Anda di halaman 1dari 15

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Defisit Perawatan Diri

1. Definisi Defisit Perawatan Diri

Kurangnya perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat

adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan

aktivitas perawatan diri menurun, kurang perawatan diri ketidakmampuan

merawat kebersihan diri, makan secara mandiri, berhias diri secara mandiri,

dan toileting (Buang Air Besar atau Buang Air Kecil) (Mukhripah, 2008).

Hygiene adalah ilmu kesehatan, cara perawatan diri manusia untuk

memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien

disebut higiene perorangan (Perry & Poter, 2006). Personal hygiene berasal

dari Bahasa Yunani yang berarti Personal yang artinya perorangan dan

Hygien berarti sehat kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk

memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik

dan psikis sesuai kondisi kesehatannya (Wartonah, 2006).

Defisit perawatan diri adalah kurangnya perawatan diri pada tpasien

dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga

kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Kurang

perawatan diri terlihat dari ketidakmamppuan merawat kebersihan diri

antaranya mandi, makan minum secara mandiri, berhias secara mandiri,

toileting (BAK/BAB) (Damaiyanti, 2012).

8
Penerapan Latihan Mandi..., Lela Aruma Syahni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
9

2. Tujuan Perawatan Diri

Tujuan dilakukanya perawatan diri yaitu untuk meningkatkan derajat

kesehatan seseorang, memelihara kebersihan diri seseorang, memperbaiki

perawatan diri yang kurang, mencegah penyakit dan meningkatkan rasa

percaya diri. Perawatan diri merupakan hal yang sangat penting dalam

kehidupan sehari-hari karena perawatan diri akan mempengaruhi kesehatan

biologis dan psikologis seseorang (Sujono, 2012 (dalam setiawati, 2016).

3. Etiologi

Menurut Depkes (2000), penyebab kurangnya perawatan diri adalah :

a. Faktor predisposisi

1) Perkembangan

Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga

perkembangan inisiatif terganggu.

2) Biologis

Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan

perawatan diri.

3) Kemampuan realitas turun

Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang

menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk

perawatan diri.

4) Sosial

Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri

lingkungannya.Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan

dalam perawatan diri.

Penerapan Latihan Mandi..., Lela Aruma Syahni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
10

b. Faktor presipitasi

Yang merupakan factor presipitasi defisit perawatan diri adalah

kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi dan perceptual, cemas,

lelah dan lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu

kurang mampu melakukan perawaa diri. Menurut Wartonah (2006) ada

beberapa faktor persipitasi yang dapat menyebabkan seseorang kurang

perawatan diri. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari berbagai stressor

antara lain:

1) Body Image

Gambaran Individu terhadap dirrinya sangat mempengaruhi

kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga

individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.

2) Praktik sosial

Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, msks

kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.

3) Status Sosial Ekonomi

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabunm pasta

gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk

menyediakan nya.

4) Budaya

Di sebagian Masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh

dimandikan

Penerapan Latihan Mandi..., Lela Aruma Syahni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
11

5) Kebiasaan seseorang

Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam

perawatan diri seperti penggunaan sabunm shampo, dan lain – lain.

6) Pengetahuan

Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan

yang baik dapat meningkatkan kesehatan.misalnya pada pasien

dengan diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kaki nya.

7) Kondisi fisik atau psikis

Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang

dan perlubantuan untuk melakukanya.

Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri

adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perseptual,

hambatan lingkungan, cemas, lelah atau lemah yang dialami individu

sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan

diri (Nanda, 2006)

4. Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene menurut

Wartonah (2006) yaitu :

a. Dampak fisik Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena

tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik

yang sering terjadi adalah : Gangguan integritas kulit, gangguan membran

mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada

kuku.

Penerapan Latihan Mandi..., Lela Aruma Syahni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
12

b. Dampak psikososial Masalah sosial yang berhubungan dengan personal

hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan

mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi

sosial.

5. Tanda dan Gejala

Adapun tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut Fitria (2009) sebagai

berikut :

a. Mandi/hygiene

Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan,

memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air,

mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan

keluar kamar mandi.

b. Berpakaian/berhias

Klien mempunyai kelemahan dalam meletakan atau mengambil

potongan pakaian, menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau

menukar pakaian klien juga memiliki ketidakmampuan untuk

mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian, menggunakan alat

tambahan, menggunakan kancing tarik,melepaskan pakaian,

menggunakan kaos kaki,mempertahankan penampilan pada tingkat yang

memuaskan, mengambil pakaian dan mengenakan sepatu.

Menurut Mukhripah (2008) mengatakan ketidakmampuan berhias

atau berdandan, ditandai dengan rambut acak-acakan, pakaian kotor, dan

tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak bercukur, pada

pasien wanita tidak berdandan.

Penerapan Latihan Mandi..., Lela Aruma Syahni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
13

c. Makan

Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan,

mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan,

menggunakan alat tambahan, mendapatkan makanan, membuka

container, memanipulasi makanan dalam mulut, mengambil makanan dari

wadah lalu memasukanya ke dalam mulut, melengkapi makan, mencerna

makanan menurut cara yang diterima oleh masyarakat, mengambil

cangkir atau gelas, serta mencerna cukup makanan dengan aman.

d. BAB/BAK

Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam

mendapatkan jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban,

memanipulasi pakaian untuk toileting, membersihkan diri setelah

BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil.

6. Jenis – jenis defisit perawatan diri

Menurut Nanda-I (2012), jenis perawatan diri terdiri dari :

a. Defisit perawatan diri: Mandi Hambatan kemampuan untuk melakukan

atau menyelesaikan mandi/beraktivitas perawatan diri untuk diri sendiri.

b. Defisit perawatan diri: Berpakaian Hambatan kemampuan untuk

melakukan atau menyelesaikan aktivitas berpakaian dan berias untuk diri

sendiri.

c. Defisit perawatan diri: Makan Hambatan kemampuan untuk melakukan

atau menyelesaikan aktivitas sendiri.

d. Perawatan diri: Eliminasi :Hambatan kemampuan untuk melakukan atau

menyelesaikan aktivitas eliminasi sendiri (Nurjannah, 2004).

Penerapan Latihan Mandi..., Lela Aruma Syahni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
14

7. Mekanisme Koping Defisit Perawatan Diri

Mekanisme koping berdasarkan penggolongan di bagi menjadi 2 yaitu:

1. Mekanisme koping adaptif Mekanisme koping yang mendukung fungsi

integrasi pertumbuhan belajar dan mencapai tujuan. Kategori ini adalah

klien bisa memenuhi kebutuhan perawatan diri secara mandiri.

2. Mekanisme koping maladaptif Mekanisme koping yang menghambat

fungsi integrasi, memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi dan

cenderung menguasai lingkungan. Kategorinya adalah tidak mau merawat

diri (Damaiyanti dalam bagas dkk, 2017)

8. Proses terjadinya masalah

Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi

akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan

aktivitas perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri tampak dari

ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan secara mandiri,berhias diri

secara mandiri, dan toileting (buang air besar atau buang air kecil secara

mandiri (Yusuf, Rizky & Hanik,2015).

9. Pohon Masalah

Gangguan pemeliharaan kesehatan Defisit perawatan diri

Defisit Perawatan diri : Mandi dan Berhias core problem

Isolasi sosial : menarik diri

(Sumber : Keliat, 2006)

Penerapan Latihan Mandi..., Lela Aruma Syahni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
15

B. Asuhan Keperawatan Defisit Perawatan Diri

a. Pengkajian

Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi

akibat adanya perubahan proses piker sehingga kemampuan untuk melakukan

aktivitas perawatan diri menurun. Defisit perawatan diri tampak dari

ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan secara mandiri, berhias diri

secara mandiri, dan eliminasi/toileting secara mandiri (Keliat, 2013).

Pengumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara dengan klien,

pengamatan langsung dan pemeriksaan. Setelah pengkajian dilakukan maka

ditemukan beberapa tanda dan gejala adanya gangguan defisit perawatan diri

yaitu:

1. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit

berdaki dan bau, kuku panjang dan kotor,

2. Ketidakmampuan berhias atau berdandan, ditandai dengan rambut acak –

acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien

laki – laki tidak bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan.

3. Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai dengan

ketidakmampuan mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan

makan tidak pada tempatnya.

4. Ketidakmampuan defekasi atau berkemih secara mandiri, ditandai dengan

defekasi/ berkemih tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri

dengan baik setelah defekasi/berkemih.

Penerapan Latihan Mandi..., Lela Aruma Syahni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
16

Keterbatasan perawatan diri diatas biasanya diakibatkan karena

stressor yang cukup berat dan sulit ditangani oleh klien (klien bisa

mengalami harga diri rendah), sehingga dirinya tidak mau mengurus atau

merawat dirinya baik dalam hal mandi, berpakaian, berhias, makan, BAB

dan BAK (Fitria, 2010).

b. Diagnosa Keperawatan

Defisit Perawatan Diri:

▪ Kebersihan diri

▪ Berdandan

▪ Makan

▪ BAB /BAK

c. Perencanaan Tindakan

Tindakan keperawatan untuk pasien :

a. Tujuan:

1) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri

2) Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik

3) Pasien mampu melakukan makan dengan baik

4) Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri

b. Tindakan keperawatan

1 Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri

Untuk melatih pasien dalam menjaga kebersihan diri Saudara dapat

melakukan tanapan tindakan yang meliputi:

a) Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri.

Penerapan Latihan Mandi..., Lela Aruma Syahni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
17

b) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diriMenjelaskan

cara-cara melakukan kebersihan diri

c) Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri

d) Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri

2 Melatih pasien berdandan/berhias

Saudara sebagai perawat dapat melatih pasien berdandan. Untuk pasien

laki-laki tentu harus dibedakan dengan wanita.

Untuk pasien laki-laki latihan meliputi :

a) Berpakaian

b) Menyisir rambut

c) Bercukur

Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :

a) Berpakaian

b) Menyisir rambut

c) Berhias

3) Melatih pasien makan secara mandiri

Untuk melatih makan pasien Saudara dapat melakukan tahapan sebagai

berikut:

a) Menjelaskan cara mempersiapkan makan

b) Menjelaskan cara makan yang tertib

c) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan

d) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik

Penerapan Latihan Mandi..., Lela Aruma Syahni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
18

4) Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri

Saudara dapat melatih pasien untuk BAB dan BAK mandiri sesuai tahapan

berikut:

a) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai

b) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK

c) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK

C. Konsep dasar defisit perawatan diri : Mandi dan Berhias

1. Perilaku Perawatan Diri

Upaya pertama dan yang paling utama agar seseorang dalam keadaan

sehat adalah dengan menjaga kebersihan diri sendiri. Menjaga kebersihan diri

sendiri bukanlah sesuatu hal yang mudah namun bukan pula sesuatu hal yang

sulit untuk dilakukan. Memelihara kebersihan diri sendiri secara optimal tidak

mungkin terwujud tanpa ada penanaman kesadaran untuk bisa bersikap hidup

bersih dan sehat.

Tujuan kebersihan diri sendiri adalah agar seseorang mengetahui akan

manfaat kebersihan diri sendiri dan mampu membersihkan bagian-bagian

tubuh, serta mampu menerapkan perawatan kebersihan diri sendiri dalam

upaya peningkatan hidup sehat. Oleh sebab itu hendaknya setiap orang harus

selalu berupaya memelihara dan meningkatkan taraf kebersihan itu sendiri,

dengan cara mandi menggunakan sabun secara rutin, berkeramas

menggunakan shampo rutin dilakukan, dan berhias salah satunya dengan

mengenakan pakaian yang bersih dan serasi.

Penerapan Latihan Mandi..., Lela Aruma Syahni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
19

2. Definisi Mandi

Menurut (Tarwoto & Wartonah) kebersihan merupakan hal yang

sangat penting dalam kehidupan sehari hari. Kebersihan harus diperhatikan

karena akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu

sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan.

Mandi adalah membersihkan kotoran yang menempel pada badan dengan

menggunakan air bersih dan sabun. Menurut (Purnomo Ananto dan Abdul

Kadir, 2010) manfaat mandi diantaranya yaitu menghilangkan kotoran yang

melekat pada permukaan kulit, menghilangkan bau keringat, merangsang

peredaran darah dan syaraf dan, mengembalikan kesegaran tubuh (Rizal

Arfiansyah, 2015). Cara mandi yang baik dan benar adalah :

a. Seluruh permukaan tubuh disabun dan digosok untuk menghilangkan

kotoran yang menempel dikulit terutama pada bagian yang lembab sampai

kotoran hilang

b. Setelah selesai, seluruh permukaan di siram sampai semua sisa sabun

yang menempel menghilang

c. Keringkan seluruh permukaan tubuh dengan handuk bersih dan kering

3. Definisi Berhias

penampilan umum pasien dapat menggambarkanpentingnya personal

hygiene pada orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsepsubjektif seseorang

tentang penampilan fisiknya.Berhias yang dimaksud disini meliputi

memperhatikan penampilan klien dari mulai kerapian rambut hingga memakai

pakaian yang bersih dan serasi.Pakaian yang dimaksud disini meliputi pakaian

Penerapan Latihan Mandi..., Lela Aruma Syahni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
20

yang erat hubungannya dengan kesehatan seperti kemeja, kaos, baju, celana,

rok, kaos kaki, CD (celana dalam), bra.Fungsi pakaian menurut pendapat

(Purnomo & Abdul Kadir, 2010) adalah untuk melindungi kulit dan kotoran

yang berasal dari luar dan juga mengatur suhu tubuh.beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam hal berpakaian antara lain :

a. Pakaian hendaknya diganti, setelah selesai mandi, dan bila kotor atau basah

karena keringat atau terkena air

b. Kenakan pakain sesuai dengan ukuran tubuh

c. Pakaian harus dicuci dengan detergen bila sudah kotor, kemudian dijemur

dan setelah kerung disetrika lalu dilipat

d. Pakaian yang telah dipakai buat kotor - kotoran hendaknya jangan dipakai

untuk tidur, karena memungkinkan terkena debu atau kotoran

e. Jangan dibiasakan memakai pakaian orang lain untuk mencegah tertularnya

penyakit

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Defisit Perawatan Diri : Mandi dan

Berhias

Menurut Potter dan Perry (2005), sikap seseorang melakukan

personalhygienedipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain:

a. Citra tubuh (Body Image) penampilan umum pasien dapat

menggambarkanpentingnya personal hygiene pada orang tersebut. Citra

tubuh merupakan konsepsubjektif seseorang tentang penampilan fisiknya.

Personal hygiene yang baik akanmempengaruhi terhadap peningkatan citra

tubuh individu (Stuart & Sudeen, 1999dalam setiadi, 2005). Citra tubuh

Penerapan Latihan Mandi..., Lela Aruma Syahni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
21

dapat berubah, karena operasi, pembedahan ataupenyakit fisik maka perawat

harus membuat suatu usaha ekstra untuk meningkatkanhygiene dimana citra

tubuh mempengaruhi cara mempertahankan hygiene. Bodyimage seseorang

berpengaruhi dalam pemenuhan personal hygiene karena adanyaperubahan

fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.

b. Praktik sosial kelompok-kelompok sosial wadah seorang pasien

berhubungandapat mempengaruhi bagaimana pasien dalam pelaksanaan

praktik personal hygiene.Perawat harus menentukan apakah pasien dapat

menyediakan bahan-bahan yangpenting seperti deodorant, sampo, pasta gigi,

dan kosmetik. Perawat juga harusmenentukan jika penggunaan dari produk-

produk ini merupakan bagian darikebiasaan sosial yang dipraktekkan oleh

kelompok sosial pasien.

c. Status sosial ekonomi menurut Friedman (1998) dalam Pratiwi

(2008),pendapatan keluarga akan mempengaruhi kemampuan keluarga untuk

menyediakanfasilitas dan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk

menunjang hidup dankelangsungan hidup keluarga. Sumber daya ekonomi

seseorang mempengaruhi jenisdan tingkatan praktik personal hygiene. Untuk

melakukan personal hygiene yang baikdibutuhkan sarana dan prasarana yang

Universitas Sumatera Utaramemadai, seperti kamar mandi, peralatanmandi,

serta perlengkapan mandi yang cukup (mis. sabun, sikat gigi, sampo, dll).

d. Pengetahuan pengetahuan tentang personal hygiene sangat penting,

karenapengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Pengetahuan

tentangpentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi

Penerapan Latihan Mandi..., Lela Aruma Syahni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
22

praktik hygiene.Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup,

pasien juga harustermotivasi untuk memelihara personal higiene. Individu

dengan pengetahuan tentangpentingnya personal higene akan selalu menjaga

kebersihan dirinya untuk mencegahdari kondisi atau keadaan sakit

(Notoatmodjo, 1998 dalam pratiwi, 2008).

e. Kebudayaan kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi

kemampuanperawatan personal higiene. Seseorang dari latar belakang

kebudayaan yang berbeda, mengikuti praktek perawatan personal higiene

yang berbeda. Keyakinan yangdidasari kultur sering menentukan defenisi

tentang kesehatan dan perawatan diri.Dalam merawat pasien dengan praktik

higiene yang berbeda, perawat menghindarimenjadi pembuat keputusan atau

mencoba untuk menentukan standar kebersihannya(Potter & Perry, 2005).

f. Kebiasaan dan kondisi fisik seseorang setiap pasien memiliki

keinginanindividu dan pilihan tentang kapan untuk mandi, bercukur, dan

melakukan perawatanrambut. Orang yang menderita penyakit tertentu atau

yang menjalani operasi seringkali kekurangan energi fisik atau ketangkasan

untuk melakukan personalhigiene. Seorang pasien yang menggunakan gips

pada tangannya atau menggunakantraksi membutuhkan bantuan untuk mandi

yang lengkap. Kondisi jantung, neurologis,paru-paru, dan metabolik yang

serius dapat melemahkan atau menjadikan pasien tidakmampu dan

memerlukan perawatan personal higiene total.

Penerapan Latihan Mandi..., Lela Aruma Syahni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Anda mungkin juga menyukai