Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL

PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG“BAHAYA BAHAN


PENGAWET PADA MAKANAN” PADA ANAK
USIA SEKOLAH KELAS 4
DI SDN-4 MENTENG PALANGKA RAYA

Oleh
Kelompok 1

Bella Azsaria 2018.C.10a.0960


Fitrialiyani 2018.C.10a.0967
Fredrick Immanuel 2018.C.10a.0968
Jenny Amsal 2018.C.10a.0971
Melatia Paska 2018.C.10a.0977
Sapta 2018.C.10a.0984
Tri Harianto 2018.C.10a.0989

Dosen: Yelstria Ulina Tarigan, S.Kep,. Ners

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2018/2019
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal pendidikan kesehatan ini disusun oleh penyusun yang bertanda tangan di
bawah ini :

Nama kelompok 1 : 1.Bella Azsaria

: 2. Fitrialiyani

: 3. Fredrick Immanuel

: 4. Jenny Amsal

: 5. Melatia Paska

: 6. Sapta

: 7. Tri Harianto

Program Studi : S1 Keperawatan

Judul
: “ Pendidikan kesehatan tentang
“Bahaya Bahan Pengawet Pada
Makanan” Pada anak Usia Sekolah
kelas 4 Di SDN-4 Menteng Palangka
Raya.

Akan melaksanakan pendidikan kesehatan sebagai persyaratan untuk


menyelesaikan tugas Mata Kuliah Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan
1 pada Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap
Palangka Raya

Proposal ini telah disetujui untuk dilaksanakan pada tanggal 31 Mei 2019

Pembimbing

Yelstria UlinaKata
Tariga, S.Kep.,Ners
Pengantar

ii
Kata pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul
“Pendidikan Kesehatan Tentang Bahaya Bahan Pengawet Pada Makanan Pada
Anak Usia Sekolah Kelas 4 SD Di SDN-4 Menteng Palangka Raya” ini dapat
selesai tepat pada waktunya. Proposal ini disusun guna melengkapi tugas mata
kuliah Promosi Kesehatan Dan Pendidikan Kesehatan I.

Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada yang terhormat :

1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners
STIKes Eka Harap Palangka Raya
3. Ibu Yelstria Ulina Tarigan, S.Kep., Ners selaku penanggung jawab dan
Dosen Pembimbing Mata Kuliah Promosi Kesehatan Dan Pendidikan
Kesehatan I
4. Secara khusus Kepala Sekolah, Guru-Guru dan siswa-siswi SDN-4
Menteng Palangkara Raya yang telah memberikan izin tempat.
5. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.

Kami menyadari bahwa proposal ini mungkin terdapat kesalah dan jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca dan mudah-mudahan proposal ini dapat mencapai
sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palangka Raya Mei 2019

penyusun

iii
DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN...................................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii

KATA PENGANTAR...........................................................................................iii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iv

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................3

1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................4

1.4 Manfaat Penulisan............................................................................4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................5

2.1 Pengertian Bahan Pengawet Makanan.............................................6


2.2 Jenis- Jenis Pengawet Makanan.......................................................6
2.3 Makanan Yang Mengandung Boraks dan Formalin........................7
2.4 Dampak Penggunaan Boraks dan Formalin Bagi Kesehatan...........9
2.5 Cara Mencegah dan Menangani Bila Terkena Boraks dan
Formalin.........................................................................................10
2.6 Apakah Jajanan Sekolah Banyak Mengandung Bahan Pengawet
yang Berbahaya?............................................................................12

BAB 3 RENCANA KEGIATAN.........................................................................16

3.1 Satuan Acara Penyuluhan..........................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................23

LAMPIRAN..............................................................................................................

iv
v
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makanan yang sehat merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Pada
makanan jajanan anak sekolah diketahui adanya kandungan bahan tambahan
makanan berisiko, seperti formalin dan boraks. Hal ini dapat menyebabkan
gangguan kesehatan, sehingga menyebabkan terganggunya perkembangan anak.
Ada berbagai faktor yang menyebabkan pedagang menggunakan bahan tambahan
makanan berisiko seperti ; ekonomi, pengetahuan, dan pengawasan dari
pemerintah.
Menurut WHO keracunan makanan dikarenakan penggunaan bahan
makanan tambahan (BTM) berisiko yang menyebabkan kematian mencapai 2,2
juta orang setiap tahunnya dan sebagian besar terjadi pada anak-anak
(BPOMRI,2013). Komite gabungan ahli bahan tambahan pangan atau JECFA
yang dikelola bersama FAO dan WHO melakukan penilaian resiko terhadap
bahan-bahan pengawet yang beredar di pasaran. Bahan pengawet umumnya hanya
dapat digunakan di pasaran apabila sudah melewati penilaian JECFA dan terbukti
tidak menimbulkan resiko kesehatan bagi masyarakat. Selanjutnya, pemerintah
dapat memperbolehkan penggunaan bahan tertentu sebagai pengawet dengan
mempertimbangkan hasil penilaian JECFA ataupun pemeriksaan yang dilakukan
sendiri dalam skala nasional. Penggunaan bahan pengawet perlu memperhatikan
ADI (acceptable daily intake), yaitu jumlah pengawet yang dapat dikonsumsi
setiap hari secara aman semasa hidup, tanpa memberikan efek samping yang
merugikan bagi kesehatan.
Sebuah survei dilakukan di 220 kabupaten dan kota di Indonesia di
temukan hanya 16% sekolah yang memenuhi syarat pengelolaan kantin sehat
(Suci, 2009). Di Indonesia, penggunaan bahan kimia dalam makanan diatur dalam
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/ Menkes/ Per/ IX/ 1988 dan SNI 01-354-
1994 tentang bahan tambahan makanan. Penggunaan dalam aneka produk
makanan sudah ditentukan batasannya oleh pemerintah, yaitu maksimal 1.000
mg/kg3. Mengingat kepedulian kesehatan sebagian masyarakat di negara
berkembang seperti halnya indonesia masih sangat minim. Badan Pengawas Obat

1
2

dan Makanan (BPOM) dalam Perka BPOM No.36 Tahun 2013 telah mengatur
jenis pengawet apa saja yang boleh digunakan dalam bahan pangan tertentu,
beserta detail batas maksimum penggunaannya. Penetapan batas maksimum
penggunaan pengawet tentunya didasari kajian ilmiah analisis risiko. Analisis
risiko yang dilakukan telah mempertimbangkan kemungkinan paparan maksimum
oleh manusia dan dosis terendah penggunaan yang tidak menimbulkan efek
negatif terhadap manusia, atau seringkali disebut no-observed-effect-level
(NOEL). Menurut Perka BPOM tersebut terdapat beberapa jenis bahan pengawet
yang diijinkan penggunaannya, yakni asam sorbat dan garamnya, asam benzoat
dan garamnya, etil para-hidroksibenzoat, metil para-hidroksibenzoat, sulfit, nisin,
nitrit, nitrat, asam propionat dan garamnya dan lisozim hidroklorida. Dampak atau
efek yang bisa timbul akibat bahan pengawet pada makanan bisa bervariasi
tergantung usia serta riwayat kesehatan seseorang, seperti kesulitan bernafas,
iritasi kulit, diare, kerusakan ginjal, dan lain-lain. Untuk mecegah risiko tersebut,
baca selalu label nutrisi pada kemasan makanan berpengawet. Cara terbaik adalah
dengan memilih bahan makanan segar bernutrisi, tanpa bahan pengawet demi
kesehatan tubuh anda dan keluarga dalam jangka panjang.
Hasil pemeriksaan laboratorium yang di lakukan oleh dinas kesehatan dan
Balai POM Provinsi Kalimantan Tengah, di temukan sebanyak lima sampel
makanan yang diperiksa positif mengandung bahan berbahaya seperti
formalin,boraks dan rhodamin B, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Pengelola Pasar Kotim, Mudjiono di sampit, Selasa (23/6.Pemeriksaan sampel
dilakukan di sejumlah lokasi di Sampit pada awal Ramadhan. Sampel yang
mengandung bahan berbahaya tersebut di antaranya pentol bakso, minuman jus
dan sirup. Mudjiono yakin hal ini terjadi karena ketidaktahuan para pedagang
tentang bahan berbahaya tersebut. Alasan inilah yang membuat pihaknya memilih
melakukan pembinaan dan memberi pengertian kepada pedagang agar tidak
menggunakan bahan-bahan berbahaya sebagai bahan campuran makanan dan
minuman. “.Kepala Dinas Kesehatan Kotim, dr Faisal Novendra Cahyanto
menjelaskan, pemeriksaan rutin di lakukan untuk memastikan agar makanan dan
minuman yang di pasarkan benar-benar aman dikomsumsi masyarakat.
3

Kantin sekolah masih menjadi tempat paforit bagi pelajar untuk


memanfaatkan waktu jeda sebelum menerima pelajaran berikutnya di dalam kelas.
Ironisnya, beragam jajanan yang berada di tempat itu, juga siap mengancam
kesehatan, bahkan jiwa para pelajar. Tak bisa dipungkiri, kebiasaan jajan sangat
populer di kalangan pelajar, baik dikantin maupun di sekitar area sekolah.
Biasanya jajanan yang disukai adalah makanan dengan warna, penampilan,aroma
dan rasa menarik. Alhasil,kebiasaan jajan yang sangat sulit di hilangkan itu
mengundang banyak penjual makanan di dekitar maupun di luar sekolah. Hanya
saja, kebiasaan jajan itu tidak diiringi sajian sehat, sehingga banyak kasus
keracunan yang menimpa para pelajar. Mengonsumsi makanan khususnya yang di
jual di sekitar lingkungan SD bisa menimbulkan berbagai macam penyakit yang
merugikan.
Berdasarkan masalah di atas maka kami tertarik untuk memberikan
pendidikan kesehatan pada anak-anak SD di SDN 4 Menteng Palangka Raya
tentang “bahaya makanan berpengawet” dan anak-anak dapat mengetahui jenis-
jenis makanan yang mengandung pengawet.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang kami ambil adalah :
1. Jelaskan pengertian bahan pengawet makanan ?
2. Mengetahui jenis-jenis pengawet makanan ?
3. Bagaimana mengetahui ciri-ciri makanan yang mengandung boraks dan
formalin ?
4. Mengetahui dampak penggunaan boraks dan formalin bagi kesehatan ?
5. Bagaimana upaya mencegah dan menangani apabila mengkonsumsi
boraks dan formalin ?
6. Bagaimana mengetahui makanan yang mengandung bahan pengawet yang
berbahaya di kantin sekolah ?
4

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Setelah di lakukannya penyuluhan selama 30 menit di harapkan anak-anak
di SDN 4 Menteng Palangka Raya dapat mengetahui apa yang dimaksud bahan
pengawet pada makanan, apa saja bahan pengawet yang di larang pada makanan
dan apakah jajanan sekolah banyak mengandung bahan pengawet.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Siswa dapat mengetahui jenis-jenis makanan yang mengandung pengawet
1.3.2.2 Siswa dapat mengetahui dampak jika mengkonsumsi makanan yang
mengandung pengawet
1.3.2.3 Diharapkan siswa dapat menghindari mengkonsumsi makanan yang
mengandung pengawet

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Bagi Anak SD
1.4.1.1 Anak-anak dapat mengetahui ciri ciri makanan yang mengandung
pengawet
1.4.1.2 Anak-anak dapat mengetahui dampak jika mengkonsumsi makanan yang
mengandung pengawet
1.4.1.3 Anak-anak dapat menghindari makanan yang mengandung pengawet
1.4.2 Bagi Pembaca/ Mahasiswa
1.4.2.1 Menambah wawasan dan pengetahuan tentang bahaya makanan
berpengawet
1.4.2.2 Mahasiswa dapat memberikan informasi kepada anak-anak di sekolah-
sekolah maupun kepada masyarakat tentang bahaya jika mengkonsumsi
makanan yang mengandung pengawet dan jenis-jenis makanan yang
mengandung pengawet
1.4.2.3 Di harapkan mahasiswa juga dapat menerapkan dengan mengkonsmsi
makanan yang di sekitar lingkungan kampus maupun di rumah
1.4.3 Bagi Penulis
1.4.3.1 Menambah pengetahuan penulis tentang bahaya bahan pengawet pada
makanan.
5

1.4.3.2 Sebagai syarat tugas mata kuliah promosi kesehatan


1.4.3.3 Melatih diri dalam menyusun dan mengerjakan proposal tentang
pendidikan kesehatan.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Bahan Pengawet Makanan


Pengawet makanan termasuk dalam kelompok zat tambahan makanan
yang bersifat inert secara farmakologik (efektif dalam jumlah kecil dan tidak
toksis).
Pengawet penggunaannya sangat luas, hampir seluruh industri  mempergunakann
ya termasuk industri farmasi, kosmetik, dan makanan.Bahan pengawet adalah
bahan tambahan makanan yang mencegah atau menghambat fermentasi,
pengasamanan atau peruraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh
mikroorganisme. Menurut FDA, menyatakan keamanan suatu pengawet makanan
harus memper- timbang kan jumlah yang mungkin dikonsumsi dalam produk
makanan atau jumlah zat yang akan terbentuk dalam makanan dari penggunaan
pengawet, efek akumulasi dari pengawet dalam makanan dan potensi toksisitas
yang dapat terjadi (termasuk menyebabkan kanker) dari pengawet jika dicerna
oleh manusia atau hewan. Banyak produk makanan yang diolah oleh pengusaha
rumahan tapi dengan cara curang. Seperti membuat mi, kerupuk, bakso, ikan,
roti, manisan, dan masih banyak lagi.
Biasanya jenis pengawet yang digunakan justru tidak disarankan untuk
makanan. Tapi demi mencari untung, mereka membuat makanan yang dijual
kepada masyarakat luas dengan bahan berbahaya.Bahan pengawet yang
digunakan oleh pengusaha kecil berupa boraks, formalin, zat pewarna tekstil
seperti methanil yellow dan rhodamin B. Sayangnya, pengawasan produk dengan
6

kandungan bahan tersebut belum dikendalikan secara utuh oleh pemerintah.Maka


itu, masyarakat harus teredukasi dengan benar supaya menghindari aneka
makanan, yang menggunakan pengawet. Sebab, dampaknya bisa dialami oleh
banyak kalangan, mulai dari usia anak-anak hingga orang tua.
2.2 Jenis-jenis Pengawet Makanan
Berikut jenis pengawet makanan yang tak dianjurkan dimakan adalah:
1. Boraks
Bakso sering diproduksi menggunakan boraks. Padahal pengawet ini
mengandung natrium tetraborat yang tidak disarankan untuk dimakan. Selain
pada bakso, boraks juga sering dipakai untuk membuat kerupuk, gendar atau
karak. Padahal sebenarnya boraks ini digunakan untuk mengawetkan kayu
supaya tidak mudah jamuran.
2. Formalin
Sudah tak asing lagi jika ada beberapa makanan diproduksi dengan formalin.
Padahal fungsi formalin untuk mengawetkan mayat. Biasanya formalin itu
dipakai untuk mengawetkan daging, tahu, ikan, dan makanan basah lainnya
supaya tidak cepat basi dan tahan lama.
3. Methanil yellow
Hati-hati jika Anda makan mi kuning atau kerupuk warna kuning. Banyak
pedagang curang memasukkan zat pewarna tekstil itu untuk makanan. Tentu
tujuannya makanan ini supaya tahan lama berhari-hari dan warnanya jadi cantik.
Dampak negatifnya, jika dikonsumsi terus-menerus bisa merusak ginjal manusia.
Jangan sampai hal ini terjadi karena merugikan kesehatan.
Pengawet yang diizinkan (Permenkes No.722/1988) adalah Asam
Benzoat, Asam Propionat. Asam Sorbat, Belerang Dioksida, Etil p-Hidroksi
Benzoat, Kalium Benzoat, Kalium Bisulfit, Kalium Meta Bisulfit, Kalkum Nitrat,
Kalium Nitril, Kalium Propionat, Kalium Sorbat, Kalium Sulfit, Kalsium Benzoit,
Kalsium Propionat, Kalsium Sorbat, Natrium Benzoat, Metil-p-hidroksi Benzoit,
Natrium Bisulfit, Natrium Metabisulfit, Natrium Nitrat, Natrium Nitrit, Natrium
PPropionat, Natrium Sulfit, Nisin dan Propil-p-hidroksi-benzoit. Bahaya
penggunaan zat pengawet yang tidak diizinkan, sebagai contoh penggunaan
formalin yang sering digunakan untuk mengawetkan tahu dan mie basah dapat
7

menyebabkan : kanker paru-paru, gangguan pada jantung, gangguan pada alat


pencernaan, gangguan pada ginjal

2.3 Makanan yang mengandung boraks dan formalin


2.3.1 Ciri-ciri makanan yang mengandung formalin
1. Tahu
1) Bentuknya sangat bagus.
2) Kenyal tapi tidak padat.
3) Tidak mudah hancur dan awet sampai 3 hari pada suhu kamar dan bisa
tahan 15 hari dalam kulkas.
4) Bau agak menyengat.
5) Aroma kedelai sudah tak nyala lagi.
2. Bakso
1) Teksturnya sangat kenyal.
2) Awet, setidaknya pada suhu kamar bisa tahan sampai 5 hari.
3. Ikan
1) Warna putih bersih.
2) Kenyal.
3) Insangnya berwarna merah tua dan bukan merah segar.
4) Awet pada suhu kamar sampai beberapa hari dan tidak mudah busuk.
5) Tidak terasa bau amis ikan.
4. Ikan Asin
1) Ayam potong
2) Berwarna putih bersih.
3) Teksturnya kencang.
4) Tidak disukai lalat.
5) Tidak mudah busuk atau awet dalam beberapa hari.
5. Mie basah
1) Bau sedikit menyengat
2) Mi tampak mengkilat (seperti berminyak), tidak mudah putus, dan tidak
lengket.
3) Awet sampai dua hari dalam suhu kamar (25º Celsius), dan bertahan lebih
dari 15 hari pada suhu lemari es (10 derajat celsius)
8

2.3.2 Ciri-ciri makanan yang mengandung Boraks


Cukup sulit menentukan apakah suatu makanan mengandung boraks.
Hanya lewat uji coba laboratorium, semua bisa jelas. Namun dilihat dari luar tetap
bisa dicermati karena ada perbedaan yang bisa dijadikan pegangan untuk
menentukan suatu makanan aman dari boraks atau tidak
1. Mie basah
1) Teksturnya kental.
2) Terlihat lebih mengkilat.
3) Tidak lengket.
4) Dan tidak mudah putus.
2. Bakso
1) Lebih kenyal dibanding bakso tanpa boraks.
2) Bila digigit akan kembali ke bentuk semula.
3) Tahan lama atau awet beberapa hari.
4) Bila dilempar ke lantai akan memantul seperti bola bekel.
Warna tidak kecoklatan seperti penggunaan daging, tetapi cenderung
keputihan.
5) Bakso yang aman berwarna abu-abu segar merata disemua bagian, baik di
pinggir maupun tengah.
3. Gula merah
1) Sangat keras dan susah dibel
2) Terlihat butiran-butiran mengkilap di bagian dalam.

2.4 Dampak Penggunaan Boraks Dan Formalin Bagi Kesehatan


Boraks dan formalin berdampak buruk bagi kesehatan apabila dikonsumsi
oleh manusia, karena mengandung bahan-bahan kimia yang sangat berbahaya dan
tidak layak untuk dikonsumsi. Disini akan dijelaskan tentang pengaruh-pengaruh
boraks dan formalin bagi kesehatan.

2.4.1. Efek toksinnya akan terasa bila boraks dikonsumsi secara komulatif
dan penggunaannya berulang-ulang.
Beberapa pengaruh boraks terhadap kesehatan :
9

1. Tanda dan gejala akut


1) Muntah-muntah
2) Perut terasa sakit atau diare
3) Konvulsi dan
4) Depresi SSP (Susunan Syaraf Pusat)
2. Tanda dan gejala kronis
1) Nafsu makan menurun
2) Gangguan pencernaan gangguan SSP: bingung dan bodoh
3) Anemia, rambut rontok dan kanker.
4) Beberapa pengaruh formalin terhadap kesehatan

Boraks dan formalin akan berguna dengan positif apabila digunakan sesuai
dengan seharusnya, tetapi kedua bahan itu tidak boleh dijadikan sebagai pengawet
makanan karena bahan-bahan tersebut sangat berbahaya, seperti telah diuraikan
diatas pengaruhnya terhadap kesehatan. Walaupun berbahaya, karena ingin
mencari keuntungan masih banyak produsen makanan yang tetap menggunakan
boraks dan formalin tanpa memperhitungkan bahayanya. Pada umumnya, alasan
produsen menggunakan boraks dan formalin sebagai bahan pengawet makanan
karena kedua bahan kimia tersebut mudah digunakan dan mudah didapat, serta
harganya relative murah dibanding bahan pengawet lain yang tidak berpengaruh
buruk pada kesehatan. Boraks dan formalin merupakan senyawa yang bisa
memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus sehingga
banyak anak-anak yang tertarik untuk membelinya. Contohnya bakso dan
kerupuk, bakso yang menggunakan boraks dan formalin memiliki kekenyalan
khas yang berbeda dari bakso yang menggunakan banyak daging. Sedangkan
kerupuk yang mengandung boraks apabila digoreng akan mengembang dan
empuk, teksturnya bagus dan renyah.

2.5 Cara Mencegah dan Menangani Apabila Terkena Boraks dan


Formalin
Bahan tambahan makanan sangat berbahaya bagi manusia karena
merupakan racun.Bila dikonsumsi dalam konsentrasi yang tinggi, racunnya dapat
mempengaruhi kerja saraf. Orang yang terkena formalin dan boraks tersebut akan
10

merasa malayang kemudian pingsan atau bahkan nyawanya bisa tidak tertolong.
Tidak harus menunggu bahan tersebut terakumulasi dalam tubuh, karena
kejadiannya bisa dalam waktu sesaat. Kita secara awam tidak tahu seberapa besar
kadar konsentrat formalin dan boraks yang dianggap membahayakan. Lebih baik
kita berhati-hati dan menghindari bahan kimia tersebut karena pada konsentrasi
rendah formalin dan boraks bisa mematikan mikkroflora baik maupun jahat dalam
usus sehingga mengganggu pencernaan. Jika jumlah bakteri dalam usus sangat
sedikit, proses pembusukan sisa makanan jadi lambat. Kemungkinan yang terjadi
adalah anak yang mengkonsumsi boraks dan formalin akan mengalami kesulitan
buang air besar. Gangguan di pencernaan ini juga bisa berkembang ,enjadi kanker
usus besar atau kanker kolon dan daya tahan tubuh jadi menurun sehingga anak
jadi mudah sakit. Dalam sistem pencernaan manusia terdapat enzim yang
membantu proses penyerapan sari makanan, bila enzim ini bersentuhan dengan
formalin maka fungsinya tidak berjalan lagi. Akibatnya, anak akan kekurangan
gizi karena zat-zat dari makanannya tidak dapat diserap dengan baik. Berikut ini
cara mencegah dan menanganinya apabila terkena boraks dan formalin tersebut
Cara mencegah apabila terkena boraks dan formalin:
1. Terhirup
1) Untuk mencegah agar tidak terhirup ganakan alat pelindung pernafasan,
seperti masker, kain atau alat lainnya yang dapat mencegah kemungkinan
masuknya formalin ke dalam hidung atau mulut.
2) Lengkapi sistem ventilasi dengan penghisap udara yang tahan ledakan.
2. Terkena Mata
1) Gunakan pelindung mata atau kacamata pengaman yang tahan terhadap
percikan.
2) Sediakan kran air untuk mencuci mata di tempat kerja yang berguna
apabila terjadi keadaan darurat.
3. Terkena Kulit
1) Gunakan pakaian pelindung bahan kimia yang cocok.
2) Gunakan sarung tangab yang tahan bahan kimia.
4 . Bila Tertelan
1) Hindari makan, minum dan merokok selama bekerja
11

2) Cuci tangan sebelum makan.

Cara untuk menangani apabila terkena boraks dan formalin:


1. Bila Terhirup
1) Jika aman memasuki daerah papara, pindahkan penderita ke tempat yang
aman.
2) Bila perlu, gunakan masker berkatup atau peralatan sejenis untuk
melakukan pernafasan buatan.
3) Segera hubungi dokter.
2. Bila terkena kulit
1) Lepaskan pakaian, perhiasan dan sepatu yang terkena formalin.
2) Cuci kulit selama 15-20 menit dengan sabun atau deterjen lunak dan air
yang banyak da dipastikan tidak ada lagi bahan yang tersisa di kulit.
3) Pada bagian yang terbakar, lindungi luka dengan pakaian yang kering,
steril dan longgar.
4) Bila perlu,segera hubungi dokter.
3. Bila terkena mata
1) Bilas mata dengan air mengalir yang cukup banyak sambil mata dikedip-
kedipkan.
2) Pastikan tidak ada lagi sisa formalin di mata.aliri mata dengan larutan
garam dapur 0,9 persen (seujung sendok teh garam dapur dilarutkan dalam
segeas air) secara terus-menerus sampai penderita siap dibawa ke rumah
sakit.
3) Segara bawa ke dokter.
4. Bila tertelan
1) Bila diperlukan segera hubungi dokter atau dibawa ke rumah sakit
terdekat, karena apabila dibiarkan dan tidak langsung ditangani bisa
berakibat fatal bahkan menimbulkan kematian.

2.6 Apakah Jajanan Sekolah Banyak Mengandung Bahan Pengawet


Yang Berbahaya ?
12

Kantin sekolah masih menjadi tempat favorit bagi pelajar untuk


memanfaatkan waktu jeda sebelum menerima pelajaran berikutnya di dalam kelas.
Ironisnya, beragam jajanan yang berada di tempat itu, juga siap mengancam
kesehatan, bahkan jiwa para pelajar. Tak bisa dipungkiri, kebiasaan jajan sangat
populer di kalangan pelajar, baik di kantin maupun di sekitar areal sekolah.
Biasanya jajanan yang disukai adalah makanan dengan warna, penampilan, aroma
dan rasa menarik. Alhasil, kebiasaan jajan yang sangat sulit dihilangkan itu
mengundang banyak penjual makanan di sekitar maupun di luar sekolah. Hanya
saja, kebiasaan jajan itu tidak diiringi sajian sehat, sehingga banyak kasus
keracunan yang menimpa para pelajar, umumnya jenjang SD. Mengonsumsi
makanan khususnya yang dijual di sekitar lingkungan SD bisa menimbulkan
berbagai macam penyakit yang merugikan.
Hasil survei Badan Pengawasan Makanan Pusat mengungkapkan bahwa
pada 4.500 sekolah di Indonesia, 45 persen jajanan anak berbahaya. Bahaya utama
yang ditimbulkan pada jajanan anak-anak itu umunya berasal dari mikrobiologi
dan zat kimia. Penjual jajanan umumnya menggunakan bahan tambahan makanan
berbahaya. Tambahan makanan tersebut berupa zat pewarna tekstil, penyedap
rasa, pemanis buatan, penambah aroma bahkan pengawet yang tak lazim
digunakan pada makanan yaitu formalin. Bahan tambahan makanan berbahaya itu
biasanya terdapat pada otak-otak, sosis, nugget, martabak telor, lidi-lidian,
makroni, basreng (baso goreng), batagor, siomay,bakso, mie.

Bukan kali pertama kalau diberitakan jajanan anak sekolah tidak


menyehatkan. Bahaya makanan jajanan sekolah dan makanan umum lainnya bisa
muncul untuk jangka pendek, bisa juga pada jangka panjang. Jangka pendek,
terjadi keracunan makanan sebab tercemar mikroorganisme, parasit, atau bahan
racun kimiawi (pestisida). Muntah dan diare sehabis mengonsumsi jajanan paling
sering ditemukan. Bahaya jangka panjang jajanan yang tidak menyehatkan apabila
bahan tambahan dalam makanan dan minuman bersifat pemantik kanker, selain
kemungkinan gangguan kesehatan lainnya. Zat pengawet berbahaya seperti
formalin atau boraks dan zat pewarna tekstil apabila dikonsumsi dalam jangka
waktu lama akan menyebabkan kanker. Mie basah yang positif mengandung
formalin juga terbukti membahayakan. Formalin adalah larutan yang tidak
13

berwarna dan baunya sangat menusuk. Formalin biasanya digunakan sebagai


bahan perekat kayu lapis dan disinfektan untuk peralatan rumah sakit dan
pengawet mayat. Formalin sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit dan
tertelan. Akibat yang ditimbulkan berupa luka bakar pada kulit, iritasi pada
saluran dan menyebabkan kanker.

Perhatian dari pihak sekolah terhadap pedagang jajanan juga sangat


dibutuhkan, misalnya dengan menyediakan fasilitas air bersih di tempat mereka
berjualan, sehingga dagangan mereka lebih higienis dan menyediakan kantin yang
memadai untuk siswa yang ingin memanfaatkan jam istirahat. Bercermin dari
berbagai peristiwa yang merugikan siswa, selayaknya pihak sekolah agar dapat
lebih berperan aktif mengawasi setiap pelajar dengan cara memerketat
pengawasan terhadap anak didik, bukan hanya terkait proses belajar mengajar,
tetapi juga aktivitasnya selama di areal sekolah. Demikian juga pengawasan yang
ketat terhadap para pedagang harus dilakukan untuk mengurangi kebiasaan anak
agar tidak jajan sembarangan. Sudah saatnya pihak sekolah mulai menghentikan
teror kantin sekolah melalui sejumlah langkah preventif, di antaranya,
menghimbau pedagang agar lebih selektif dalam menyediakan menu jajanan.Bagi
para pedagang yang ingin menjajakan jualannya untuk lingkungan sekolah
sebaiknya memperhatikan kesehatan makanan dan tidak hanya memikirkan
keuntungan ekonomi saja. Jika para pedagang mulai melakukan tindakan ini
untuk dimulai dari sekarang, maka bisa dipastikan bibit bangsa yakni khususnya
siswa SD dapat terhindar dari berbagai macam penyakit berbahaya. Para pedagang
juga diharapkan tidak menambahkan zat-zat tambahan makanan yang berbahaya,
sehingga siswa yang mengonsumsi merasa aman untuk membeli makanan yang
dijajakan pedagang.

Upaya lain yang dilakukan untuk melindungi siswa SD dari bahaya


jajanan sekolah juga seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah. Dimulai
dari melakukan pemantauan rutin tiap satu bulan sekali ke pedagang-pedagang di
sekolah juga melakukan sosialisasi atau penyuluhan secara langsung kepada
seluruh pedagang dan produsen makanan skala rumahan agar menggunakan bahan
baku jajanan yang lebih aman. Selain itu sudah seharusnya Kementerian
Perdagangan untuk melakukan penyebaran leaflet mengenai bahan tambahan
14

pangan yang berbahaya serta memberikan zat pewarna yang tidak berbahaya.
Dengan menggunakan cara persuasif diharapkan para pedagang akan lebih
memerhatikan bahan baku dalam membuat makanan. Pemerintah juga perlu
mengadakan monitoring terhadap jajan anak sekolah dengan sampling dan uji
laboratorium terhadap bahan yang beresiko terhadap kesehatan. Bahkan ide untuk
mengoperasikan satu unit mobil laboratorium keliling yang dilengkapi alat uji
cepat untuk diteksi bahan berbahaya sudah sepatutnya direalisasikan. Pembuatan
kantin sehat di sejumlah SD, di mana penyediaan air bersih terpenuhi dan
makanan yang dijual memenuhi standar kesehatan merupakan langkah tepat untuk
menjamin kesehatan makanan.

Orangtua diharapkan berperan penting untuk menjaga anak dari jajanan


tidak sehat ini. Salah satunya peran-serta orang tua dalam upaya meminimalisir
anak-anak jajan secara sembarangan, dengan cara membekali anaknya dengan
makanan dari rumah. Sudah saatnya pula sebagai orangtua berperan aktif
menghimbau para pelajar untuk membeli jajanan yang sehat, meskipun
konsekuensinya uang jajan akan bertambah. Orangtua perlu juga memberikan
pengertian kepada anak-anaknya untuk bersikap waspada atau jangan membeli
makanan yang secara fisik berwarna mencolok.Kerja sama serta peran serta dari
pihak sekolah, pemerintah dan orangtua sangat dibutuhkan dalam hal ini. Bukan
hanya himbauan untuk anak atau siswa tetapi tindakan nyata dan sanksi tegas
untuk para pedagang patut dicontohkan kepada siswa, sehingga kebiasaan jajan
sembarangan dapat diminimalisir. Apabila siswa dapat membedakan jajanan yang
sehat atau tidak, tentu siswa dapat terhindar dari berbagai macam penyakit dan
memenuhi pola hidup sehat.

Semua harus berperan aktif demi kelangsungan hidup serta masa depan
generasi penerus bangsa. Kesadaran akan pentingnya mengonsumsi makanan
sehat harus ditumbuhkan mulai dari sekarang pada anak-anak, sehingga siswa
dapat belajar dengan sungguh-sungguh untuk mencari ilmu secara maksimal tanpa
terhambat oleh adanya penyakit serius yang menjangkit tubuh siswa akibat jajan
sembarangan. Oleh karena itu, anak-anak Indonesia akan menjadi anak-anakyang
cerdas dimulai dari apa yang mereka makan setiap harinya dengan ketentuan
mengonsumsi makanan yang kaya akan gizi, serat, vitamin, mineral dan protein.
15

Jika semua bisa tercapai, dapat dipastikan Indonesia di masa depan dengan
tanggung jawab berada di pundak generasi muda bisa menjadi bangsa yang besar
dan terkenal oleh mancanegara.

BAB 3

RENCANA KEGIATAN

3.1 Satuan Acara Penyuluhan


3.1.1 Topik
Bahan Pengawet Makanan
3.1.2 Sasaran
3.1.2.1 Program
Pendidikan Kesehatan Tentang Bahaya Bahan Pengawet Pada Makanan
16

3.1.2.1 Penyuluhan
Pentingnya Mengetahui Tentang Bahaya Pengawet Pada Makanan

3.1.3 Tujuan
3.1.3.1 Tujuan Umum
Setelah di lakukannya penyuluhan selama 30 menit di harapakan anak-
anak di SDN 4 Menteng Palangka Raya dapat mengetahui apa yang dimaksud
dengan bahan pengawet pada makanan, apa saja bahan pengawet yang di larang
pada makanan dan apakah jajanan sekolah banyak mengandung bahan pengawet.
3.1.3.2 Tujuan Khusus
3.1.3.3 Siswa dapat mengetahui jenis-jenis makanan yang mengandung pengawet
3.1.3.4 Siswa dapat mengetahui dampak jika mengkonsumsi makanan yang
mengandung pengawet.
3.1.3.5 Diharapkan mahasiswa dapat menghindari mengkonsumsi makanan yang
mengandung pengawet.

3.1.4 Materi Pendidikan Kesehatan


3.1.4.1 Pengertian Bahan Pengawet Makanan
Pengawet makanan termasuk dalam kelompok zat tambahan makanan
yang bersifat insert secara farmakologik ( efektif dalam jumlah kecil dan tidak
toksis). Pengawet penggunaannya sangat luas, hampir seluruh industri
mempergunakannya termasuk industri farmasi, kosmetik, dan makanan. Bahan
pengawet adalah bahan tambahan makanan yang mencegah atau menghambat
fermentasi, pengasamanan atau peruraian lain terhadap makanan yang disebabkan
oleh mikroorganisme. Menurut FDA, menyatakan keamanan suatu pengawet
makanan harus mempertimbangkan jumlah yang mungkin dikonsumsi dalam
produk makanan atau jumlah zat yang akan terbentuk dalam makanan dari
penggunaan pengawet, efek dari akumulasi dari pengawet dalam makanan dan
potensi toksisitas yang dapat terjadi (termasuk menyebabkan kanker) dari
pengawet jika dicerna oleh manusia atau hewan. Banyak produk makanan yang di
olah oleh pengusaha rumahan tapi dengan cara curang. Seperti membuat mie,
kerupuk, bakso, ikan, roti, manisan,dan masih banyak lagi.
17

3.1.4.2 Jenis-jenis pengawet makanan


Berikut jenis pengawet makanan yang tidak dianjurkan dimakan adalah
boraks, formalin dan methanil yellow.
3.1.4.3 Upaya mencegah dan menangani apabila terkena boraks dan formalin
1. Terhirup
1) Jika aman memasuki daerah papara, pindahkan penderita ketempat
yang aman
2) Bila perlu, gunakan masker berkatup atau peralatan sejenis untuk
melakukan pernafasana buatan.
3) Segera hubungi dokter.
2. Bila terkena kulit
1) Lepaskan pakaian, perhiasan dan sepatu yang terkena formalin
2) Cuci kulit selama 15-20 menit dengan sabun atau diterjen lunak dan air
yang banyak dan dipastikan tidak ada lagi bahan yang tersisa di kulit.
3) Pada bagian yang terbakar, lindungi luka dengan pakaian yang kering,
dan longgar.
4) Bila perlu, segera hubungi dokter.
3. Bila terkena mata
1) Bilas mata dengan air mengalir yang cukup banyak sambil mata
dikedip-kedipkan
2) Pastikan tidak ada lagi sisa formalin dimata, dan aliri mata dengan
larutan garam dapur 0.9% (seujung sendok teh garam dapur larutan
dalam segelas air) secara terus menerus sampai penderita siap dibawa
kerumah sakit.
3) Segera bawa kedokter.
4. Bila tertelan
1) Bila diperlukan segera hubungi dokter atau dinbawa kerumah sakit
terdekat, karena apabila dibiarkan tidak langsung ditangani bisa
berakitbat fatal bahkan menimbulakan kematian.
3.1.5 Metode
18

Adapun metode yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan kesehatan


tentang bahan pengawet makanan di SDN 4 Menteng Palangka Raya Oleh
Mahasiswa Stikes Eka Harap Palangka Raya Meliputi:
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Game
3.1.6 Media
1. LCD
2. Laptop
3. Leaflet
3.1.7 Waktu Pelaksanaan
1. Hari/Tanggal : Jumat, 30 Mei 2019
2. Pukul : 08.00 S/d selesai
3. Alokasi Waktu : 30 Menit
No Kegiatan Waktu Metode
1 Pembukaan :
1. Membuka kegiatan dengan
mengucapkan salam. 1. Menjawab salam
2. Menjelaskan tujuan dari 2 Menit 2. Mendengar dan
penyuluhan. memperhatikan
3. Menyebutkan materi yang
akan diberikan
4. Kontrak waktu penyampaian
materi
2 Pelaksanaan : 1. Memperhatikan
Menjelaskan Tentang : dan menjawab
1. Pengertian Bahan Pengawet pertanyaan yang
Makanan. diajukan.
2. Jenis-jenis Pengawet 2. Bertanyadan
makanan. 20 Menit menjawab
3. Makanan yang pertanyaan yang di
mengandung Boraks dan ajukan.
Formalin.
19

4. Dampak penggunaan
Boraks dan Formalin Bagi
Kesehatan.
5. Cara mencegah dan
menangani apabila terkena
Boraks dan Formalin.
6. Apakah jajanan sekolah
banyak mengandung bahan
pengawet yang berbahaya
3. Evaluasi
Menanyakan kepada peserta
tentang materi apa yang telah 6 Menit Tanya Jawab
diberikan, meminta peserta
untuk mengulang kembali.
4 Terminasi
1. Mengucapkan terima kasih
atas perhatian peserta 1. Mendengarkan
2. Mengucapkan salam 2 Menit 2. Menjawab salam
penutup.

3.1.8 Pengorganisasian

1) Moderator : Jenny Amsal

1. Membuka acara penyuluhan

2. Memperkenalkan anggotan kelompok beserta dosen pembimbing

3. Mengatur jalan penyuluhan

4. Menjelaskan tujuan dan topik yang akan disampaikan


20

2) Penyaji : Sapta

1. Menyampaikan materi penyuluhan

2. memberitahukan moderator agar moderatir dapat memberikan arahan


selanjutnya kepada para peserta diskusi

3) Fasilitator : Fitrialiyani, Melatia Paska, Bella Azsaria

1. Bersama moderator menjalin kerja sama dalam menyajikan materi


penyuluhan memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya
penyuluhan.

2.Memfasilitasi pelaksaan kegiatan dari awal sampai dengan akhir.

4) Dokumentator : Fredrick Immanuel

1. Melakukan dokumentasi kegiatan penyuluhan dalam kegiatan


pendidikan kesehatan

5) Notulen : Tri Harianto

1. Mencatat poin-poin penting pada saat penyuluhan berlangsung

2. Mencatat pertanyaan-pertanyaan dari audience dalam kegiatan


penyuluhan

3.1.9 Denah pelaksanaan

Setting tempat :

Keterangan :
21

= moderator dan penyaji

= Peserta

= fasilitator

= Notulen
22

DAFRTAR PUSTAKA

De-Man, John M., 1997, “Kimia Makanan/ John M. Demam diterjemahkan oleh
Kosasih Padmawinata, penerbit ITB, Bandung.

Anonim (2007). Food watch : sistem kamanan ppangan terpadu : Jajanan Anak
Sekolah, Badan POM RI Jakarta.

Burhani, R. (2009). BBPOM : Jajanan Anak Sekolah Mengandung Bahan


Berbahaya.

Handayani, S. Dan Kurniawati, Y.O (2012) Analisis Faktor yang mempengaruhi


pedagang makanan jajanan dalam pemakaian perwarna sintesis berbahaya di
lingkungan sekolah dasar.

Wulan, Renny S. 2008. Bahaya makanan cepat saji dan gaya hidup sehat.
Yogyakarta : penerbit O2.

Balai BPOM. Cirri-ciri bakso mengandung boraks. Palangka Raya: POM


Palangka Raya November 2015.

Anda mungkin juga menyukai