Oleh
Kelompok 1
Proposal pendidikan kesehatan ini disusun oleh penyusun yang bertanda tangan di
bawah ini :
: 2. Fitrialiyani
: 3. Fredrick Immanuel
: 4. Jenny Amsal
: 5. Melatia Paska
: 6. Sapta
: 7. Tri Harianto
Judul
: “ Pendidikan kesehatan tentang
“Bahaya Bahan Pengawet Pada
Makanan” Pada anak Usia Sekolah
kelas 4 Di SDN-4 Menteng Palangka
Raya.
Proposal ini telah disetujui untuk dilaksanakan pada tanggal 31 Mei 2019
Pembimbing
Yelstria UlinaKata
Tariga, S.Kep.,Ners
Pengantar
ii
Kata pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul
“Pendidikan Kesehatan Tentang Bahaya Bahan Pengawet Pada Makanan Pada
Anak Usia Sekolah Kelas 4 SD Di SDN-4 Menteng Palangka Raya” ini dapat
selesai tepat pada waktunya. Proposal ini disusun guna melengkapi tugas mata
kuliah Promosi Kesehatan Dan Pendidikan Kesehatan I.
Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada yang terhormat :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners
STIKes Eka Harap Palangka Raya
3. Ibu Yelstria Ulina Tarigan, S.Kep., Ners selaku penanggung jawab dan
Dosen Pembimbing Mata Kuliah Promosi Kesehatan Dan Pendidikan
Kesehatan I
4. Secara khusus Kepala Sekolah, Guru-Guru dan siswa-siswi SDN-4
Menteng Palangkara Raya yang telah memberikan izin tempat.
5. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
Kami menyadari bahwa proposal ini mungkin terdapat kesalah dan jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca dan mudah-mudahan proposal ini dapat mencapai
sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.
penyusun
iii
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN...................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................23
LAMPIRAN..............................................................................................................
iv
v
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
dan Makanan (BPOM) dalam Perka BPOM No.36 Tahun 2013 telah mengatur
jenis pengawet apa saja yang boleh digunakan dalam bahan pangan tertentu,
beserta detail batas maksimum penggunaannya. Penetapan batas maksimum
penggunaan pengawet tentunya didasari kajian ilmiah analisis risiko. Analisis
risiko yang dilakukan telah mempertimbangkan kemungkinan paparan maksimum
oleh manusia dan dosis terendah penggunaan yang tidak menimbulkan efek
negatif terhadap manusia, atau seringkali disebut no-observed-effect-level
(NOEL). Menurut Perka BPOM tersebut terdapat beberapa jenis bahan pengawet
yang diijinkan penggunaannya, yakni asam sorbat dan garamnya, asam benzoat
dan garamnya, etil para-hidroksibenzoat, metil para-hidroksibenzoat, sulfit, nisin,
nitrit, nitrat, asam propionat dan garamnya dan lisozim hidroklorida. Dampak atau
efek yang bisa timbul akibat bahan pengawet pada makanan bisa bervariasi
tergantung usia serta riwayat kesehatan seseorang, seperti kesulitan bernafas,
iritasi kulit, diare, kerusakan ginjal, dan lain-lain. Untuk mecegah risiko tersebut,
baca selalu label nutrisi pada kemasan makanan berpengawet. Cara terbaik adalah
dengan memilih bahan makanan segar bernutrisi, tanpa bahan pengawet demi
kesehatan tubuh anda dan keluarga dalam jangka panjang.
Hasil pemeriksaan laboratorium yang di lakukan oleh dinas kesehatan dan
Balai POM Provinsi Kalimantan Tengah, di temukan sebanyak lima sampel
makanan yang diperiksa positif mengandung bahan berbahaya seperti
formalin,boraks dan rhodamin B, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Pengelola Pasar Kotim, Mudjiono di sampit, Selasa (23/6.Pemeriksaan sampel
dilakukan di sejumlah lokasi di Sampit pada awal Ramadhan. Sampel yang
mengandung bahan berbahaya tersebut di antaranya pentol bakso, minuman jus
dan sirup. Mudjiono yakin hal ini terjadi karena ketidaktahuan para pedagang
tentang bahan berbahaya tersebut. Alasan inilah yang membuat pihaknya memilih
melakukan pembinaan dan memberi pengertian kepada pedagang agar tidak
menggunakan bahan-bahan berbahaya sebagai bahan campuran makanan dan
minuman. “.Kepala Dinas Kesehatan Kotim, dr Faisal Novendra Cahyanto
menjelaskan, pemeriksaan rutin di lakukan untuk memastikan agar makanan dan
minuman yang di pasarkan benar-benar aman dikomsumsi masyarakat.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.4.1. Efek toksinnya akan terasa bila boraks dikonsumsi secara komulatif
dan penggunaannya berulang-ulang.
Beberapa pengaruh boraks terhadap kesehatan :
9
Boraks dan formalin akan berguna dengan positif apabila digunakan sesuai
dengan seharusnya, tetapi kedua bahan itu tidak boleh dijadikan sebagai pengawet
makanan karena bahan-bahan tersebut sangat berbahaya, seperti telah diuraikan
diatas pengaruhnya terhadap kesehatan. Walaupun berbahaya, karena ingin
mencari keuntungan masih banyak produsen makanan yang tetap menggunakan
boraks dan formalin tanpa memperhitungkan bahayanya. Pada umumnya, alasan
produsen menggunakan boraks dan formalin sebagai bahan pengawet makanan
karena kedua bahan kimia tersebut mudah digunakan dan mudah didapat, serta
harganya relative murah dibanding bahan pengawet lain yang tidak berpengaruh
buruk pada kesehatan. Boraks dan formalin merupakan senyawa yang bisa
memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus sehingga
banyak anak-anak yang tertarik untuk membelinya. Contohnya bakso dan
kerupuk, bakso yang menggunakan boraks dan formalin memiliki kekenyalan
khas yang berbeda dari bakso yang menggunakan banyak daging. Sedangkan
kerupuk yang mengandung boraks apabila digoreng akan mengembang dan
empuk, teksturnya bagus dan renyah.
merasa malayang kemudian pingsan atau bahkan nyawanya bisa tidak tertolong.
Tidak harus menunggu bahan tersebut terakumulasi dalam tubuh, karena
kejadiannya bisa dalam waktu sesaat. Kita secara awam tidak tahu seberapa besar
kadar konsentrat formalin dan boraks yang dianggap membahayakan. Lebih baik
kita berhati-hati dan menghindari bahan kimia tersebut karena pada konsentrasi
rendah formalin dan boraks bisa mematikan mikkroflora baik maupun jahat dalam
usus sehingga mengganggu pencernaan. Jika jumlah bakteri dalam usus sangat
sedikit, proses pembusukan sisa makanan jadi lambat. Kemungkinan yang terjadi
adalah anak yang mengkonsumsi boraks dan formalin akan mengalami kesulitan
buang air besar. Gangguan di pencernaan ini juga bisa berkembang ,enjadi kanker
usus besar atau kanker kolon dan daya tahan tubuh jadi menurun sehingga anak
jadi mudah sakit. Dalam sistem pencernaan manusia terdapat enzim yang
membantu proses penyerapan sari makanan, bila enzim ini bersentuhan dengan
formalin maka fungsinya tidak berjalan lagi. Akibatnya, anak akan kekurangan
gizi karena zat-zat dari makanannya tidak dapat diserap dengan baik. Berikut ini
cara mencegah dan menanganinya apabila terkena boraks dan formalin tersebut
Cara mencegah apabila terkena boraks dan formalin:
1. Terhirup
1) Untuk mencegah agar tidak terhirup ganakan alat pelindung pernafasan,
seperti masker, kain atau alat lainnya yang dapat mencegah kemungkinan
masuknya formalin ke dalam hidung atau mulut.
2) Lengkapi sistem ventilasi dengan penghisap udara yang tahan ledakan.
2. Terkena Mata
1) Gunakan pelindung mata atau kacamata pengaman yang tahan terhadap
percikan.
2) Sediakan kran air untuk mencuci mata di tempat kerja yang berguna
apabila terjadi keadaan darurat.
3. Terkena Kulit
1) Gunakan pakaian pelindung bahan kimia yang cocok.
2) Gunakan sarung tangab yang tahan bahan kimia.
4 . Bila Tertelan
1) Hindari makan, minum dan merokok selama bekerja
11
pangan yang berbahaya serta memberikan zat pewarna yang tidak berbahaya.
Dengan menggunakan cara persuasif diharapkan para pedagang akan lebih
memerhatikan bahan baku dalam membuat makanan. Pemerintah juga perlu
mengadakan monitoring terhadap jajan anak sekolah dengan sampling dan uji
laboratorium terhadap bahan yang beresiko terhadap kesehatan. Bahkan ide untuk
mengoperasikan satu unit mobil laboratorium keliling yang dilengkapi alat uji
cepat untuk diteksi bahan berbahaya sudah sepatutnya direalisasikan. Pembuatan
kantin sehat di sejumlah SD, di mana penyediaan air bersih terpenuhi dan
makanan yang dijual memenuhi standar kesehatan merupakan langkah tepat untuk
menjamin kesehatan makanan.
Semua harus berperan aktif demi kelangsungan hidup serta masa depan
generasi penerus bangsa. Kesadaran akan pentingnya mengonsumsi makanan
sehat harus ditumbuhkan mulai dari sekarang pada anak-anak, sehingga siswa
dapat belajar dengan sungguh-sungguh untuk mencari ilmu secara maksimal tanpa
terhambat oleh adanya penyakit serius yang menjangkit tubuh siswa akibat jajan
sembarangan. Oleh karena itu, anak-anak Indonesia akan menjadi anak-anakyang
cerdas dimulai dari apa yang mereka makan setiap harinya dengan ketentuan
mengonsumsi makanan yang kaya akan gizi, serat, vitamin, mineral dan protein.
15
Jika semua bisa tercapai, dapat dipastikan Indonesia di masa depan dengan
tanggung jawab berada di pundak generasi muda bisa menjadi bangsa yang besar
dan terkenal oleh mancanegara.
BAB 3
RENCANA KEGIATAN
3.1.2.1 Penyuluhan
Pentingnya Mengetahui Tentang Bahaya Pengawet Pada Makanan
3.1.3 Tujuan
3.1.3.1 Tujuan Umum
Setelah di lakukannya penyuluhan selama 30 menit di harapakan anak-
anak di SDN 4 Menteng Palangka Raya dapat mengetahui apa yang dimaksud
dengan bahan pengawet pada makanan, apa saja bahan pengawet yang di larang
pada makanan dan apakah jajanan sekolah banyak mengandung bahan pengawet.
3.1.3.2 Tujuan Khusus
3.1.3.3 Siswa dapat mengetahui jenis-jenis makanan yang mengandung pengawet
3.1.3.4 Siswa dapat mengetahui dampak jika mengkonsumsi makanan yang
mengandung pengawet.
3.1.3.5 Diharapkan mahasiswa dapat menghindari mengkonsumsi makanan yang
mengandung pengawet.
4. Dampak penggunaan
Boraks dan Formalin Bagi
Kesehatan.
5. Cara mencegah dan
menangani apabila terkena
Boraks dan Formalin.
6. Apakah jajanan sekolah
banyak mengandung bahan
pengawet yang berbahaya
3. Evaluasi
Menanyakan kepada peserta
tentang materi apa yang telah 6 Menit Tanya Jawab
diberikan, meminta peserta
untuk mengulang kembali.
4 Terminasi
1. Mengucapkan terima kasih
atas perhatian peserta 1. Mendengarkan
2. Mengucapkan salam 2 Menit 2. Menjawab salam
penutup.
3.1.8 Pengorganisasian
2) Penyaji : Sapta
Setting tempat :
Keterangan :
21
= Peserta
= fasilitator
= Notulen
22
DAFRTAR PUSTAKA
De-Man, John M., 1997, “Kimia Makanan/ John M. Demam diterjemahkan oleh
Kosasih Padmawinata, penerbit ITB, Bandung.
Anonim (2007). Food watch : sistem kamanan ppangan terpadu : Jajanan Anak
Sekolah, Badan POM RI Jakarta.
Wulan, Renny S. 2008. Bahaya makanan cepat saji dan gaya hidup sehat.
Yogyakarta : penerbit O2.