yang terkandung dalam ASI dapat mencukupi
kebutuhan bayi sampai usia enam bulan
3) ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi karena ada di
dalam ASI Ada zat pelindung atau antibodi yang dapat
melindungi terhadap kuman penyakit dan bakteri.
4) ASI dapat meningkatkan kecerdasan, mempengaruhi
perkembangan psikomotor lebih cepat yang juga dapat
dipengaruhi oleh fakto faktor genetik dan lingkungan seperti
pola asuh untuk bayi pertumbuhan fisik otak, cinta pola untuk
mengetahui perkembangan emosional dan spiritual pada bayi,
pola pelatihan untuk mengetahui perkembangan intelektual dan
sosialisasi pada bayi

23
5) Menyusui dapat mempengaruhi ikatan batin antara ibu dan bayi,
dan juga dapat mengurangi karies pada gigi karena kadarnya
laktosa sesuai dengan kebutuhan bayi
6) Dapat mengurangi kejadian malocluasi akibat penggunaan dot
yang lama.
b. Manfaat ASI bagi ibu bayi
1) Mencegah pendarahan setelah melahirkan
Kandungan hormon oksitosin pada tubuh ibu setelah
melahirkan dapat merangsang kontraksi rahim sehingga dapat
menjepit pembuluh darah untuk mencegah perdarahan
2) Mempercepat involusi uterus
Hormon oksitosin yang dilepaskan dapat merangsang
kontraksi rahim agar proses involusi dapat berlangsung secara
optimal

3) Mengurangi risiko anemia


Pada ibu menyusui, kontraksi rahim berjalan dengan baik,
sehingga mencegah perdarahan besar
4) Mencegah terjadinya kanker payudara dan kanker ovarium
Karena ibu menyusui dapat mencegah risiko kanker
payudara karena dengan menyusui bayi ibu dapat membuang
racun dalam payudara dan juga dapat menekan siklus
menstruasi
5) Dapat menciptakan ikatan batin antara ibu dan bayi
Dengan menyusui, ikatan antara ibu dan bayi bisa kuat.
karena jika ibu si bayi jauh, maka momen-momen itu akan terus
terbayang menyusui bayinya dan ibu akan merasa dibutuhkan
oleh bayinya
6) Menyusui dapat mempengaruhi berat badan

24
Pada ibu yang sedang menyusui, pasti akan lebih sering
terbangun di malam hari untuk memberi makan dan bangun dari
tidur begitu mempengaruhi berat badan ibu
7) Sebagai kontrasepsi sementara
Menyusui dapat memberikan aspek kontrasepsi bagi ibu,
karena kapan bayi menyusu, isapan dari mulut bayi pada puting
susu ibu merangsang ujung saraf sensorik sehingga mereka
akan mengeluarkan prolaktin, maka prolaktin akan masuk ke
ovarium dan Menekan produksi estrogen yang menyebabkan
tidak ada ovulasi. Metode kontrasepsi alami ibu menyusui, yang
bisa disebut dengan metode amenore laktasi (MAL), yaitu
metode kontrasepsi metode sederhana yang efektif tanpa
kontrasepsi apapun sampai ibu belum haid (Rizqiani, 2017).

4. Factor yang mempengaruhi produksi ASI


Menurut martilia 2012 dalam jurnal (Annisa, 2022), factor yang
mempengaruhi produksi ASI yaitu:
a. Nutrisi
Nutrisi ibu menyusui lebih tinggi dibandingkan nutrisi pada
ibu hamil. Ibu yang sedang menyusui membutuhkan 300-500 kalori
tambahan setiap hari agar bias menyusui bayinya dengan sukses
(Annisa, 2022).
b. Ketenangan jiwa dan pikiran
Kondisi ketenangan jiwa dan pikiran yang tenang sangat
mempengaruhi produksi ASI, jika ibu yang mengalami stress,
pikiran tertekan, tidak tenang, sedih dan tegang dapat
mempengaruh produksi ASI secara signifikan (Annisa, 2022).

25
c. Penggunaan alat kontrasepsi
Ibu yang menyusui tidak dianjurkan menggunakan alat
kontrasepsi berupa pil yang mengandung hormone estrogen, sebab
akan mengurangi jumlah produksi ASI bahkan bias menghentikan
produksi ASI. Penggunaan alat kontrasepsi yang dianjurkan pada
ibu menyusui yaitu IUD dan implant (Susuk KB).
d. Perawatan payudara
Perawatan payudara yang dilakukan setelah melahirkan,
bertujuan untuk Menjaga kebersihan payudara terutama kebersihan
puting susu. Melenturkan dan menguatkan puting susu sehingga
memudahkan bayi untuk menyusui. Meningkatkan produksi ASI
dengan merangsang kelenjar-kelenjar air susu melalui pemijatan
e. Anatomis payudara
Payudara yang mampu menghasilkan susu terdiri dari
jaringan duktus yang secara progresif mengecil yang bercabang
dari puting payudara dan berakhir di lobulus-lobulus. Setiap lobulus
terdiri dari sekelompok alveolus berlapis epitel dan mirip kantung
yang membentuk kelenjar penghasil susu. Susu disintesis oleh
epitel, lalu disekresikan ke dalam lumen alveolus, kemudian
mengalir melalui duktus pengumpul ASI ke permukaan puting
payudara.
f. Pola istirahat
Kondisi ibu yang terlalu letih dan kurang istirahat akan
menyebabkan ASI berkurang, hal yang bisa diantisipasi dengan
mengikuti pola tidur bayi, setidaknya ibu bisa terbantu dengan
mendapatkan waktu istirahat yang lebih cukup
g. Faktor isapan
Bayi Ibu yang menyusui anak secara jarang dan
berlangsung sebentar maka hisapan anak berkurang dengan
demikian pengeluaran ASI berkurang. (Annisa, 2022)
D. Konsep Keperawatan

26
1. Pengkajian
Data awal yang dilakukan dalam melakukan asuhan keperawatan
yaitu pengkajian, yang dimana data yang dikaji yaitu data subjektif dan
data objektif. Data subjektif adalah data yang didapatkan langsung dari
pasien atau keluarga. Data objektif adalah data yang di dapatkan
melalui pemeriksaan fisik, informasi atau hasil laboratorium, sumber
wawancara yang didapatkan dari pasien, keluarga maupun tenaga
kesehatan lain. (Yulia, 2018)
a. Pengumpulan data
Data yang diperoleh melalui informasi pertama indentitas
pasien, keluhan utama yang dirasakan oleh pasien post partum, data
informasi yang cenderung yang akan dilakukan untuk mengatasi
masalah yang dialami.
Data objektif yang didapatkan melalui suatu pengukuran,
pemeriksaan fisik yang berupa keadaan umum pasien serta
pengamatan yang dirasakan pasien atau keluarga pasien.
1) Identitas pasien (nama, umur, alamat, agama, pekerjaan,
suku,bangsa suami/istri).
2) Riwayat Haid (apakah haid teratur, siklusnya berapa haari,
apakah ada keluhan selama haid, HPHT/HPMT).
3) Riwayat perkawinan (menikah, belum menikah, berapa lama
menikah, beraapa kali)
4) Riwaya obsterti
a) Riwayat kehamilan
Berapa kali dilakukan pemeriksaan ANC, Hasil
laboratorium; USG,Darah, Urine, keluhan selama
kehamilan termasuk situasi, emosional dan impresi, upaya
mengatasi keluhan, tindakan dan pengobaatan yang
diperoleh.
b) Riwayat Persalinan

27
1.1 Riwayat persalinan lalu : Jumlah Gravida, jumlah partal,
dan jumlah abortus, umur kehamilan, saat bersalin, jenis
persalinan , penolong persalinan, BB bayi, kelaianan
fisik, kondisi anak saat ini.
1.2 Riwayaat nifas pada persalinan lau (masalah nifas dan
laktasi yang pernah dialami, masalah bayi yang pernah
dialami, keadaan anak.
1.3 Riwayat KB; Jenis kontsepsi yang pernah digunakan
setelah persalinan, jumlah anak yang direncanakaan.
5) Riwayat penyakit dahulu
Penyakit yang pernah diderita paada masa lalu , bagaimana
cara pengobatan yang dijalani, dimana mendapat pertolongan,.
Apakah penyakit tersebut pernah diderita sampai saat ini ataau
kambuh berulang-ulang.
6) Riwayat kesehatan keluarga
Apakah anggota keluarga yang menderitaa penyakit yang
diturunkn secara genetic, menular, kelaianan, congenital aatau
gangguan kejiwaan yang pernah diderita olh keluarga.
7) Genogram

8) Pola Nutrisi
Pola menu maakanan yang di komsumsi, jumlah, jenis
makanan, dan frekuensi.
9) Pola istirahat tidur
Lamanya, kapan, (malam, siang), rasa tidak nyaman yang
mengganggu istirahat, penggunaan selimut, lampu atau remang-
remaang aatau gelaap, apakah mudah tergaanggu dengaan
suara- suara.
10) Pola eliminasi
Apakah terjadi dieresis setelah melahirkan, setelah
melahirkan adakaah inkontinesia, hilangnya control blas,Pola

28
BAK, frekuensi dan warnah. Pola BAB, frekuensi, konsitensi,
rasaa takut BAB karena luka perineum.
11) Personal Higine
Pola mandi, kebersihan mulut dan gigi, penggunaan
pembalut dan kebersihan genetalia, pola berpakian, tata rias
rambut dan wajah.
12) Aktifitas
13) Kemampuan mobilisasi beberapa saat setelah melaahirkan,
kemampuan merawat diri dan melakukan eliminasi ,
kemampuan bekerja dan menyusui.
14) Konsep Diri
Sikap enerimaan ibu terhadap tubuhnya, keinginan ibu
menyusui, persepsi ibu tentang tubuhnya terutama perubahan-
perubahan selama kehamilan.(Taneo, 2019)
15) Pemeriksaan fisik
a) Tanda-tanda vital
Kaji tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu pada
Ibu. Periksa tanda tanda vital tersebut setiap 15 menit
selama satu jam pertama setelah melahirkan atau sampai
stabil, kemudian periksa setiap 30 menit untuk jam-
jamberikutnya. Nadi dan suhu diatas normal dapat
menunjukan kemungkinan adanya infeksi. Tekanan darah
mungkin sedikit meningkat karena upaya untuk persalinan
dan keletihan. Tekanan darah yang menurun perlu
diwaspadai kemungkinan adanya perdarahan post partum.
1.1 Tekanan darah normal yaitu < 120/80 mmHg. Tekanan
darah tersebut bisa meningkat dari pra persalinan pada
1- 3 hari post partum. Setelah persalinan sebagian besar
wanita mengalami peningkatan tekananan darah
sementara waktu. Keadaan ini akan kembali normal
selama beberapa hari. Bila tekanan darah menjadi

29
rendah menunjukkan adanya perdarahan post partum.
Sebaliknya bila tekanan darah tinggi,merupakan
petunjuk kemungkinan adanya pre-eklampsi yang bisa
timbul pada masa nifas. Namun hal ini seperti itu jarang
terjadi.
1.2 Suhu, suhu tubuh normal yaitu kurang dari 380 C Pada
hari ke 4 setelah persalinan suhu Ibu bisa naik sedikit
kemungkinan disebabkan dari aktivitas payudara. Bila
kenaikan mencapai lebih dari 38 C pada hari kedua
sampai hari-hari berikutnya, harus diwaspadai adanya
infeksi atau sepsis nifas.
1.3 Nadi, nadi normal pada Ibu nifas adalah 60-100. Denyut
Nadi Ibu akan melambat sampai sekitar 60 x/menit
yakni pada waktu habis persalinan karena ibu
dalamkeadaan istirahat penuh. Ini terjadi utamanya pada
minggu pertama post partum. Pada ibu yang nervus
nadinya bisa cepat, kira-kira 110x/mnt. Bisa juga terjadi
gejala shock karena infeksi khususnya bila disertai
peningkatan suhu tubuh.
1.4 Pernafasan, pernafasan normal yaitu 20-30 x/menit.
Pada umumnya respirasi lambat atau bahkan normal.
Mengapa demikian, tidak lain karena Ibu dalam keadaan
pemulihan atau dalam kondisi istirahat.Bila ada respirasi
cepat post partum (> 30 x/mnt) mungkin karena adanya
ikutan dari tanda-tanda syok.
b) Kepala dan wajah
1.1 Rambut, melihat kebersihan rambut, warna rambut, dan
kerontokan rambut.
1.2 Wajah, adanya edema pada wajah atau tidak. Kaji
adanya flek hitam.

30
1.3 Mata, konjungtiva yang anemis menunjukan adanya
anemia kerena perdarahan saat persalinan.
1.4 Hidung, kaji dan tanyakan pada ibu, apakah ibu
menderita pilek atau sinusitis. Infeksi pada ibu
postpartum dapat meningkatkan kebutuhan energi.
1.5 Mulut dan gigi, tanyakan pada ibu apakah ibu
mengalami stomatitis, atau gigi yang berlubang. Gigi
yang berlubang dapat menjadi pintu masuk bagi
mikroorganisme dan bisa beredar secara sistemik.
1.6 Leher, kaji adanya pembesaran kelenjar limfe dan
pembesaran kelenjar tiroid. Kelenjar limfe yang
membesar dapat menunjukan adanya infeksi, ditunjang
dengan adanya data yang lain seperti hipertermi, nyeri
dan bengkak.
1.7 Telinga, kaji apakah ibu menderita infeksi atau ada
peradangan pada telinga.
c) Pemeriksaan thorak Kaji ukuran dan bentuk tidak
berpengaruh terhadap produksi asi, perlu diperhatikan bila
ada kelainan, seperti pembesaran masif, gerakan yang tidak
simetris pada perubahan posisi kontur atau permukaan. Kaji
kondisi permukaan, permukaan yang tidak rata seperti
adanya depresi,retraksi atau ada luka pada kulit payudara
perlu dipikirkan kemungkinan adanya tumor. Warna kulit,
kaji adanya kemerahan pada kulit yang dapat
menunjukanadanya peradangan.
d) Payudara
Pengkajian payudara selama masa post partum
meliputi inspeksi ukuran, bentuk, warna dan kesimetrisan
serta palpasi apakah ada nyeri tekan guna menentukan
status laktasi. Pada 1 sampai 2 hari pertama post partum,
payudara tidak banyak berubah kecil kecuali sekresi

31
kolostrum yang banyak. Ketika menyusui, perawat
mengamati perubahan payudara, menginspeksi puting dan
areola apakah ada tanda tanda kemerahan dan pecah, serta
menanyakan ke ibu apakah ada nyeri tekan. Payudara yang
penuh dan bengkak akan menjadi lembut dan lebih nyaman
setelah menyusui.
e) Pemeriksaan abdomen
1.1 Inspeksi Abdomen
2.1 Kaji adakah striae dan linea alba.
2.2 Kaji keadaan abdomen, apakah lembek atau keras.
Abdomen yang keras menunjukan kontraksi uterus
bagus sehingga perdarahan dapat diminimalkan.
Abdomen yang lembek menunjukan sebaliknya dan
dapat dimasase untuk merangsang kontraksi.
1.2 Palpasi Abdomen
2.1 Fundus uteri Tinggi : Segera setelah persalinan TFU
2 cm dibawah pusat, 12 jam kemudian kembali 1 cm
diatas pusat dan menurun kira-kira 1 cm setiap hari.
Hari kedua post partum TFU 1 cm dibawah pusat
Hari ke 3 - 4 post partum TFU 2 cm dibawah pusat
Hari ke 5 - 7 post partum TFU pertengahan pusat-
symfisis Hari ke 10 post partum TFU tidak teraba
lagi.
2.2 Kontraksi, kontraksi lemah atau perut teraba lunak
menunjukan konteraksi uterus kurang maksimal
sehingga memungkinkan terjadinya perdarahan.
2.3 Posisi, posisi fundus apakah sentral atau lateral.
Posisi lateral biasanya terdorong oleh bladder yang
penuh.
2.4 Uterus, setelah kelahiran plasenta, uterus menjadi
massa jaringan yang hampir padat. Dinding

32
belakang dan depan uterus yang tebal saling
menutup, yang menyebabkan rongga bagian tengah
merata. Ukuran uterus akan tetap sama selama 2 hari
pertama setelah pelahiran, namun kemudian secara
cepat ukurannya berkurang oleh involusi.
2.5 Diastasis rektus abdominis adalah regangan pada
otot rektus abdominis akibat pembesaran uterus jika
dipalpasi "regangan ini menyerupai belah
memanjang dari prosessus xiphoideus ke umbilikus
sehingga dapat diukur panjang dan lebarnya.
Diastasis ini tidak dapat menyatu kembali seperti
sebelum hamil tetapi dapat mendekat dengan
memotivasi ibu untuk melakukan senam nifas. Cara
memeriksa diastasis rektus abdominis adalah dengan
meminta ibu untuk tidur terlentang tanpa bantal dan
mengangkat kepala, tidak diganjal kemudian palpasi
abdomen dari bawah prosessus xipoideus ke
umbilikus kemudian ukur panjang dan lebar
diastasis.

1.3 Keadaan kandung kemih Kaji dengan palpasi


kandungan urine di kandung kemih. Kandung kemih
yang bulat dan lembut menunjukan jumlah urine yang
tertapung banyak dan hal ini dapat mengganggu involusi
uteri, sehingga harus dikeluarkan.
f) Ekstremitas atas dan bawah
1.1 Varises, melihat apakah ibu mengalami varises atau
tidak. Pemeriksaan varises sangat penting karena ibu
setelah melahirkan mempunyai kecenderungan untuk

33
mengalami varises pada beberapa pembuluh darahnya.
Hal ini disebabkan oleh perubahan hormonal.
1.2 Edema, Tanda homan positif menunjukan adanya
tromboflebitis sehingga dapat menghambat sirkulasi ke
organ distal. Cara memeriksa tanda human adalah
memposisikan ibu terlentang dengan tungkai ekstensi,
kemudian didorsofleksikan dan tanyakan apakah ibu
mengalami nyeri pada betis, jika nyeri maka tanda
homan positif dan ibu harus dimotivasi untuk mobilisasi
dini agar sirkulasi lancar. Refleks patella mintalah ibu
duduk dengan tungkainya tergantung bebas dan jelaskan
apa yang akan dilakukan. Rabalah tendon dibawah lutut/
patella. Dengan menggunakan hammer ketuklan rendon
pada lutut bagian depan. Tungkai bawah akan bergerak
sedikit ketika tendon diketuk. Bila reflek lutut negative
kemungkinan pasien mengalami kekurangan vitamin
B1. Bila gerakannya berlebihan dan capat maka hal ini
mungkin merupakan tanda preeklamsi.
1.3 Perineum, kebersihan Perhatikan kebersihan perineum
ibu. Kebersihan perineum menunjang penyembuhan
luka. Serta adanya hemoroid derajat 1 normal untuk ibu
hamil dan pasca persalinan.
3.1 REEDA.
REEDA adalah singkatan yang sering
digunakan untuk menilai kondisi episiotomi atau
laserasi perinium. REEDA singkatan (Redness /
kemerahan, Edema, Ecchymosisekimosis,
Discharge/keluaran, dan Approximate/ perlekatan)
pada luka episiotomy. Kemerahan dianggap normal
pada episiotomi dan luka namun jika ada rasa sakit
yang signifikan, diperlukan pengkajian lebih lanjut.

34
Selanjutnya, edema berlebihan dapat
memperlambat penyembuhan luka. Penggunaan
kompres es (icepacks) selama periode pasca
melahirkan umumnya disarankan.
3.2 Lochia
Kaji jumlah, warna, konsistensi dan bau
lokhia pada ibu post partum. Perubahan warna
harus sesuai. Misalnya Ibu postpartum hari ke
tujuhharus memiliki lokhia yang sudah berwarna
merah muda atau keputihan. Jika warna lokhia
masih merah maka ibu mengalami komplikasi
postpartum. Lokhia yang berbau busuk yang
dinamankan Lokhia purulenta menunjukan adanya
infeksi disaluran reproduksi dan harus segera
ditangani.
3.3 Varises
Perhatikan apakah terjadinya varises di
dalam vagina dan vulva. Jika ada yang membuat
perdarahan yang sangat hebat (Nur, 2022)
b. Analisa data
Analisa data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan
mengembangkan kemampuan fikir logis sehingga dapat dilakukan
untuk mengatasi masalah yang diperoleh. (Sari, 2020)
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis mencakup pernyataan yang menjelaskan respons aktual
atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang dilisensikan dan
kompeten oleh perawat. Tanggapan klien aktual dan potensial
diperoleh berdasarkan tinjauan data, literatur terkait, catatan medis
klien masa lalu, dan konsultasi dengan profesional lain, yang semuanya
dikumpulkan selama peninjauan. (Oktavianti, 2019)

35
a. Aktual menjelaskan masalah nyata yang saat ini dengan disesuaikan
dari data pengkajian yang ditemukan. Atran menegakan diagnose
keperawatan actual harus dengan unsur PES.Symptom (S) harus
memenuhi kriteria mayor dan minor dari pedoman SDKI.
b. Resiko menjelaskan masalah kesehatan yang nyata beresiko jika
tidak dilakukan intervensi. Aturan menegakan diagnose
keperawatan dengan unsur PE (Problem, Etiologi). Penggunaan
istilah resiko atau resiko tinggi tergantung dari tingkat keparahan
terhadap masalah.
c. Kemungkinan menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan
untuk memastikan terjadinya masalah keperawatan. Pada masalah
ini kemungkinan dan factor pendukung belum ada tapi sudah ada
factor yang mendukung dapat menimbulkan masalah. Syarat
menegakan kemungkinan diagnose keperawatan dengan adanyan
unsur respon (Problem).(Nafiah, 2022)
3. Intervensi
Perencanaan adalah fase proses keperawatan yang dipertimbangkan
dan sistematis dan mencakup pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah. Dalam perencanaan, perawat mengacu pada data pengkajian
klien dan pernyataan diagnostik sebagai pedoman dalam merumuskan
tujuan klien dan merencanakan intervensi keperawatan yang diperlukan
untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan masalah kesehatan
klien. (Oktavianti, 2019)

4. Implementasi
Implementasi, yang merupakan komponen dari proses keperawatan,
merupakan kategori perilaku keperawatan dimana tindakan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil asuhan keperawatan yang
diharapkan dilakukan dan diselesaikan. (Oktavianti, 2019)
5. Evaluasi

36
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang
merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana dari hasil akhir
yang diamati dan tujuan atau kriteria hasil yang ditetapkan pada tahap
perencanaan. Evaluasi dilakukan secara terus menerus dengan
melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Secara umum evaluasi
bertujuan untuk
a. melihat dan menilai kemampuan klien dalam mencapai tujuan.
b. kaji penyebab jika tujuan asuhan keperawatan belum tercapai.
(Oktavianti, 2019)

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan desain studi kasus deskriptif yaitu
dimana metode penelitian yang menggambarkan atau memaparkan

37
membuat gambaran situasi yang disurvei secara objektif, terperinci dan
menganalisis lebih dalam tentang studi kasus. Hasil yang diharapkan oleh
peneliti yaitu implementasi pijat laktasi pada ibu post partum terhadap
peningkatan produksi ASI di RS Tadjuddin Chalid Makassar.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian
Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di RSUP Tadjuddin Chalid
Makassar
2. Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan pada : juni 2023
C. Subjek penelitian/ partisipan
Subyek studi kasus pada topic studi kasus ini dilakukan secara
deskriptif, dalam menganalisis, mendeskripsikan gambaran ibu post partum
dengan peningkatan produksi ASI, partisipan dalam studi kasus ini pijat
laktasi terhadap peningkatan produksi ASI. Dalam studi kasus ini subjek
berjumlah 2 orang dalam masa post partum yang mengalami pengeluaran
ASI tidak lancar
D. Fokus studi kasus
Focus studi kasus ini adalah implementasi pijat lataksi pada ibu post
partum terhadap peningkatan produksi ASI
E. Definisi operasional
1. Pijat laktasi merupakan metode perawatan payudara tanpa rasa sakit
untuk memberikan rasa nyaman dan rileks yang terdapat hormone
prolactin dan hormone oksitosin.
2. Post partum adalah masa 6 mnggu sejak dilahirkan bayi hingga rahim
kembali dalam keadaan normal (sebelum hamil).
3. Asuhan keperawatan maternitas merupakan rangkaian tindakan
keperawatan yang diberikan kepada pasien melalui pendekatan untuk
menyelesaikan suatu masalah kesehatan. Dalam penelitian ini penulis
melakukan observasi dengan 2 pasien post partumterhadap pengeluaran
ASI tidak lancar.

38
F. Metode pengumpulan data
1. Wawancara
Wawancara adalah metode yang dilakukan untuk mengumpulkan
data yang dimana menggukana lembar pengkajian keperawatan
maternitas sehingga didapatkan data secara lisan dari responden. Jadi
data tersebut diperoleh dari responden melalui pertemuan serta
percakapan.
2. Observasi dan Pemeriksaan fisik
Observasi adalah strategi pengumpulan data dengan menyebutkan
fakta- fakta yang dapat diamati secara langsung dari responden
pemeriksaan untuk mencari perubahan atau hal- hal yang perlu
diperhatikan.
Pemeriksaan fisik maternitas adalah pemeriksaan yang dilakukan
mulai dari inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Pemeriksaan ini
meliputi pemeriksaan tanda- tanda vital, pemeriksaan head to toe, serta
pemeriksaan yang harus diperhatikan dari respondenn yaitu kelancaran
ASI
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu metode pengumpulan data yang berasal dari
catatan hasil rekam medic, pemeriksaan diagnostic dan data lain yang
relevan.
G. Instrument studi kasuss
Dalam karya tulis ini, menggunakan instrument yaitu dengan
pendekatan wawancara dan format pengkajian sesuai prosedur
keperawatan dengan melakukan tahap observasi dan proses keperawatan.

H. Analisi data
Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk mengetahui bagaimana
implementasi pijat laktasi pada ibu post partum terhadap peningkatan
produksi ASI apakah tercapai atau belum. Sehingga penelitian ini
menggunakan statistic untuk metode Tanya jawab kepada klien sebab studi

39
kasus ini membandingkan pengamatan sebelum memberikan tindakan dan
setelah memberikan tindakan.

I. Etika studi kasus


1. Informed consent (Persetujuan)
Informed consent adalah bentuk persetujuan antara peneliti dan
responden dengan memberikan lembara persetujuan. Informed consent
tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan memberikan lembar
persetujuan menjadi responden. Tujuannya agar subyek mengerti
maksud dan tujuan peneliti dan mengetahui dampaknya. Jika subyek
tidak bersedia maka peneliti menghormati hak pasien.
2. Anonymity
Anonimity merupakan ketika dalam penggunaan subyek penelitian
dengan cara tidak memberikan atau tidak mencantumkan nama
responden pada lembar alat dan hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan dipaparkan.
3. Confidenatiality
Yaitu etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil
penelitian, baik informasi maupun massalah lainnya. Semua informasi
yang telah dikumpulkan dijaga kerahasiaannya oleh peneliti dan hanya
2 kelompok data tertentu yang dilaporkan pada hasil penelitian.

BAB IV
Hasil Studi Dan Pembahasan
A. Hasil Studi Kasus

40
Penelitian ini dilakukan di RSUP Dr. Tadjuddin Chalid makassar
dengan melakukan pengkajian terhadap pasien yang post partum. Yang
dilaksanakan pada tanggal 13 juli s/d 1
1. Data umum
Klien 1, pengkajian dilakukan pada tanggal 13 juli 2023. Klien 1
yaitu Ny.S berkontribusi baik dalam berkomunikasi serta terbuka
kepada mahasiswa terkait masalah yang dihadapi saat ini, sehingga
dapat membantu jalannya proses pengkajian. Klien 1 Ny.S berusia 31
tahun, suku bugis, pendidikan terakhir D3, pekerjaan IRT, alamat
sungai saddang No 26 A. Klien 1 Ny.S mengatakan saat ini
melahirkan anak ke 3 dan produksi ASI kurang lancar. Dari
pengkajian yang dilakukan didapatkan masalah kesehatan yang
dialami Ny.S yaitu produksi ASI tidak keluar.
Klien 2, pengkajian dilakukan pada tanggal 13 juli 2023. Klien 2
yaitu Ny.D mau berkomunikasi serta terbuka kepada mahasiswa
terkait identitas dan masalah yang dialami saat ini, sehingga proses
pengkajian dilakukan dengan baik. Klien 2 Ny.D berusia 22 tahun,
suku mamasa, pendidikan terakhir SMK, pekerjaan IRT, alamat
perumahan sudiang. Klien 2 Ny.D mengatakan saat ini asinya belum
keluar dan bayinya saat ini belum mendapatkan ASI ekslusif.
2. Pengkajian
Tabel 4.1 identitas klien
Identitas ibu Klien 1 Klien 2
Nama Ny.S Ny.D
Umur 31 tahun 22 tahun
Suku/ bangsa Bugis Mamasa
Agama Islam Islam
Pend. Akhir D3 SMK
Pekerjaan IRT IRT
Lama menikah 10 tahun 1 tahun
Alamat Sungai saddang Perumahan sudiang
Rekam medik 09-96-90 05-79-06

41
Tabel 4.2 Status Kesehatan
Data Klien 1 Klien 2
Keluhan utama Ny.S mengatakan Ny.D mengatakan
saat ini ASI belum saat ini ASI belum
keluar kelur
Keadaan umum Tingkat kesadaran Tingkat kesadaran
Ny.S composmentis Ny.D composmentis
dengan GCS 15, E : dengan GCS 15, E :
4, V : 5, M :6 4, V : 5, M : 6
TTV TTV
TD : 106/89 mmHg TD : 94/56 mmHg
N : 77 x/i N : 64 x/i
P : 20 x/i P : 20 x/i
S: 36,6 0 C S : 36,3 0 C
Riwayat Riwayat kehamilan Riwayat kehamian
kehamilan Ny.S sekarang Ny.D sekarang
G3P2A0 dengan G1P1A0 dengan
jenis persalinan jenis persalinan
normal normal.

Genogram Ny.S

? ? ?
? ?

? ?

31 35

12 7

Genogram Ny.D

42
? ?
? ?
?
? ?

?
?
22 23

Keterangan
: Laki- laki sudah meninggal : Garis perkawinan

: Perempuan sudah meninggal : Garis keturunan

: Laki- laki masih hidup : Garis serumah

: Perempuan masih hidup : Klien

: bayi
? : Tidak diketahui umur

Tabel 4.3 Riwayat Kesehatan


Klien 1 Klien 2

43
Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan head to toe Pemeriksaan head to toe
a. Kepala : warna rambut a. Kepala : warna rambut
hitam tidak ada lesi, tidak hitam dan panjang
ada ketombe b. Wajah : ekspresi wajah
b. Wajah : ekspresi wajah sedang
sedang c. Mata : simetris kiri dan
c. Mata : simetris kiri dan kanan, konjugtiva merah
kanan, konjugtiva merah muda
muda d. Hidung : simetris. Tidak
d. Hidung : simetris, tidak ada nyeri tekan
ada benjolan, tidak ada e. Gigi : bersih
nyeri tekan f. Telinga : terdapat
e. Gigi: bersih serumen dan tidak ada
f. Telinga : terdapat benjolan
serumen, tidak ada g. Lehebr : tidak ada
benjolan pembesaran kelenjar
g. Leher : tidak ada tiroid
pembesaran kelenjar tiroid h. Dada : simetris. Tidak ada
h. Dada : simetris, tidak ada yeri tekan pada daerah
nyeri tekan pada daerah payudara, putting susu
payudara, puting susu menonjol, areola
menonjol, aerola kecoklatan
kecoklatan i. Abdomen : tampak ada
i. Pemeriksaan untuk striae, peristaltic usus 30
ekstremitas atas pada x/i
bagian kanan tampak j. Pemeriksaan untuk
terpasang infus dan tidak ekstremitas atas dan
ada edema, sedangkan bawah tidak terdapat
pemeriksaan ekstremitas edema pada bagian tangan
bagian bawah tidak ada dan kaki
edema
Pola kebiasaan sehari- hari
Pola istirahat ibu sebelum Pola istirahat Ny.D sebelum
masuk di rumah sakit kurang masuk dirumah sakit kurang
lebih dari 7-8 jam sehari, lebih dari 7-8 jam sehari, saat
selama di rumah sakit Ny.S dirawat dirumah sakit pola
mengatakan tidur hanya sejam tidur nya Ny.D ± 4 – 5 jam
dan terbangun tetapi tidur sehari. Pola nutrisi sebelum
yang dirasakan cukup. Pola masuk rumah sakit kurang,
nutrisi Ny.S sebelum dirawat Ny.D hanya makan roti, saat
di rumah sakit dan saat dirawat dirumah sakit pola
dirawat rumah sakit frekuensi nutrisi Ny.D teratur dengan
makan yang sama 3 kali sehari porsi dihabiskan. Pola
dengan porsi sama. Pola eliiminasi Ny.D sebelum dan
eliminasi Ny.S sebelum saat dirawat dirumah sakit,

44
dirawat dirumah sakit dan saat sebelum dirawat dirumah
dirawat dirumah sakit BAK sakit BAK Ny.D ± 4 kali
Ny.S lancar, BAB saat dirawat sehari, saat dirawat dirumah
dirumah sakit Ny.S belum sakit 1 kali sehari. BAB
pernah BAB. Ny.D sebelum dan selama
Personal hygiene Ny.S selama dirawat dirumah sakit, saat
dirawat hanya membersihkan dirumah sakit belum pernah
badan dengan tissue basah BAB, sebelum dirawat
dirumah sakit sulit BAB.
Personal hygiene Ny.D
selama diruamh sakit
membersihkan badan 2 kali
sehari.

Terapi obat Terapi obat


Cefadroxil 2 x 1 Cefadroxil 2 x 1
Methylergometrine 2 x 1 Methylergometrine 2 x 1
Asam mefenamat 3 x 1 Asam mefenamat 3 x 1
RL 500 ml 20 tpm RL 500 ml 20 tpm

Tabel 4.4 Analisa Data


Analisa data Etiologi Masalah
keperawatan
Klien 1
DS : Ketidakadekuatan Menyusui
Ny.S mengatakan asi suplai ASI tidak efektif
belum keluar

DO :
ASI tidak menetes/
memancar
Areola kecoklatan
Tampak putting
menonjol
Klien 2
DS : Ny.D mengatakan Ketidakadekuatan Menyusui
ASI belum keluar suplai ASI tidak efektif

DO :
ASI tidak menetes/
memancar
Areola kecoklataan
Tampak putting
menonjol

45
3. Diagnosa keperawatan
Tabel 4.5 Diagnosa Keperawatan
Klien 1 Klien 2
Menyusui tidak efektif b.d Menyusui tidak efektif b.d
ketidakadekuatan suplai ASI ketidakadekuatan suplai ASI
ditandai dengan ASI belum ditandai dengan ASI belum
keluar keluar

4. Intervensi
Tabel 4.6 intervensi keperawatan klien 1 Ny.S
Diagnosa
Tujuan dan
No keperawata Rencana tindakan
kriteria hasil
n
Klien 1
1 Menyusui Status Edukasi menyusui
tidak efektif menyusui (I.12393)
b.d (L.03029) Tindakan
ketidakadek Setelah Observasi
uatan suplai dilakukan a. Monitor ttv
ASI tindakan b. Identifikasi kesiapan
ditandai keperawatan dan kemampuan
dengan ASI 3x 24 jam menerima informasi
belum maka status c. Identifikasi tujuan
keluar menyusui atau keinginan
meningkat menyusui
dengan kriteria Terapeutik
hasil a. Sediakan materi dan
a. Tetesan/ media pendidikan
pancaran kesehatan
ASI b. Berikan kesempatan
meningkat untuk bertanya
(5) c. Libatkan sistem
b. Suplai ASI pendukung; suami ,
adekuat keluarga, tenaga
meningkat kesehatan dan
(5) masyarakat
Edukasi
a. Berikan konseling
menyusui
b. Jelaskan manfaat

46
menyusui bagi ibu
dan bayi
c. Ajarkan perawatan
payudara
anterpartum dengan
mengkompres
dengan kapas yang
telah diberikan
minyak kelapa
d. Ajarkan perawatan
payudara post
partum (mis.
Memerah ASI, pijat
payudara, pijat
oksitosin)
Kolaborasi
-
Klien 2
2 Menyusui Status Edukasi menyusui
tidak efektif menyusui (I.12393)
b.d (L.03029) Tindakan
ketidakadek Setelah Observasi
uatan suplai dilakukan a. Monitor ttv
ASI dtandai tindakan b. Identifikasi kesiapan
dengan ASI keperawatan dan kemampuan
belum 3x 24 jam menerima informasi
keluar maka status c. Identifikasi tujuan
menyusui atau keinginan
meningkat menyusui
dengan kriteria Terapeutik
hasil a. Sediakan materi dan
a. Tetesan/ media pendidikan
pancaran kesehatan
ASI b. Berikan kesempatan
meningkat untuk bertanya
(5) c. Libatkan sistem
b. Suplai ASI pendukung; suami ,
adekuat keluarga, tenaga
meningkat kesehatan dan
(5) masyarakat
Edukasi
a. Berikan konseling
menyusui
b. Jelaskan manfaat
menyusui bagi ibu
dan bayi

47
c. Ajarkan perawatan
payudara
anterpartum dengan
mengkompres
dengan kapas yang
telah diberikan
minyak kelapa
d. Ajarkan perawatan
payudara post
partum (mis.
Memerah ASI, pijat
payudara, pijat
oksitosin)
Kolaborasi
-

5. Implementasi Dan Evaluasi


Tabel 4.7 Implementasi Dan Evaluasi Ny.S
Hari/
Diagnosa
tangg Implementasi Evaluasi
keperawatan
al
Kamis Menyusui Edukasi menyusui S : Ny.S
13 juli tidak efektif 1. Monitor TTV mengatakan saat
2023 b.d Hasil : ini siap menerima
ketidakadekuat TD : 106/89 informasi dan
an suplai ASI mmHg melakukan pijat
ditandai N : 77 x/i laktasi
dengan ASI P : 20 x/i
belum keluar S : 36,6 0 C O:
2. Mengidentifikasi Ny.S mampu
kesiapan dan menerima dan
kemampuan paham terkait
menerima informasi
informasi perawatan
Hasil : Ny.S payudara
sangat
berkontribusi dan Tanda- tanda vital
mampu menerima TD : 106/ 89
informasi terkait mmHg
pijat laktasi N : 77 x/i
3. Mendukung ibu P : 20 x/i
meningkatkan S : 36,6 0 C

48
kepercayaan diri A : masalah belum
dalam menyusui teratasi
Hasil : Ny.S
percaya akan P : intervensi
produksi ASI dilanjutkan
segera keluar
dengan melakukan
pijat laktasi
4. Mengajarkan
perawatan
payudara
postpartum
Hasil : Melakukan
pijat laktasi pada
Ny.S dan ASI
belum keluar
Jumat, 1. Monitor TTV S : Ny.S
15 juli Hasil : mengatakan
2023 TD : 109/77 setelah melakukan
mmHg pijat laktasi
N : 88 x/i produksi ASI
P : 20 x/i mulai keluar
S : 36,7 0 C dengan volume 50
2. Menjelaskan ml
manfaat menyusui
bagi ibu dan bayi O:
Hasil : Ny.S 1. Produksi
mampu menerima ASI mulai
dan paham terkait keluar
informasi 2. Puting
menyusui bagi ibu susu tidak
dan bayi lecet
3. Melakukan
perawatan A : Masalah
payudara dengan sebagian teratasi
pijat laktasi
Hasil : setelah P : intervensi
dilakukan pijat dilanjutkan
laktasi didapatkan 1. Identifikasi
hasil produksi ASI kesiapan dan
mulai keluar 50 ml keampuan
menerima
informasi
2. Dukungan
ibu
meningkatka

49
n
kepercayaan
diri dalam
menyusui
3. Libatkan
sistem
pendukung :
suami,
keluarga,
tenaga
kesehatan
dan
masyarakat
4. Ajarkan
perawatan
payudara
postpartum
Sabtu 1. Monitor TTV S : Ny.S
15 juli Hasil : mengatakan
2023 TD : 110/80 setalah dilakukan
mmHg pijat laktasi
N : 71 x/i merasa rileks dan
P : 20 xi tenang, dan
S : 36,8 0 C produksi ASI
2. Melakukan pijat lancar
laktasi dan
memonitoring O:
produksi ASI 1. Ny.S ingin
Hasil : setelah menupayaka
dilakukan pijat n kebutuhan
laktasi Ny.S nutrisi bayi
merasa rileks dan 2. Ny.S dapat
produksi ASI mengerti
mulai lancar cara
melakukan
perawatan
pijat laktasi

A : Masalah
teratasi

P intervensi
dihentikan

50
Tabel 4.7 Implementasi Dan Evaluasi Ny.D
Hari/
Diagnosa
tangga Implementasi Evaluasi
keperawatan
l
Kamis, Menyusui tidak Edukasi menyusui S: Ny.D
13 Juli efektif b.d 1. Mengidentifikas megatakan saat
2023 ketidakadekuatan i kesipan dan ini produksi ASI
suplai ASI kemampuan belum keluar
ditandai dengan menerima
ASI belum informasi O:
keluar Hasil : Ny.D 1. Ny.D
menyetujui dan tampak
mampu menerima
menerima informasi
informasi terkait terkait
perawatan pijat perwatan
laktasi payudara
2. Monitor TTV 2. Tampak
Hasil : produksi
TD : 94/56 ASI kurang
mmHg lancar
N : 64 x/i
P : 20 x/i A : Masalah
S : 36,3 0 C belum teratasi
3. Menjelaskan
tujuan dan P : Intervensi
melakukan dilanjutkan
perawatan 1. Identifikasi
payudara tujuan
Hasil : Ny.D pemberian
menyetujui pijat laktasi
terkait 2. Dukung ibu
perawatan meningkatka
payudara, serta n
melakukan pijat kepercayaan
laktasi diri dalam
didapatkan menyusui
produksi ASI 3. Ajarkan
belum keluar perawatan
payudara
post partum
Jumat 1. Mengidentifikas S : Ny.D
14 juli i produksi ASI mengatakan
2023 Hasil : Produksi setelah
ASI saat ini dilakukan pijat
belum ebgitu laktasi Ny.D

51
lancar merasa rileks
dan produksi
ASI mulai keluar
2. Monitor TTV dengan volume
Hasil : 50 ml
TD : 107/69
mmHg
N : 78 x/i
P : 20 x/i O:
S : 36,6 0 C 1. Ny.D
3. Mengajarkan tampak
perawatan paham
payudara post terkait
partum informasi
Hasil : Setelah pijat laktasi
melakukan pijat 2. Produksi
laktasi pada ASI Ny.D
Ny.D produksi mulai keluar
ASI mulai dengan
keluar dengan volume 40
volume 40 ml ml

A : masalah
sebagian teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan

Sabtu 1. Monitor TTV S : Ny.D


15 juli Hasil : mengatakan
2023 TD : 112/89 setalah
mmHg dilakukan pijat
N: 83 x/i laktasi merasa
P : 20x/i rileks dan
S : 36,5 0 C tenang, dengan
2. Mengontrol produksi ASI
Produksi ASI meningkat
Hasil : Terjadi
peningkatan O:
produksi ASI 1. Ny.D ingin
3. Melakukan pijat mengupaya
laktasi dan kan
memonitoring kebutuhan
produksi ASI nutrisi bayi
Hasil : setelah 2. Ny.D
dilakukan pijat mengerti
laktasi Ny.D cara
melakukan

52
merasa rileks dan perawatan
produksi ASI pijat laktasi
didapatkan 80 ml
A : Masalah
teratasi

P intervensi
dihentikan

B. Pembahasan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah kesehatan
yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik. Implementasi yang
dilakukan pada Ny.S dan Ny.D sesuai dengan perencanaan yang telah
ditentukan dengan masalah keperawatan yang ditemukan pada kasus
tersebut.
Berdasarkan rencana tindakan keperawatan Ny,S dengan
diagnosa menyusui tidak efektif b.d ketidakadekuatan supali ASI.
Dimulai hari kamis, 13 juli 2023 yaitu mengidentifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima informasi terkait implementasi pijat laktasi. Ny.S
mengatakan siap dan mampu menerima informasi tentang pijat laktasi
dikarenakan saat ini produksi ASI Ny.S belum keluar.
Setelah mengidentifikasi kesiapan Ny.S terkait implementasi pijat
lakatasi dan melibatkan keluarga dalam melakukan perawatan yang
dialami Ny.S untuk menunjang keberhasilan pemberian pijat laktasi
tersebut dengan peneliti menjelaskan cara melakukan pijat laktasi dari
bagian leher hingga bagaian payudara dengan hasil pengukuran produksi
ASI setelah diberikan pemijat lakatasi pada tanggal 13 juli 2023 pada
Ny.S didapatkan produksi ASI Ny.S belum keluar.
Pada hari jumat 14 juli 2023 sebelum melakukan pijat laktasi
peneliti melakukan pemeriksaan TTV dengan hasil TD : 109/77 mmHg,
N : 88 x/i, P : 20 x/i, S : 36,7 0 C. Dan dilanjutkan melakukan pemijat
laktasi untuk merangsang hormon prolaktin dan oksitosin serta bertujuan

53
untuk merileksasikan ibu. Setelah dilakukan pijat laktasi dan melakukan
pengukuran produksi ASI dan didapatkan produksi ASI mulai keluar 50
ml. NY.S merasa ASI masih belum begitu lancar, sehingga melanjutkan
tindakana keperawatan pemberian pijat laktasi berikutnya.
Dan pada hari jumat 15 juli 2023 memonitor produksi ASI dan
melakukan pjat laktasi dengan hasil pengukuran bahwa produksi ASI
memiliki perubahan 100 ml dari hari kemarin. Selama melakukan pijat
laktasi pada Ny.S dapat mengartikan bahwa terjadi peningkatan produksi
dari yang belum keluar hingga mengalami kelancaran produksi.
Sedangkan pada klien 2 Ny.D dengan masalah produksi ASI
belum keluar, utnuk menangani masalah Ny.D dengan itu melakukan
pijat laktasi bertujuan untuk meningkatkan hormo prolaktin dan oksitosin
dengan harapan untuk mengatasi masalah utama Ny.D. berdasarka
rencana tindakan keperawatan Ny.D dengan diagnosa menyusui tidak
efektif b.d ketidakadekuatan suplai ASI ditandai dengan ASI belum
keluar.
Dimulai hari kamis, 13 juli 2023 dengan mengidentifikasi
kesiapan dan kemampuan menerima informasi serta menjelaskan tujuan
dan manfaat perawatan payudara. Dan melakukan pijat laktasi sebagai
peningkatan produksi ASI. Peneliti mengidentifikasi serta melakukan
penjelasan terkait kesiapan menerima informasi dan tujuan perawatan
payudara. Ny.D siap dan mampu menerima informasi terkait perawatan
payudara untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, kemudian melakukan
pijat laktasi dengan terlebih dahulu menjelaskan cara pijat laktasi yaitu
dari bagian leher hingga bagian payudara setelah dilakukan pijat laktasi
pada Ny.D dengan hasil pengukuran produksi ASI pada tanggl 13 juli
2023 masih belum keluar dengan itu masalah Ny.D belum teratasi
sehingga peneliiti melanjutkan intervensi hari berikut dengan melakukan
pijat laktasi
Pada jumat 14 juli 2023 sebelum melakukan pijat laktasi peneliti
mengidentifikasi produksi ASI terlebih dahulu dengan hasil Ny.D

54
mengatakan saat ini ASI masih belum lancar, dengan itu melanjutkan
pemberian pijat laktasi dengan teknik yang sama pada hari sebelumnya,
da hasil pengukuran setelah dilakukan pijat laktasi produksi ASI mulai
keluar 40 ml.
Dan pada sabtu 15 juli 2023 elakukan tindakan keperawatan dan
mengontrol produksi ASI ny.D dengan melakukan pijat laktasi untuk
meninngkatkan produksi ASI Ny.D dan hasil pengukuran yang dilakukan
selama 3 hari produksi ASI meningkat 80 ml. Setelah dilakukan pijat
aktasi peneliti menjelaskan terkait efek pijat laktasi pada Ny.D, serta
memberi tahu peninngkatan produksi ASI dan faktor penyebab dengan
respon Ny.D sangat baik dan Ny.D merasa rileks selama dilakukan pijat
laktasi. Pada klien 2 Ny.D setelah dilakukan implementasi pijat laktasi
dan edukasi manfaat pijat laktasi didapatkan peningkatan produksi ASI
dari yang belum keluar hngga terjadi peningkatan AS. Akan tetapi,
memerlukan waktu yang lebih ama untuk peningkatan atau lebih lancar
produksi ASI.

BAB V
PENUTUP

55
Hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada tanggal 13 juli sampai 15
juli 2023 bertempat RSUP tadjuddin chalid makassar penulis dapat menarik
kesimpulan dan menajukan saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan
1. Pengkajian yang telah dilakukan pada pasien post partum yang
mengalami produksi ASI tidak lancar tidakbanyak perbedaan dengan
teori. Pada teori menyatakan bahwa melakukan pijat laktasi dapat
meningkatkan hormon prolaktin dan oksitosin serta merilekskan ibu.
2. Diagnosa atau masalah keperawatan yang diangkat pada studi kasus ini
yaitu menyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan
suplai ASI ditandai dengan ASI belum keluar.
3. Intervensi digunakan dalam kasus ini dirumuskan berdasarkan prioritas
masalah. Telah diangkat pada 2 klien disusun berdasarkan intervensi
keperawatan pada klien. Rencana keperawatan pada klien 1 dan klien 2
tidak memiliki perbedaan berdasarkan diagnosa yang diperoleh.
4. Implementasi keperawatan yang dilaksanakan sesuai dengan intervensi
keperawatan yang sudah dittetapkan dan sesuai dengan kebutuhan klien
1 dan 2 produksi ASI tidak lancar.
5. Evaluasi yang dilakukan pada klien 1 dan 2 selama 3 hari menunjukkan
adanya perubahan produksi ASI yang baik. Masalah produksi ASI yang
didapatkan peningkatan produksi ASI klien 1 dan 2.
B. Saran
Melihat kesimpulan di atas penulis memberikan saran sebagai berikut,
dengan adanya hasil penelitian ini, kepada pembaca diharapkan kedepannya
mampu menjadikan bahan acuan dalam pembelajaran dan untuk
mensosialisasikan pentingnya implementasi pijat laktasi pada ibu post
partum terhadap peningkatan produksi ASI.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dan pengetahuan
yang mampu di kembangkan untuk memberikan pelayanan keperawatan
pada post partum khususnya dalam peningkatan produksi ASI pada post
partum.

56
57
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Riwayat Hidup
RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS
1. Nama : Sukmawati
2. Tempat/ Tanggal Lahir : Sugihwaras, 17 Januari 2002
3. Agama : Islam
4. Suku/Bangsa : Jawa-makassar/ indonesia
5. No.Telpon : 081396469103
6. E-Mail : sw91725@gmail.com
7. Alamat : Jln. Baji Pangasseng
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SDN 006 SIDODADI Tahun 2008-2014
2. SMPN 1 WONOMULYO Tahun 2014- 2017
3. SMA YPPP WONNOMULYO Tahun 2017-2020
4. STIKES Nani Hasanuddin Makassar Tahun 2020 sampai sekarang
C. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Himpunan mahasiswa jurusan D3 Keperawatan

58
Lampiran 2 : Surat Pengantar Kasus

59
60
61
Lampiran 3 : Informed Consent

62
63
Lampiran 4 : Dokumentasi

Klien 1 Ny.S

Klien 2 Ny.D

64
Lampiran 5 : Format Asuhan keperawatan
FORMAT PENGKAJIAN MATERNITAS

No. Reg. Ibu : ..............................Nama Mahasiswa :..................................


Tgl. Kunjungan : ..............................Tgl. Pengkajian :..................................

I. BIODATA

A. IDENTITAS IBU / SUAMI :


 Nama : ....................................../...........................................
 Umur : ................tahun / .....................tahun
 Suku / bangsa : ...................................../ ...........................................
 Agama : ...................................../ ..........................................
 Pend. Terakhir : ...................................../ ...........................................
 Pekerjaan: ...................................../ .................................
 Lamanya menikah:...................................
 Alamat : ..................................................................................
.

B. DATA BIOLOGIS / FISIOLOGIS


1. Keluhan utama (mual/muntah, pusing / sakit kepala, keluar darah,
dll):.........................................................................................................
................................................................................................................
....................................
2. Riwayat keluhan :
a. Mulai
timbulnya ...........................................................................................
..............
b. Sifat keluhan (kwalitas / kwantitas)
......................................................................................................... ..
............................................................................................................
............................................................................................................
............
c. Lokasi
keluhan .......................................................................................
d. Faktor pencetus
........................................................................................
e. Keluhan
lain ............................................................................................

65
f. Pengaruh keluhan terhadap aktifitas / fungsi tubuh
............................................................................................................
............................................................................................................
......................................................................................................
g. Usaha klien untuk mengatasi keluhan
......................................................................................................
3. Riwayat kesehatan masa lalu :
a. Penyakit yang pernah di derita .....................................................
b. Riwayat opname ( kapan/alasan)....................................................
c. Riwayat trauma ( kapan/alasan)
...................................................................................................... ...
..........................................................................................................
................................................................................................
d. Riwayat operasi (kapan/alasan) ...................................................
e. Riwayat tranfusi darah ( kapan, alasan, reaksi)
:.........................................................................................................
..........................................................................................................
................................................................................................
4. Riwayat kehamilan dan persalinan serta nifas yang lalu :

Persalinan Anak Riway


Kehamilan at
Nifas
No Laman
Kea
Keadaa Penolon ya
Umur Thn Tempat Jenis P/L daan
n g menyu
skrg
sui

66
5. Pola Reproduksi :
a. Menarche umur :................................................................
b. Siklus haid :................................................................
c. Lamanya haid :................................................................
d. Sifat darah :................................................................
e. Dysmenorhoe :................................................................

6. Riwayat pola kegiatan sehari-hari :


a. Nutrisi :
Kebiasaan :
1) Pola makan .................................................................
2) Frekuensi makanan sehari ..........................................
3) Kebutuhan minuman / cairan .....................................

Selama hamil :
1) Konsumsi perhari makanan sumber :
 Karbohidrat ................................
 Protein ........................................
 Lemak .........................................
2) Nafsu makan .................................................................
3) Masalah dengan gigi/mengunyah ................................
4) Makanan yang disenangi .............................................
5) Makanan yang di pantang ............................................
6) Keluhan minum/cairan .................................................
7) Perubahan lain .............................................................
b. Eliminasi :
Kebiasaan :
1) Frekuensi BAK: ....................................................
2) Warna/bau khas : ...................................................
3) Gangguan eliminasi BAK :....................................
4) Frekuensi BAB :....................................................
5) Warna/konsistensi BAB :......................................

Selama hamil :
1) Poliuri :...................................................................
2) Incontinensia uri :...................................................
3) Dysuri :..................................................................
4) Hemoroid :.............................................................
5) Konstipasi :...........................................................
6) Perubahan lain ....................................................

67
c. Kebutuhan kebersihan diri sendiri :
Kebiasaan :
1) Kebersiahan rambut : ................................................
2) Kebersihan badan :....................................................
3) Kebersihan gigi/mulut :.............................................
4) Kebersihan genetalia dan anus :...............................
5) Kebersihan kuku tangan/kaki :..................................
6) Kebersihan pakaian :.................................................
Perubahan selama hamil
................................................................................................... ................
...................................................................................

d. Kebutuhan rekreasi / olah raga :


Kebiasaan :
1) Jenis / frekuensi rekreasi : .........................................
2) Jenis / fekuensi olah raga :.........................................
3) Jenis rekreasi / olah raga :..........................................
Perubahan selama hamil :
.................................................................................................... ...............
.....................................................................................

e. Kebutuhan istirahat /tidur :


Kebiasaan :
1) Istirahat/tidur siang :..............................................
2) Istirahat/tidur malam :...........................................
3) Pekerjaan RT dilakukan : .....................................
4) Merawat anak dilakukan :....................................

Selama hamil :
1) Perubahan : ............................................................................
................ ...............................................................................
...............
2) Peranan keluarga dalam membantu ibu istirahat :
................................................................................................
..............................................................................................
f. Kebutuhan seksual ( bila mungkin / perlu )

1) Kebiasaan : .........................................................................

68
2) Perubahan selama
hamil : ....................................................................................
................................................................................................
......
7. Pemerikasaan Fisik
a. Pemeriksaan fisik umum :
1) Penampilan ibu : ......................................................
2) Kesadaran : ..............................................................
3) Tinggi/BB: ...................Cm / ....................Kg
4) Tanda Vital :
 Tekanan darah : .......................mmHg
 Denyut nadi : .........................../menit
 Temperatur /suhu : ...........................oC
 Respirasi : ................................/menit

5) Inspeksi kepala dan rambut :


 Keadaan rambut : .................................................
 Kebersihan rambut : .............................................
6) Inspeksi wajah/muka :
 Edema wajah/muka : ............................................
 Topeng kehamilan : .............................................
 Ekspresi wajah : .................................................
7) Mata :
 Kebersihan : ........................................................
 Konjungtiva : ......................................................
 Sklera : ..............................................................
 Kelopak mata : ...................................................
8) Inspeksi hidung :
 Kesimetrisan : .....................................................
 Sekret hidung : ....................................................
 Epistaksis : .........................................................
9) Inspeksi gigi dan hidung :
 Kebersihan gigi / mulut : ..........................................
 Keadaan gigi : ...........................................................
 Keadaan gusi : ...........................................................
 Keadaan lidah : ..........................................................
 Keadaan mukosa bibir : ............................................
 Caries / protese : ........................................................

10) Inspeksi telinga :


 Kebersihan telinga : .........................................................
 Sekret telinga :..................................................................
 Keadaan telinga luar : .....................................................

11) Inspeksi / palpasi leher :

69
 Pembesaran kelenjar gondok : .......................................
 Pembesaran vena jugularis : ............................................
 Pembesaran arteri karotis : ..............................................

12) Inspeksi / palpasi dan auskultasi dada /perut :


a. Payudara :
- Kesimetrisan : ....................................
- Keadaan puting : ................................
- Keadaan areola : ................................
- Kolostrum : .......................................
b. Jantung
- Bunyi jantung : .......................................
- Bunyi tambahan : ...............................
c. Paru
- Bunyi pernafasan : .............................
- Bunyi tambahan : ..............................
d. Abdomen
- Pembesaran : ..........................................................
- Bentuk : .................................................................
- Striae : ...................................................................
- Linea : ...................................................................
- Tanda hidramnion : ...............................................
- Tampak gerakan janin : ........................................
- Peristaltik usus : ..................................................
13) Inspeksi genetalia (vulva/anus)
a. Kebersihan : ................................................................
b. Tanda chadwick : ........................................................
c. Varises : .......................................................................
d. Flour albus : ................................................................
e. Kondilomata : ................................................................
f. Pembesaran kel. lipat paha : ........................................
14) Inspeksi dan palpasi tungkai bawah :
a. Kesimetrisan : .............................................................
b. Edema pretibial : ........................................................
c. Varises : .....................................................................
b. Pemeriksaan Obstetri
1. Palpasi ( Leopold)
a. Tinggi Fundus Uteri : ...............................................
b. Posisi janin : .............................................................
c. Presentasi janin : ......................................................
d. Masuknya presentasi : ............................................
2. Auskultasi DJJ
a. Irama/regularitas : ..................................................
b. Frekuensi :.........................................kali / menit
c. Gerakan usus : .......................................................
3. Pemeriksaan panggul (tgl pengukuran)

70
a. Distansia spinarum : ...............cm
b. Distansia kristarum : ...............cm
c. Konjugata eksterna : ................cm
d. Distansia tuberum : ..................cm
e. Ukuran lingkar perut : ..........cm
4. Pemerikasaan laboratorium (hasil tgl)
a. Urine :
- Albumin : ................................
b. Darah :
- HB
- Golongan darah
c. Keluarga Berencana
- Apakah ibu mengerti tentang
KB : ..............................
- Apakah ibu setuju dengan
KB : ...................................
- Apakah ibu pernah menjadi
akseptor : .......................
- Apakah metode kontrasepsi yang
digunakan : ...........
- Apakah pernah drop out /berhenti: ...................
alasannya...................... ........................
d. Data Psikologis /sosiologis
a. Reaksi emosional terhadap kehamilan
- Rencana untuk
hamil : ...........................................
- Respon
ibu : ..........................................................
- Respon
suami : ......................................................
- Respon
Keluarga :..................................................
b. Peranan ibu dalam keluarga
- pengambilan
keputusan : ......................................
- konsultasi kesehatan : ..........................................
- Penentuan diet dan makan
pantang : ....................
- Lain-
lain : ..............................................................
e. Data Spritual
1. Hubungan keyakinan ibu dengan
kehamilannya :.................... ......................................
................

71
2. Usaha ibu untuk berdoa terhadap
kesehatannya :..................... ......................................
.................
3. Pantangan menurut keyakinan ibu selama
kehamilan :............ ....................................................
...........
4. Keharusan menurut keyakinan ibu selam
kehamilan :.............. ..................................................
...............
f. Data tambahan lain :
1. Keluarga
klien : ........................................................................
2. Tim kesehatan yang
terlibat :.................................................... .................
...................................................................

72
DAFTAR PUSTAKA

Annisa, A. N. (2022). asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan edukasi laktasi


pada ibu pasca operasi section caesarea di rumah sakit harapan dan doa kota
bengkulu. Braz Dent J., 33(1), 1–12.

Asnidar. (2017). Effects Of Breastfeeding Techniques On Sore Nipples In


Postpartum Mothers At Siti Fatimah Hospital Makassar. Life Birth,
1(April), 20–27.

Berlina Cahya Romadhoni, dkk. (2023). Efektivitas Lactation Massage Terhadap


Kelancaran Produksi Asi Pada Ibu Nifas. Jurnal Kesehatan Kusuma
Husada, 14(1), 67–72. https://doi.org/10.34035/jk.v14i1.938

Ernawati, E. (2020). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Post Partum


Blues Pada Ibu Nifas Di Ruang Nuri Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.
Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar, 11(1), 25.
https://doi.org/10.32382/jmk.v11i1.1429

Hasanah, I. U., & Andriyani, A. (2023). Penerapan Pijat Laktasi untuk


Meningkatkan Produksi ASI pada Ibu Post Partum. Indogenius, 2(1), 17–
23. https://doi.org/10.56359/igj.v2i1.133

Helina, Siska, D. (2020). Buku panduan pijat laktasi bagi bidan.


http://repository.pkr.ac.id/id/eprint/2357

Nafiah, S. (2022). Diagnosa Keperawatan.

Nifas, R., Rsi, B., & Agung, S. (2021). asuhan keperawatan post partum
spontan pada Ny.I di ruang nifas baitunnisa 2 RSI sultan agung semarang.

Nur, C. C. (2022). Asuhan keperawatan pada Ny.D dengan post partum normal
dalam pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur di ruangan azalea RSUD
kota kendari. http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/3034/1/KTI CYNDI.pdf

Nurahmawati, D., dkk (2023). Peningkatan Produksi Asi Ibu Menyusui Melalui
Breast Care Di Puskesmas Perawatan Ngletih Kota Kediri. 3(2), 88–97.

Pujiati Abbas, A. S. H. (2023). Hubungan pemberian ASI Eksklusif Dengan


Kejadian Infeksi Saluran Akut (ISPA) Pada Bayi. Jurnal.Unissula.Ac.Id,
45, 85–89.

73
Rahmawati, A., & BiseptaPrayogi. (2018). Asuhan Keperawatan Manajemen
Laktasi dengan pendektan berbasis bukti (Evidence Based Approach). 96.

Rahmawati, N. (2022). Pemberian Edukasi Tentang Pijat Laktasi dan Pemijatan


Laktasi pada Ibu Nifas di PMB Bidan D Kota Bandung. Abdi Masada, 3(1),
45–51. http://abdimasada.stikesdhb.ac.id/index.php/AM/article/view/51

Rahmi, L. (2021). Asuhan keperawatan pada ny. b dengan gangguan sistem


hormon : gangguan produksi asi dengan pemberian jantung pisang
terhadap kelancaran asi.

Rizqiani, A. P. (2017). Pengaruh Terapi Pijat Oksitosin terhadap Produksi ASI


pada Ibu Post Partum Primigravida di Rumah Bersalin Citra Insani
Semarang. 8–28.
http://repository.unimus.ac.id/id/eprint/857%0Ahttp://repository.unimus.ac.
id/857/2/BAB 1.pdf

Septimar, Z. M., Rustami, M., & Wibisono, A. Y. . (2020). pengaruh pijat


oksitosin terhadap kelancaran produksi ASI pada ibu post partum. Jurnal
Menara Medika, 3(1), 66–73.

Sitti Muawanah, D. S. (2021). Pengaruh Pijat Laktasi Terhadap Kelancaran


Produksi ASI Pada Ibu Menyusui Baby SPA Pati. Jurnal Ilmiah Ilmu
Kebidanan Dan Kesehatan, 12(1), 7–15.

Sulistyani, R. D., & Haryani, S. (2023). Gambaran Pengelolaan Menyusui Tidak


Efektif pada Ibu Post Partum Spontan di Puskesmas Guntur 2 Kabupaten
Demak. Jurnal Of Holisties and Health Sciences, 5(1), 144–154.

Taneo, M. (2019). Asuhan keperawatan pada pasien Ny.A.R dengan post


partum normal di ruangan flamboyan RSU WZ johannes kupang.
http://repository.poltekeskupang.ac.id/1809/1/Post partum dika.pdf

Wibawati, D. A. (2020). asuhan keperawatan pada ibu post partum primipara


yang di rawat di rumah sakit.
https://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/id/eprint/1050/1/KTI DELLA
ARISTA WIBAWATI.pdf

Zain, R., Umarianti, T., & Nurjanah, S. (2021). Efektivitas Pijat Laktasi
Terhadap Produksi Asi Di Masa Pandemi Covid 19 Pada Ibu Nifas Di
Puskesmas Purwanegara 1 Banjarnegara. Excellent Midwifery Journal,
50(2), 2.

74

Anda mungkin juga menyukai