Anda di halaman 1dari 156

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST SECTIO CAESAREA

DENGAN MASALAH KEPERAWATAN DEFISIT PERAWATAN


DIRI DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2017

Karya Tulis Ilmiah

DI SUSUN OLEH :
SUKMA FATIMAH
NIM. 144012014075

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN( STIKes)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2017

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST SECTIO CAESAREA
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN DEFISIT PERAWATAN
DIRI DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2017

Karya Tulis Ilmiah


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Dalam Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi
Diploma III Keperawatan

DI SUSUN OLEH :
SUKMA FATIMAH
NIM. 144012014075

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN( STIKes)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2017

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST SECTIO CAESAREA
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN DEFISIT PERAWATAN
DIRI DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2017

Sukma Fatimah
xvii + Halaman 91, Tabel 23 + Lampiran 8

ABSTRAK

Nifas disebut juga masa puerperium atau post partum adalah suatu masa dimulai
setelah kelahiran bayi dan plasenta dan berakhir ketika alat reproduksi kembali
seperti keadaan sebelum hamil berlangsung kira-kira sampai enam minggu.
Perawatan postpartum dilakukan baik pada ibu post partum dengan persalinan
normal maupun dengan sectio caesarea. Defisit perawatan diri terjadi bila
tindakan perawatan diri tidak adekuat dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri
yang disadari. Tujuan dari penelitian ini melaksanakan Asuhan Keperawatan Ibu
Post Sectio Caesarea dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri.
Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus, partisipan dalam studi
kasus ini adalah 2 klien dengan diagnosis medis sectio caesarea dan masalah
keperawatan defisit perawatan diri. Waktu yang digunakan dalam studi kasus ini
yaitu 3 hari dengan 3 kali kunjungan dan homecare jika klien pulang sebelum
waktu yang ditentukan.
Hasil penelitian menunjukkan klien 2 lebih cepat mempertahankan
kemandiriannya dibandingkan dengan klien yang pertama. Kemandirian
diantaranya pada personal hygiene, mobilisasi, dan kemampuan dalam memenuhi
aktivitas sehari-hari setelah post partum sectio caesarea. Dimana hasil ini
menunjukkan bahwa beberapa masalah keperawatan membutuhkan waktu yang
berbeda-beda dalam proses penyembuhan dengan pencapaian kriteria hasil yang
telah ditentukan.

Kata kunci : Sectio Caesarea, Post partum nifas, defisit perawatan diri
Daftar Bacaan : 35 (2006-2016)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


NURSING CARE IN POST SECTIO CAESAREA MOTHER
WITH SELF CARE DEFICIT NURSING PROBLEM
AT RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK LAMPUNG
PROVINCE IN 2017

Sukma Fatimah
xvii + 91 Page , Table 23 + 8 Attachment

ABSTRACT

The puerperium or postpartum is a period beginning after the birth of the baby and
placenta and ends when reproductive organ such as the condition before
pregnancy lasts for about six weeks. Postpartum care is performed either on post
partum mother with normal delivery or with a cesarean section. A self-care deficit
occurs when self-care measures are inadequate in meeting self-care needs. The
purpose of this research is to carry out the Nursing Care of Post Sectio Caesarea
mother with self care deficit nursing problem
.
The research method used is case study, the participants in this case study are 2
clients with medical diagnosis of sectio caesarea and self care deficit nursing
problem. The time used in this case study is 3 days with 3 visits and homecare if
the client returns home before the specified time.

The results showed client 2 more quickly maintain its independence compared
with the first client. Independence of them on personal hygiene, mobilization, and
ability to meet daily activities after post partum sectio caesarea. Where these
results indicate that some nursing problems take different times in the healing
process with the achievement of predetermined outcome criteria.
.

Key Words : Sectio Caesarea, The puerperium, Self-Care deficit


Reading list : 35 (2006-2016)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah


Telah diperiksa dan disetujui untk diuji dihadapan TIM penguji Karya Tulis Ilmiah

Judul KTI : “Asuhan Keperawatan Pada Ibu Post Sectio Caesarea


Dengan Masalah Keperawatan Defisit Perawatan Diri Di
RSUD Dr. H. Abdul Moeleok Provinsi Lampung Tahun
2017”
NamaMahasiswa : Sukma Fatimah
NIM : 144012014075

MENYETUJUI

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Marlinda, M. Kep,. Sp. Mat Nur Fadhilah, M. Kes


NBM. 909729 NBM. 927023

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST SECTIO CAESAREA


DENGAN MASALAH KEPERAWATAN DEFISIT PERAWATAN
DIRI DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2017

Karya Tulis Ilmiah oleh Sukma Fatimah ini telah diperiksan dan dipertahnkan
dihadapan TIM Penguji Karya Tulis Ilmiah dan dinyatakan lulus pada tanggal
.................................2017

MENGESAHKAN
1. TIM Penguji :
Penguji I : Ns. Marlinda, M. Kep,. Sp. Mat
NBM. 909729 (.....................)

Penguji II : Nur Fadhilah, M. Kes


NBM. 927023 (.....................)

Penguji III : Ns. Rita Sari, M. Kep


NBM. 927021 (.....................)

Ketua Program Studi

(Idayati, S.Kep., M. Kes)


NBM. 831 884

Mengetahui,
Ketua STIKes Muhammadiyah Pringsewu

(Ns. Asri Rahmawati, S. Kep., M. Kes)


NBM. 909724

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai sivitas akademik STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung, saya


yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Sukma Fatimah
NIM : 144012014075
Program Study : D III Keperawatan
Jenis Karya : Karya Tulis Ilmiah
Judul : Asuhan Keperawatan Pada Ibu Post Sectio Caesarea
Dengan Masalah Keperawatan Defisit Perawatan Diri Di
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun
2017

Guna pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan, menyetujui memberikan


kepada STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung tampa menuntut ganti rugi
berupa materi atas karya Ilmiah saya yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada
Ibu Post Sectio Caesarea Dengan Masalah Keperawatan Defisit Perawatan Diri Di
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2017”.

Dengan pernyataan ini STIKes Muhmmadiyah Pringsewu Lampung berhak


menyimpan, mengalih mediakan dalam bentuk format yang lain, mengelola dalam
bentuk pangkalan data (Data Base), merawat, dan memublikasikan tugas akhir
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik hak atas karya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Pringsewu
Pada Tanggal: Agustus 2017
Yang menyatakan

(Sukma Fatimah)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


MOTTO

Kehidupan Merupakan Hal Semu, Berproses Dengan Penuh


Keikhlasan
Tuhan Maha Agung, Membalas Hidup Yang Ikhlas Dengan
Keberkahan Yang Luar Biasa
Tetaplah Berjuang, Berdo’a dan Bertawakalah

(Sukma Fatimah)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


PERSEMBAHAN

Tidak ada kata lain selain mengucapkan rasa syukur dengan seizin Allah SWT
yang telah memberikan segala rahmat serta karunia-Nya kepada penulis untuk
menuntut ilmu, semoga ilmu yang telah penulis dapatkan ini dapat bermanfaat
bagi orang lain.
Karya tulis ilmiah ini saya persembahkan kepada:
1. Kedua orang tua bapak Imam Abdulah dan ibu Sri Agus Tina yang saya
cintai yang selama ini telah berjuang dengan keras membesarkan penulis
agar menjadi sesorang yang kelak akan menjadi orang yang sukses dan
berguna untuk orang lain. Serta kakak-kakak Adi Nugroho dan Ilham
Prayogi yang sangat berjasa dan selalu mendoakan serta memberikan
dukungan agar penulis menjadi orang yang sukses.
2. Keluarga besar serta saudara- saudaraku yang telah mendukung dan
mendoakanku.
3. Dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan
masukan agar penulis dapat menyelsaikan karya tulis ilmiah ini Ns.
Marlinda, M. Kep., Sp. Mat., selaku pembimbing satu dalam penulisan
karya tulis ilmiah ini. Nur Fadhilah, M. Kes., selaku pembimbing dua
dalam penulisan karya tulis ilmiah dan Ns. Rita Sari, M. Kep., Selaku
dosen penguji.
4. Seluruh dosen D III STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
khususnya dosen Keperawatan.
5. Kekasih Prada Mar Yoyon yang telah memberikan dukungan, semangat
dan do’a serta kesabarannya menemani penulis dalam penyusunan karya
tulis ilmiah ini.
6. Sahabat satu asrama saat memulai pendidikan di Perguruan Tinggi yaitu
Retno Dwi Hastuti, Wiwien Istindary dan Wulan Okvitasari yang telah
mendukung dan berjuang bersama penulis selama ini.
7. Teman- teman yang telah menemani penulis berjuang dan banyak
memberi masukan serta semangat yaitu Anna Rofingah, Via Veviani, Rini
Wahyu Rahmawati, Ahmad Ikhwanudin, Santi Hidayati, Agus Pujianto,
Fina Rohmalinda, Septi Dwi Cahyani, Dwi Meinanda.
8. Teman- teman saya satu almamater STIKes Muhammadiyah Pringsewu
Lampung semoga kita semua selalu sukses dan menjadi perawat yang
profesional

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


RIWAYAT PENULIS

Sukma Fatimah dilahirkan pada tanggal 16 September 1995 di Tambah Sari, putri

ketiga dari pasangan Bapak Imam Abdulah dan Ibu Sri Agus Tina. Pendidikan

dasar di SD N 3 Tambah Rejo ditamatkan pada tahun 2008 dan SMP N 2 Gading

Rejo ditamatkan pada tahun 2011. Pendidikan berikutnya di SMA PGRI 2

Pringsewu dan ditamatkan pada tahun 2014 dan pada tahun yang sama penulis

melanjutkan jenjang pendidikannya ke STIKes Muhammadiyah Pringsewu

Lampung hingga saat ini.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat dan karuniaNya sehingga penulis telah diberikan kekuatan serta
kemampuan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Pada Ibu Post Sectio Caesarea Dengan Masalah Keperawatan
Defisit Perawatan Diri Di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun
2017”.

Pembuatan atau penulisan karya tulis ilmiah ini dilakukan dengan tujuan
memenuhi tugas akhir dalam menempuh pendidikan Diploma III Keperawatan di
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung.

Dalam pembuatan serta penulisan karya tulis ilmiah ini penulis banyak
mendapatkan bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, dengan mengucap syukur Alhamdulillah penulis dengan rendah
hati mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ns. Asri Rahmawati, S. Kep., M. Kes., selaku ketua STIKes Muhammadiyah
Pringsewu Lampung.
2. Idayati, S. Kep., M. Kes., selaku ketua prodi D III keperawatan STIKes
Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
3. Ns.Marlinda, M. Kep., Sp. Mat., selaku pembimbing satu dalam penulisan
karya tulis ilmiah ini.
4. Nur Fadhilah, M. Kes., selaku pembimbing dua dalam penulisan karya tulis
ilmiah ini.
5. Ns. Rita Sari, M. Kep., Selaku dosen penguji.
6. Seluruh dosen dan staf STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
7. Bapak, ibu , dan kakak tersayang yang telah mendukung dan mendoakan saya
dalam keberhasilan saya.
8. Kawan- kawan angkatan 19 yang telah membantu dalam pembuatan karya
tulis ilmiah ini.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini masih terdapat
banyak kekurangan baik dalam segi isi maupun bahasa. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi perbaikan
selanjutnya. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembaca pada umumnya dan profesi keperawatan khususnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pringsewu, Agustus 2017

Penulis

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i


HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
ABSTRAK ...................................................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJAUN .......................................................................... v
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN.......................................... vii
MOTTO .......................................................................................................... viii
PERSEMBAHAN ........................................................................................... ix
RIWAYAT PENULIS .................................................................................... x
KATA PENGANTAR .................................................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Batasan Masalah..................................................................................5
C. Rumusan Masalah................................................................................5
D. Tujuan..................................................................................................5
E. Manfaat................................................................................................6

BAB II TINJAUAN TEORI


A.Sectio Caesarea ..................................................................................... 8
1. Definisi ............................................................................................. 8
2. Jenis – Jenis Sectio Caesarea ........................................................... 9
3. Etiologi ............................................................................................. 9
4. Patofisiologi ..................................................................................... 11
5. Indikasi ............................................................................................. 13
6. Komplikasi Sectio Caesarea ............................................................. 15
7. Penatalaksanaan Paska Operasi Sectio Caesarea ............................. 15
B.Konsep Dasar Masa Nifas ..................................................................... 16
1. Pengertian ........................................................................................ 17
2. Tujuan Asuhan Masa Nifas .............................................................. 18
3. Tahapan Masa Nifas ......................................................................... 18
4. Perubahan Fisiologi Masa Nifas ...................................................... 25
5.Adaptasi Psikologi Masa Nifas ......................................................... 27
6. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas .............................................................. 29

C. Defisit Perawatan Diri ........................................................................ 29

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


1. Definisi .......................................................................................... 29
2. Etiologi .......................................................................................... 29
3. Jenis – Jenis Defisit Perawatan Diri............................................... 30
4. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan DPD ........................ 31
D. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Sectio Caesarea ....................... 32

BAB III METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian ............................................................................... 44
B. Batasan Istilah .................................................................................... 44
C. Partisipan............................................................................................ 45
D. Lokasidan Waktu Penelitian .............................................................. 45
E. Pengumpulan Data ............................................................................. 45
F. Analisa Data ....................................................................................... 46
G. EtikPenelitian ..................................................................................... 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Lokasi Pengambilan Data ................................................ 49
B. Hasil Penelitian .................................................................................. 50
1. Pengkajian ..................................................................................... 50
2. Diagnosa Keperawatan ................................................................. 66
3. Intervensi Keperawatan ................................................................. 66
4. Implementasi .................................................................................. 68
5. Evaluasi .......................................................................................... 75
C. Pembahasan ....................................................................................... 79
1.Pengkajian ...................................................................................... 80
2.Diagnosa Keperawatan ................................................................... 83
3.Intervensi Keperawatan .................................................................. 84
4. Implementasi ................................................................................. 86
5. Evaluasi ......................................................................................... 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ........................................................................................ 89
B. Saran................................................................................................... 91

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Patofisiologi ................................................................................... 11

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nyeri Akut........................................................................................ 36


Tabel 2.2 Defisit Perawatan Diri Mandi .......................................................... 38
Tabel 2.3 Defisit Perawatan Diri Berpakaian .................................................. 39
Tabel 2.4 Defisit Perawatan Diri Makan.......................................................... 40
Tabel 2.5 Defisit Perawatan Diri Eliminasi ..................................................... 41
Tabel 2.6 Ketidakefektifan Pemberian ASI ..................................................... 41
Tabel 3.1 Batasan Istilah .................................................................................. 44
Tabel 4.1 Identitas Klien .................................................................................. 49
Tabel 4.2 Riwayat Kesehatan ........................................................................... 50
Tabel 4.3 Riwayat Obstetri .............................................................................. 51
Tabel 4.4 Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas ....................................... 53
Tabel 4.5 Riwayat Kehamilan Sekarang .......................................................... 54
Tabel 4.6 Riwayat Persalinan Sekarang ........................................................... 54
Tabel 4.7 Riwayat Kebiasaan Sehari- Hari ...................................................... 55
Tabel 4.8 Riwayat Psikososial ......................................................................... 57
Tabel 4.9 Pemeriksaan Umum ......................................................................... 59
Tabel 4.10 Pemeriksaan Khusus ...................................................................... 59
Tabel 4.11 Pemeriksaan Penunjang ................................................................. 61
Tabel 4.12 Pengobatan/Terapi ......................................................................... 63
Tabel 4.13 Analisa Data ................................................................................... 63
Tabel 4.14 Rencana Intervensi ......................................................................... 66
Tabel 4.15 Implementasi .................................................................................. 68
Tabel 4.16 Evaluasi .......................................................................................... 75

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian


Lampiran 2 Inform Consent Klien
Lampiran 3 Lembar Persetujuan Responden
Lampiran 4 Format Pengkajian Askep Ibu Post Partum
Lampiran 5 Memandikan Pasien Nifas
Lampiran 6 SOP Tindakan Keperawatan Vulva Hygiene
Lampiran 7 SAP & Leaflet Perawatan Post SC Di Rumah
Lampiran 8 Lembar Konsul

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nifas disebut juga masa puerpereum atau post partum adalah suatu masa

dimulai setelah kelahiran bayi dan plasenta dan berakhir ketika alat reproduksi

kembali seperti keadaan sebelum hamil berlangsung kira-kira sampai enam

minggu. Pada masa post partum, ibu mengalami perubahan fisik dan

psikososial. Perubahan fisik meliputi perubahan sistem tubuh yaitu: sistem

reproduksi, kardiovaskuler, pernafasan, perkemihan, muskuloskeletal,

integumen, gastrointestinal, dan endokrin. Sedangkan perubahan psikososial

dibagi menjadi tiga fase yaitu: taking-in, taking-hold, dan letting-go (Pilliteri,

2008; Leifer, 2007 hal.423-424). Perawatan postpartum dilakukan baik pada

ibu post partum dengan persalinan normal maupun dengan sectio caesarea

(SC) (Cunningham dalam Hartati dan Maryunani, 2015 hal.38).

Post partum dengan SC adalah ibu yang melahirkan janin dengan

persalinan buatan yaitu dengan cara proses pembedahan dengan membuka

dinding perut dan dinding uterus dimana dalam waktu sekitar enam minggu

organ-organ reproduksi akan kembali seperti tidak hamil (Cunningham dalam

Hartati dan Maryunani, 2015 hal.38). SC adalah salah satu operasi bedah yang

paling umum dilakukan. Menurut WHO tahun 2011 dilaporkan angka

kejadian SC meningkat 5 kali dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Standar

rata-rata SC disebuah Negara adalah sekitar 5-15% per 1000 kelahiran, di

rumah sakit pemerintah rata-rata 11% sementara di rumah sakit swasta bisa

lebih dari 30% (Gibbons L et all dalam Apriana & Puri, 2016 hal.91).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


Jumlah tindakan SC di Inggris sekitar 29,1% per 1000 kelahiran pada tahun

2004. Tahun 2001-2003, angka kejadian SC di Kanada mencapai 22,5% per

1000 kelahiran (Dewi Y, 2007 hal.87). Permintaan SC di sejumlah Negara

berkembang melonjak pesat setiap tahunnya (Judhita, 2009 hal.97).

Angka kejadian SC di Indonesia mencapai 921.000 dari 4.039.000

persalinan atau 22,8% dari seluruh persalinan (SDKI, 2012). Menurut data

riset kesehatan (RISKESDAS, 2013) menunjukkan kelahiran bedah sesar

sebesar 9,8% dengan proporsi tertinggi di DKI Jakarta 19,9% dan terendah di

Sulawesi Tenggara 3,3%. SC tahun 2005 sampai 2011 rata-rata sebesar 7%

dari jumlah semua kelahiran, sedangkan pada tahun 2006 sampai 2012 rata-

rata kejadian SC meningkat menjadi sebesar 12% (WHO, 2013 & 2014).

Tahun 2013 angka persalinan SC di Provinsi Lampung menurut hasil

Riskesdas sekitar 4,5%. Angka kejadian SC di kota Bandar Lampung pada

tahun 2012 adalah 3.401 dari 170.000 persalinan (20%) dari seluruh

persalinan (Dinkes Provinsi Lampung, 2012). Persalinan dengan SC di Rumah

Sakit Umum Daerah Pringsewu pada tahun 2014 mencapai 282 kasus dan

tahun 2015 mencapai 302 kasus, angka kejadian SC mengalami peningkatan

dari tahun 2014 sampai 2015 sebesar 0,2% (RSUD dalam Melinda, 2016).

Tingginya angka kejadian kelahiran dengan SC memungkinkan ibu

beresiko besar mengalami komplikasi, apabila tidak dilakukan perawatan yang

benar. Persalinan SC dapat berdampak pada timbulnya komplikasi seperti

infeksi puerperalis, perdarahan akibat atonia uteri, trauma kandung kemih,

resiko ruptur uteri pada kehamilan berikutnya, kelumpuhan yang diakibatkan

efek anastesi dan gangguan mobilisasi (Cunningham et all. 2012 hal.565).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


Selain komplikasi tersebut tindakan SC juga dapat berdampak pada

pemenuhan kebutuhan dasar ibu seperti nyeri pada bekas luka operasi,

gangguan eliminasi urin, gangguan pemenuhan nutrisi dan cairan, gangguan

aktivitas, gangguan personal hygiene, gangguan pola istirahat dan tidur serta

masalah dalam reproduksi dan pemberian air susu ibu pada bayinya

(Maryunani, 2011 hal.39).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh Sambas tahun 2016,

yaitu dengan menggunakan kuisoner kepada 81 responden mengenai

kebutuhan perawatan diri pada ibu nifas. Hasil penelitian menunjukan

sebanyak 49% responden kurang mengetahui mengenai kebutuhan perawatan

diri pada ibu nifas khususnya kebutuhan istirahat-tidur dan kebersihan diri.

Hasil penelitian juga menunjukan sebanyak 38% responden kurang

mengetahui kebutuhan aktivitas & latihan setelah melahirkan (Sambas, 2016)

Penelitian yang dilakukan oleh Sumarsih pada tahun 2016, menunjukkan

adanya hubungan yang signifikan antara personal hygiene dengan

penyembuhan luka post operasi. Penelitian dilakukan kepada 38 responden.

Hasilnya 3 orang (7,89%) mengalami infeksi, 1 orang memiliki tingkat

kebersihan yang cukup dan dua orang memiliki personal hygiene atau

kebersihan dirinya kurang sehingga berpotensi terjadi infeksi pada luka

operasinya (Sumarsih 2011 dalam Wardhani, 2016 hal.6). Beberapa faktor

yang mempengaruhi proses penyembuhan luka paska operasi sectio caesarea

diantaranya personal hygiene dan status gizi (Vianti, 2015 hal.22).

Operasi SC memerlukan perawatan yang lebih lama dibandingkan

persalinan yang dilakukan secara alami. Teori Orem tahun 1985 menjelaskan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

guna mencapai kesehatan yang optimal, namun apabila kebutuhan tersebut

tidak dapat terpenuhi oleh ketidakmampuan, individu tersebut mengalami self

care deficit atau kurang perawatan diri. Keadaan seperti ini sangat penting

adanya peran perawat dalam membantu mengembalikan kesehatan individu

tersebut. Perawat dapat memberikan bantuan kepada klien dengan melakukan

prosedur yang tepat melalui pemberian asuhan keperawatan, memperbaiki

instruksi yang diberikan dan pemberian informasi tentang kesehatan secara

individual, sehingga secara bertahap klien mampu memenuhi kebutuhannya

sendiri (Hidayat dalam Yugistyowati, 2013 hal.97).

Perawatan yang dibutuhkan ibu selama masa nifas yaitu membantu dan

mempertahankan kesehatannya dengan memberikan informasi kesehatan dan

keterampilan yang tepat. Pengetahuan dan sikap ibu post partum dengan SC

mengenai perawatan ibu nifas dapat menentukan kemampuan ibu dalam

merawat diri secara mandiri sehingga ibu mampu memantau perubahan-

perubahan yang terjadi pada dirinya, mempertahankan kesehatannya dan

mengambil keputusan yang tepat bila terjadi masalah-masalah selama masa

post partum. Oleh Karena itu, kemampuan merawat diri ibu setelah

melahirkan sangat penting untuk meningkatkan status kesehatan ibu

(Komariyah S, 2016 hal.39). Tindakan yang dilakukan untuk mencegah defisit

perawatan diri diantaranya mengajarkan mobilisasi dini pada pasien,

membantu menjaga kebersihan diri, istirahat yang cukup dan makan bergizi

(Wardhani, 2016 hal.7).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


Hasil pra survey yang sebelumya dilakukan di RSUD Pringsewu pada

tanggal 18 April 2017, terdapat 3 paisen post SC dimana 1 pasien didapati

memiliki kebersihan dan kemandirian yang cukup dan 2 pasien mengalami

defisit perawatan diri dengan tingkat kemandirian yang kurang dalam personal

hygiene. Survey yang dilakukan di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi

Lampung diperoleh data selama tahun 2015 sebanyak 322 pasien yang

melakukan SC dan 259 pasien pada tahun 2016. Pada bulan Januari hingga

Juni tahun 2017 sebanyak 189 pasien SC. Berdasarkan uraian di atas maka

peneliti tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang Asuhan Keperawatan Ibu

Post Sectio Caesarea dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri di

RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2017.

B. Batasan Masalah

Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada Asuhan Keperawatan Ibu Post

Sectio Caesarea dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri di RSUD

Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2017.

C. Rumusan Masalah

Bagaimana Asuhan Keperawatan Ibu Post Sectio Caesarea dengan masalah

keperawatan defisit perawatan diri di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi

Lampung Tahun 2017

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


D. Tujuan

1. Tujuan Umum

Melaksanakan Asuhan Keperawatan Ibu Post Sectio Caesarea dengan

masalah keperawatan defisit perawatan diri di RSUD Dr. H. Abdul

Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2017.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian keperawatan pada Ibu Post Sectio Caesarea

dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri di RSUD Dr. H.

Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2017.

b. Menetapkan diagnosis keperawatan pada Ibu Post Sectio Caesarea

yang megalami defisit perawatan diri di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek

Provinsi Lampung Tahun 2017

c. Menyusun perencanaan keperawatan pada Ibu Post Sectio Caesarea

dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri di RSUD Dr. H.

Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2017

d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada Ibu Post Sectio Caesarea

dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri di RSUD Dr. H.

Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2017

e. Melakukan evaluasi pada Ibu Post Sectio Caesarea dengan masalah

keperawatan defisit perawatan diri di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek

Provinsi Lampung Tahun 2017

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


E. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi terhadap pengembangan

ilmu keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada ibu

post section caesarea selama perawatan masa nifas

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Perawat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan informasi yang

berharga bagi profesi perawat dalam menyusun program pemberian

asuhan keperawatan bagi ibu post SC selama masa nifas.

b. Bagi Rumah Sakit

Penelitian ini dapat digunakan sebagai penilaian dan pemikiran

terhadap pelayanan yang telah diberikan terutama dalam pemberian

asuhan keperawatan kepada ibu post section caesarea selama

perawatan masa nifas

c. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan sebagai bahan perbandingan serta dapat

dijadikan referensi bagi mahasiswa lain yang ingin melakukan

penelitian lanjutan

d. Bagi Ibu

Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan meningkatkan

pengetahuan dan kesadaran ibu tentang pentingnya melakukan

perawatan diri setelah menjalani persalinan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Sectio Caesarea (SC)

1. Definisi

Istilah Caesar sendiri berasal dari bahasa latin caedere yang artinya

memotong atau menyayat. Operasi Caesar menurut Leon J. Dunn, dalam

buku Obstretrics and Gynecology, menyebutkan sebagai SC,

laparotrachelotomy atau abdominal delivery yaitu persalinan untuk

melahirkan janin dengan berat 500 gram atau lebih, melalui pembedahan

diperut dengan menyayat dinding rahim (Prawiroharjo, 2008 hal.142)

Sectio Caesarea (SC) adalah suatu persalinan buatan dimana janin

dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim

dengan saraf rahim dalam keadaan utuh serta berat di atas 500 gram

(Mitayani, 2011 hal.111). Pelahiran caesarea adalah pelahiran janin

melalui insisi yang dibuat pada dinding abdomen dan uterus (Reeder, 2016

hal.461).

Berdasarkan pengertian diatas dapat diambil kesimpulan Sectio Caesarea

(SC) adalah suatu pembedahan guna melahirkan janin melalui insisi pada

dinding abdomen dan uterus persalinan buatan, sehingga janin dilahiran

melalui perut dan dinding rahim agar bayi lahir dengan keadaan utuh dan

sehat (Jitowiyono & Kristiyanasari, 2012 hal. 113).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


2. Jenis-jenis Sectio Caesarea

a. Sectio caesarea abdominalis

1) Sectio caesarea klasik (Corporal)

Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri

kira-kira sepanjang 10 cm. tetapi saat ini teknik ini jarang

dilakukan karena memiliki banyak kekurangan namun pada kasus

seperti operasi berulang yang memiliki banyak perlengketan organ

cara ini dapat dipertimbangkan.

2) Section caesarea ismika (Profunda)

Dilakukan dengan membuat sayatan melintang konkaf pada

segmen bawah rahim (low cervical tranfersal) kira-kira sepanjang

10 cm

b. Section caesarea vaginalisi

Menurut arah sayatan pada rahim, sectio caesarea dapat dilakukan

sebagai berikut:

1) Sayatan memanjang (longitudinal)

2) Sayatan melintang (transversal)

3) Sayatan huruf T (T-incision)

(Nurarif, 2015 hal.108).

3. Etiologi

Beberapa faktor penyebab dilakukannya SC sebagai berikut :

a. CPD (Chepalo Pelvik Disproportion)

Chepalo Pelvik Disproportion (CPD) adalah ukuran lingkar panggul

ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


menyebabkan ibu tidak dapat melahirkan secara alami. Bentuk panggul

yang menunjukan kelainan atau panggul patologis juga dapat

menyebabkan kesulitan dalam proses persalinan alami sehingga harus

dilakukan tindakan operasi.

b. KPD (Ketuban Pecah Dini)

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-

tanda persalinan dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartu. Sebagian

besar ketuban pecah dini adalah hamil aterm diatas 37 minggu,

sedangkan dibawah 36 minggu

c. Bayi Kembar

Tidak selamanya bayi kembar dilahirkan secara SC. Hal ini karena

kelahiran kembar memliki resiko tejadi komplikasi yang lebih tinggi

dari pada kelahiran satu bayi.

d. Faktor Hambatan Jalan Lahir

Adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir yang tidak

memungkinkan adanya pembukaan, adanya tumor dan kelainan

bawaan pada jalan lahir, tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas.

e. Letak Sungsang

Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang

dengan kepala difundus uteri dan bokong berada dibagian bawah

kavum uteri. Dikenal beberapa jenis letak sungsang, yakni presentasi

bokong, presentasi bokong kaki, sempurna, presentasi bokong kaki

tidak sempurna dan presentasi kaki

(Saifudin, A, B. et al. 2006).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


4. Patofisiologi

Menurut Nanda Nic-Noc dalam Nurarif dan Kusuma (2015)

Sectio Caesarea

Post anasthesi Luka Post operasi Post partum nifas

Penurunan medulla Penurunan kerja post Jaringan terputus Jaringan terbuka Distansi kandung kemih
oblongata
Merangsang area sensori Proteksi kurang Udem dam memar di
Penurunan kerja otot uratra
Penurunan refleksi batuk
eleminasi
Gangguan rasa nyaman Invasi bakteri
Penurunan sensivitas &
Akumulasi sekret sensasi kandung kemih
Penurunan peristaltik
Nyeri Resiko infeksi
Bersihkan jalan nafas tidak Gangguan eleminasi urine
efektif Konstipasi

Psikologi
Kontraksi uterus Merangsang pertumbuhan
kelenjar susu &
pertumbuhan Penambahan anggota baru
Involusi
Peningkatan hormone
prolaktin Masa Krisis Tuntutan anggota baru

Adekuat Tidak adekuat


Perubahan Pola peran Bayi menangis
Merangsang laktasi
oksitosin
Gangguan Pola Tidur
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Pengeluaran lochea Perdarahan Ejeksi ASI

Hb Kekurangan vol Efektif Tidak Efektif


cairan& elektrolit

Kurang O2 Resiko syok (hipovelemik) Nutrisi Bayi terpenuhi

Kelemahan Kurang informasi ttg Bengkak


perawatan payudara

Ketidakefektifan
Defisit Perawatan diri pemberian ASI
Defisiensi pengetahauan

Nutrisi bayi kurang dari


kebutuhan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


13

5. Indikasi

Indikasi persalinan caesarea yang dibenarkan dapat terjadi secara tunggal

atau secara kombinasi, merupakan suatu hal yang mutlak dan dapat

diklasifikasikan seperti yang ditunjukan dibawah:

a. Ibu dan Janin:

Distosia (kemajuan persalinan yang abnormal) adalah indikasi yang

paling umum kedua (30%), yang pada umumnya ditunjukan sebagai

suatu “kegagalan kemajuan” dalam persalinan. Hal ini mungkin

berhubungan dengan ketidaksesuaian antara ukuran panggul dengan

ukuran kepala janin (disproporsi sefalopelvik), kegagalan induksi, atau

aksi kontraksi uterus yang abnomal.

b. Ibu

1) Penyakit ibu yang berat, seperti penyakit jantung berat, diabetes

melitus, preeklamsi berat atau eklamsia, kanker serviks, atau infeksi

berat (yaitu virus herpes simpleks tipe II atau herpes genitalia dalam

fase aktif atau dalam 2 minggu lesi aktif.

2) Pembedahan uterus sebelumnya, termasuk miomektomi, pelahiran

caesarea sebelumnya dengan insisi klasik, atau rekontruksi uterus

3) Obstruksi jalan lahir karena adanya fibroid atau tumor ovarium

c. Janin

1) Gawat janin, seperti janin dengan kasus prolaps tali pusat,

insufisiensi uteroplasenta berat

2) Malpresentasi, seperti letak melintang, janin dengan presentasi dahi

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


14

3) Kehamilan ganda dengan bagian terendah janin kembar adalah pada

posisi melintang bokong

d. Plasenta

1) Plasenta previa

2) Pemisahan plasenta sebelum waktunya (solusio)

Indikasi kontroversial meliputi tidak diketahuinya jaringan parut

sebelumnya, presentasi bokong, kehamilan lewat bulan, dan

makrosomia janin (dengan perkiraan berat badan janin lebih dari 4.500

g). (Reeder., dkk, 2016 hal.462).

Berdasarkan waktu dan pentingnya dilakukan sectio caesarea, maka

dikelompokkan 4 kategori (Edmonds, 2007) :

1. Kategori 1 atau emergency

Dilakukan sesegera mungkin untuk menyelamatkan ibu atau jani.

Contohnya abrupsio plasenta, atau penyakit parah janin lainnya.

2. Kategori 2 atau urgent

Dilakukan segera karena adanya penyulit namun tidak terlalu

mengancam jiwa ibu ataupun janinnya. Contohnya distosia.

3. Kategori 3 atau scheduled

Tidak terdapat penyulit

4. Kategori 4 atau elective

Dilakukan sesuai keinginan dan kesiapan tim operasi

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


15

6. Komplikasia Sectio Caesarea

Komplikasi persalinan SC yaitu kerusakan organ-organ seperti vesika

urinaria dan uterus saat dilangsungkan operasi, komplikasi anastesi,

perdarahan, infeksi dan tromboemboli. Kematian ibu juga lebih besar pada

persalinan SC dibandingkan persalinan pervaginam, meskipuan sulit

memastikan terjadi karena prosedur operasinya atau karena alasan yang

menyebabkan ibu hamil terebut dioperasi. Takipneu sesaat pada bayi lahir

lebih sering terjadi pada persalinan SC, demikian juga akan trauma

persalinan (Rasjidi, 2009).

Menurut Mitayani (2011), komplikasi yang terjadi pada SC adalah:

1) Pada Ibu

a) Infeksi puerperalis

Ringan: peningkatan suhu selama beberapa hari dalam masa

nifasBerat: peritonitis sepsis

b) Perdarahan

c) Komplikasi-komplikasi lain seperti luka kandung kemih, emboli

paru-paru

2) Pada bayi

Kematian perinatal pasca sectio caesarea sebanyak 4-7%

7. Penatalaksanaan Pasca Operasi Sectio Caesarea (SC)

Menurut Maryunani (2014), yaitu:

a. Perdarahan dari vagina harus dipantau dengan cermat

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


16

b. Fundus uteri harus sering dipalpasi untuk memastikan bahwa uterus

tetap berkontraksi dengan kuat

c. Analgesia diberikan

d. Periksa aliran darah uterus paling sedikit 30ml/jam

e. Pemberian cairan intravaskuler, 3 liter cairan biasanya memadai untuk

24 jam pertama setelah pembedahan

f. Ambulasi, satu hari setelah pembedahan klien dapat turun sebentar dari

tempat tidur dengan bantuan orang lain

g. Perawatan luka pada hari ke-3, tiap hari diperiksa kondisi balutan

h. Pemeriksaan laboratorium, hematokrit diukur pagi hari setelah

pembedahan untuk memastikan perdarahan pasca operasi atau

mengisyaratkan hipovolemia

i. Mencegah infeksi pasca operasi, antibiotik, setelah janin lahir

B. Konsep Dasar Masa Nifas

1. Pengertian

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta

sampai 6 minggu setelah melahirkan. Masa nifas dimulai setelah kelahiran

plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan

sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu (Marmi, 2015 hal.11).

Masa nifas atau perperium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta

sampai dengn 6 jam (42 hari) setelah itu. Puerperium adalah masa pulih

kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali

seperti prahamil (Dewi L & Tri sunarsih, 2011 hal.1).

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


17

Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang

dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya

memerlukan waktu 6-12 minggu (Ibrahim dalam Heryani, 2010 hal.2).

2. Tujuan Asuhan Masa Nifas

a. Mendeteksi Adanya Perdarahan Masa Nifas. Tujuan perawatan masa

nifas adalah untuk menghindarkan/mendeteksi adanya kemungkinan

adanya perdarahan postpartum dan infeksi

b. Menjaga Kesehatan Ibu dan Bayinya. Menjaga kesehatan ibu dan

bayinya baik fisik maupun psikologis harus diberikan oleh penolong

persalinan. Ibu dianjurkan untuk menjaga kebersihan seluruh tubuh.

c. Melaksanakan Skrining secara Komperhensif. Melaksanakan skrining

yang komperhensif dengan mendeteksi masalah, mengobati, dan

merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.

d. Memberikan Pendidikan Kesehatan Diri. Memberikan pelayanan

kesehatan tentang perawatan diri, nutrisi, KB, menyusui, pemberian

imunisasi kepada bayinya, dan perawatan bayi sehat.

e. Memberikan Pendidikan mengenai Laktasi dan Perawatan Payudara,

yaitu sebagai berikut

1) Menjaga payudara tetap bersih dan kering

2) Menggunakan bra yang menyokong payudara

3) Apabila putting susu lecet, oleskan kolostrum atau ASI yang keluar

pada sekitar putting susu setiap kali selesai menyusui. Menyusui

tetap dilakukan mulai dari putting susu yang tidak lecet.

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


18

4) Lakukan pengompresan apabila bengkak dan terjadinya bendungan

ASI.

f. Konseling mengenai KB

(Dewi L & Tri Sunarsih, 2011 hal.2-3).

3. Tahapan Masa Nifas

a. Puerperium Early (Dini)

Waktu 0-24 jam post partum, kepulihan dimana ibu diperbolehkan

untuk berdiri dan berjalan-jalan.

b. Puerperium Intermedial

Waktu 1-7 hari post partum, kepulihan dari organ-organ reproduksi

selama kurang lebih enam minggu.

c. Remote Puerperium

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam keadaan

sempurna terutama bila ibu selama hamil atau waktu persalinan

mengalami komplikasi

(Heryani, 2010 hal.5).

4. Perubahan Fisiologi Masa Nifas

Menurut Dewi L & Tri Sunarsih (2011), yaitu:

a. Perubahan Sistem Reproduksi

1) Uterus

Pada uterus terjadi involusi. Proses involusi adalah proses

kembalinya uterus kedalam keadaan sebelum hamil setelah

melahirkan.

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


19

Proses involusi uterus adalah sebagai berikut.

a) Iskemia myometrium

Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus dari

uterus setelah pengeluaran plasenta membuat uterus relatif

anemia dan menyebabkan serat otot atrofi.

b) Autolisis

Autolisis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang

terjadi didalam otot uterus. Enzim proteolitik akan

memendekkan jaringan otot yang telah sempat mengendur

hingga panjangnya 10 kali dari semula dan lebar lima kali dari

semula selama kehamilan atau dapat juga dikatakan sebagai

perusakan secara langsung jaringan hipertrofi yang berlebihan.

Hal ini disebabkan karena penurunan hormon estrogen dan

progesteron.

c) Efek oksitosin

Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot

uterin sehingga akan menekan pembuluh darah yang

mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus.

2) Involusi Tempat Plasenta

Setelah persalinan, tempat plasenta merupakan tempat dengan

permukaan kasar, tidak rata, dan kira-kira sebesar telapak tangan.

Dengan cepat luka ini mengecil, pada akhir minggu ke-2 hanya

sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm.

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


20

3) Perubahan Ligamen

Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis, serta fasia yang meregang

sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir, berangsur-

angsur menciut kembali seperti sediakala.

4) Perubahan pada Serviks

Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Perubahan-

perubahan yang terdapat pada serviks postpartum adalah bentuk

serviks yang akan menganga seperti corong. Bentuk ini disebabkan

oleh korpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi, sedangkan

serviks tidak berkontraksi sehingga seolah-olah pada perbatasan

antara korpus dan serviks uteri terbentuk semacam cincin.

5) Lokea

Lokia adalah ekskresi cairan rahim selam masa nifas dan

mampunyai reaksi basa/alkalis yang dapat membuat organisme

berkembang lebih cepat daripada kondisi asam yang ada pada

vagina normal.

Pengeluaran lokia dapat dapat dibagi berdasarkan waktu dan

warnanya diantaranya sebagai berikut:

a) Lokea rubra/merah (kruenta)

Lokia ini muncul pada hari pertama sampai hari ketiga masa

postpartum. Warnanya biasanya merah dan mengandung darah

dari perobekan/luka pada plasenta dan serabut dari desidua dan

chorion. Lokia ini terdiri atas sel desidua, verniks caseosa,

rambut lanugo, sisa mekoneum, dan sisa darah.

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


21

b) Lokea sanguinolenta

Lokia ini berwarna merah kuning berisi darah dan lendir karena

pengaruh plasma darah, pengeluarannya pada hari ke-3-5 hari

postpartum

c) Lokea serosa

Lokia ini muncul pada hari ke 5-9 postpartum. Warnanya

biasanya kekuningan atau kecoklatan. Lokia ini terdiri atas

lebih sedikit darah dan lebih banyak serum, juga terdiri atas

leukosit dan robekan laserasi plasenta.

d) Lokea alba

Lokia ini muncul lebih dari hari ke-10 postpartum. Warnanya

lebih pucat, kekuningan, serta lebih banyak mengandung

leukosit, selaput lendir serviks, dan serabut jaringan yang mati.

6) Perubahan pada Vagina dan Perineum

Estrogen pascapartum yang menurun berperan dalam penipisan

mukos vagina dan hilangnya rugae. Vagina yang semula sangat

teregang akan kembali secara bertahap pada ukuran sebelum hamil

selama 6-8 minggu setelah bayi lahir. Rugae akan kembali terlihat

sekitar minggu keempat, walaupun tidak akan menonjol pada wanit

nulipara.

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


22

a. Perubahan Tanda-Tanda Vital

1) Suhu badan

Satu hari (24 jam) postpartum suhu badan akan naik sedikit (37,5-

38OC) sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan

cairan, dan kelelahan.

2) Nadi

Denyut nadi normal pada oang dewasa 60-80 x/menit. Sehabis

melahirkan biasanya denyut nadi itu akan lebih cepat.

3) Tekanan darah

Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah

setelah melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi

pada postpartum dapat menandakan terjadinya preeklamsia

postpartum.

4) Pernapasan

Keaadaan pernapasan selalu berhubungan dengan keaadaan suhu

dan denyut nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernapasan juga

akan mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada

saluran napas.

b. Perubahan Sistem Kardiovaskuler

1) Volume Darah

Perubahan volume darah bergantung pada beberapa faktor,

misalnya kehilangan darah selama melahirkan dan mobilisasi, serta

pengeluaran cairan ekstravaskuler (edema fisiologis).

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


23

2) Curah Jantung

Denyut jantung, volume sekuncup, dan curah jantung meningkat

sepanjang masa hamil. Segera setelah wanita melahirkan, keaadaan

ini meningkat bahkan lebih tinggi selama 30-60 menit karena darah

yang biasanya melintasi sirkulasi uteroplasenta tiba-tiba kembali

ke sirkulasi umum

3) Perubahan Sistem Hematologi

Selama minggu-minggu kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma,

serta faktor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama

postpartum, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun,

tetapi darah lebih mengental dengan peningkatan viskositas

sehingga meningkatkan faktor pembekuan darah. Leukositosis

yang meningkat dimana jumlah sel darah putih dapat mencapai

15.000 selama persalinan akan tetap tinggi dalam beberapa hari

pertama dari masa postpartum.

c. Sistem Pencernaan Pada Masa Nifas

1) Nafsu makan

Setelah benar-benar pulih dari efek analgesi , anestesia, dan

keletihan, kebanyakan ibu merasa sangat lapar.

2) Motilitas

Kelebihan analgesia dan anastesia bisa memperlambat

pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal.

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


24

3) Pengosongan Usus

Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama dua sampai

tiga hari setelah ibu melahirkan. Keadaan ini bisa disebabkan

karena tonus otot usus menurun selama proses persalinan dan pda

awal pascapartum, diare sebelum persalinan, enema sebelum

melahirkan, kurang makan, atau dehidrasi.

d. Perubahan Sistem Perkemihan

1) Fungsi sistem perkemihan

a) Mencapai hemostatis internal

(1) Keseimbangan cairan dan elektrolit

(2) Edema adalah tertimbunnya cairan dalam jaringan akibat

gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh

(3) Dehidrasi adalah kekurangan cairan atau volume air yang

terjadi pada tubuh karena pengeluaran berlebihan dan tidak

diganti.

b) Keseimbangan asam-basa tubuh

c) Mengeluarkan sisa metabolisme, racun, dan zat toksin.

2) Sistem Urinarius

Perubahan hormonal pada masa hamil (kadar steroid yang tinggi)

turut menyebabkan peningkatan fungsi ginjal, sedangkan

penurunan kadar steroid setelah wanita melahirkan sebagian

menjelaskan penyebab penurunan fungsi ginjal selama masa

postpartum.

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


25

3) Komponen Urine

Blood Urea Nitrogen (BUN) yang meningkat selama pasca-

partum, merupakan akibat autolisis uterus yang berinvolusi.

4) Diuresis Postpartum

Diuresis pascapartum, yang disebabkan oleh penurunan kadar

estrogen, hilangnya peningkatan tekanan vena pada tingkat bawah,

dan hilangnya peningkatan volume darah akibat kehamilan,

merupakan mekanisme tubuh untuk mengatasi kelebihan cairan.

5) Uretra dan Kandung Kemih

Distensi kandug kemih yang muncul segera setelah wanita

melahirkan dapat menyebabkan perdarahan berlebih karena

keadaan ini bisa menghambat uterus berkontraksi dengan baik.

5. Adaptasi Psikologis Ibu Dalam Masa Nifas

a. Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas

Perubahan peran seorang ibu memerlukan adaptasi yang harus dijalani.

Tanggung jawab menjadi seorang ibu semakin besar dengan lahirnya

bayi yang baru lahir. Dorongan dan perhatian dari seluruh anggota

keluarga laiinya merupakan dukungan yang positif bagi ibu. Dalam

menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase

sebagai berikut:

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


26

1) Fase taking in

Fase taking in yaitu periode ketergantungan yang berlagsung pada

hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu,

fokus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri.

2) Fase taking hold

Fase taking hold adalah fase/periode yang berlangsung antara 3-10

hari setelah melahirkan. Pada fase ini, ibu merasa khawatir akan

ketidakmampuannya dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat

bayi.

3) Fase letting go

Fase letting go merupakan fase menerima tanggung jawab akan

peran barunya yang berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan.

Ibu sudah dapat menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya, serta

kepercayaan dirinya sudah meningkat.

b. Postpartum Blues

Postpartum blues atau sering disebut maternity blues atau sindrom ibu

baru, dimengerti sebagai sindrom gangguan efek ringan pada minggu

pertama setelah persalinan dengan ditandai gejala seperti reaksi

depresi, sering menangis, mudah tersinggung, cemas, labilitas

perasaan, cenderung menyalahkan diri sendiri, gangguan tidur dan

gangguan nafsu makan, kelelahan, dll. Puncak dari postpartum blues

ini 3-5 hari setelah melahirkan dan berlangsung dari beberapa hari

sampai 2 minggu.

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


27

c. Kesedihan Dan Duka Cita

Berduka adalah respon psikologis terhadap kehilangan. Proses berduka

terdiri dari tahap atau fase identifikasi respon tersebut.

6. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

a. Nutrisi dan Cairan

Nurisi yang dikonsumsi harus bermutu tinggi, bergizi dan cukup

kalori. Minumlah cairan cukup untuk membuat tubuh ibu tidak

dehidrasi. Asupan tablet tambah darah dan zat besi diberikan selama

40 hari post partum, minumlah kapsul vit A (200.000 unit)

b. Ambulasi Pada Masa Nifas

Pasien SC biasanya mulai ambulasi 24-36 jam sesudah melahirkan.

Mobilisasi hendaknya dilakukan secara bertahap. Dimulai dengan

gerakan miring kanan dan kiri. Pada hari kedua ibu telah dapat duduk,

lalu pada hari ketiga ibu telah dapat menggerakan kaki yakni dengan

jalan-jalan, hari keempat dan kelima ibu boleh pulang tergantung ada

atau tidaknya komplikasi persalinan.

c. Kebersihan Diri atau Perineum

Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan higiene yang baik.

Kebersihan badan meliputi kebersihan diri sendiri, seperti mandi,

menyikat gigi, mencuci tangan, dan memakai pakaian yang bersih.

Kebersihan pada masa nifas meliputi kebersihan pada vagina dan

perawatan pada tindak episiotomi untuk menghindari terjadinya infeksi

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


28

d. Istirahat

Masa nifas berkaitan dengan gangguan pola tidur, terutama segera

setelah melahirkan. 3 hari pertama dapat merupakan hari yang sulit

bagi ibu akibat penumpukan kelelahan karena persalinan dan kesulitan

beristirahat karena perineum.

e. Seksual

Ibu yang baru melahirkan boleh melakukan hubungn seksual kembali

setelah 6 minggu persalinan. Batasan waktu 6 minggu didasarkan atas

pemikiran pada masa itu semua luka akibat persalinan, termasuk luka

episiotomi dan luka bekas sectio caesarea (SC) biasanya telah sembuh

dengan baik.

f. Eliminasi

Pada Miksi/BAK, lakukan katerisasi apabila kandung kemih penuh

dan sulit berkemih. Pada defekasi/BAB apabila mengalami kesulitan

BAB atau obstipasi, lakukan diet teratur, cukup cairan, konsumsi

makanan berserat, berikan obat rangsangan peroral atau per rektal atau

lakukan klisma bilamana perlu.

g. Latihan Senam Nifas

Senam Nifas adalah senam yang dilakukan oleh ibu setelah persalinan,

setelah keadaan ibu normal (pulih kembali). Senam nifas merupakan

latihan yang tepat untuk memulihkan kondisi tubuh ibu dan keadaan

ibu secara fisiologis maupun psikologis (Marmi, 2015 hal.135-148).

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


29

C. Defisit Perawatan Diri

1. Definisi

Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang

mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi

aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene),

berpakaian atau berhias, makan, BAB atau BAK (toileting) (Fitria, 2009

hal.214). Praktik personal hygiene bertujuan untuk peningkatan kesehatan

dimana kulit merupakan garis tubuh pertama dari pertahanan melawan

infeksi. Dengan implementasi tindakan hygiene pasien, atau membantu

anggota keluarga untuk melakukan tindakan itu maka akan menambah

tingkat kesembuhan pasien. (Potter & Perry, 2006)

Defisit perawatan diri terjadi bila tindakan perawatan diri tidak adekuat

dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri yang disadari. Teori defisit

perawatan diri bukan hanya pada saat keperawatan dibutuhkan saja,

melainkan cara membantu orang lain dengan menerapkan metode bantuan,

yaitu melakukan, memandu, mengajarkan, mendukung dan menyediakan

lingkungan yang dapat meningkatkan kemampuan individu untuk

memenuhi tuntutan akan perawatan diri saat itu atau dimasa yang akan

datang (Kozier, 2010 hal 412).

2. Etiologi

Menurut Tarwoto dan Wartonah (2009), penyebab kurang perawatan diri

adalah kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Ada beberapa dampak

yang sering timbul pada masalah defisit keperawatan diri, antara lain:

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


30

a. Dampak Fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak

terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik

yang sering terjadi adalah: gangguan integritas kulit, gangguan

membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan

fisik pada kuku.

b. Dampak Psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah

gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,

kebutuhan haga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

3. Jenis-Jenis Defisit Perawatan Diri

Menurut Nanda-I (2012), jenis perawatan diri terdiri dari:

a. Defisit perawatan diri: mandi

Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan

mandi/beraktivitas perawatan diri untuk diri sendiri

b. Defisit perawatan diri: berpakaian

Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas

berpakaian dan berhias untuk diri sendiri

c. Defisit perawatan diri: makan

Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivits

makan secara mandiri

d. Defisit perawatan diri: eliminasi

Hambatan kemempuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas

eliminasi sendiri.

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


31

4. Tanda dan Gejala

Untuk mengetahui apakah pasien mengalami masalah kurang perawatan

diri, maka tanda dan gejala yang dapat diperoleh melalui observer pada

pasien yaitu:

a. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor,

kulit berdaki dan bau, kuku panjang dan kotor.

b. Ketidakmampuan berhias/berdandan, ditandai dengan rambut acak-

acakan, pakaian kotor dan tidak rapi.

c. Ketidakmampuan makan sendiri, ditandai dengan ketidakmampuan

mengambil makan sendiri, makan berceceran dan makan tidak pada

tempatnya.

d. Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri, ditandai dengan

BAB/BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan

baik setelah BAB/BAK (Purba., dkk, 2011 hal.195).

5. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Defisit Perawatan Diri

menurut Nanda (2012) yaitu:

a. Gangguan kognitif

b. Penurunan motivasi

c. Ketidaknyamanan

d. Kendala lingkungan

e. Keletihan

f. Gangguan muskuloskeletal

g. Gangguan neuromuskular

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


32

h. Nyeri

i. Gangguan persepsi

j. Ansietas berat

k. Kelemahan

D. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Sectio Caesarea

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan dengan

mengumpulkan data-data akurat dari klien sehingga akan diketahui

berbagai permasalahan yang ada (Hidayat, 2007 hal.98). Data yang

diperoleh sangat berguna untuk menentukan tahap selanjutnya dalam

proses keperawatan (Marelli, 2007 hal.169).

Hal yang perlu dikaji menurut Reeder et all. (2016), yaitu:

a. Pengkajian perdarahan apakah mengalami perdarahan massif dengan

sering menginspeksi pembalut perineum & memeriksa fundus uteri

b. Palpasi pada fundus untuk melihat apakah uterus berkontraksi dengan

baik

c. Pemberian oksitosin untuk mengontrol perdarahan

d. Periksa area bawah bokong apakah ada darah yang terkumpul, periksa

insisi pada kulit apakah ada hematoma, perdarahan dan infeksi

e. Tanda-tanda vital setiap 4 jam

f. Kaji kateter retensi & karakteristik urin

g. Cairan intravena diberikan 24 jam pertama

h. Catat asupan dan haluaran ibu selama 24-48 jam pertama.

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


33

i. Pengkajian pola fungsi terdapat kelemahan pada pola aktivitas seperti

makan, toileting, berpakaian, mobilisasi dari tempat tidur, berpindah

dan ambulasi di bantu oleh keluarga.

Data yang dikumpulkan antara lain:

a. Identitas

1) Identitas klien terdiri dari: nama, umur, jenis kelamin, status,

agama, suku/bangsa, pekerjaan, pendidikan, alamat, tanggal masuk

rumah sakit, tanggal pengkajian, nomor register, dan diagnosa

medik.

2) Identitas penanggung jawab meliputi nama, umur, agama,

pendidikan, pekerjaan, alamat, suku/bangsa, dan hubungan dengan

klien.

b. Riwayat kesehatan sekarang

1) Keluhan utama, pada pasien post section caesarea keluhan

utamanya berupa nyeri pada area abdomen yaitu luka operasi.

2) Riwayat kesehatan yang lalu

3) Riwayat kesehatan keluarga

c. Riwayat obstetric dan ginekologi

1) Riwayat obstetri

a) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

b) Riwayat kehamilan sekarang, yang perlu dikaji seberapa

seringnya memeriksakan kandungan serta menjalani imunisasi

c) Riwayat persalinan sekarang yang perlu dikaji adalah lamanya

persalinan, BB bayi

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


34

2) Riwayat Ginekologi

a) Riwayat menstruasi yang perlu dikaji usia pertama kali haid,

siklus dan lamanya haid, warna dan jumlah, HPHT dan tafsiran

kehamilan

b) Riwayat perkawinan yang perlu dikaji adalah usia saat menikah

dan usia pernikahan, pernikahan keberapa bagi klien dan suami

c) Riwayat keluarga berencana yang perlu dikaji jenis kontrasepsi

yang digunakan sebelum hamil, waktu dan lamanya serta

masalah, jenis kontrasepsi yang akan digunakan setelah

persalinan.

d. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum, biasanya klien section caesarea akan mengalami

kelemahan

2) Kesadaran pada umumnya composmentis

3) Tanda-tanda vital, pada klien post section caesarea biasanya

tekanan darah menurun, suhu meningkat, nadi meningkat,

pernapasan meningkta.

4) Sistem pernapasan, sistem indera, sistem kardiovaskuler, sistem

pencernaan, sistem muskuloskeletal, sistem persyarafan, sistem

reproduksi, sistem integumen, sistem endokrin, sistem imun.

e. Pola aktivitas sehari-hari, perlu dikaji pada aktivitas klien selama di

Rumah sakit dan Pola Aktivitas klien di rumah, terdiri atas

1) Nutrisi kaji adanya perubahan dan masalah dalam memenuhi

kebutuhan nutrisi

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


35

2) Eliminasi (BAB & BAK) bagaimana pola eliminasi apakah ada

perubahan selama sakit atau tidak

3) Istirahat Tidur, kesulitan tidur terjadi bisanya karena adanya

nyeri dan kejang otot

4) Personal Hygiene, klien biasanya memrlukan bantuan orang

lain untuk memenuhi kebutuhan perawatan dirinya

5) Aktivitas gerak, kaji adanya kehilangan sensasi atau paralise

dan kerusakan dalam memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-

harinya karena adanya kelemahan.

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon

individu, keluarga, dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau

potensial, dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawat

secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi

secara pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah dan

merubah status kesehatan klien (Herdman, 2012 hal.115).

Berikut masalah yang lazim muncul menurut NANDA (2015)

a. Nyeri akut b.d terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan

pembedahan

b. Defisit perawatan diri: Mandi / Kebersihan diri, makan, toileting b.d

penurunan kekuatan/keterbatasan gerak/kelemahan fisik

c. Ketidakefektifan pemberian ASI b.d Kurang pengetahuan ibu,

terhentinya proses menyusui

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


36

3. Rencana keperawatan

Tahap perencanaan merupakan suatu proses penyusunan berbagai

intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan

atau mengurangi masalah-masalah klien. (Aziz, 2007 hal.117). Intervensi

keperawatan terdiri atas intervensi keperawatan yang independen dan

intervensi keperawatan kolaboratif (Marelli, 2007 hal.177).

Intervensi Keperawatan menurut NANDA NIC NOC (2015) & Nanda

(2012-2014) sebagai berikut:

Nyeri Akut
2.1 Nyeri Akut

Nyeri Akut NOC NIC


Definisi : pengalaman  Pain level Pain Manajement
sensori dan emosional yang  Pain control - Lakukan pengkajian
tidak menyenangkan yang  Confort level nyeri secara
muncul akibat kerusakan Kriteria Hasil : komprehensif
jaringan yang aktual atau  Mampu mengontrol termasuk lokasi,
potensial atau digambarkan nyeri (tahu penyebab karakteristik, durasi,
dalam hal kerusakan nyeri, mampu frekuensi, kualitas
sedemikian rupa menggunakan teknik dan factor presipitasi
(international Association nonfarmakologi untuk - Observasi rekasi
For the study of Pain) : mengurangi nyeri, nonverbal dari
awitan yang tiba tiba atau mencari bantuan) ketidaknyamanan
lambat dari intensitas ringan  Melaporkan bahwa - Gunakan teknik
hingga berat dengan akhir nyeri berkurang dengan komunikasi
yang dapat diantisipasi atau menggunakan terapeutik untuk
diprediksi dan berlangsung manajemen nyeri mengetahui
<6 bulan  Mampu mengenali pengalaman nyeri
Batasan Karakteristik : nyeri (skala, intensitas, psaien
 Perubahan selera makan frekuensi dan tanda - Kaji kultur yang
 Perubahan tekanan darah nyeri) mempengaruhi
 Perubahan frekuensi  Menyatakan rasa respon nyeri
jantung nyaman setelah nyeri - Bantu pasien dan
 Perubahan frekuensi berkurang keluarga untuk
pernafsan mencari dan
 Laporan isyarat menemukan
 Mengekspresikan dukungan
perilaku (mis.,gelisah, - Pilih dan lakukan
merengek, menangis) penanganan nyeri
(farmakologi, non
 Sikap melindungi area
nyeri farmakologi dan inter
personal)
 Fokus menyempit (mis.,
- Ajarkan tentang

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


37

gangguan persepsi nyeri, teknik non


hambatan proses farmakologi
berfikir, penurunan - Berikan analgetik
interaksi dengan orang untuk mengrangi
dan lingkungan) nyeri
 Indikasi nyeri yang - Evaluasi kefektifan
dapat diamati control nyeri
 Perubahan posisi untuk - Tingkatkan istirahat
menghindari nyeri Analgesic
 Sikap tubuh melindungi Administration
 Melaporkan nyeri secara - Tentukan lokasi,
verbal karakteristik,
 Gangguan tidur kualitas, dan nyeri
Faktor yang berhubungan sebelum pemberian
dengan : obat
 Agen cidera (mis., - Cek instruksi dokter
biologis, zat kimia, fisik, tentang jenis obat,
psikologis) dosis, dan frekuensi
- Cek riwayat alergi
- Pilih analgesic yang
diperlukan atau
kombinasi dari
analgetik ketika
pemberian lebih dari
satu
- Tentukan pilihan
analgetik tergantung
tipe dan beratnya
nyeri
- Tentukan analgetik
pilihan, rute
pemberian, dan dosis
optimal
- Pilih rute pemberian
secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri
secara teratur
- Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian anagetik
pertama kali
- Berikan analgetik
tepat waktu terutama
saat nyeri hebat
- Evaluasi efektifitas
analgetik, tanda dan
gejala

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


38

Defisit Perawatan Diri Mandi

2.2 Defisit Perawatan Diri Mandi

Defisit Perawatan diri NOC NIC


mandi  Activity Intolerance Self Care Assistance :
Definisi : Hambatan  Mobility : physical Bathing/Hygiene
kemampuan untuk impaired - Pertimbangkan
melakukan atau  Self Care Deficit budaya pasien ketika
menyelesaikan Hygiene mempromosikan
mandi/aktivitas perawatan Kriteria Hasil aktivitas perawatan
diri untuk diri sendiri  Perawatan diri : diri
Batasan Karateristik aktivitas kehidupan - Pertimbangkan usia
 Ketidakmampuan untuk sehari-hari (ADL) pasien ketika
mengakses kamar mandi mampu untuk mempromosikan
 Ketidakmampuan melakukan aktivitas aktivitas perawatan
mengeringkan tubuh perawatan fisik dan diri
 Ketidakmampuan pribadi secara mandiri - Menentukan jumlah
mengambil atau dengan alat bantu dan jenis bantuan
perlengkapan mandi  Perawatan diri mandi : yang dibutuhkan
 Ketidakmampuan mampu untuk - Tempat handuk,
manjangkau sumber air membersihkan tubuh sabun, deodorant,
 Ketidakmampuan sendiri secara mandiri alat pencukur dan
mambasuh tubuh dengan atau tanpa alat aksesoris lainnya
Faktor yang berhubungan: bantu yang dibutuhkan
 Penurunan motivasi  Perawatan diri hygiene disamping tempat
 Kendala lingkungan : mampu untuk tidur atau dikamar
mempertahankan mandi
 Ketidakmampuan
kebersihan dan - Menyediakan artikel
merasakan bagian tubuh
penampilan yang rapi pribadi yang
 Nyeri secara mandiri dengan dinginkan (misalnya,
atau tanpa alat bantu deodorant, sikat gigi,
 Perawatan diri hygiene sabun mandi,
oral : mampu untuk sampoo, lotion, dan
merawat mulut dan gigi produk aromatherapi)
secara mandiri dengan - Menyediakan
atau tanpa alat bantu lingkungan yang
 Mampu terapeutik dengan
mempertahankan memastikan hangat ,
mobilitas yang santal, pengalaman
diperlukan untuk diri dan personal
kekamar mandi dan - Memfasilitasi pasien
menyediakan menyikat gigi
perlengkapan mandi - Memfasilitasi diri
 Membersihkan dan mandi pasien, sesuai
mengeringkan tubuh - Memantau
 Mengungkapkan secara pembersihan kuku,
verbal kepuasan tentang menurut kemampuan
kebersihan tubuh dan perawatan diri pasien
hygiene oral. - Menjaga kebersihan
kulit pasien
- Mendorong orang

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


39

tua/ keluarga
berpartisipasi dalam
perawatan diri pasien
- Memberikan bantuan
sampai pasien
sepenuhnya dapat
mengasumsikan
perawatan diri

Defisit Perawatan Diri Berpakaian

2.3 Defisit Perawatan Diri Berpakaian

Defisit Perawatan Diri NOC NOC


Berpakaian  Self Care Status Self Care Asistance :
Definisi : Hambatan  Self Care : Dressing Dressing / Grooming
kemampuan untuk  Activity Tolerance - Pantau tingkat
melakukan atau Kriteria Hasil kekuatan dan
menyelesaikan aktivitas  Mampu melakukan toleransi aktivitas
berpakaian dan berias untuk tugas fisik yang paling - Pantau peningkatan
diri sendiri mendasar dan aktivitas dan penurunan
Batasan karakteristik perawatan pribadi kemampuan untuk
 Ketidakmampau secara mandiri dengan berpakaian dan
mendapatkan atribut atau tanpa alat bantu melakukan perawatan
pakaian  Mampu untuk rambut
 Ketidakmampuan mengenakan pakaian - Pertimbangkan
melepaskan atribut dan berhias sendiri budaya pasien ketika
pakaian secara mandiri dan atau mempromosikan
 Hambatan tanpa alat bantu aktivitas perawatan
mempertahankan  Mampu diri
penampilan yang mempertahankan - Pertimbangkan usia
memuaskan kebersihan pribadi dan pasien ketika
 Hambatan melepas penampilan yang rapi mempromosikan
pakaian secara mandiri dengan aktivitas aktivitas
 Hambatan menggunakan atau tanpa alat bantu perawatan diri
alat bantu  Mengungkapkan - Bantu pasien
Faktor yang kepuasan dalam memilih pakaian
Berhubungan berpakaian dan menata yang mudah dipakai
 Penurunan motivasi rambut dan dilepas
 Ketidaknyamanan  Menggunakan pakaian - Sediakan pakaian
secara rapi dan bersih pasien pada tempat
 Kendala lingkungan
 Menunjukkan rambut yang mudah
 Keletihan dan yagn rapi dan bersih dijangkau (disamping
kelemahan tempat tidur)
 Nyeri - Fasilitas pasien untuk
menyisir rambut, bila
memungkinkan
- Dukung kemandirian
dalam berpakaian,
berhias, bantu pasien
jika diperlukan
- Pertahankan privasi

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


40

saat pasien
berpakaian
- Bantu pasien untuk
menaikkan,
mengancingkan, dan
merisleting pakaian
jika diperlukan
- Beri pujian atas
usaha untuk
berpakaian sendiri

Defisit Perawatan Diri Makan

2.4 Defisit Perawatan Diri Makan

Defisit Perawatan diri NOC NIC


Makan  Activity Intolerance Self-Care Assistance :
Definisi : Hambatan  Mobility : physical Feeding
Kemampuan untuk impaired - Memonitoring pasien
melakukan atau  Self Care Defisit kemampuan untuk
menyelesaikan aktivitas Hygiene menelan
makan sendiri  Self Care Deficit - Identifikasi diet yang
Batasan Karakteristik Feeding diresepkan
 Ketidakmampuan Kriteria Hasil : - Pastikan posisi
menghabiskan makanan  Status Nutrisi : pasien yang tepat
 Ketidakmampuan ketersediaan zat gizi untuk memfasilitasi
menempatkan makanan untuk memnuhi mengunyah dan
keperlengkapan kebutuhan metabolism menelan
makanan - Memberikan bantuan
 Ketidak mampuan  Perawatan diri : fisik, sesuai
memakan makanan aktivitas kehidupan kebutuhan
dalam jumlah memadai sehari-hari (ADL) - Menyediakan untuk
 Ketidakmampuan mampu untuk menghilangkan rasa
mengambil gelas atau melakukan aktivitas sakit yang memadai
cangkir perawatan fisik dan sebelum makan,
 Ketidakmampuan pribadi secara mandiri sesuai
menyiapkan makanan atau dengan alat bantu - Tempatkan pasien
untuk dimakan  Perawatan diri : makan dalam posisi nyaman
Faktor Yang  Kemampuan untuk makan
Berhubungan menyiapkan dan - Menyediakan
 Penurunan motivasi memakan makanan dan sedotan, sesuai
 Ketidaknyamanan cairan secara mandiri kebutuhan atau yang
dengan atau tanpa alat diinginkan
 Kendala lingkungan
bantu - Mematau berat badan
 Keletihan
 Mampu makan secara pasien yang sesuai
 Nyeri mandiri - Menyediakan
 kelemahan  Mengungkapkan interaksi social yang
kepuasan makan dan sesuai
terhadap kemampuan - Menggunakan
untuk makan sendiri cangkir dengan

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


41

Defisit Perawatan Diri Eliminasi

2.5 Defisit Perawatan Diri Eliminasi

Defisit Perawatan diri NOC NIC


eliminasi  Aktivity Intolerance Self Care Assistance :
Definisi : Hambatan  Mobility : physical Tolleting
kemampuan untuk impaired - Pertimbangkan
melakukan atau  Fatique level budaya pasien ketika
menyelesaikan aktivitas  Anxiety self control mempromosikan
eleminasi sendiri  Ambulation aktivitas perawatan
Batasan Karakteristik :  Self care deficit diri
 Ketidakmampuan toiletting - Pertimbangkan usia
melakukan hygiene  Self care deficit pasien ketika
eleminasi yang tepat hygiene mempromosikan
 Ketidakmampuan untuk  Urinary incontinence : aktivitas perawatan
duduk di toilet atau functional diri
commode Kriteria Hasil - Membantu pasien ke
Factor yang berhubungan  Perawatan diri : toilet
 Penurunan motivasi aktivitas kehidupan - Menyediakan privasi
 Kendala lingkungan sehari hari (ADL) selama eleminasi
 Keletihan mampu untuk - Memfasilitasi
 Hambatan mobilitas melakukan aktivitas kebersihan toilet
 Hambatan kemampuan perawatan fisik dan setelah selesai
berpindah pribadi secara mendiri eleminasi
atau dengan alat bantu - Menyediakan alat
 Nyeri
 Perawatan diri hygiene bantu (misalnya,
 Gangguan persepsi
: mampu untuk mem- kateter eksternal atau
 Kelemahan pertahkan kebersihan urinal)
dan penampilan yang
rapi secara mandiri
dengan atau tanpa alat
bantu
 Perawatan diri eliminasi
: mampu untuk
melakukan aktivitas
eliminasi secara
mandiri atau tanpa alat
bantu
 Mambersihkan diri
setelah eliminasi

Ketidakefektifan Pemberian ASI

2.6 Ketidakefektifan Pemberian ASI

Ketidakefektifan NOC NIC


pemberian ASI  Breastfeeding Breasfeeding Assitance
Definisi : ketidakpuasan ineffective - evaluasi pola
atau kesulitan ibu, bayi,  Breastfeeding Pattern menghisap/menelan
atau anak manjalanani Ineffective bayi
proses pemberian ASI  Breastfeeding - tentukan keinginan

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


42

Batasan Karakteristik interinefective dan Motivasi ibu


 Ketidakadekuatan  Breastfeeding menyusui
pemberian ASI interrupted - evaluasi pemahaman
 Bayi melengkung Kriteria Hasil ibu tentang isyarat
menyesuaikan diri  Kementapan pemberian menyusui dari bayi
dengan payudara ASI : bayi yang sesaui- (misalnya reflex
 Bayi menangis dalam perlengkatan bayi yang rooting, menghisap
jam pertama setelah sesuai pada dan dan terjaga)
menyusui prosesmenghisap dari - kaji kemampuan bayi
 Ketidakmampuan bayi payudara ibu untuk untuk lacth on dan
untuk lotch-on pada memperoleh nutrisi menghisap secara
payudara ibu secara selama 3 minggu efektif
tepat pertama pemberian ASI - pantau keterampilan
 Menolak latching on  Kemantapan pemberian ibu dalam
 Tidak responsive ASI : IBU : kemantapan menempatkan bayi
kesempatan untuk ibu untuk membuat keputing
menghisap payudara bayi melekat dengan - evaluasi pemahaman
 Kurang menambah berat tepat dan menyusui dari tentang sumbatan
badan bayi payudara ibu untuk kelenjar susu dan
memperoleh nutrisi mastitis
 Tidak dapat tanda
selama 3 minggu Breast Examination
pelepasan oksitosin
pertama pemberian ASI Lactation Supresion
 Tampak ketidakadekuat
 Pemeliharaan - fasilitasi proses
asupan suhu
pemberian ASI bantuan interaksi
 Luka putting yang keberlangsungan membantu
mengisap setelah pemberian ASI untuk mempertahankan
minggu pertama menyediakan nutrisi keberhasilan proses
menyusui bagi bayi/toodler pemberian ASI
 Penurunan berat badan  Penyapihan pemberian - sediakan informasi
bayi terus menurun ASI : tentang laktasi dan
 Tidak mengisap  Diskontinuitas progresif teknik memompa
payudara terus menerus pemberian ASI (secara manual
Faktor yang berhubungan  ASI atau dengan pompa
 Defisit pengetahuan  Pengetahuan Pemberian elektrik), cara
 Anomali bayi ASI tingkat pemehaman mengumpulkan dan
 Bayi menerima makanan yang ditunjukkan menyimpan ASI)
tambahan mengenal laktasi dan - ajarkan orang tua
 diskontiniutas pemberian pemberian makan bayi mempersiapkan,
ASI melalui proses menyimpan,
 Ambivalensi ibu pemberian ASI ibu menghangatkan, dan
 Anomali payudara ibu mengenali isyarat lapar kemungkinan
 Keluarga tidak dari bayi dengan segera pemberian tambahan
mendukung ibu mengidentifikasi susu formula
 Pasangan tidak kepuasan terhadap lactation Conseling
mendukung pemberian ASI ibu - sediakan informasi
 Reflex menghisap buruk tidak mengalami nyeri tentang keuntungan
 prematuritas tekan pada putting dan kerugian
 pemebedahan payudara Mengenali tanda-tanda pemberia ASI
penurunan suplai ASI - demonstrasikan
sebelumnya
latihan menghisap,
 riwayat kegagalan
jika perlu
menyusui sebelumnya

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


43

4. Implementasi keperawatan

Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah

direncanakan, mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi (Mitayani, 2011

hal.110). Tindakan yang perlu dilakukan meliputi perawatan diri seperti

mandi, eliminasi, makan dan aktivitas.

5. Evaluasi keperawatan

Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepada hasil dan

tujuan yang hendak dicapai (Mitayani, 2011 hal.110). Diharapkan ibu

mampu mempertahankan aktivitas fisik secara mandiri meliputi mandi,

berpakaian, berdandan, makan, eliminasi. Mampu mempertahankan

personal hygiene yang adekuat, mempertahankan mobilitas yang

diperlukan, pengetahuan ibu baik dalam perawatan diri secara mandiri.

Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP sebagai

pola pikir yaitu sebagai berikut :

S: Respon subyektif klien terhadap intervensi yang dilakukan

O: Respon objektif klien terhadap intervensi yang dilaksanakan

A: Analisa ulang atas data subjektif dan data objektif untuk menyimpulkan

apakah masalah masih tetap atau ada masalah baru atau terdapat data

yang kontradiksi dengan masalah yang ada

P: Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa data pada

respon

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


44

BAB III
METODELOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah model atau yang digunakan peneliti untuk

melakukan suatu penelitian yang memberikan arah terhadap jalannya

penelitian (Dharma, 2011)

Desain yang dipakai dalam penelitian ini adalah studi kasus, yaitu studi

untuk mengeksplorasi masalah Asuhan Keperawatan Pada Ibu Post Sectio

Caesarea dengan masalah keperawatan Defisit Perawatan Diri di RSUD

Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2017.

B. Batasan Istilah
3.1 Batasan Istilah

Variabel Batasan istilah Cara ukur

Section caesarea Ibu yang telah mengalami suatu Rekam medis


pembedahan guna melahirkan janin Observasi
melalui insisi pada dinding abdomen
dan uterus persalinan buatan sehingga
janin dilahirkan melalui perut dan
dinding rahim agar bayi lahir dengan
keadaan utuh dan sehat
Defisit perawatan diri Suatu kondisi pada seseorang yang Wawancara
mengalami kelemahan kemampuan Observasi
dalam melakukan atau melengkapi Pemeriksaan fisik
aktivitas perawatan diri secara mandiri
ditandai dengan ketidakmampuan
dalam kebersihan diri,
berhias/berdandan, makan, eliminasi,
dan mobilisasi

44

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


45

C. Partisipan

Partisipan yang digunakan dalam studi kasus ini adalah 2 klien dengan

diagnosis medis sectio caesarea dan masalah keperawatan defisit

perawatan diri. Participan yang digunakan adalah klien yang berada dalam

tahapan puerperium dini atau puerperium intermedial.

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

Studi kasus ini dilakukan di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi

Lampung Tahun 2017 dengan sasaran adalah Ibu Post SC. Lama waktu

penelitian adalah 3 hari dengan 3 kali kunjungan di RSUD Dr. H. Abdul

Moeleok khususnya ruang Delima dan Ibu akan mendapat asuhan

keperawatan dirumah sakit dan dilanjutkan dengan home care jika ibu

pulang sebelum waktu yang ditentukan.

E. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah:

1. Wawancara

Hasil anamnesis berisi tentang identitas klien, keluhan utama, riwayat

penyakit sekarang, dahulu dan keluarga. Sumber data didapat dari

klien, keluarga, rekam medik, atau hasil laboratorium dari rumah sakit.

2. Observasi dan Pemeriksaan Fisik

Hasil pengukuran dengan melakukan observasi, inspeksi secara

mendalam dan melakukan pemeriksaan persystem. Pemeriksaan pola

fungsi dan aktivitsa serta tanda-tanda vital.

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


46

3. Studi Dokumentasi dan Angket

Hasil dari pemeriksaan diagnostik dan hasil pemeriksaan laboratorium.

F. Analisa Data

Analisa data dalam penelitian ini adalah:

1. Pengumpulan data

Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dokumentasi. Hasil

ditulis dalam bentuk asuhan keperawatan tahap pertama pengkajian

dan catatan perkembangan, kemudian diklasifikasikan dalam bentuk

catatan berstruktur.

2. Mereduksi Data

Data dari hasil wawancara dibuat dalam bentuk transkrip dan

dikelompokkan menjadi data subyektif dan obyektif, dianalisis

berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostik kemudian dibandingkan.

3. Penyajian data

Penyajian data dapat dilakukan menggunakan tabel, gambar, bagan

maupun teks naratif. Kerahasiaan dari klien dijaga dengan membuat

nama inisial dalam identitas.

4. Kesimpulan

Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan

dengan hasil-hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan

perilaku kesehatan, penarikan kesimpulan dengan metode induksi.

Data yang dikumpulkan terkait proses keperawatan dari pengkajian,

diagnosa keperawatan, perencanaan, tindakan, dan evaluasi.

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


47

G. Etik Penelitian

Etik yang mendasari penelitian ini adalah:

1. Self Determinan

Menghormati otonomi yang mempersyaratkan bahwa manusia yang

mampu menalar pilihan pribadinya harus diperlakukan dengan

menghormati kemampuannya untuk mengambil keputusan mandiri

(Hanafiah & Amir, 2012). Dalam studi kasus ini peneliti akan

menghormati setiap keputusan yang diambil klien dalam setiap

tindakan tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.

2. Informed consent

Persetujuan untuk berpartisipasi sebagai subyek penelitian setelah

mendapatkan penjelasan yang lengkap dan terbuka dari penelitian

tentang keseluruhan pelaksanaan penelitian (Dharma, 2011). Dalam

studi kasus ini peneliti akan memberikan lembar perestujuan kepada

klien dan menjelaskan secara lengkap tentang tujuan penelitian yang

akan dilaksanakan, diharapkan klien memahami dan mengisi lembar

persetujuan sebagai responden.

3. Anonimity

Peneliti tidak akan menampilkan informasi mengenai nama dan alamat

responden dalam kuisoner maupun alat ukur apapun untuk menjaga

anonimitas dan kerahasiaan identitas subyek (Dharma, 2011). Dalam

studi kasus ini peneliti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar

pengumpulan data dan peneliti hanya akan menulis nama klien pada

identitas klien dengan inisial.

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


48

4. Confidentiality

Menjelaskan masalah-masalah responden yang harus dirahasiakan

dalam penelitian. Informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu yang

akan dilaporkan pada hasil penelitian studi kasus ini.

5. Non maleficience

Tidak melukai atau menimbulkan bahaya/cidera bagi orang lain

(Suhaemi, 2014). Peneliti akan memberikan asuhan kerawatan kepada

klien sesuai dengan proses keperawatan secara holistik dan

menyeluruh dengan tidak menimbulkan dampak yang tidak diinginkan.

6. Justice

Setiap oang harus diperlakukan sama dalam memperoleh haknya,

dilakukan dengan memperhatikan distribusi usia dan gender, status

ekonomi, budaya, dan etnik (Hanafiah & Amir, 2012). Dalam studi

kasus ini, peneliti akan memberikan hak yang sama kepada klien dan

memberikan asuhan keperawatan dengan tidak membeda-bedakan

antara klien yang satu dengan yang lainnya.

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


49

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Pengambilan Data

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung

pada mulanya merupakan rumah sakit Ondernening Pemerintahan Hindia

Belanda yang didirikan tahun 1914 untuk buruh perkebunan .Saat itu

bangunan rumah sakit masih semi permanen dengan kapasita 100 tempat

tidur.Setelah Indonesia merdeka RSUD Dr. H. Abdul Moeloek menjadi RSU

pemerintah Sumatera Selatan tahun 1950-1964 untuk selanjutnya menjadi

RSU Tanjung Karang-Teluk Betung saat Lampung menjadi Provinsi sendiri.

Setelah menjadi RSUD Provinsi Lampung pada tahun 1965 sesuai SK

Gubernur Lampung 07 Agustus 1984 rumah sakit ini berubah menjadi RSUD

Dr. H. Abdul Moeloek hingga saat ini.

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung

terletak di Jalan Dr. rivai 6. Penengahan Bandar Lampung. Rumah sakit ini

merupakan rumah sakit rujukan tertinggi di Provinsi Lampung berdasarkan

SK Menkes HK 03.05/1/2603/08 tanggal 23 Juli 2008 sebagai rumah sakit

kelas B pendidikan. Luas tanah Rumah Sakit Umum daerah Dr. H. Abdul

Moeloek adalah 81.486 m2 dengan luas bangunan 39.043 m2. Sebagai rumah

sakit rujukan tertinggi di Provinsi Lampung, RSUD Dr. H. Abdul Moeloek

memiliki visi menjadi rumah sakit professional, kebanggaan masyarakat

Lampung serta memiliki misi antara lain memberikan pelayanan prima di

segala bidang, menyelenggarakan dan mengembangkan pusat-pusat

49
STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
50

pelayanan unggulan, membentuk sumber daya manusia professional bidang

kesehatan dan menjadikan pusat penelitian bidang kesehatan.

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung

memiliki beberapa ruangan salah satunya Instalsi Kebidanan dan Penyakit

Kandungan (Ruang Delima ). Ruang perawatan di Instalasi ini memiliki 55

tempat tidur yaitu 30 tempat tidur untuk pasien kelas III (1 ruangan untuk 5

pasien), 16 tempat tidur klas II ( 1 kamar 3 pasien), 6 tempat tidur kelas 1 ( 1

kamar 2 pasien) , 3 tempat tidur untuk VIP. Ruang Delima ini memiliki 1

ruangan operasi, dengan 7 dokter spesialis Kebidanan dan Penyakit

Kandungan, 5 dokter spesialis Anak, dan 2 dokter Umum.

B. Hasil Penelitian

1. Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian

1) Identitas Klien

Tabel 4.1
Identitas Klien

Identitas klien Klien 1 Klien 2

Nama Ny. D Ny. N


Umur 24 tahun 29 tahun
Jenis kelamin Perempuan Perempuan
Suku/bangsa Batak Bengkulu
Agama Islam Islam
Pendidikan SD S1
Pekerjaan IRT IRT
Sumber biaya Mandiri BPJS Mandiri BPJS
Alamat Jl. Indrabangsawan Pungguk Jaya,
Gg. Hi. Hasan Lk 1 Merigi sakti
Rajabasa Bengkulu Tengah
Tanggal masuk RS 23 Juli 2017 22 Juli 2017
Kelas rawat inap 3A 3A

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


51

Tanggal pengkajian 25 Juli 2017 25 Juli 2017


No. register 30. 92. 15 00. 51. 34. 17
Diagnose medic P2A0 P2A0
Post SC hari ke-2 Post SC hari ke-2
a/i preskep dengan a/i KPD + riwayat
bayi besar SC
Identitas penanggung Klien 1 Klien 2
jawab
Nama Tn. B Tn. M
Umur 26 tahun 33 tahun
Jenis kelamin Laki- laki Laki- laki
Agama Islam Islam
Pendidikan SD SMA
Pekerjaan Wiraswasta Wiraswasta
Alamat Jl. Indrabangsawan Kampung Baru,
Gg. Hi. Hasan Lk 1 Bandar lampung
Rajabasa
Hubungan dengan klien Suami Suami

Berdasarkan tabel diatas diketahui perbedaan antara klien 1 dan klien 2

diantaranya usia, pendidikan dan indikasi dilakukannya SC.

2) Riwayat Kesehatan

Tabel 4.2
Riwayat Kesehatan

Riwayat kesehatan
Klien 1 Klien 2
sekarang
Keluhan utama Klien mengeluh nyeri Klien mengeluh
daerah luka post op pada nyeri pada daerah
abdomen bagian bawah, luka bekas operasi
skala nyeri 7. Nyeri yaitu pada abdomen
dirasakan intermiten, bagian bawah, klien
nyeri bertambah pada tampak meringis,
saat klien bergerak dan skala nyeri 6. Nyeri
dirasakan ringan saat dirasakan secara
klien istirahat serta hilang timbul, nyeri
aktivitas dibantu bertambah saat klien
keluarga. bergerak dan
berkurang saat klien
istirahat serta
aktivitas dibantu oleh
keluarga.
Keluhan penyerta Sesak dan batuk Tidak ada

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


52

Riwayat kesehatan dahulu Klien mengatakan baru Klien mengatakan ini


pertama kali melahirkan persalinan kedua
dengan operasi SC. yang dilakukan
Klien tidak mengira dengan operasi, klien
bahwa bayinya besar. sebelumnya pernah
Klien tidak mempunyai menjalani SC satu
riwayat penyakit yang tahun lalu dan tidak
memperberat selama sedang dalam
kehamilan seperti pengobatan. Klien
penyakit hipertensi dan tidak mempunyai
penyakit jantung. penyakit turunan
seperti hipertensi,
DM serta penyakit
jantung.
Riwayat kesehatan Klien mengatakan Klien mengatakan
keluarga dalam anggota tidak ada dalam
keluarganya tidak ada anggota keluarga
yang menderita penyakit yang menderita
menular. Klien penyakit menular
mengatakan dalam seperti TB dan
anggota keluarganya ada hepatitis serta tidak
yang memiliki ada anggota keluarga
Hipertensi yaitu yang mempunyai
Ayahnya. penyakit turunan
seperti Diabetes
Melitus.

Tabel diatas menunjukan adanyan perbedaan pada keluhan utama dan

keluhan penyerta

3) Riwayat Obstetri

Tabel 4.3
Riwayat Obstetri

Riwayat Obstetri Klien 1 Klien 2

Riwayat Menstruasi Klien mengatakan haid Klien mengatakan


pertama pada usia 13 mendapat haid
tahun siklusnya 28 hari, pertama kali pada
lama 5-7 hari, jumlah usia 14 tahun
ganti balutan 3x sehari. siklusnya 28 hari,
Warna darah merah lama 7 hari, jumlah
biasanya bercampur ganti balutan 3x
gumpalan. Selama haid sehari, warna darah
ada keluhan nyeri di merah. HPHT yaitu
diperut. HPHT yaitu tanggal 16
tanggal 14 Desember 2016
November2016 TP: 14 Agustus

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


53

TP: 22 Juli 2017 2017

Riwayat Perkawinan Klien mengatakan Klien mengatakan


menikah pada usia 19 menikah pada usia
tahun dan suaminya 27 tahun dan
pada usia 20 tahun. suaminya 31 tahun.
Lamanya perkawinan 5 Lamanya
tahun dan merupakan perkawinan 2 tahun
perkawinan pertama dan merupakan
klien dengan suaminya. perkawinan yang
pertama klien
dengan suaminya.
Riwayat Keluarga Klien mengatakan Klien mengatakan
Berencana menggunakan alat setelah kelahiran
kontrasepsi spiral sejak anak pertama 1
tahun 2015, dan klien tahun lalu tidak
berencana akan menggunakan alat
menggunakan alat kontrasepsi, dan
kontasepsi suntik setelah setelah melahirkan
kelahiran anak kedua anak kedua klien
dengan alasan supaya berencana
lebih nyaman. menggunakan IUD
dengan alasan
supaya lebih cepat
dan praktis.

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


54

4) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas

Tabel 4.4
Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas

P2A0

Klien Anak Kehamilan Persalinan Komplikasi Anak


ke
Umur Penyulit Jenis Penolong Penyulit Laserasi infeksi perdarahan Jenis BB PJ Keadaan
kehamilan kelamin fisik

Klien 1 38 mgg - Normal Bidan - - - 400 cc Pr 2,8 g 40 Sehat


1 cm
P2A0
2 38 mgg - SC Dokter Bayi - - 300 cc Pr 4,1 g 4,5 Sehat
besar cm

Klien 1 38 mgg - SC Dokter Plasenta - - 250 cc Lk 2,3 g 4,1 Sehat


2 previa cm
P2A0
2 34 mgg - SC Dokter KPD - - 300 cc Lk 2,8 g 4,2 Sehat
cm

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa klien 1 dan klien 2 menjalani persalinan yang kedua P2A0, dimana persalinan anak kedua

dilakukan dengan operasi SC dengan indikasi yang berbeda.

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


55

5) Riwayat Kehamilan Sekarang

Tabel 4.5
Riwayat Kehamilan Sekarang

Riwayat Kehamilan
Klien 1 Klien 2
Sekarang
Pemeriksaan Klien mengatakan Klien mengatakan
Kehamilan memeriksaan kehamilan petama kali
pertama kali di bidan usia memeriksakan
kehamilan 2 minggu lalu kehamilan pada usia
klien mulai memeriksakan kehamilan 3 minggu,
kehamilannya pada lalu kemudian mulai
trimester pertama sebanyak memeriksakan diri ke
2 kali dan trimester ketiga dokter spesialis pada
satu kali di Puskesmas. usia kehamilan 1
bulan sampai usia
kehamilan sekarang.
Riwayat Imunisasi Klienmengatakan Klien melakakukan
melakukan imunisasi TT imunisasi TT pada
pada usia kehamilan 5, 7 usia kehamilan 6
dan 9 atau trimester II bulan atau trimester
sebanyak 2x dan trimester ke II
III sebanyak I kali
Riwayat Pemakaian Klien mengatakan tidak Klien mengatakan
Obat Selama mengkonsumsi obat-obatan selama hamil
Kehamilan selama kehamilan mengkonsumsi
vitamin dan zat besi
(Fe)
Keluhan selama Klien mengatakan selama Klien mengatakan
kehamilan hamil mengeluh mual dan selama hamil
muntah. mengeluh mual,
muntah, nyeri perut
dan nyeri pinggang.
.

6) Riwayat Persalinan Sekarang

Tabel 4.6
Riwayat Persalinan Sekarang

Riwayat Persalinan Klien 1 Klien 2


Sekarang
Tanggal persalinan 23 Juli 2017 23 Juli 2017
Pukul 15.45 WIB Pulul 8.15 WIB
Tipe persalinan SC SC
Jumlah perdarahan 300 ml 250 ml
Jenis kelamin bayi Perempuan Laki-laki
APGAR score 8/10 8/10

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


56

7) Riwayat Kebiasaan Sehari-hari

Tabel 4.7
Riwayat Kebiasaan Sehari-hari

Sebelum Masuk dan


Klien 1 Klien 2
Saat Masuk
Pola Nutrisi Sebelum Masuk : Sebelum Masuk:
Klien mengatakan makan Klien mengatakan
3 kali sehari dengan porsi makan 3x/hari dengan
makan 1 piring porsi 1 piring habis.
dihabiskan. Nafsu makan Nafsu makan baik.
baik dengan jenis nasi, Jenis nasi, lauk, sayur
lauk, sayur. Tidak ada dan buah. Tidak ada
pantangan dan keluhan. pantangan makanan
Intake cairan 7-8 serta keluhan saat
gelas/hari jenis air putih makan. Intake 7-8
gelas/hari jenis air
putih dan susu

Saat Masuk: Saat Masuk:


Klien mengatakan makan Klien mengatakan
3 kali sehari porsi 1 piring makan 3x/hari dengan
dihabiskan ¼ porsi 1 porsi makan
makan. Nafsu makan dihabiskan 2/3 porsi.
kurang jenis bubur, telur, Nafsu makan biasa
buah. Keluhan nyeri jenis bubur, telur,
karena luka post op. buah. Tidak ada
intake 4-5 gelas/hari jenis keluhan. Intake 4-5
air putih hangat. gelas/ hari jenis air
putih.

Pola Eliminasi Sebelum Masuk: Sebelum Masuk:


Klien mengatakan BAK Klien mengatakan
5-6 kali perhari warna BAK 5-6 kali perhari
kuning jernih bau khas warna kuning bau
amoniak tidak ada khas amoniak dan
keluhan saat BAK. Klien tidak ada keluhan saat
mengatakan BAB 2x BAK. Klien
perhari warna kuning mengatakan BAB 1-2
konsistensi padat bau kali perhari warna
khas. Keluham sembelit kuning konsistensi
saat hamil trimester akhir padat bau khas dan
tidak ada keluhan saat
BAB.

Saat Masuk: Saat Masuk:


Klien terpasang kateter Klien mengatakan
dengan jumlah urin 750 BAK 3-4 kali warna
ml warna kuning pekat kuning pekat bau khas

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


57

bau khas amoniak. amoniak. Klien


Klien mengatan belum mengatakan belum
BAB sejak masuk rumah BAB sama sekali
sakit. setelah operasi.

Pola Personal Hygiene Sebelum Masuk: Sebelum Masuk:


Klien mengatakan mandi Klien mengatakan
2x/hari, mencuci rambut mandi 2x/hari,
2x seminggun gosok gigi mencuci rambut 2x
2x sehari. Memotong seminggu gosok gigi
kuku 1 minggu sekali. 3x sehari. Memotong
Mengganti pakaian setiap kuku 1 minggu sekali.
habis mandi Mengganti pakaian
setiap habis mandi

Saat Masuk: Saat Masuk:


Post hari ke-2, Klien Post hari ke-2, Klien
mengatakan belum mandi, mengatakan belum
belum mengganti mandi, belum mencuci
pakaian.belum mencuci rambut, belum gosok
rambut, belum gosok gigi. gigi hanya berkumur-
Kuku tampak kotor. Klien kumur menggunakan
tampak kusam air bersih klien tampak
sudah mencuci muka.
Pola Istirahat dan Tidur Sebelum Masuk: Sebelum Masuk:
Klien mengatakan tidur 7- Klien mengatakan
8 jam sehari. Tidak ada tidur 6-7 jam sehari.
keluhan atau masalah saat Kadang tidur tidur
tidur siang 2 jam dan tidak
ada keluhan saat tidur

Saat Masuk: Saat Masuk:


Klien mengatakan tidur 5- Klien mengatakan
6 jam sehari. Sering tidur 5-6 jam sehari.
terbangun pada malam Sering terbangun saat
hari karena nyeri yang tidur karena nyeri
dirasakan pada luka post yang dirasakan pada
op luka post op

Pola Aktivitasdan Sebelum Masuk: Sebelum Masuk:


Latihan Klien mengatakan sering Klien mengatakan
berjalan pagi berkeliling berolah raga kecil
rumah. Kegiatan di waktu dengan berjalan-jalan
luang menonton TV. disekitar rumah.
Klien bekerja sebagai ibu Waktu luang
rumah tangga di rumah. digunakan untuk
beristirahat. Klien
bekerja sebagai ibu
rumah tangga.

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


58

Saat Masuk: Saat Masuk:


Klien mengatakan tidak Klien mengatakan
pernah olahraga, kegiatan tidak pernah olahraga,
diwaktu luang bercerita kegiatan diwaktu
dengan keluarga dan luang digunakan untuk
perawat. Klien bercerita dengan
mengatakan tidak dapat keluarga dan perawat.
beraktivitas karena nyeri Klien tidak bisa
luka post op. beraktivitas karena
nyeri luka post op.
Pola Kebiasaan yang Sebelum Masuk: Sebelum Masuk:
Mempengaruhi Klien mengatakan tidak Klien mengatakan
Kesehatan pernah merokok, minum tidak pernah merokok,
minuman keras dan minum minuman
ketergantungan obat- keras dan
obatan terlarang. ketergantungan obat-
obatan terlarang.

Saat Masuk: Saat Masuk:


Klien mengatakan tidak Klien mengatakan
merokok, minum tidak merokok, minum
minuman keras dan minuman keras dan
ketergantungan obat- ketergantungan obat-
obatan terlarang. obatan terlarang.

8) Riwayat Psikososial

Tabel 4.8
Riwayat Psikososial

Riwayat Psikososial Klien 1 Klien 2


Respon ibu terhadap Klien mengatakan sangat Klien mengatakan
kelahiran bayinya senang dengan kelahiran senang dengan
bayinya yang kedua. kelahiran bayinya
meski jarak dengan
anak yang pertama
sangat dekat.
Respon anggota lain Anggota keluarga yang Anggota keluarga
terhadap kehadiran bayi lain merasa senang yang lain merasa
dengan kelahiran bayi senang dengan
klien kelahiran bayi klien
Kesiapan mental untuk Klien mengatakan siap Klien mengatakan siap
menjadi ibu menjadi ibu, karena menjadi ibu, karena
sebelumnya sudah pernah sebelumnya sudah
melahirkan anak yang pernah melahirkan
pertama. anak pertama yang
dilakukan dengan SC.
Rencana perawatan bayi Dilakukan sendiri dan Dilakukan sendiri dan

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


59

dibantu keluarga dibantu keluarga


Self Care Klien 1 Klien 2
Perawatan payudara Tidak mengerjakan, klien Tidak mengerjakan,
mengatakan belum tahu klien mengatakan lupa
caranya perawatan cara melakukan
payudara dan belum perawatan payudara
pernah mendapatkan sendiri.
penkes tentang
breastcare.

Perineal care Tidak mengerjakan, klien Tidak mengerjakan,


mengatakan langsung klien mengatakan
memakai pembalut tanpa langsung memakai
dibersihkan dahulu pada pembalut tanpa
daerah perineum. dibersihkan dahulu
pada daerah perineum.

Nutrisi Mengerjakan, klien Mengerjakan, klien


mengatakan kebutuhan mengatakan kebutuhan
nutris setelah operasi nutris setelah operasi
penting seperti makan penting seperti makan
teratur 3x/ hari. teratur 3x/ hari.

Senam nifas Tidak mengerjakan, klien Tidak mengerjakan,


mengatakan belum tahu klien mengatakan
caranya senam nifas. belum tahu caranya
senam nifas.
KB Mengerjakan, klien Mengerjakan, klien
mengatakan supaya ada mengatakan sudah
jarak kelahiran untuk cukup mempunyai 2
kehamilan berikutnya. anak
Menyusui Tidak mengerjakan, klien Tidak mengerjakan,
mengatakan nyeri pada klien mengatakan ASI
luka post op sehingga nya belum keluar.
tidak ingin menyusui
bayinya.

Perawatan bayi Tidak mengerjakan, klien Tidak mengerjakan,


mengatakan tidak dapat klien mengatakan
beraktivitas sehingga tidak dapat
tidak memandikan beraktivitsa dan
bayinya dan tidak bayinya sudah dibawa
melakukan perawatan tali pulang oleh keluarga.
pusat.

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


60

9) Pemeriksaan Fisik

Tabel 4.9
Pemeriksaan Umum

Pemeriksaan Umum Klien 1 Klien 2


Keadaan umum Lemah Lemah
Kesadaran Composmentis Composmentis
BB sebelum hamil 65 kg 60 kg
BB hamil 73 kg 52 kg
BB sekarang 69 kg 49 kg
TB 155 cm 146 cm
Tanda-tanda vital Klien 1 Klien 2
Tekanan darah 120/80 mmHg 130/90 mmHg
Nadi 86 x/m 85 x/m
Suhu 37,60C 37.10C
Respirasi 24 x/m 20x/m

10) Pemeriksaan Khusus

Tabel 4.10
Pemeriksaan Khusus

Pemeriksaan Khusus Klien 1 Klien 2


Kepala Kepala simetris, rambut Kepala simetris,
panjang, penyebaran rambut panjang,
rambut merata. Warna penyebaran merata.
rambut hitam dan Warna rambut hitam
bergelombang, keadaan lurus. Keadaan rambut
rambut kusam dan kusam, tidak ada
berketombe. Tidak ada ketombe. Tidak ada
nyeri tekan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
edema, kulit kepala edema,
tampak lengket.
Muka Warna kulit sawo Warna kulit putih,
matang, tidak adatidak ada bintik-bintik
bintik-bintik hitam,hitam, tidak ada
tidak ada edema. edema.
Mata Mata simetris, kelopak Mata simetris, kelopak
mata normal.mata normal.
Pergerakan bola mata Pergerakan bola mata
normal, konjungtivanormal, konjungtiva
ananemis, korneaananemis, kornea
normal, sklera anikterik.normal, sklera
Tidak ada keluhan. anikterik. Tidak ada
keluhan.
Hidung Bentuk hidung simetris, Bentuk hidung
tidak ada pernapasan simetris, tidak ada
cuping hidung, tidak ada pernapasan cuping

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


61

nyeri, tidak ada edema, hidung, tidak ada


tidak ada sekret. nyeri, tidak ada edema,
tidak ada sekret.
Mulut Mukosa bibir lembab, Mukosa bibir lembab,
tidak ada caries pada tidak ada caries pada
gigi,tidak ada stomatitis, gigi, tidak ada
lidah bersih, tidak ada stomatitis, lidah
kesulitan dalam bersih, tidak ada
menelan. kesulitan ada kesulitan
dalam menelan
Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
kelenjar tyroid, tidak kelenjar tyroid, tidak
ada tekanan vena ada tekanan vena
jugularis. jugularis
Daerah dada Jantung dan paru-paru: Jantung dan
Bentuk dada simetris, paru-paru:
tidak ada retraksi Bentuk dada simetris,
dinding dada, bunyi tidak ada retraksi
pekak, tidak terdapat dinding dada, bunyi
nyeri tekan. Jantung S1- pekak, tidak terdapat
S2 reguler. Bunyi paru nyeri tekan. Jantung
sonor, vesikuler, tidak S1-S2 reguler. Bunyi
ada nyeri tekan. paru sonor, vesikuler,
tidak ada nyeri tekan.

Mammae: Mammae:
Terdapat Terdapat
hiperpigmentasi, hiperpigmentasi,
payudara bengkak, payudara tidak
terdapat nyeri, warna bengkak, tidak
areolla mammae hitam, terdapat nyeri, warna
papilla mammae areolla mammae
menonjol, colostrum hitam, papilla
sudah keluar, areola dan mammae tidak
putting susu bersih. menonjol, colostrum
belum keluar, areola
dan putting susu
bersih.
Abdomen Terdapat striae, terdapat Terdapat linea nigra,
linea nigra, bising usus bising usus 9x/menit.
8x/menit. Kondisi Kondisi vesika
vesika urinaria kosong. urinaria kosong.TFU 2
TFU 2 jari dibawah jari dibawah pusat,
pusat, kontraksi baik, kontraksi baik,
konsistensi uterus keras, konsistensi uterus
posisi uterus medial. keras, posisi uterus
medial.

Dilakukan SC, terdapat Dilakukan SC,


luka post operasi terdapat luka post

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


62

keadaan baik, jahitan operasi keadaan baik,


utuh panjang 10 cm jahitan utuh panjang
secara vertikal. 10 cm secara
horisontal.

Genetalia Kebersihan vagina


Kebersihan vagina
kurang, perineum utuh.
cukup, perineum utuh.
Tidak ada kemerahan, Tidak ada kemerahan,
tidak ada
tidak ada
pembengkakan, tidak
pembengkakan, tidak
ada kebiruan, tidak ada
ada kebiruan, tidak ada
cairan sekresi yang cairan sekresi yang
keluar. Lochea rubra keluar. Lochea rubra
warna merah bau khas warna merah bau khas
pemakaian pembalut
pemakaian pembalut
2x/hari tidak penuh. 3x/hari tidak penuh.
Ekstremitas Bedrest dan hanya dapat
Sudah mulai duduk di
bergerak sangat terbatas,
atas tempat tidur.
tidak ada tanda homan’s
Tidak terdapat tanda
sign. Reflek patella homan’sign. Reflek
positif, tidak ada edema
patella positif, tidak
tidak ada varises. ada edema tidak ada
varises.
Anus Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
hemoroid. hemoroid.

11) Pemeriksaan Penunjang

Tabel 4.11
Pemeriksaan Penunjang

Klien 1 Parameter Hasil Nilai rujukan Satuan

Hemoglobin 10,8 L: 14,0-18,0 g/dl


P: 12,0-16,0
Leukosit 10.000 4.800-10.800 /uL
Eritosit 3,9 L: 4,7-6,1 juta/Dl
P:4,2-5,4
Hematokrit 33 L: 42-52 %
P: 34-47
Trombosit 209.000 1500.000- /uL
450.000
MCV 85 79-99 FL

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


63

MCH 28 27-31 G
MCHC 33 30-35 g/dL
Hitung Jenis
-basofil 0 0-1 %
-eosinofil 0 2-4 %
-batang 0 3-5 %
-segmen 68 50-70 %
-limfosit 27 25-40 %
-monosit 5 2-8 %
LED 33 0-15 mm/jam
CT 12 9-15 Menit
ST 2 1-3 Menit
Klien 2 Hemoglobin 10,7 L: 14,0-18,0 g/dl
P: 12,0-16,0
Leukosit 20.300 4.800-10.800 /uL
Eritosit 4,4 L: 4,7-6,1 juta/Dl
P:4,2-5,4
Hematokrit 3,1 L: 42-52 %
P: 34-47
Trombosit 469.000 1500.000- /uL
450.000
MCV 71 79-99 FL
MCH 2,4 27-31 G
MCHC 34 30-35 g/dL
Hitung jenis
-basofil 0 0-1 %

-eosinofil 0 2-4 %
-batang 0 3-5 %

-segmen 77 50-70 %
-limfosit 13 25-40 %

-monosit 10 2-8 %
LED 50 0-15 mm/jam
CT 9 9-15 Menit
ST 2 1-3 Menit

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


64

12) Pengobatan/Terapi
Tabel 4.12
Pengobatan/Terapi

Pengobatan Nama obat Dosis


Klien 1 IVFD RL 20 gtt/1
Asam Mefenamat 3x500 mg
Cefadroxil 3x500 mg
Metronidazole 1A/8j/infus
Klien 2 IVFD RL 20 gtt/i
Asam Mefenamat 3x500 mg
Cefadroxil 3x500 mg
Metronidazole 1A/8j/infuse
B.complex 1x3 tab

b. Analisa Data

Tabel 4.13
Analisa Data

Data Etiologi Masalah


Klien 1
DS: Sectio Caesarea Nyeri
- Klien mengeluh
nyeri pada luka
post op pada Luka post operasi
abdomen
- Klien mengatakan
nyeri dirasakan Jaringan terputus
secara hilang
timbul
Merangsang area
DO: sensori
- Ekspresi wajah
tampak meringis
- Skala nyeri 7 (0-10) Gangguan rasa nyaman

DS: Indikasi sectio caesare Defisit Perawatan Diri


- Klien mengatakan
belum mandi
setelah operasi
- Klien mengatakan Section Caesarea
belum pernah (terputusnya jaringan)
menyikat gigi
- Klien mengatakan
belum keramas
- Klien mengatakan Post Partum Nifas
belum mengganti

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


65

pembalut Nyeri insisi saat


- Klien mengatakan bergerak
belum mengganti
pakaian
- Klien mengatakan
tidak mampu Kelemahan
beraktivitas
- Klien mengatakan
belum menyusui
bayinya Ketidakmampuan untuk
melakukan aktivitas
DO:
- Klien tampak
lemah
- Ekspresi wajah
meringis
- Skala nyeri yang
dirasakan 7 (0-10)
- Tampak luka bekas
operasi pada
abdomen
- Luka tampak
diverban
- Aktivitas klien
tampak dibantu
keluarga
- Klien tampak
kusam
- Rambut klien
tampak tertata tidak
rapi
- Klien tampak
belum menyusui
bayinya
- Tanda-tanda vital:
TD: 120/80 mmHg
N : 86x/m
RR : 24x/m
Suhu: 37,60C
- Hb : 10,8 g/dl

Klien 2
DS: Sectio Caesarea Nyeri
- Klien mengeluh
nyeri pada luka
post op pada Luka post operasi
abdomen
- Klien mengatakan
nyeri dirasakan Jaringan terputus
secara hilang

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


66

timbul

DO: Merangsang area


- Ekspresi wajah sensori
tampak meringis
- Skala nyeri 6 (0-10)
Gangguan rasa nyaman

DS: Indikasi sectio caesare Dsfisit Perawatan Diri


- Klien mengeluh
nyeri pada luka
bekas operasi di
abdomen Section Caesarea
- Klien mengatakan (terputusnya jaringan)
nyeri dirasakan
hilang timbul
- Klien mengatakan Post Partum Nifas
belum mandi
- Klien mengatakan
belum menyikat
gigi
- Klien mengatakan
belum keramas Nyeri insisi saat
- Klien mengatakan bergerak
belum mengganti
pembalut
- Klien mengatakan
belum mengganti Kelemahan
pakaian
- Klien mengatakan
aktivitasnya
dibantu keluarga Ketidakmampuan untuk
- Klien mengatakan melakukan aktivitas
belum menyusui
bayinya

DO:
- Klien tampak
lemah
- Ekspresi wajah
meringis
- Skala nyeri yang
dirasakan 6 (0-10)
- Tampak luka bekas
operasi pada
abdomen
- Luka tampak
diverban
- Aktivitas klien
tampak dibantu

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


67

keluarga
- Klien tampak
kusam
- Rambut klien
tampak tertata tidak
rapi
- Tanda-tanda vital:
TD: 130/90 mmHg
N : 85x/m
RR : 20x/m
Suhu: 37,10C
- Hb : 10,7 g/dl

c. Diagnosa Keperawatan

Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan keterbatasan gerak /

kelemahan fisik.

d. Rencana Intervensi

Tabel 4.14
Rencana Intervensi

DIAGNOSA
NOC NIC
KEPERAWATAN
Klien 1
Defisit perawatan - Activity intolerance 1) Kaji kemampuan saat
diri berhubungan - Mobility : physical ini dan hambatan
dengan penurunan impaired dalam perawatan diri
kekuatan/ - Self care defisit
keterbatasan hygiene 2) Observasi tanda- tanda
gerak/kelemahan - Pain control vital klien

Definisi : Hambatan Setelah dilakukan 3) Berikan bantuan


Kemampuan untuk perawatan selama 3x24 kepada klien dalam
melakukan atau jam, diharapkan defisit melakukan perawatan
menyelesaikan perawatan diri klien diri seperti mandi, sikat
aktivitas perawatan terpenuhi dengan gigi, keramas
diri secara mandiri kriteria hasil :
- Mampu melakukan 4) Lakukan perawatan
Batasan tugas fisik yang vulva hygiene
Karakteristik : mendasar dan
Ketidakmampuan perawatan diri secara 5) Dukung kemandirian
melakukan aktivitas mandiri dalam berpakaian dan
secara mandiri - Mampu berhias, bantu klien

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


68

mempertahankan jika diperlukan


Faktor yang kebersihan pribadi
berhubungan: dan penampilan yang 6) Memberikan
- Nyeri rapi reinforcement kepada
- Kelemahan dan - Mampu mengenakan klien dan keluarga
keletihan pakaian dan berhias
- Ketidaknyamanan secara mandiri
- Mengungkapkan
secara verbal
kepuasan tentang
hygiene dan
kebersihan tubuh
- Mengungkapkan rasa
nyaman

Klien 2
Defisit perawatan - Activity intolerance 1) Kaji kemampuan saat
diri berhubungan - Mobility : physical ini dan hambatan
dengan penurunan impaired dalam perawatan diri
kekuatan/ - Self care defisit
keterbatasan hygiene 2) Observasi tanda- tanda
gerak/kelemahan - Pain control vital klien

Definisi : Hambatan Setelah dilakukan 3) Berikan bantuan


Kemampuan untuk perawatan selama 3x24 kepada klien dalam
melakukan atau jam, diharapkan defisit melakukan perawatan
menyelesaikan perawatan diri klien diri seperti mandi, sikat
aktivitas perawatan terpenuhi dengan gigi, keramas
diri secara mandiri kriteria hasil :
- Mampu melakukan 4) Lakukan perawatan
Batasan tugas fisik yang vulva hygiene
Karakteristik : mendasar dan
Ketidakmampuan perawatan diri secara 5) Dukung kemandirian
melakukan aktivitas mandiri dalam berpakaian dan
secara mandiri - Mampu berhias, bantu klien
mempertahankan jika diperlukan
Faktor yang kebersihan pribadi
berhubungan: dan penampilan yang 6) Memberikan
- Nyeri rapi reinforcement kepada
- Kelemahan dan - Mampu mengenakan klien dan keluarga
keletihan pakaian dan berhias
- Ketidaknyamanan secara mandiri
- Mengungkapkan
secara verbal
kepuasan tentang
hygiene dan
kebersihan tubuh
- Mengungkapkan rasa
nyaman

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


69

5. Implementasi

Tabel 4.15
Implementasi

25 Juli 2017 26 Juli 2017 27 Juli 2017


Klien 1 Pukul Implementasi Pukul Implementasi Pukul Implementasi
Defisit 13.00 WIB 1) Mengkaji 08.00 WIB 1) Memantau 09.00 WIB 1) Memantau
perawatan diri kemampuan saat kemampuan saat ini kemampuan klien
berhubungan ini dan dan hambatan R: -
dengan hambatan dalam perawatan diri H:
keterbatasan perawatan diri R: klien mengatakan - Klien masih
gerak/ R: klien aktivitasnya masih dibantu keluarga
kelemahan fisik mengatakan dibantu keluaraga dalam
aktivitasnya H: klien belum dapat bermobilisasi
dibantu keluarga melakukan mobilisasi - Klien mampu
H:klien belum secara mandiri mempertahankan
dapat kebersihan pribadi
beraktivitas 8.45 WIB 2) Melakukan dan penampilan
secara mandiri perawatan vulva yang rapi
hygiene
14.00 WIB 2) Mengobservasi R: klien mengatakan 09.30 WIB 2) Menganjurkan
tanda- tanda merasa nyaman klien melakukan
vital klien H: keadaan perineum mobilisasi secara
R: klien bersih setelah mandiri
kooperatif dilakukan tindakan R: klien kooperatif
H: klien mampu
H: berjalan secara

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


70

- TD : 120/80 09.00 WIB 3) Membantu klien mandiri


mmHg melakukan mobilisasi
- Nadi : secara bertahap 09.45 WIB 3) Memberikan
86x/m R: klien mengatakan reinforcement
- RR : nyeri ketika bergerak kepada klien dan
24x/m H: klien mampu keluarga
- Suhu : berdiri dengan R: klien tersenyum
0
37,0 C bantuan H: klien merasa
senang
14.30 WIB 3) Memberikan 10. 00 WIB 4) Mendukung
bantuan kepada kemandirian dalam 10.00 WIB 4) Memberikan Health
klien dalam berpakaian dan education tentang
melakukan berhias, bantu klien perawatan post SC
perawatan diri jika diperlukan dirumah
seperti mandi, R: - H: klien dan
sikat gigi, H: keluarga
keramas - klien mengganti memahami
R: klien pakaian bersih pentinya perawatan
mengatakan - penampilan di rumah
bersih setelah klien tampak
mandi rapi
H: klien mandi
dengan 10.30 WIB 5) Memberikan
menggunakan reinforcement kepada
waslap basah klien dan keluarga
R: klien tersenyum
15.00 WIB 4) Melakukan H: klien merasa
perawatan vulva senang
hygiene
R: klien
mengatakan

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


71

merasa nyaman
H: keadaan
perineum bersih
setelah
dilakukan
tindakan

16.00 WIB 5) Membantu klien


melakukan
mobilisasi secara
bertahap
R: klien
mengatakan
nyeri ketika
bergerak
H: klien mampu
duduk dengan
bantuan perawat

16.15 WIB 6) Mendukung


kemandirian
dalam
berpakaian dan
berhias, bantu
klien jika
diperlukan
R: -
H:
- klien
mengganti

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


72

pakaian
bersih
- klien
menyisir
rambut
dengan
rapi

16.25 WIB 7) Memberikan


reinforcement
kepada klien
dan keluarga
R: klien
tersenyum
H: klien merasa
senang

Klien 2 Pukul Implementasi Pukul Implementasi Pukul Implementasi


Defisit 11. OO WIB 1) Mengkaji 08.30 WIB 1) Memantau 11.OO WIB 1) Memantau
perawatan diri kemampuan saat kemampuan saat ini kemampuan klien
berhubungan ini dan dan hambatan R: -
dengan hambatan dalam perawatan diri H:
penurunan perawatan diri R: klien mengatakan - Klien masih
kekuatan dan R: klien aktivitasnya masih dibantu keluarga
keterbatasan mengatakan dibantu keluaraga dalam
gerak aktivitasnya H: klien belum mampu bermobilisasi
dibantu keluarga melakukan mobilisasi - Klien mampu
H: klien belum secara mandiri mempertahankan
dapat kebersihan pribadi
beraktivitas dan penampilan
secara mandiri 2) Melakukan yang rapi

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


73

09.30 WIB perawatan vulva


11.30 WIB 2) Mengobservasi hygiene 11.30 WIB 2) Menganjurkan
tanda- tanda R: klien mengatakan klien melakukan
vital klien merasa nyaman mobilisasi secara
R: klien H: keadaan perineum mandiri
kooperatif bersih setelah R: klien kooperatif
15.30 WIB H: dilakukan tindakan H: klien mampu
- TD : 130/90 berjalan secara
mmHg mandiri
- Nadi : 3) Membantu klien
85x/m 13.00 WIB melakukan 3) Memberikan
- RR : mobilisasi secara 11.45 WIB reinforcement
20x/m bertahap kepada klien dan
- Suhu : R: klien mengatakan keluarga
37,10C nyeri ketika bergerak R: klien
H: klien mampu tersenyum
16.30 WIB 3) Melakukan berdiri secara H: klien merasa
perawatan vulva mandiri senang
hygiene
R: klien 4) Mendukung 4) Memberikan
mengatakan 13.30 WIB kemandirian dalam 13.00 WIB Health education
merasa nyaman berpakaian dan tentang perawatan
H: keadaan berhias, bantu klien post SC dirumah
perineum bersih jika diperlukan H: klien dan
setelah R: - keluarga
dilakukan H: memahami
tindakan - klien mengganti pentinya
pakaian bersih perawatan di
- penampilan rumah
klien tampak
17.0 WIB 4) Membantu klien rapi

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


74

melakukan
mobilisasi secara 5) Memberikan
bertahap 14.00 WIB reinforcement kepada
R: klien klien dan keluarga
mengatakan R: klien tersenyum
nyeri ketika H: klien merasa
bergerak senang
H: klien mampu
duduk dengan
bantuan perawat

17.10 WIB 5) Mendukung


kemandirian
dalam
berpakaian dan
berhias, bantu
klien jika
diperlukan
R: -
H:
- klien
mengganti
pakaian
bersih
- klien
menyisir
rambut
dengan
rapi

17.15 WIB 6) Memberikan

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


75

reinforcement
kepada klien
dan keluarga
R: klien
tersenyum
H: klien merasa
senang

STIIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


6. Evaluasi

Tabel 4.16
Evaluasi

Evaluasi Hari 1 Hari 2 Hari 3


Klien 1
S: S: S:
- Klien - Klien - Klien
mengatakan mengatakan mengatakan
belum dapat merasa segar aktivitasnya
beraktivitas setelah masih dibantu
secara dimandikan keluarga
mandiri - Klien O:
- Klien belum mengatakan - Klien tampak
dapat masih dibantu bersih
melakukan keluarga - Klien tampak
perawatan diri dalam dibantu
secara merawat diri keluarga dalam
mandiri O: memenuhi
O: - Klien belum kebutuhannya
- Klien belum dapat - Klien tampak
dapat beraktivitas sudah bias
merawat secara berjalan secara
dirinya secara mandiri mandiri
mandiri - Penampilan A: Defisit perawatan
- Penampilan klien tampak diri
klien tampak rapi P: Lanjutkan intervensi
rapi - Rambut tertata 1,2,3
- Rambut tertata dengan rapi 1. Menganjurkan
rapi - Klien belum klien untuk
- Klien belum dapat melakukan
dapat melakukan mobilisasi
melakukan mobilisasi secara mandiri
mobilisasi secara R :Klien
secara mandiri mengikuti
mandiri A: Defisit perawatan anjuran dari
A: Defisit perawatan diri perawat
diri P: Lanjutkan H : klien
P: Lanjutkan intervensi 1,2,3,4 mampu
Intervensi 1,2,3,4,5 1. Memantau berjalan secara
1. Mengkaji kemampuan saat mandiri
kemampuan saat ini dan 2. Memberikan
ini dan hambatan dalam reinforcement
hambatan dalam perawatan diri positif kepada
perawatan diri Hasil: klien atas
Hasil: - Klien belum kemampuannya
- Klien belum dapat dalam
dapat beraktivitas perawatan diri
beraktivitas secara
secara mandiri Hasil: klien dan
mandiri - Klien belum keluarga
- Klien belum dapat memahami
dapat melakukan pentingnya
melakukan perawatan diri perawatan diri
perawatan diri secara 3. Memberikan
secara mandiri health
mandiri - Aktivitas klien education
- Aktivitas klien masih dibantu kesehatan
masih dibantu oleh keluarga tentang cara
oleh keluarga 2. Membantu perawatan Post
2. Membantu klien SC di rumah
klien melakukan Hasil :
melakukan mobilisasi Klien
mobilisasi secara memahami cara
secara bertahap perawatan Post
bertahap Hasil : SC di rumah
Hasil : Klien mampu
Klien mampu berdiri dengan
duduk dengan bantuan
bantuan perawat
perawat 3. Melakukan
3. Membantu perawatan
klien dalam vulva hygiene
melakukan Hasil :
personal Keadaan
hygiene perineum
Hasil : bersih setelah
Klien mandi dilakukan
dengan vulva hygiene
menggunakan 4. Memberikan
waslap basah HE pada klien
4. Melakukan dan keluarga
perawatan tentang
vulva hygiene pentingnya
Hasil : perawatan diri
Keadaan Hasil: klien
perineum dan keluarga
bersih setelah memahami
dilakukan pentingnya
vulva hygiene perawatan diri
5. reinforcement 5. Memberikan
kepada klien reinforcement
atas kepada klien
kemampuanny atas
a dalam kemampuanny
perawatan diri a dalam
Hasil: klien perawatan diri
merasa senang Hasil: klien
merasa senang
Klien 2 S: S: S: klien mengatakan
- Klien - Klien sudah dapat merawat
mengatakan mengatakan diri secara mandiri
belum dapat masih dibantu O:
beraktivitas keluarga - Klien tampak
secara dalam rapih dan
mandiri merawat diri bersih
- Klien belum dan - Klien mampu
dapat melakukan beraktivitas
melakukan aktivitas secara mandiri
perawatan diri O: - Klien mampu
secara - Klien belum memepertahan
mandiri dapat kan kebersihan
O: beraktivitas dan
- Klien belum secara penampilan
dapat mandiri yang rapih
merawat - Penampilan A: perawatan diri
dirinya secara klien tampak terpenuhi
mandiri rapi P: Intervensi selesai
- Penampilan - Rambut tertata
klien tampak dengan rapi
rapi A: Defisit perawatan
- Rambut tertata diri
rapi P: Lanjutkan
- Klien belum intervensi 1,2,3,4
dapat 1. Memantau
melakukan kemampuan
mobilisasi saat ini dan
secara hambatan
mandiri dalam
A: Defisit perawatan perawatan diri
diri Hasil:
P: Lanjutkan - Klien belum
Intervensi 1,2,3,4,5 dapat
1. Mengkaji beraktivitas
kemampuan secara
saat ini dan mandiri
hambatan - Klien belum
dalam dapat
perawatan diri melakukan
Hasil: perawatan diri
- Klien belum secara
dapat mandiri
beraktivitas - Aktivitas klien
secara masih dibantu
mandiri oleh keluarga
- Klien belum 2. Membantu
dapat klien
melakukan melakukan
perawatan diri mobilisasi
secara secara
mandiri bertahap
- Aktivitas klien Hasil :
masih dibantu Klien mampu
oleh keluarga berdiri sendiri
2. Membantu 3. Melakukan
klien perawatan
melakukan vulva hygiene
mobilisasi Hasil :
secara Keadaan
bertahap perineum
Hasil : bersih setelah
Klien mampu dilakukan
duduk dengan 4. Memberikan
bantuan reinforcement
perawat kepada klien
3. Melakukan atas
perawatan kemampuanny
vulva hygiene a dalam
Hasil : perawatan diri
Keadaan Hasil: klien
perineum merasa senang
bersih setelah
dilakukan
vulva hygiene
4. Memberikan
reinforcement
kepada klien
atas
kemampuanny
a dalam
perawatan diri
Hasil: klien
merasa senang
C. Pembahasan

Bagian ini membahas mengenai kesenjangan Asuhan Keperawatan pada klien

Ny.D dengan klien Ny.N dengan Post Sectio Caesarea a/i presentasi kepala

dengan bayi besar dan KPD + riwayat SC di ruang delima rumah sakit umum

daerah dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung, tanggal 25-26 Juli 2017 dan

dilanjutkan dengan Homecare tanggal 27 Juli 2017. Dalam pembahasan ini

akan dihubungkan dengan teori yang ada didalam tinjauan teoritis. Setiap

temuan perbedaan diuraikan dengan konsep dan dibahas mulai dari

Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Perencanaan, Implementai dan Evaluasi.

1. Pengkajian

Hasil dari tinjauan kasus di dalam pengkajian identitas klien

ditemukan klien 1 berusia 24 tahun dengan indikasi dilakukan SC yaitu

preskep dengan bayi besar, klien 2 berusia 29 dengan indikasi dilakukan

SC yaitu KPD + riwayat SC. Menurut Reeder (2011) bahwa pelahiran

caesarea adalah pelahiran janin melalui insisi yang dibuat pada dinding

abdomen dan uterus. Dengan indikasi chepalopelvik disproportion,

ketuban pecah dini, bayi kembar, faktor hambatan lahir dan kelainan letak

janin (Saifudin, 2006). Penelitian yang dilakukan Isti & Ningrum di RS

Islam Sragen tahun 2011 bahwa indikasi dilakukannya SC dengan KPD

berada pada urutan pertama dengan presentasi 16,7 %. Menurut peneliti

tindakan SC dilakukan atas indikasi yang berbeda-beda dimana indikasi

tersebut dapat membahayakan ibu ataupun janin pada saat itu.

Hasil tinjauan kasus di pengkajian ditemukan keluhan utama klien

1 nyeri dengan skala 8 dan klien 2 nyeri dengan skala 6.Nyeri diartikan
sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya

rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan

diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis, maupun emosional (Musrifatul &

Hidayat, 2008). Salah satu cara untuk mengukur tingkat nyeri adalah

dengan menggunakan skala nyeri berdasarkan penilaian objektif, Ellen

(2002) dalam Padila (2014)dengan skala nyeri 0-10. Menurut peneliti

kondisi klien dalam mentoleransi nyeri berbeda-beda tergantung bagaiman

klien menunjukan dan mendeskripsikan nyeri dan respon terhadap

tindakan untuk mengatasi nyeri tersebut.

Hasil studi kasus dalam pengkajian didapatkan data klien 1 baru

pertama kali melahirkan dengan operasi SC. Post SC hari ke-2 dengan

keadaan umum lemah, klien masih dibantu keluarga dalam memenuhi

personal hygiene, klien tidak menyususi bayinya, klien hanya dapat

bergerak terbatas di tempat tidur, aktivitas klien dibantu keluarga, klien

tampak kusam, rambut klien tertata tidak rapi, klien belum mandi, klien

belum sikat gigi, klien belum mengganti pakaian, klien belum mengganti

pembalut.

Klien 2 didapatkan data mempunyai riwayat SC, Post SC hari ke-2

dengan keaadan umum lemah, klien masih dibantu keluarga dalam

memenuhi personal hygiene, ASI belum keluar, sudah bisa duduk

ditempat tidur, aktivitas dibantu keluarga, klien tampak kusam, klien

belum mandi, klien belum sikat gigi, klien belum mengganti pakaian, klien

belum mengganti pembalut.


Menurut Fitria (2009) dalam tinjauan teori defisit perawatan diri

merupakan kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan

kemampuan untuk melengkapi aktivitas secara mandiri seperti mandi,

berpakaian dan toileting.Faktor yang berhubungan dengan defisit

perawatan diri diantaranya ketidaknyamanan, keletihan dan nyeri (Nanda,

2012). Menurut Hidayat (2008) dalam Christina pada pasien pasca bedah

Caesar harus segera melakukan aktivitas setelah 24 jam agar pasien

dengan cepat dapat memenuhi kebutuhan perawatan dirinya.

Hasil observasi yang dilakukan pada penelitian Putinah tahun 2014

menjelaskan bahwa ibu yang mengalami proses persalinan SC lebih

lamban melakukan aktivitas dibandingkan dengan proses persalinan

normal sehingga ibu tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya seperti

makan, kinum, BAB & BAK serta melakukan perannya sebagai ibu

sesegera mungkin. Dari data tersebut peneliti menemukan kesenjangan

dimana klien yang pertama hanya dapat bergerak terbatas ditempat tidur

dan tidak menyusui bayinya sedangkan klien yang kedua sudah bisa duduk

diatas tempat tidur.

Keterbatasan peneliti dalam penelitian yaitu mendapatkan klien

dengan indikasi yang berbeda, peneliti melihat dari data-data yang

didapatkan saat melakukan pengkajia. Klien 1 dengan indikasi bayi besar

dan baru pertama kali melahirkan dengan SC tidak memiliki pengetahuan

dan pengalaman yang cukup dalam perawatan diri paska operasi sehingga

mempengaruhi dalam proses perawatan diri secara mandiri. Sedangkan

klien 2 dengan indikasi KPD + riwayat SC memiliki pengetahuan dan


pengalaman dalam melakukan perawatan diri paska operasi. Menurut

peneliti kesenjangan pada proses prngkajian ini terjadi disebabkan oleh

karena manusia merupakan makhluk yang unik dimana dalam memberikan

respon terhadap masalah kesehatan atau penyakit baik respon bio, psiko,

sosial, spiritual, dan cultural berbeda-beda setiap individu.

2. Diagnosa Keperawatan

Proses Keperawatan dalam diagnosa keperawatan ditemukan

masalah keperawatan defisit perawatan diri dengan ditunjang data klien 1

dan klien 2 sebagai berikut :klien masih dibantu keluarga dalam memenuhi

personal hygiene, klien hanya dapat bergerak terbatas di tempat tidur,

aktivitas klien dibantu keluarga, klien tampak kusam, rambut klien tertata

tidak rapi, klien belum mandi, klien belum sikat gigi, klien belum

mengganti pakaian, klien belum mengganti pembalut.

Menurut Nanda (2015) dalam tinjauan teoridiagnosa keperawatan

yang ditemukan pada klien dengan Post Sectio Caesare antara lain nyeri

akut b.d terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan pembedahan ,

defisit perawatan diri: Mandi/kebersihan diri, makan, toileting b.d

penurunan kekuatan/keterbatasan gerak/kelemahan fisik, ketidakefektifan

pemberian ASI b.d Kurang pengetahuan ibu, terhentinya proses menyusui.

Sebagai hasil analisa dan penetapan masalah keperawatan,

ditemukan diagnosa keperawatan defisit perawatan diri berhubungan

dengan keterbatasan gerak / kelemahan fisik..Dengan demikian antara

tinjauan teori pada konsep keperawatan dan studi kasus tidak terjadi
kesenjangan, dimana diagnosa keperawatan yang ada pada teori ditemukan

dalam studi kasus yaitu defisit perawatan diri. Peneliti memiliki

keterbatasan dimana diagnosa keperawatan defisit perawatan diri

ditegakkan dengan indikasi yang berbeda. Klien 1 dengan indikasi bayi

besar defisit perawatan dirinya lebih besar dibandingkan klien 2 dengan

indikasi KPD + riwayat SC.

3. Perencanaan

Rencana keperawatan yang disusun pada klien 1 dan klien 2

dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri antara lain : kaji

kemampuan saat ini dan hambatan dalam perawatan diri, observasi tanda-

tanda vital klien, berikan bantuan kepada klien dalam melakukan

perawatan diri seperti (mandi, sikat gigi, keramas), lakukan perawatan

vulva hygiene, dukung kemandirian dalam berpakaian dan berhias(bantu

klien jika diperlukan), dorong keluarga berpartisipasi dalam kemandirian

klien, memberikan reinforcement kepada klien dan keluarga.Dalam

tahapan ini penulis bersama klien dan keluarga klien menyusun rencana

tindakan keperawatan yang akan di laksanakan sesuai dengan masalah

yang muncul. Perencanaan disesuaikan dengan kebutuhan klien, sesuai

kondisi serta sarana dan prasarana yang ada di ruangan.

Penulis akan menguraiakan kesenjangan yang terjadi pada

penyusunan rencana keperawatan berdasarkan teori dan studi kasus klien

dengan PostSectio Caesarea sebagai beriku:Intervensi pada studi kasus

yang tidak ada pada teori yaitumembantu melakukan mobilisasi secara

bertahap. Untuk intervensi pada studi kasus dan tidak terdapat pada
tinjauan teori penulis bersama-sama dengan klien dan keluarga membuat

rencana keperawatan yang disesuaikan dengan kebutuhan klien, dimana

klien pada saat itu tidak dapat memenuhi perawatannya secara mandiri dan

memiliki keterbatasan gerak akibat nyeri dan kelemahan sehingga klien

hanya beristirahat ditempat tidur paska operasi.Mobilisasi dini merupakan

usaha secepat mungkin membimbing penderita keluar atau bangun dari

tempat tidur dan membimbingnya berjalan (Hamilton, 2010).

Menurut Manuaba (2002) dalam Christina (2012), melakukan

mobilisasi dini memiliki keuntungan antara lain : memperlancar

pengeluaran lokea dan mengurangi infeksi puerperium, mempercepat

involusi alat kandungan, memperlancar fungsi alat gastrointestinal & alat

perkemihan, meningkatkan kelancaran peredaran darah & mempercepat

kesembuhan luka. Penelitian yang dilakukan Christina tahun 2012 di ruang

kebidanan RS Baptis Kediri berkaitan dengan mobilisasi, hasil

menunjukan dari 30 responden sebanyak 24 responden (83,3%) melakukan

mobilisasi dengan baik dan dari 24 responden sebanyak 22 responden

memiliki tingkat kesembuhan luka yang lebih cepat. Menurut peneliti

mobilisasi dini merupakan aspek terpenting dalam fungsi fisiologis demi

mempertahankan kemandirian klien.

Kesenjangan yang ada dalam penyusunan rencana keperawatan

menunjukan bahwa tidak semua rencana keperwatan yang ditetapkan

dalam kasus ada pada teori.Hal ini dikarenakan dalam membuat suatu

rencana keperawatan penulis berpatokan pada keadaan atau kondisi klien

pada saat itu. Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu peneliti tidak
membuat rencana keperawatan dengan melihat indikasi dari kedua klien,

dimana klien 1 dengan indikasi bayi besar dan klien 2 dengan indikasi

KPD + riwayat SC melainkan peneliti memberikan perlakuan yang sama

pada kedua klien.

4. Implementasi

Implementasi merupakan kelanjutan dari perencanan yang telah

disusun rapi. Pada studi kasus dengan diagnosa keperawatan defisit

perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan / kelemahan fisik

dengan intervensi membantu klien dalam melakukan perawatan diri seperti

mandi dan mengganti pakaian, dalam pelaksanaan tindakan pada Ny.N

intervensi tersebut tidak dilakukan, karena pada saat itu keadaan atau

kondisi klien tidak mau dimandikan dan diganti pakaiannya.

Merujuk pada kode etik penelitian bahwasanya menghormati

otonomi yang mempersyaratkan bahwa manusia yang mampu menalar

pilihan pribadinya harus diperlakukan dengan menghormati

kemampuannya untuk mengambil keputusan mandiri (Hanafiah & Amir,

2012).Maka peneliti menyimpulkan bahwa tidak semua intervensi atau

rencana keperawatan yang disusun dapat diterapkan pada impementasi

karena klien mempunyai hak otonomi atau keputusan sendiri dalam proses

keperawatan.

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan dimana

untuk menilai suatu keberhasilan pelaksanaan keperawatan dengan


mengacu pada tercapainya tujuan yang ditetapkan. Adapun evaluasi

keperawatan yang dilakukan pada klien yang dirawat selama tiga hari

perawatan mulai tanggal 25-27 Juli 2017 adalah diagnosa defisit

perawatan diri yang sudah teratasi melalui proses keperawatan.

Evaluasi pada klien 1 dan klien 2 menunjukan tercapainya suatu

tindakan dalam pelaksanaan proses keperawatan dengan hasil yang dicapai

diantaranya :Pada klien 1 hasil yang dicapaiklien mampu mempertahankan

kebersihan dan penampilan yang rapi, Nampak mobilisasi masih dibantu

keluarga, klien mampu mengenakan pakaian dan berhias secara mandiri.

Klien 2 hasil yang dicapai yaituklien mampu melakukan tugas fisik dan

perawatan diri secara mandiri, mampu mempertahankan kebersihan dan

penampilan yang rapi, mampu mengenakan pakaian dan berhias secara

mandiri, mampu berjalan bermobilisasi secara mandiri.

Dengan demikian hasil dari evaluasi menunjukan bahwa beberapa

masalah keperawatan mebutuhkan waktu yang berbeda-beda dalam proses

penyembuhan, dimana klien yang kedua lebih cepat dalam memenuhi

kebutuhan perawatan diri secara mandiri dibandingkan dengan klien yang

pertama. Peneliti memiliki keterbatasan dimana evaluasi yang diperoleh

harus sesuai dengan keadaan klien. Klien 1 dengan indikasi bayi besar dan

klien 2 dengan indikasi KPD + riwayat SC lebih kecil memiliki defisit

perawatan diri. Disini tidak hanya perawatan diri dan perawatan luka saja

yang didapat tetapi status nutrisi dan mobilisasi juga mempercepat

penyembuhan luka.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah penulis mempelajari dan melaksanakan studi melalui pendekatan

proses keperawatan pada klien Ny.D dan Ny.N dengan Post Op Sectio Caesare

yang penulis laksanakan di ruang delima rumah sakit dr. H. Abdul Moeloek

Provinsi Lampung dari tanggal 25-26 Juli 2017 dengan mengacu pada tujuan

yang ingin dicapai, maka penulis mengambil kesimpulan:

1. Tahap awal proses keperawatan adalah pengkajian, yang meliputi

pengumpulan data, klasifikasi data dan analisa data yang kemudian

dirumuskan menjadi diagnosa keperawatan. Teknik pengumpulan data

yang dilakukan adalah wawancara, observasi partisipasi, pemeriksaan

fisik, studi dokumentasi, studi literature dan kepustakaan.

2. Pada tahap diagnosa keperawatan, penulis menegakan diagnose

keperawatan berdasarkan data-data yang didapatkan pada klien dan

disesuaikan dengan teori yang ada. Kemudian diprioritaskan berdasarkan

kebutuhan dasar manusia dan keluhan benar-benar mengganggu atau

mengancam kesehatan klien.

3. Pada tahap perencanaan, penulis membuat dan menyusun rencana tindakan

keperawatan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan masalah klien

dengan Post Op Sectio Caesarea berdasarkan ilmu pengetahuan yang

dimiliki dan keterampilan dalam melakukan prosedur tindakan

keperawatan.
4. Implementasi merupakan realisasi dari perencanaan yang telah disusun

sehingga dalam implementasi ini mengacu pada perencanaan yang

merupakan pendukung berjalannya tahap pelaksanaan diantaranya kerja

sama yang baik antara perawat, klien dan keluarga serta sarana dan

prasarana yang tersedia sehingga memudahkan dalam setiap tindakan.

Selain itu adanya dukungan serta bimbingan dari perawat pembimbing

sehingga asuhan keperawatan dapat berjalan lancar sesuai dengan tujuan

yang ingin dicapai.

5. Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dimana untuk

menilai suatu keberhasilan pelaksanaan keperawatan dengan mengacu

pada tercapainya tujuan yang ditetapkan dan terarah dengan adanya

catatan perkembangan setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3

hari. Pada diagnosa yang sudah ditetapkan tujuan tercapai dan belum

tercapai. Dengan demikian hasil dari evaluasi menunjukan bahwa

beberapa masalah keperawatan mebutuhkan waktu yang berbeda-beda

dalam proses penyembuhan

6. Dokumentasi dimana penulis dapat mempresentasikan hasil dari proses

keperawatan yang telah dilakukan secara sistematis berdasarkan ilmu dan

kiat keperawatan.
B. Saran

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan melalui pendekatan proses

keperawatan pada klien Post Sectio Caesarea dengan masalah defisit

perawatan diri, penulis memberi saran :

1. Bagi Perawat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan informasi bagi

profesi perawat dalam menyusun asuhan keperawatan pada ibu setelah

menjalani persalinan

2. Bagi Rumah Sakit

Penelitian ini dapat digunakan sebagai penilaian terhadap pelayanan yang

telah diberikan terutama dalam pemberian asuhan keperawatan kepada ibu

post section caesarea selama perawatan masa nifas

3. Bagi Ibu

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran ibu tentang

pentingnya melakukan perawatan diri setelah menjalani persalinan .

4. Bagi Penelitian

Agar dapat meningkatkan pengalaman nyata tentang Ibu post SC dengan

masalah keperawatan defisit perawatan diri dengan melakukan tindakan

personal hygiene. Peneliti selanjutnya dapat melakukan tindakan

keperawatan sesuai kebutuhan klien dan indikasi yang sama agar dapat

memberikan perlakuan dan mendapatkan hasil yang sama serta harus

memperhatikan aspek yang lain seperti resiko infeksi, status nutrisi dan

pengetahuan yang dimiliki klien.


DAFTAR PUSTAKA

Apriana dan Puri. (2015). Faktor-Faktor yang berhubungan dengan persalinan


section caesarea di RSUD dr. Abdol Moelok Provinsi Lampung. Jurnal
kesehatan volune VII nomor 1

Asmadi. (2008). Konsep dasar keperawatan. Jakarta: EGC

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementrian Kesehatan Republik


Indonesia. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta

Christina, Shella. (2012). Mobilisasi dini berhubungan dengan peningkatan


kesembuhan luka pada pasien post operasi Sectio Caesarea. Jurnal
Kesehatan

Cunningham, F. Garry, Levono et. al. (2013). Obstetri Williams. (edisi 23). Vol 1.
(Alih bahasa: Brahm U. Pendit, dkk). Jakarta: EGC

Dewi, L. N. Vivian dan Sunarsih. (2011). Asuhan kebidanan pada Ibu Nifas.
Jakarta: Salemba Medika

Dharma, K. L. (2011). Metodelogi Penelitian Keperawatan: Panduan


Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian. Depok: TIM

Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2012, Bidang Kesehatan Ibu dan Anak
Tahun 2012. Dinas Kesehatan Provinsi Lampung

Edmonds, D.K. (2007). Dewhurst‟s Texbook of obstetrics and Gynaecology. (7th


ed). Blackwell Publishing

Fitria, Nita. (2009). Prinsip dasar aplikasi penulisan laporan pendahuluan dan
strategi pendahuluan dan strategi pelaksanaan tindakan keperawatan
(LP dan SP). Jakarta: Salemba Medika

Hartati, S dan Maryunani. (2015). Asuhan keperawatan maternitas. Jakarta:


Salemba Medika

Heryani, Reni. (2010). Asuhan kebidanan-Ibu nifas dan menyusui. Jakarta: TIM

Hidayat. (2008). Pengantar konsep dasar keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Jitowiyono S, Kristiyanasari. (2010). Asuhan Keperawatan Post Operasi.


Yogyakarta: Nuha Medika

Kozier, Barbara. (2010). Fundamental keperawatan. (7th ed). Vol 1 (Penerjemah:


karyuni, P Eko). Jakarta: EGC
Leifer, G. (2007). Intoduction to maternity & pediatric nursing. Missouri:
Elsevier

Marelli, T. M. (2007). Buku saku dokumentasi keperawatan. Alih bahasa: Egi


Komara Yudha. Jakarta: EGC

Marmi, S.ST. (2015). Asuhan Keperawatan Pada Masa Nifas “Peurperium


Care”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Maryunani, Anik. (2014). Perawatan luka seksio caesarea (SC) dan Luka
kebidanan terkini (dengan penekanan „Moist Wound Healing’). Bogor:
Penerbit IN MEDIA

Melinda, Ayu. (2016). Apakah ada hubungan asupan protein dengan


penyembuhan luka pada pasien Post Op Sectio Caesarea (SC) di Rumah
Sakit Umum Daerah Pringsewu Lampung Tahun 2016. Skripsi. STIKes
Muhammadiyah Pringsewu

Mitayani. (2011). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika

Nanda. (2012-204). Diagnosis Keperawatan definisi dan klasifikasi. Alih bahasa:


Made Sumarwati & Nike. Jakarta: EGC

Nurarif, H. Amin, dan Kusuma. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan


berdasarkan diagnose medis dan Nanda Nic-Noc. (edisi revisi jilid 3).
Jogjakarta: MediAction

Padila. (2014). Keperawatan Maternitas. Jogyakarta: Nuha Medika

Pilliteri, A. (2013). Maternal and child health nursing: care of the childbearing &
childrearing family. (7th ed). Philadelphia: JB Lippincot

Potter & Perry, A, G. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,


Proses, dan Praktik. Edisi 4. Volume 2. Jakarta : EGC

Prawirohardjo, Sarwono. (2008). Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Putinah. (2010). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kemandirian ibu post SC


di Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang Tahun 2010. Jurnal
Keperawatan Bina Husada Vol. 10 No. 3 November 2014

Reeder, Sharon, Martin & Griifin-Koniak. (2016). Keperawatan Maternitas


kesehatan wanita, bayi, & keluarga. (edisi 18). Jakarta: EGC

Rohmah & Walid. (2009). Proses keperawatan teori dan aplikasi. Jogyakarta: Ar-
Ruzz Media
Sambas, Etty. K. (2016). Pengetahuan ibu post partum dengan seksio sesarea
mengenai perawatan ibu nifas di ruang I RSUD Dr. Soekardjo kota
Tasikmalaya. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada

Saifudin. (2006). Buku Acuan Nasional Pelaksanaan Kesehatan Maternal dan


Neonatal. Jakarta: PT. Bina Pustaka

Suhaemi, M. E. (2014). Etika Keperawatan: Aplikasi pada Praktik. Jakara: EGC

Wartonah, Tarwoto. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika

Yugistyowati, Anafrin. (2013). Pengaruh pendidikan kesehatan masa nifas


terhadap kemampuan perawatan mandiri ibu nifas post section caesarea
(SC). Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia
LAMPIRAN
FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN IBU POST PARTUM

I. IDENTITAS

1. Identitas Klien
Nama : …………………………
Umur : …………………………
Jenis Kelamin : ………………………...
Suku/Bangsa : …………………………
Agama : …………………………
Pendidikan : …………………………
Pekerjaan : …………………………
Sumber Biaya : …………………………
Alamat : …………………………
Tanggal Masuk RS/RB : …………………………
Kelas Rawat Inap : …………………………
Tanggal Pengkajian : …………………………
No. register : …………………………
Diagnosa Medik : …………………………

2. Identitas Penanggung Jawab:


Nama : …………………………
Umur : …………………………
Jenis Kelamin : …………………………
Agama : …………………………
Pendidikan : …………………………
Pekerjaan : …………………………
Alamat : …………………………
Hubungan dengan Klien : …………………………
II. RIWAYAT KESEHATAN

A. Riwayat Kesehatan Sekarang:

1. Keluhan Utama : (Saat pengkajian )


…………………………………
P : ………………………………………………………………………
Q : ………………………………………………………………………
R : ………………………………………………………………………
S : ………………………………………………………………………
T : ………………………………………………………………………

2. KeluhanPenyerta:…………………………………………………..........

B. Riwayat Kesehatan Dahulu:……………………………….....................

C. Riwayat Kesehatan Keluarga…………………………………………………....

III. RIWAYAT OBSTETRI

A. RIWAYAT MENSTRUASI
a. Menarche : ………….. tahun
b. Siklus : ………….. hari
c. Banyaknya : …………..( pemakaian pembalut/hr)
d. Keteraturan : …………..
e. Lamanya : ………….. hari
f. HPHT : …………..
g. Keluhan yang menyertai : ………...................................

B. RIWAYAT PERKAWINAN
a. Kawin / tidak kawin :……………………………........
b. Umur Ibu Menikah : …………………………..........
c. Umur Bapak Menikah :………………………………...
d. Lama Pernikahan :………………………………...
e. Berapa kali menikah : …………………………………....

C. RIWAYAT KELUARGA BERENCANA:


- Melaksanakan keluarga berencana : ( ) Ya ( ) Tidak
- Bila ya, jenis kontrasepsi apa yang digunakan :
( ) MOP ( Medis Operatif Pria) ( ) MOW ( Medis Operatif Wanita)
( ) IUD ( ) Pil ( ) Suntik ( ) Inflant ( ) Lain – lain ...
- Sejak kapan menggunakan kontrasepsi :……………………………
- Masalah yang terjadi : ……………………………………………...
- Rencana kontrasepsi yang akan digunakan : …………… Alasan : …

D. RIWAYAT KEHAMILAN, PERSALINAN DAN NIFAS

G…. P…. A….


Kehamilan Persalinan Komplikasi nifas Anak
Anak
Umur Jenis B P
ke Penyulit Jenis Penolong Penyulit Laserasi Infeksi Perdarahan Keadaan fisik
kehamilan Kelamin B J

E. RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG


1. Pemeriksaan Kehamilan
a. Trimester I : ………… x 1 bulan Tempat Pemeriksaan :
……
b. Trimester II : ………… x 1 bulan
c. Trimester III: ………… x 1 bulan

2. Riwayat Imunisasi:
TT……………… pada usia kehamilan : ………………............
3. Riwayat Pemakaian obat selama Kehamilan: ……………..........
4. Keluhan selama kehamilan …………………..............................

F. RIWAYAT PERSALINAN SEKARANG


- Tanggal persalinan : ………………… jam …………………
- Tipe persalinan : spontan/ tindakan (jelaskan dengan narasi)
- Bila rujukan : jelaskan dengan narasi
- Lama persalinan : Kala I : …………… Jam, penyulit......
Kala II : …………… Jam, penyulit ….
Kala III : …………… Jam, penyulit ….

Jumlah : …………….. Jam …….......Menit

- Jumlah perdarahan : …………………… ml


- Jenis kelamin bayi : ………… BB ……………. PB ………………..
- APGAR score : Menit I …………. Menit V : …………………..

IV. RIWAYAT KEBIASAAN SEHARI – HARI


(Sebelum masuk dan Saat ini)
1. Pola nutrisi
- Frekuensi makan : ……………… X/hari, Porsi : ………
- Nafsu makan : ………………………………………………
- Jenis makanan……………………………………………………….
Makanan yang tidak disukai : ………………………………………
Bila ada, sebutkan …………………………………………………
- Kebiasaan sebelum makan : ………………………………………

2. Pola eliminasi
BAK
- Frekuensi : ………….. kali
- Jumlah : ……………ml / 24 jam
- Warna : …………..
- Bau : ……………………………
- Keluhan yang berhubungan dengan BAK : ……………………………

BAB
- Frekuensi : ………… X/hari
- Warna : …………….
- Konsistensi : …………...
- Keluhan : ………………………………………………………….

3. Pola personal higiene


a. Penampilan secara umum ( Pakaian, kuku, bau dll)
b. Mandi
- Frekuensi : …………….. X/hari
c. Oral hygiene
- Frekuensi : ……………. X/hari
d. Cuci rambut
- Frekuensi : …………….. X/hari

4. Pola istirahat dan tidur


- Lama tidur : …………………. Jam/hari
- Tidur siang : ( ) Ya ( ) Tidak
- Kebiasaan sebelum tidur/pengantar tidur:
…………………………………
- Keluhan/masalah :

5. Pola aktivitas dan latihan


- Kegiatan dalam pekerjaan:
…………………………………………………
- Waktu bekerja : ( ) Pagi ( ) Sore ( ) Malam
- Olah – raga : ( ) Ya ( ) Tidak
jenisnya : ……………………………………………………………
Frekuensi : ……………………………………………………………
- Kegiatan waktu luang :………………………………………….....
- Keluhan dalam aktivitas : …………………………………………....
6. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
a. Merokok : ( ) Ya ( ) Tidak
- Jumlah : ……………………………………………………
- Lama pemakaian : ……………………………………………………
b. Minuman keras : ( ) ya ( ) Tidak
- Frekuensi : ……………………………………………………
- Jumlah : ……………………………………………………
- Lama pemakaian : ……………………………………………………

c. Ketergantungan obat : ( ) ya ( ) Tidak


- Frekuensi : ………………………………………..
- Jumlah : ………………………………………..
- Lama pemakaian : ………………………………………..
- Alasan/keluhan : ………………………………………..
- Jenis obat : ………………………………………..

V. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
a. Respon ibu terhadap kelahiran bayinya : ………………………
b. Respon anggota lain terhadap kehadiran bayi .: ………………………
c. Kesiapan mental untuk menjadi ibu : ( ) Ya, jelaskan ( ) Tidak, alasan ..
d. Rencana perawatan bayi : ( ) Sendiri ( ) Orang tua ( ) Lain – lain.....
e. Self care :
- Perawatan : ( ) mengerjakan, Jelaskan…………………………
Payudara ( ) Tidak mengerjakan, alasan……………………
- Perineal care : ( ) mengerjakan, Jelaskan…………………………
( ) Tidak mengerjakan, alasan………………………
- Nutrisi : ( ) mengerjakan, Jelaskan……………………………
( ) Tidak mengerjakan, alasan………………………

- Senam nifas : ( ) mengerjakan, Jelaskan……………………………


( ) Tidak mengerjakan, alasan………………………
- KB : ( ) mengerjakan, Jelaskan……………………………
( ) Tidak mengerjakan, alasan………………………

- Menyusui : ( ) mengerjakan, Jelaskan……………………………


( ) Tidak mengerjakan, alasan…………………………

f. Perawatan bayi :
- Memandikan : ( ) mengerjakan, Jelaskan………………………………
( ) Tidak mengerjakan, alasan……………………………

- Perawatan tali pusat : ( ) mengerjakan, Jelaskan………………...............


( ) Tidak mengerjakan, alasan……………..........................

VI. PEMERIKSAAN FISIK


a. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum : …………………….................
2. Kesadaran : …………………….................
3. BB sebelum Hamil : ………………….....................
4. BB Hamil : …………………….................
5. BB Sekarang : …………………….................
6. TB : ………………….…................
7. Tanda – tanda vital
- Tekanan darah : …………….. mm/Hg
- Nadi : …………… x/menit
- Suhu : ………….. ˚c
- Respirasi : …………….X/menit

b. Pemeriksaan Khusus
1. Kepala
- Rambut :
Warna : ……………. Kualitas: …………… Distribusi :..
Rontok : ……………
- Kulit Kepala:
Warna : …………… Lesi: …………….. Peradangan: ……
Kebersihan kulit kepala : ………………….

2. Muka
- Pigmentasi : ………….
- Acne : ……….....
- Odema : …….........

3. Mata
- Kelopak mata :( ) Normal ( ) Ptosis ( ) odema
- Konjungtiva :( ) Ananemis ( ) Anemis
- Kornea : ( ) Normal ( ) Keruh/berkabut
( ) Terdpt perdarahan
- Sklera :( ) Ikterik ( ) Anikterik
- lain- lain : jelaskan …………….........................................

4. Hidung
- Mucosa : (Warna): ………. (Edema)……… (Nyeri)
- Pengeluaran : ……………………..
- Lain-lain, jelaskan : ……………………..

5. Mulut
- Keadaan mulut :
Gigi :( ) Caries ( ) Tidak
Stomatitis :( ) Ya ( ) Tidak
Bau Mulut : ……..
- Lidah : ( ) Kotor ( ) Ya ( ) Tidak
- Kesulitan menelan :( ) Ya ( ) Tidak

6. Leher
- Pembesaran kelenjer Tyroid : ……………………….
- Lain-lain, jelaskan : ….………....................

7. Daerah Dada
- Jantung dan Paru – paru : …………..
- Mammae : Warna ………….
Perubahan warna kulit pada mamae : ( ) Ya, jelaskan ( ) Tidak
Pembengkakanan Mammae : ( ) Ya ( ) Tidak
Nyeri tekan saat palpasi : ………………..
Warna areolla mammae : …………………
Papilla mammae :( ) Menonjol ( ) Datar ( ) Kedalam
Colostrum :( ) sudah keluar, sejak kapan….. ( ) Belum
keluar
Kebersihan areola & putting susu : ………………………...

8. Abdomen
- Striae : ……………………………
- Linea Nigra : ……………………………
- Bising Usus : ……………………………
- Kondisi Vesika Urinaria : ...........................

Obstetri
-TFU : ……………………………..
- Kontraksi : ……………………………..
- Konsistensi uterus : …………………….............
- Posisi uterus : ( ) Medial ( ) Lateral
- Jika dilakukan SC, Luka post operasi : …………
( keadaan, jahitan, panjang, bila perlu dlm gambar)
- Diastasis rectus abdominis : ...…(panjang dan lebar dalam ukuran jari)

9. Genitalia
- Labia Mayora dan Minora : ………………
- Kebersihan Vagina : …………….
- Perineum : ( ) utuh ( ) Ruptur,keadaan… ( ) Episiotomi,
jenis …..
Jika terdapat jahitan perineum: ( ) Redness ( ) Edema ( ) Ekimosis
( ) Discharge ( ) Aproximate
- Lochea:
Warna : ……………, Bau : …………….., Jenis : ……………
- Pemakaian Pembalut/ Softex: Jumlah ……………….(Penuh/tidak)
10. Ekstremitas
- Ambulasi : ( ) ya, berapa jam Post partum ( ) tidak, jelaskan ..
- Homan’s sign :………..............................................
- Reflek Patela : ……….............................................
- Oedema / Tidak : ……….............................................
- Varises : ……………………………………..

11. Anus:
- Pembesaran hemorroid : ( ) ada ( ) tidak
- Kebersihan : …………….

VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

VIII. PENGOBATAN /TERAPI (saat pengkajian)

…………………………………………………………………………………………

....………………………………………………………………………………………

IX. DATA FOKUS

………………………………………………………………………………………………
X. RESUME KEPERAWATAN
( Dimulai sejak pasien masuk sampai tanggal pengkajian, bila ditemukan data
baru setelah pengkajian ditulis dilembar ini dengan disertai hari dan tanggal )

XI. ANALISA DATA

NO DATA MASALAH ETIOLOGI


DS/DO

XII. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

XIII. RENCANA KEPERAWATAN

NO HARI/TGL Dx. Kep TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

XIV. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Dx. IMPLEMENTASI
NO Hari/tgl/jam PARAF EVALUASI
Kep (Hasil & Respon)
S :
O:
A:
P:
MEMANDIKAN PASIEN NIPAS

Nama Mahasiswa :
NIM :
Asal Institusi :

NO ASPEK YANG DINILAI NILAI


YA TIDAK
A. Fase Pre Interaksi
1. Mengecek catatan medis & perawatan
2. Cuci tangan
Menyiapkan alat-alat yang diperlukan :
3 2 buah handuk
4 1 selimut mandi
5 2 buah waskom ( berisi air hangat )
6 2 buah waslap
7 Pakaian ganti yang bersih
8 Tempat pakaian kotor (ember)
9 Set Vulva Hygiene
10 Perlengkapan mandi ( sabun mandi )
11 Lotion
12 Sisir
13 Talk
14 Handscoon bersih jika diperlukan

B. Fase Interaksi
15 Memberikan salam terapeutik
16 Melakukan evaluasi/ validasi
17 Melakukan kontrak (waktu, tempat dan topic)
18 Menerangkan tujuan dan prosedur tindakan
19 Menjaga privaci klien dengan memasang sampiran/skerem

C. Fase Kerja
20 Mengatur tinggi tempat tidur dan membantu klien pada posisi baring
yang nyaman
21 Mempersiapkan & meletakkan alat di dekat klien
22 Mencuci tangan
23 Memakai handscoon
24 Memasang selimut mandi
25 Melepaskan pakaian klien
26 Meletakkan handuk mandi dibawah kepala klien
27 Menanyakan pada klien apakah ia ingin pakai sabun atau tidak
28 Membersihkan daerah wajah ( mata, bagian wajah, telinga, dan leher ),
kemudian keringkan
29 Meletakkan handuk arah memanjang dibawah lengan, bersihkan lengan
klien dari yang terjauh kemudian lengan yang terdekat dari perawat,
dan membersihkan dari bagaian distal ke proksimal, kemudian
keringkan.
30 Mengulangi langkah no.29 untuk lengan lainnya
31 Meletakkan handuk diatas dada klien, dengan melipat selimut mandi ke
bawah umbilikus. Bersihkan daerah dada, beri perhatian khusus pada
payudara klien. kemudian keringkan.
32 Meletakkan handuk secara memanjang diatas perut, melipat selimut
kearah pubis. Bersihkan daerah perut, dan keringkan dengan handuk.
33 Membantu klien untuk miring, letakkan handuk sepanjang sisi klien,
bersihkan punggung sampai bokong kemudian keringkan. Beri lotion
pada punggung dan massase.
34 Memposisikan tubuh klien telentang kembali, dengan menarik handuk
klien.
35 Membantu menggunakan pakaian atas klien ( BH dan gurita ).
36 Meletakkan handuk secara memanjang di bawah tungkai.
37 Menekuk lutut klien yang terjauh, lalu bersihkan dari tumit ke lutut dan
dari lutut ke paha, kemudian keringkan.
38 Ulangi langkah no. No. 37 untuk tungkai lainnya.
39 Meletakkan handuk dibawah bokong klien, lalu posisikan klien dorsal
rekumben.
40 Membersihkan daerah genital klien ( lakukan vulva hygiene ).
41 Memakaikan pakaian dalam klien yang telah diberi pembalut ( softek).
42 Kemudian bantu klien memakai pakaian bawah.

43 Merapihkan klien ( menyisir rambut, pakai pewangi bila perlu ) dan


rapihkan
44 Mengatur kembali tempat tidur klien & memberikan klien posisi yang
nyaman
45 Membereskan alat
46 Mencuci tangan

D. Fase Terminasi
47 Mengevaluasi pasien setelah dimandikan
48 Memberikan reinforcemen positif
49 Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
50 Mendokumentasian hasil tindakan memandikan pasien nifas

Catatan :
Mengganti air dalam waskom jika diperlukan

Keterangan :
Ya : dilakukan
Tidak : tidak dilakukan

Pringsewu ................................2017
Penguji

(.................................................................)
STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE
TINDAKAN KEPERAWATAN VULVA HYGIENE

NAMA MAHASISWA :
NIM :
INSTITUSI :

NO ASPEK YANG DINILAI NILAI


YA TIDAK
A. Fase Pre Interaksi
1. Mengecek catatan medis & perawatan
2. Cuci tangan
Menyiapkan alat-alat yang diperlukan :
3 Na Cl 0,9 %
4 Kapas lemak dalam tempatnya
5 Kom 1 buah
6 Pispot 1 buah
7 Perlak + alas
8 Hand Scone bersih 1 pasang
9 Selimut mandi 1 buah

B. Fase Interaksi
10 Memberikan salam terapeutik
11 Melakukan evaluasi/ validasi
12 Melakukan kontrak (waktu, tempat dan topic)
13 Menerangkan tujuan dan prosedur tindakan
14 Menjaga privaci klien dengan memasang sampiran/skerem

C. Fase Kerja
15 Mempersiapkan & meletakkan alat ke dekat klien
16 Mencuci tangan
17 Mengganti selimut klien dengan selimut mandi
18 Mengatur posisi klien dorsal recumbent
19 Meletakkan perlak + alas di bawah bokong klien, melepaskan pakaian
dalam & pembalut klien.
20 Meletakkan pispot di bawah bokong klien
21 Mengenakan sarung tangan
22 Menyiram daerah vulva dengan larutan NaCl
23 Membersihkan area vulva dengan kapas lemak
24 Merapihkan klien, dan mengembalikan klien ke posisi nyaman
25 Membereskan peralatan
26 Mencuci tangan

D. Fase Terminasi
27 Mengevaluasi pasien setelah vulva hygiene
28 Memberikan reinforcemen positif
29 Kontrak untuk tindakan selanjutnya
30 Mendokumentasikan kondisi vulva

Keterangan :
Ya : dilakukan
Tidak : tidak dilakuk
Pringsewu, ................................2017
Penguji

( )
SAP
PERAWATAN POST SC DI RUMAH

DISUSUN OLEH :

SUKMA FATIMAH
144012014075

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)


MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERAWATAN

Pokok bahasan : Perawatan Post SC


Sub pokokbahasan : Perawatan Luka dan Diit Post SC di Rumah
Penyuluh : Sukma Fatimah
Waktu : 15 menit
Tempat : RSUD H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
Sasaran : IbuPost Partum SC

I. Tujuan Intruksional Umum ( TIU )


Ibupost partum SC mengetahui perawatan luka post SC dan kebutuhan
nutrisi yang dibutuhkannya selama masa nifas untuk mempertahankan
kesehatan pada diri dan bayinya.

II. Tujuan Intruksional Khusus ( TIK )


Setelah mendapatkan pengajaran di harapkan ibu mampu :
1. Menguraikan kembali luka post SC dan diit
2. Tujuan melakukan perawatan luka post SC dan diit
3. Menunjang cara perawatan luka post SC dan diit
4. Mencegah luka infeksi post SC dan diit

III. Media
1. Leaflet

IV. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
V. Pelaksanaan
No Acara Waktu Kegiatan Penyuluhan Evaluasi
.
1. Pembukaan 5 mnt Mengucap salam dan Menjawab salam,
terimakasih atas kesediaan mendengarkan
ibu. dengan seksama.
 Memperkenalkan diri dan
apresiasi.
2. Inti  Menyampaikan
25 mnt materi Mendengarkan dan
tentang memperhatikan.
1. Menguraikan kembali
luka post SC dan diit
2. Tujuan melakukan
perawatan luka post SC
dan diit
3. Menunjang cara
perawatan luka post SC
dan diit
4. Mencegah luka infeksi
post SC dan diit
3. Diskusi 10 mnt Meminta peserta untuk Peserta
mengajukan pertanyaan mengajukan
jika belum jelas. pertanyaan.
4. Penutup 5 mnt 1. Menyimpulkan hasil Peserta menjawab
penyuluhan. salam.
2. Memberi saran-saran.
3. Memberi salam dan
meminta
4. maaf bila ada
kesalahan.
5. Mengucapkan
terima kasih atas
6. perhatian dan
mengucapkan salam.

VI. Materi
Terlampir

VII. Evaluasi
Dengan memberikan pertanyaan :
1. Jelaskan pengertian luka post SC dan diit
2. Jelaskan tujuan melakukan perawatan luka post SC dan diit
3. Jelaskan cara perawatan luka post SC dan diit
4. Jelaskan upaya mencegah luka infeksi post SC dan diit
MATERI
PERAWATAN LUKA POST SC DAN DIIT POST SC

A. PERAWATAN LUKA POST OPERASI CAESAR (SC)

1. Pengertian
Luka operasi adalah luka setelah prosedur pembedahan/operatif setelah
dilakukan operasi Caesar. Luka operasi merupakan luka bersih sehingga
mudah untuk perawatannya, namun jika salah dalam merawat, maka akan
bias berakibat fatal. Oleh karena itu pastikan Anda tidak salah dalam
merawat luka operasi.

2. Tujuan Tindakan Dan Perawatan Luka


a. untuk mencegah infeksi
b. untuk memberikan rasa nyaman pasien
c. mempercepat proses penyembuhan

3. Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka


a. Nutrisi yang cukup
b. Perawatan luka yang bak
c. Istirahat

4. Prinsip- prinsip Perawatan Luka


a. Bersihkan jika keluar darah dan langsung ganti kasa
Jika luka operasi keluar darah, maka segeralah untuk mengganti
kasanya agar tidak basah atau lembab oleh darah. Kerena darah
merupakan kuman yang bias cepat menyebar keseluruh bagian luka.
b. Jaga luka agar tak lembab
Usahan semaksimal mungkin agar luka tetap kering karena tempat
lembab akan menjadikan kuman cepat berkembang. Misalkan suhu
kamar terlalu dingin dengan AC yang membuat ruangan lembab. Bisa
jadi luka anda pun ikut lembab. Hindari ruangan lembab, dan atur suhu
AC Anda.
c. Menjaga kebersihan
Agar luka operasi tidak terkena kotoran yang mengakibatkan cepat
berkembangnya kuman, maka kebersihan diri dan lingkungan sekitar
Anda semaksimal mungkin harus dijaga. Jauhkan luka dari kotoran,
untuk itu seprei dan bantal harus selalu bersih dari debu.
d. Gunakan bahan plastic atau pembalut yang kedap air (Opset)
Jika Anda mau mandi atau aktifitas yang mengharuskan Anda
bersentuhan dengan air, gunakan bahan plastic atau pembalut yang
kedap air (opset) untuk melindungi luka bekas operasi agar tidak
terkena air.Upayakan agar luka tidak sampai basah, karena bias
mempercepat pertumbuhan kuman.
e. Makan dan minum sesuai dengan kebutuhan
Hidup sehat dengan minum air putih. Atur minum Anda dengan 8-9
gelas standar per hari. Anggapan salah jika anda minum air putih bikin
Luka sulit mengering. Tidak demikian halnya, karena jika tubuh sehat
luka akan cepat mongering dan sembuh. Hindari makan makanan yang
mengandung bahan kimia dan pedas.
f. Makan makanan bergizi
Makanan bergizi terdapat pada sayuran hijau, lauk-pauk dan buah.
Konsumsi sayur hijau seperti bayam, sawi, kol dan sayur hijau lainnya
menjadi sumber makanan bergizi. Untuk lauk pauk Anda bias memilih
daging, ayam, ikan, telur dan sejenisnya.

5. Cara perawatan di rumah


Cuci tangan dengan sabun atau antiseptic lainnya sebelum merawat luka
1) Buka balutan dengan hati-hati
2) Bersihkan luka dengan larutan Natrium Klorida/ NaCl atau
menggunakan air matang
3) Oles luka dengan obat antiseptic betadine
4) Tutup luka dengan kasa steril
5) Cuci tangan setelah merawat luka

B. Diit Post SC
1. Pengertian

Diet Pasca-operasi adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah


menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan
tergantung pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta.

2. Syarat Diit Post SC


1. Mengandung cukup energi, protein, lemak, dan zat-zat gizi
Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan
Menghindari makanan yang merangsang (pedas, asam, dll)
2. Suhu makanan lebih baik bersuhu dingin
3. Pembagian porsi makanan sehari diberikan sesuai dengan kemampuan
dan kebiasaan

3. Contoh Makanan TKTP


Contoh menu sehari diet ETPT yaitu :
Pagi :
- Nasi
- Telur dadar
- Daging semur
- Ketimun dengan tomat iris
- Susu
Selingan I :
- Bubur Kacang hijau
- Susu
Siang :
- Nasi
- Ikan goreng
- Ayam goreng
- Tempe bacem
- Sayur Asam
- Pepaya
Selingan II :
- Susu`
Malam :
- Nasi
- Daging empal
- Telur balado
- Sup Sayuran
- Pisang
PERAWATAN POST SC DI RUMAH A. PERAWATAN LUKA POST OPERASI 4. Prinsip-Prinsip Perawatan Luka
CAESAR (SC) a. Bersihkan jika keluar darah dan
1. Pengertian langsung ganti kasa
Luka post operasi adalah luka setelah b. Jaga luka agar tak lembab
prosedur pembedahan/operatif setelah c. Menjaga kebersihan
dilakukan operasi Caesar. d. Gunakan bahan plastik atau
pembalut yang kedap air (Opset)
2. Tujuan Tindakan Dan Perawatan e. Makan dan minum sesuai dengan
Luka kebutuhan
a. Untuk mencegah infeksi f. Makan makanan bergizi
b. Untuk memberikan rasa nyaman
pasien
c. Mempercepat proses penyembuhan
pasien 5. Cara Perawatan Luka Di Rumah
1) Cuci tangan dengan sabun atau anti
septik lainnya sebelum merawat
luka

DISUSUN OLEH :

SUKMA FATIMAH 2) Buka balutan dengan hati-hati


144012014075
3. Factor Yang Mempengaruhi
Penyembuhan Luka
a. Nutrisi yang cukup
b. Perawatan luka yang baik
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
c. Istirahat
(STIKes) MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
LAMPUNG
2017
3) Bersihkan luka dengan larutan 7. Contoh Menu
Natrium Klorida / NaCl atau 1) Makan Pagi
menggunakan air matang Nasi, sayur bayam,
telur/tempe/tahu, buah buahan
4) Oles luka dengan obat anti septic
betadine (pisang)
2) Makan Siang
Nasi, sayur nangka,

5. Syarat Diit Post SC telur/tempe/tahu, buah buahan


a. Tinggi kalori Tinggi protein (jeruk)
b. Tidak menyebabkan gatal pada 3) Makan Malam
luka Nasi, ikan, sayur tumis, buah-
c. Cukup mineral dan vitamin
d. Mudah dicerna buahan (pepaya)

5) Tutup luka dengan kasa steril 6. Contoh Makanan TKTP


a. Sumber energy : beras, jagung,
roti
b. Zat pembangun : daging, ayam,
telur, ikan, tempe, tahu
c. Vitamin : apel, jeruk, pisang,
bayam, wortel,
6) Cuci tangan setelah merawat luka d. Mineral dan susu
B. Diit Post SC
4. Pengertian
Diet Pasca-operasi adalah makanan
yang diberikan kepada pasien setelah
menjalani pembedahan. Bertujuan
untuk mempercepat penumbuhan
jaringan yang rusak guna
penyembuhan luka

Anda mungkin juga menyukai