Anda di halaman 1dari 14

KONSEP PARADIGMA BERDASARKAN MODIFIKASI

LINGKUNGAN (FLORENCE NIGHTINGELE)

D
I
S
U
S
U
N

OLEH ;

- AGUNG SAPURTA ( 1702133 )


- EKO SAPUTRA ( 1702139 )
- MARINA SAGALA ( 1702147 )
- DANI HARIYANTO ( 1702134 )
- SURY KARINA ( 1702161 )

DOSEN PEMBIMBING :

MAZLY ASTUTI S.Kep,Ns,M.Kep


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat dan
hidayah-Nya sehingga tim penulis dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas
mata kuliah Konsep paradigma berdasarkan modifikasi. Makalah ini membahas mengenai
komponen suatu teori serta empat konsep utama paradigma keperawatan berdasarkan teori
Nightingale, suatu teori keperawatan modern yang menekankan kepada aspek lingkungan
bagi kesehatan kliennya. Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang ikut
membantu kami dalam proses penyelesaian makalah ini, yang pertama tentunya kepada
Tuhan YME, serta Ibu MAZLI ASTUTI, S.Kep.Ns, MKes selaku dosen pembimbing, dan
kontribusi sesama teman dalam tim penyusun.

Semoga makalah ini bisa memberi manfaat bagi penulis dan pembaca. Penyusunan
makalah ini tidak luput dari kekurangan maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca. Dengan kritik dan saran yang diberikan oleh pembaca sehingga makalah ini bisa
lebih disempurnakan lagi.

medan, 13 november 2017


BAB 1
PENDAHULUAN

A. Biografi Florence Nightingale


Dua bayi perempuan dilahirkan di tengah keluarga William (W.E.N) dan Fanny
Nightingale dalam suatu perjalanan panjang keliling Eropa. Parthenope, anak
pertama, lahir di Napoli, Yunani. Putri kedua diberi nama sesuai dengan nama sebuah
kota di Italia, tempat dia dilahirkan pada tanggal 12 – Mei – 1820: Florence.
Florence Nightingale dibesarkan dalam sebuah keluarga kaya yang tinggal di luar
kota London, dikelilingi pesta-pesta yang terus berlangsung, sebuah rumah musim
panas bernama Lea Hurst, dan tamasya ke Eropa. Tetapi pada tahun 1837, pada usia
tujuh belas tahun, dia menulis di buku hariannya, “Pada tanggal 7 Februari, Tuhan
berbicara kepadaku dan memanggilku untuk melayani-Nya.” Tetapi pelayanan apa?
Dia menyadari bahwa dirinya merasa bersemangat dan sangat bersukacita, bukan
karena status sosial keluarga kaya, saat dia merawat keluarga-keluarga miskin yang
hidup di gubuk gubuk sekitar Embley, rumah keluarganya.
Pada saat Florence berusia dua puluh empat tahun, dia merasa yakin bahwa
panggilannya adalah merawat orang sakit. Tetapi pada tahun 1840-an, para gadis
Inggris terhormat tidak akan bersedia menjadi perawat. Pada masa itu, perawat tidak
melebihi fungsi sebagai pembantu yang melakukan semua pekerjaan di rumah sakit
umum (para orang kaya dirawat di rumah sendiri) dan dianggap sebagai peminum
atau pelacur.
Tetapi Florence, yang belum menikah dan masih tinggal bersama orang tuanya,
merasa hampir gila karena ketidakproduktifan dan rasa frustrasi. Dia bertanya kepada
seorang dokter tamu dari Amerika, dr. Samuel Howe, “Apakah pantas bagi seorang
gadis Inggris mencurahkan hidupnya untuk menjadi seorang perawat?” Dia
menjawab, “Di Inggris, semua yang tidak biasa dianggap tidak layak. Tetapi bukanlah
sesuatu yang tidak mungkin terjadi atau tidak wajar bagi seorang wanita terhormat
bila melakukan suatu pekerjaan yang membawa kebaikan bagi orang lain.”
Florence sering bertanya-tanya, mengapa gereja Protestan tidak seperti Catholic
Sisters of Charity. Suatu jalan bagi para wanita untuk mencurahkan hidupnya dengan
melayani orang lain. Dr. Howe menceritakan kepadanya tentang Kaiserworth di
Jerman, didirikan oleh Pendeta Theodor Fliedner. Tempat itu mempunyai rumah sakit
yang dilengkapi ratusan tempat tidur, sekolah perawatan bayi, sebuah penjara
berpenghuni dua belas orang, sebuah rumah sakit jiwa untuk para yatim, sekolah
untuk melatih para guru, dan sekolah pelatihan untuk para perawat disertai ratusan
diaken. Setiap kegiatan selalu diikuti dengan doa.
Bahkan sebelum dia memutuskan untuk pergi, dengan semangat tinggi Florence
menanggapi bahwa Kaiserworth adalah tujuannya.
Tahun 1846, Florence melakukan perjalanan ke Roma bersama teman-temannya,
Charles dan Selina Bracebridge. Pada perjalanan ini, dia bertemu dengan Sidney
Herbert dan istrinya, Liz. Mereka adalah orang Kristen yang taat. Kemudian dia
menjadi Menteri Perang dan seorang teman serta pendorong, semangat bagi Florence
Nightingale.
Pada bulan Juli 1850, di usianya yang ke-30, akhirnya Florence pergi ke Kaiserworth
di Jerman selama dua minggu. Setahun kemudian, dia pulang ke rumah dan tinggal
selama tiga bulan. Dia pulang dengan sikap baru. Sekarang dia tahu bahwa dirinya
harus membebaskan diri dari kehidupannya yang terkekang.
Tiga tahun kernudian, dia melaksanakan pekerjaan keperawatannya yang pertama
sebagai pengawas di Institute for the Care for Sick Gentle Woman in Distressed
Circumstances. Dia memasukkan pemikiran-pemikiran baru ke dalam institusi itu dan
menerapkan beberapa ide yang revolusioner, seperti pipa air panas ke setiap lantai,
elevator untuk mengangkut makanan pasien, dan para pasien dapat langsung
memanggil para perawat dengan menekan bel. Dia juga menetapkan bahwa institusi
tersebut bukan institusi sekte — menerima semua pasien dari semua denominasi dan
agama. (Komite institusi ini menginginkan agar institusi tersebut hanya menerima
jemaat Gereja Inggris).
Pada tahun 1854, ketika Inggris dan Perancis mengumumkan perang terhadap Rusia
untuk menguasai Crimea dan Konstantinopel — pintu gerbang menuju Timur Tengah
— Sidney Herbert, sebagai Menteri Perang, meminta Florence untuk mengepalai
sebuah tim perawat bagi rumah sakit militer di Scutari, Turki. Florence menggunakan
kesempatan ini. Dia tiba bersama sebuah tim pilihan yang terdiri dari 38 orang
perawat. Hanya 14 orang perawat yang mempunyai pengalaman di lapangan; 24
orang lainnya adalah anggota lembaga keagamaan yang terdiri dari Biarawati Katolik
Roma, Dissenting Deaconnesses, perawat rumah sakit Protestan, dan beberapa
biarawati Anglikan yang berpengalaman di bidang penyakit kolera. Teman-temannya,
Charles dan Selina Bracebridge juga turut bersama tim tersebut untuk mendorong
semangatnya.
Selama perang berlangsung, Florence menghadapi pertempuran berat untuk
meyakinkan para dokter militer bahwa para perawat wanita pun diperlukan di sebuah
rumah sakit militer. Perang Crimea telah membongkar sistem kemiliteran Inggris
yang ternyata mengirim ribuan prajurit untuk menjemput kematiannya sendiri akibat
kekurangan gizi, penyakit, dan diabaikan. Sebanyak 60.000 prajurit Inggris dikirim ke
Crimea. Sejumlah 43.000 meninggal, sakit, atau terluka, dan hanya 7.000 yang terluka
oleh musuh. Sisanya merupakan korban akibat lumpur, kekacauan, dan penyakit.
Pada saat perang akan berakhir, laporan dan saran Florence Nightingale membuat
Inggris seperti dilanda badai.
Dia menjadi pahlawan wanita negara tersebut. Pada tahun 1860, Sekolah
Keperawatan Nightingale dibuka di London dan kelas pertamanya berisi lima belas
orang murid wanita muda. Sepanjang hidupnya, sebelum dia meninggal saat sedang
tidur pada usia sembilan puluh tahun di tahun 1910, dia bekerja tanpa lelah untuk
mengadakan perubahan-perubahan di kemiliteran yang berhubungan dengan
perawatan kesehatan dan medis. Sebab dia telah bersumpah, “Semua yang terjadi di
Crimea, tidak boleh terulang kembali.”

B. Gambaran model konseptual keperawatan Florence Nightingale:

a. Definisi keperawatan adl. Profesi untuk wanita dengan tujuan menemukan dan
menggunakan hukum alam dalam pembangunan kesehatan dan pelayanan kesehatan.
Ningtingale menegaskan bahwa keperawatan adl. Ilmu dan kiat yang memerlukan
pendidikan formal untuk merawat orang yang sakit.

b. Tujuan tindakan keperawatan adl. Memelihara, mencegah infeksi, dan cedera,


memulihkan dari sakit, melakukan pendidikan kesehatan serta mengendalikan
lingkungan

c. Alasan tindakan keperawatan yakni Menempatkan manusia pada kondisi yang


terbaik secara alami untuk menyembuhkan atau meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyakit dan luka.

d. Konsep individu adl. Merupakan kesatuan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan
spiritual yang lengkap dan berpotensi.

e. Konsep sehat adl. Keadaan bebas dari penyakit dan dapat menggunakan
kekuatannya secara penuh.

f. Konsep lingkungan adl. Bagian eksternal yang mempengaruhi kesehatan dan


sakitnya seseorang.
BAB II
PEMBAHASAN

C. Paradigma secara Universal dan dalam Keperawatan

Secara umum atau universal, dapat diambil pengertianmenurut Thomas Kunn (1939),
paradigma adalah sebagai model, pola atau pandangan yang dilandasi pada dua karaktersitik,
yaitu penampilan dari kelompok yang menunjukkan keberadaannya terhadap sesuatu yang
diyakini dan terbuka untuk penyelesaian masalah dalam kelompoknya.
Berdasar pada paradigma secara umum, maka paradigm keperawatan adalah suatu
cara pandang yang mendasar atau bagaimana cara melihat, memikirkan, member makna,
menyikapi dan memilih tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan,
dapat berbentuk ilmu, teori, dan filosofi yang dapat diterima dan diterapkan dalam
keperawatan. Paradigm keperawatan membentuk suatu susunan yang mengatur hubungan
diantara teori tersebut guna mengembangkan model konseptual dan teori-teori keperawatan
sebagai kerangka kerja keperawatan. Dengan demikian paradigm keperawatan member arah
kepada perawat untuk menyelesaikan dan mencari jalan keluar pada suatu masalah yang
dihadapinya.
Terdapat empat konsep dasar dalam paradigm keperawatan, yaitu manusia, sehat-
sakit, lingkungan dan keperawatan, yang dalam ini akan dibahas selanjutnya menurut teori F.
Nightingale.
D. Komponen Suatu Teori Berdasarkan F.Nightingale

1. Definisi
Definisi Teori dari Florence Nightingale adalah walaupun lingkungan
mempunyai kehidupan sosial, emosional, dana spekfisikal, Nightingale menekankan pada
aspek fisiknya. Kesehatan Tetap sehat dan menggunakan stamina tubuh untuk kebutuhan
yang luas. Kesehatan merupakan usaha menjaga agar tetap sehat sebagai upaya menghindari
penyakit yang berasal dari faktor kesehatan lingkungan. Dimana didalamnya membahas pula
gaya yang berperan :

1) Gaya Psikologik : mengembangkan kebutuhan psikologi dasar tubuh dan bagaimana cara
tubuh memperoleh cairan dan elektrolit, akitivitas dan istirahat, sirkulasi dan oksigen, nutrisi
dan penyerapan makanan, perlingdungan, perasaan dan neurologi serta fungsi endokrin.

2)Gaya Konsep Diri : Termasuk di dalamnya dua komponen yaitu fisik diri, yang
mengembangkan indra peraba dan gambaran tubuh serta personal diri yang melibatkan ideal
diri, konsistensi diri dan etika moral diri

3) Gaya Aturan Fungsi : yang ditentukan oleh kebutuhan akan interaksi sosial dan mengacu
pada performa dalam melakukan aktivitas berdasarkan posisinya dalam kehidupan sosial.

4) Gaya Interdependen : mencakup suatu hubungan dengan orang lain yang bertentang dan
mendukung sistem yang membutuhkan pertolongan, kasih saying dan perhatian

2. Konsep
Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam konteks lingkungan
secara keseluruhan, terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan psikologis dan lingkungan
sosial.

1) Lingkungan fisik (physical enviroment)


Lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara. Faktor tersebut
mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi
pasien dimana pun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-bauan.
2) Lingkungan sosial (social environment)
Observasi dari lingkungan sosial terutama hubungan yang spesifik, kumpulan data-data yang
spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit.
Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi dalam hubungan
dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-data yang ditunjukkan pasien pada
umumnya.

3) Lingkungan psikologi (psychology environment)


F. Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negative dapat menyebabkan stress
fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada
pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik
dan aktivitas manual dapat merangsang semua factor untuk membantu pasien dalam
mempertahankan emosinya.

3. Asumsi
Asumsi utama teori nightingale yaitu, Nightingale percaya bahwa setiap
wanita dapat menjadi perawat tentu dalam pengertian perawatan sebagai wujud tanggung
jawab seseorang terhadap kesehatan.Menurut Nightingale selama perawatannya, klien
berada dalam kondisi pasif yang tidak memengaruhi perawat maupun lingkungan.
Nightingale mendefinikan kesehatan sebagai kondisi sejahtera dan mampu memanfaatkan
setiap daya yang dimiliki hingga batas maksimal, sedangkan penyakit merupakan proses
perbaikan yang dilakukan tubuh untuk membebaskan diri dari gangguan yang dialami
sehingga individu dapat kembali sehat. Prinsip perawatan adalah menjaga agar proses
reparative ini tidak terganggu. Nightingale memfokuskan teorinaya pada lingkungan, namun
lingkungan yang dimaksud disini lebih berkutat pada lingkungan fisik seperti tercermin pada
komponen lingkungan di atas. Nightingale sendiri tidak menyebutkan lingkungan emosional
maupun lingkungan sosial di dalam teori nya , karena teori tersebut memang disesuaikan
dengan kodisi pada masa itu, yaitu masa perang.
4. Fenomena
Fenomena merupakan sesuatu yang tampak, Fenomena adalah suatu fakta atau
peristiwa yang dapat diamati dan merupakan aspek-aspek yang dapat dirasakan atau dialami.
Dalam dunia keperawatan, fenomena merefleksikan praktik keperawatan karena teori
keperawatan berfokus pada asuhan keperawatan.

E. Konsep Utama Paradigma Keperawatan Teori F.Nightingale

1. Manusia
Manusia mencerminkan tiga komponen, yaitu body, mind, and spirit. Ketiga
komponen tersebut saling berpengaruh dan menjadi satu kesatuan. Manusia memiliki
kebutuhan-kebutuhan dasar yang harus terpenuhi. Kebutuhan-kebutuhan tersebut melipupi
kebutuhan bio-psiko,sosio,spiritual, kultural (Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Ners,
2012). Manusia mencari dan menggunakan sumber-sumber yang diperlukan untuk dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya.

Keperawatan melihat manusia sebagai seorang klien yang menjadi sasaran utama
dalam memberikan pelayanan kesehatan. Hal ini tidak jauh berbeda dengan pandangan
Nightingale mengenai manusia. Nightingale melihat manusia sama seperti seorang klien.
Konsep manusia menurut Nightingale, yaitu hubungan timbal balik manusia dengan
lingkungannya (Yetti, 2014).

Nightingale dikenal dengan teori keperawatannya yang berlandaskan pada lingkungan


sekitar pasien. Lingkungan yang dimaksud oleh Florence, yaitu lingkungan fisik yang
meliputi kebutuhan dasar manusia. Hal ini dikarenakan situasi Nightingale yang berada pada
situasi perang. Konsep manusia dalam keperawatan menjadikan manusia sebagai pusat
dalam pemberian asuhan keperawatan dan landasan dalam praktik/asuhan keperawatan.
Manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dan hal ini dapat mempengaruhi
status kesehatannya.

Nightingale telah menginspirasi dunia keperawatan melalui pemikiran-pemikiran


hebatnya. Nightingale beranggapan bahwa setiap manusia merupakan individu yang berbeda.
Nightingale berfokus pada tujuan dalam meningkatkan kesembuhan klien, yaitu lebih
bertindak produktif dan memberikan asuhan keperawatan yang lebih efisien. Hal ini yang
menganjurkan perawat untuk bertanya pendapat klien mengenai asuhan/pelayanan
keperawatan yang diberikan sudah sesuai dengan kondisi klien atau belum. Nightingale
menekankan bahwa perawat mengontrol dan bertanggung jawab terhadap lingkungan internal
dan eksternal klien. Hal ini secara langsung mengharuskan perawat untuk mampu
mengendalikan keinginan pribadi dan perilaku masing-masing individu. Nightingale
menekankan untuk dapat menghargai setiap orang dari berbagai latar belakang dan tidak
menghakimi orang lain.

2. Sehat-Sakit
Kesehatan adalah karunia Tuhan yang harus disyukuri, dipelajari, dilindungi,
dan ditingkatkan. Kesehatan adalah hak asasi dan sekaligus inverstasi serta modal utama
untuk berkarya dan beraktifitas serta produktif merupakan tujuan hidup manusia. Sehat
adalah keadaan seseorang yang dapat memenuhi kebutuhan pokoknya sebagai umat manusia
sesuai dengan tingkat dan derajat masing-masing. Sehat yaitu individu yang mampu
memanipulasi pengaruh lingkungan tanpa menimbulkan ketegangan serta tidak menimbulkan
ketidak seimbangan pada dirinya. Sehat adalah adanya keseimbangan komponen-komponen
biologis, psikologis, sosial budaya dan spritual individu.

Nightingale mendefinisikan sehat sebagai suatu keadaan baik dan


menggunakan semua kekuatan atau sumber untuk memenuhi kebutuhan hidup (Alligood dan
Tomey, 2010). Nightingale juga mendefinisikan kesehatan sebagai kondisi sejahtera dan
mampu memanfaatkan setiap daya yang dimiliki hingga batas maksimal, sedangkan penyakit
merupakan proses perbaikan yang dilakukan tubuh untuk membebaskan diri dari gangguan
yang dialami sehingga individu dapat kembali sehat (Asmadi, 2008). Sakit adalah keadaan
yang disebabkan oleh berbagai macam dapat menimbulkan gangguan terhadap susunan
jaringan tubuh, baik fungsi jaringan itu sendiri maupun fungsi tubuh.

Nightingale melihat penyakit sebagai proses pergantian atau perbaikan


(reparative process) (Kusnanto, 2004). Konsep sehat-sakit Nightingale berfokus pada
perbaikan untuk sehat. Asumsi sehat-sakit Nightingale ialah perawatan sebagai wujud
tanggung jawab seseorang terhadap kesehatan. Manfaat teori ini ialah menjadi suatu pijakan
bagi pengembangan teori keperawatan sesudahnya, dapat diterapkan dengan modifikasi
dalam banyak tatanan keperawatan, mendorong pemikiran produktif bagi perawat dan profesi
keperawatan (Asmadi, 2008).

3. Lingkungan

Lingkungan adalah semua kondisi yang mungkin mempengaruhi klien dan tempatnya
berada, dimana terdapat kebutuhan pelayanan kesehatan.Terdapat hubungan berkelanjutan
antara klien dan lingkungan. Hubungan tersebut dapat berupa pengaruh positif dan negative
pada tingkat kesehatan manusia dan kebutuhan pelayanan kesehatan. Selain itu, semua
faktor-faktor di rumah, tempat kerja, atau komunitas juga mempengaruhi tingkat kesehatan
klien dan kebutuhan pelayanan kesehatan.
Dengan meyakini pentingnya faktor kondisi lingkungan yang sehat berhubungan
dengan status kesehatan klien. Didalamnya terdapat banyak komponen lingkungan yang
penting yang berpengaruh pada kesehatan, seperti udara segar, air bersih, saluran
pembuangan yang efisien, kebersihan, cahaya, dll. Dengan aspek komponen lingkungan yang
paling diutamakan oleh Nightingale ketika melakukan perawatan terhadap klien yaitu
ventilasi yang cukup bagi klien.
Pada Meleis (2006) menyebutkan bahwa konsep Nightingale tentang lingkungan
berfokus pada pelayanan keperawatan dan sarannya, bahwa perawata tidak perlu mengatahui
semua tentnag proses penyakit yang merupakan awal usaha untuk membedakan antara
keperawatan dengan kedokteran, seperti penyediaan udara segar, pencahayaan, kehangatan,
sanitasi, ketenangan, dan nutrisi yang kuat (Nightingale, 1860)

4. Keperawatan

Keperawatan adalah suatu profesi yang mengabdi pada manusia dan kemanusiaan,
mendahulukan kepentingan kesehatan masyarakat diatas kepentingan sendiri, menggunakan
pendekatan holistic, bentuk pelayanannya bersifat humanistik, dilaksanakan berdasarkan ilmu
dan kiat keperawatan berpegang pada standar asuhan keperawatan serta menggunakan kode
etik keperawatan sebagai tuntutan utama melaksanakan asuhan keperawatan. Teori
Nightingale dan kaitannya dengan keperawatan, Nightingale merupakan pelopor model awal
keperawatan
BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan
1) Florence nightingale memandang pasien dalam konteks keseluruhan lingkunganya itu
lingkungan fisik, psikologis, social

2) Florence nightingale memandang perawat tidak hanya sibuk dengan masalah pemberian obat
dan pengobatan saja, tetapi lebih berorientasi pada pemberian udara, lampu, kenyamanan
lingkungan, kebersihan, ketenangan, dan nutrisi ade kuat.

b. Saran
Florence nightingale merupakan seorang perawat yang perlu dijadikan teladan dalam
proses keperawatandan proses penyembuhan penyakit. Karena nightingale sangat
mementingkan konteks keseluruhan lingkungan pasien yang tidak hanya berkutat pada obat
dan pengobatan pasien, untuk demi kesembuhan pasien. Maka sebagai perawat yang baik kita
harus membuat pasien nyaman agar kondisinya cepat membaik atau tidak menjadi lebih
parah.
DAFTAR PUSTAKA

 Kusnanto. (2004). Pengantar praktik dan profesi keperawatan profesional. Jakarta: EGC.
 Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC.
 Soemowinoto, S. Pengantar filsafat ilmu keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
 Nursalam., Efendi, F. (nd). Pendidikan dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
 Yetti, K. (2014). Nursing Theory [PowerPointSlides]. [Kuliah Pengantar Konsep Dasar
Keperawatan II]. 17 Februari 2014. Depok.
 Alligood, M., Tomey, A. 2010. Nursing theorists and their work seventh edition . Missouri:
Elsevier
 Brink, Pamela J., Wood, Marilynn. 1998. Langkah Dasar dalam Perencanaan Riset
Keperawatan: Dari Pertanyaan Sampai Profesional. Terj.Oleh: Maryani, Anisk. Jakarta:
EGC.
 Afifah, Efy. Keragaman Budayadan Perspektif Transkultural dalam Keperawatan,
http://staff.ui.ac.id/internal/132051049/material/transkultural nursing.pdf. Diakses pada 21
Februari 2014.
 Potter, Patricia A., Perry, Anne G. 2009. Fundamental Keperawatan, Edisi 7 buku
1.Terj.Oleh: Ariyanto. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
 Soemowinoto, S. Pengantar filsafat ilmu keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
 Nursalam., Efendi, F. (nd). Pendidikan dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
 Fakultas Keperawatan Universitas Padjajaran. (2012). Pedoman Penyelenggaraan
Pendidikan Ners. Bandung: Universitas Padjajaran.
 Christensen, Paula J. Kenney, Jannet W. 2009. Nursing Process: Application of Conceptual
Models, fourth edition. London: Mosby-Year Book,Inc.
 Anwar, Yesmil. Adang. 2008. Pengantar Sosial Hukum.Jakarta: Grasindo.
 West, Richard.Turner, Lynn H. 2007. Introducing Communication Theory: Analysis and
Application, third edition. New York: Mc. Graw Hill

Anda mungkin juga menyukai