Anda di halaman 1dari 17

Nama : grasela

Nim : 0119023

Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik

Konsep medis

A. Definisi
Getaran Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.13 tahun 2011
pasal 1, getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak-
balik dari kedudukan keseimbangannya. Adapun menurut Menteri Negara Lingkungan
Hidup dalam surat keputusannya mencantumkan  bahwa yang dimaksud dimaksud
dengan getaran getaran mekanik mekanik adalah getaran getaran yang ditimbulkan oleh
sarana dan peralatan kegiatan manusia (Kep. MENLH No: KEP-49/MENLH/11/1996).
Getaran merupakan fenomena yang banyak terjadi di dalam kehidupan sehari-hari.
Getaran dari sebuah objek dapat memberikan informasi mengenai keadaan yang sedang
terjadi pada objek tersebut dan pengaruhnya terhadap lingkungan sekitar. Manusia dapat
mengambil langkah yang tepat untuk mengatasi masalah pada getaran dengan melakukan
analisis getaran yang dihasilkan suatu sistem. Getaran terjadi pada mesin-mesin di bidang
industri, hal ini disebabkan karena banyaknya mesin yang beroperasi yang b bk d b d b d
di ki P d 6 menyebabkan getaran pada benda-benda di sekitarnya. Pencatatan data getaran
secara kontinu diperlukan untuk perbandingan kenaikan getaran dari waktu ke waktu agar
dapat mendiagnosa penyebab kerusakan mesin yang menyebabkan kenaikan getaran.
Getaran yang terjadi pada mesin-mesin di bidang industri tidak boleh melebihi ambang
batas frekuensi yang telah ditetapkan karena jika melebihi ambang batas frekuensi berarti
kondisi mesin tidaklah baik dan perlu diperbaiki sedini mungkin sehingga proses-proses
dalam bidang industri dapat  bekerja secara optimal (  bekerja secara optimal
(Firmansyah dan Harmadi., 2 Firmansyah dan Harmadi., 2015).
Getaran adalah gerakan yang berulang-ulang dalam tempo yang cepat. Dari
pengertian tersebut maka tingkat getaran atau amplitudo getaran dapat direpresentasikan
sebagaimana gerakan yaitu parameter perpindahan (displacement ), kecepatan (velocity)
atau percepatan (acceleration). Parameter  perpindahan  perpindahan (displacement )
merupakan parameter yang mendefinisikan  besaran jar  besaran jarak perpind ak
perpindahan an ahan antara satu tara satu objek d objek dengan obj engan objek lainn ek
lainnya. Parameter ya. Parameter kecepatan (velocity) merupakan parameter yang
digunakan untuk mendefinisikan besaran jarak perpindahan per satu satuan waktu.
Sementara  parameter  parameter percepatan percepatan merupakan merupakan
parameter parameter yang mendefinisikan mendefinisikan besaran besaran  perubahan
kecepatan per satu satuan w  perubahan kecepatan per satu satuan waktu. Pemilih aktu.
Pemilihan parameter getaran yang an parameter getaran yang akan diukur menentukan
jenis sensor yang digunakan. Hal ini dikarenakan  perbedaan  perbedaan objek yang
diukur serta untuk kemudahan kemudahan penggunaan penggunaan (Rohman.,
(Rohman., 2015).
Getaran adalah suatu gerak bolak-balik disekitar kesetimbangan. Kesetimbang.
Kesetimbangan disini maksudnya adalah keadaan dimana suatu  benda pada  benda pada
posisi diam posisi diam jika tidak jika tidak ada gaya ada gaya yang bekerja p yang
bekerja pada benda te ada benda tersebut. rsebut. Getaran mempunyai amplitudo (jarak
simpangan terjauh dari titik tengah) yang sama (Munandar., 2015). Getaran merupakan
respon dari sebuah sistem mekanik baik yang diakibatkan oleh gaya eksitasi yang
diberikan maupun perubahan kondisi 7 diakibatkan oleh gaya eksitasi yang diberikan
maupun perubahan kondisi operasi sebagai fungsi waktu. Getaran timbul akibat transfer
gaya siklik melalui elemen-elemen mesin yang ada. Kerusakan atau keausan serta
deformasi akan merubah karakteristik dinamik sistem dan cenderung meningkatkan
energi getaran. Sedangkan gaya yang menyebabkan getaran ini dapat ditimbulkan oleh
beberapa sumber kontak/benturan antara komponen yang bergerak/berputar, putaran dari
massa yang tidak seimbang (unbalance mass), missalignment , dan juga karena kerusakan
bantalan (bearing fault ) (Arifin dkk.,2017)
Getaran merupakan salah satu gerakan utama yang diderita oleh penumpang suatu
kendaraan. Besarnya dampak getaran pada suatu obyek ditentukan oleh frekuensi
resonansi dari obyek tersebut dari getaran. Badan manusia terdiri dari  banyak  banyak
organ yang sat yang satu sama lain berhubungan erhubungan tidak rigid, dengan
demikian demikian masingmasing organ dari badan manusia akan mempunyai resonansi
frekuensi masing-masing. Getaran yang diberikan oleh kendaraan kepada manusia akan
memberi dampak yang berbeda masing-masing organ tubuh manusia. Karena dampak
dari getaran juga menyangkut hal-hal yang subyektif, maka perlu untuk memperhatikan
reaksi subyektif manusia terhadap getaran. Channey  pada tahun  pada tahun 1965
memberikan suatu data 1965 memberikan suatu data pebandingan reaksi subye
pebandingan reaksi subyektif manusia ktif manusia terhadap getaran pada saat duduk dan
berdiri pada meja yang bergetar pada frekuensi yang berbeda. Ada 4 batasan reaksi
subyektif yang diipakai dalam data tersebut, yaitu : reaksi yang menyatakan tidak
terganggu, agak terganggu, sangat terganggu, dan sudah tidak dapat ditoleransi
(Wicaksono, 2017).

B. Jenis Getaran
Menurut Iwan Muhammad Ramdan dalam buku Higiene Industry (2013)  jenis
getran dibagi menjadi  jenis getaran dibagi menjadi :
Berdasarkan sumbernya, getaran dibedakan menjadi :
1. Getaran paksa adalah getaran ang terjadi akaibat rangsangan ga a dari 8 1.
Getaran paksa adalah getaran yang terjadi akaibat rangsangan gaya dari luar. Jika
rangsangan tersebut berosilasi, maka system dipaksa untuk  bergetar  bergetar
pada frekuensirangsan frekuensirangsangan. Jika frekuensi frekuensi rangsangan
rangsangan sama dengan salah satu frekuensi natural sistem, maka akan didapat
keadaan resonansi, dan osilasi besar yang berbahaya mungkin akan terjadi.
2. Getaran bebas adalah getaran yang terjadi pada system itu sendiri tanpa
mendapat gaya dari luar system. Getaran bebas berlaku apabila pergerakan
disebabkan oleh gravity atau daya yang tersimpan seperti pergerakkan  bandul
atau pegas. Getar  bandul atau pegas. Getaran pegas yang ada pada an pegas yang
ada pada getaran bebas bergantun getaran bebas bergantung  pada maasa beban,
dan peri  pada maasa beban, dan periode tidak bergantun ode tidak bergantung
pada amplitudo.
Menurut akibat yang ditimbulkan terhadap tubuh getaran dapat dibagi menjadi
dua yaitu :
1. Getaran Seluruh Tubuh (Whole Body Vibration) Whole body vibration
merupakan getaran pada seluruh tubuh manusia secara signifikan dapat terjadi
pada pengemudi traktor, alat berat, kendaraan offroad, truk, dan bus. Getaran
dengan frekuensi 1 –  80 Hz memiliki efek yang kuat pada keseluruhan tubuh
manusia. Jenis getaran ini memiliki lebih  banyak perluasan variasi dan dampak.
banyak perluasan variasi dan dampak. Dampak dari g Dampak dari getaran ini
memberikan etaran ini memberikan efek yang lebih kompleks mulai dari jantung,
peredaran darah hingga  penurunan  penurunan daya pen daya penglihatan s
glihatan serta konsen erta konsentrasi. Ket trasi. Ketentuan dampa entuan dampak
ini tidak  jelas,  jelas, dimana tubuh tidak memiliki memiliki satu reseptor reseptor
pun untuk tenaga ini. Getaran seluruh tubuh ditimbulkan dari permukaan lahan
tempat kendaraan  beroperasi dan kurangn  beroperasi dan kurangnya absorpsi
shock pada suspe ya absorpsi shock pada suspensi. Getaran dan shock nsi.
Getaran dan shoc  pada kendaraan kendaraan tersebut tersebut bertransmisi
bertransmisi pada pengemudi pengemudinya melalui melalui tempat duduk dan
lantai. Hal ini dapat membahayakan sistem rangka (punggung) dan tubuh bagian
dalam (sistem pencernaan dan organ reproduksi wanita. Standar internasional ISO
2631-1, 1997 mengenai getaran mesin dan guncangan-evaluasi terkait pemaparan
getaran seluruh tubuh terhadap 9 guncangan evaluasi terkait pemaparan getaran
seluruh tubuh terhadap manusia. Standar ini menggunakan caution zone untuk
mengklasifikasikan letak pemaparan getaran antara penetapan batasan tergantung
pada lamanya  pemaparan.  pemaparan. Standar Standar ini juga memberikan
memberikan panduan panduan terhadap terhadap kenyamanan kenyamanan dan
gerakan kesakitan (Khikmawati., 2014).
2. Getaran Sebagian Tubuh (Segmental Vibration) Besar paparan getaran
lengan-tangan di tempat kerja akan mempengaruhi kesehatan pekerja
terutama Hand Arm Vibration  Hand Arm Vibration Syndrome Syndrome,
semakin besar paparan getaran lengan-tangan maka akan semakin tinggi resiko
pekerja terkena  Hand Arm Vibration Vibration Syndrome Syndrome. Besar
paparan getaran getaran lengan-tangan lengan-tangan gangguan gangguan
pembuluh darah, pembuluh darah, susunan yaraf susunan yaraf pusat, susunan
syaraf otonom, gangguan metabolisme intrasel, sehingga akan menimbulkan
gejala Hand Arm  Hand Arm Vibration Syndro Vibration Syndrome. Lama
paparan getaran lengan-tangan di tempat kerja akan mempengaruhi kesehatan
pekerja terutama Hand Arm Vibration Syndrome, semakin lama paparan getaran
lengan-tangan maka akan semakin tinggi resiko pekerja terkena Hand Arm
Vibration Syndrome (Mastha, dkk., 2015).

C. Sumber Getaran
Getaran mekanis timbul jika ada sumber getaran. Sumber getaran yang  berasal
dari mesin  berasal dari mesin biasanya berbentuk usikan berul biasanya
berbentuk usikan berulang yang terjadi dal ang yang terjadi dalam suatu am suatu
frekwensi atau kombinasi frekwensi tertentu. Jika frekwensi usikan sama dengan
frekuensi natural dari perangkat yang berupa lempengan atau lembaran maka akan
terbentuk getaran maksimum (Defrianto dkk., 2017).
Getaran Mekanis didefinisikan sebagai getaran-getaran yang ditimbulkan oleh
alat-alat mekanis. Alat-alat mekanik yang dimaksud adalah pembuatan miniatur
mesin berputar yang selanjutnya digunakan untuk mensimulasikan vibrasi mesin.
komponen-komponen mekanik yang digunakan dalam 10  pembuatan  pembuatan
miniatur miniatur mesin berputar.Komponen berputar.Komponen yang digunakan
digunakan dalam  pembuatan miniatur mesin berputar antara lain yaitu motor DC,
bearing, rumah  bearing,  bearing, motor holder, holder, bandul pengganggu,
pengganggu, kopel dan dasar/ tatakan. tatakan. Bearing Bearing yang digunakan
adalah bearing dengan ukuran diameter luar 22 mm dan diameter dalam 10 mm
(Rohman dan Junaidi., 2015).
Sumber getaran setempat (Segmental Vibration) ini biasanya biasanya dialami
oleh dialami oleh tenaga kerja yang diperkerjakan pada operator gergaji rantai,
tukang semprot,  potong rumput, gerinda, dan penemp  potong rumput, gerinda,
dan penempa palu. Dan sumb a palu. Dan sumber getaran Seluruh tubuh er
getaran Seluruh tubuh (Whole bidy vibration) biasanya  biasanya dialami dialami
pengemudi pengemudi kendaraan; kendaraan; traktor, traktor, bus, helikopter,
atau helikopter, atau bahkan kapal (Ram kapal (Ramdan, 2013).

D. Ambang Batas (NAB) Nilai Ambang Batas (NAB) Getaran


Nilai A  Nilai Ambang Batas mbang Batas yang selanjutnya yang selanjutnya
disingkat NAB disingkat NAB adalah standar adalah standar faktor  bahaya
bahaya di tempat kerja sebagai sebagai kadar/intensit kadar/intensitas rata-rata
rata-rata tertimbang tertimbang waktu (time weighted average) yang dapat
diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan  penyakit  penyakit atau gangguan
gangguan kesehatan, kesehatan, dalam pekerjaan pekerjaan sehari-hari sehari-hari
untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu (Permenakertrans
Nomor 13 tahun 2011).
Untuk mengetahui pengaruh getaran terhadap kesehatan kerja, maka perlu
diketahui nilai ambang batas dari getaran ini. Cara untuk mengetahui nilai
ambang batas dilakukan dengan mengukur getaran yang ada kemudian
dibandingkan dengan NAB yang diijinkan. Berikut ini NAB getaran  berdasarkan
Permenakert  berdasarkan Permenakertrans Nomor PER.13/MEN/X/201 rans
Nomor PER.13/MEN/X/2011.
E. Dampak Getaran Terhadap Kesehatan
Peralatan yang di gunakan di tempat kerja juga dapat memberi efek pada
sistem saraf dan sitem mosculo-skeletal dengan mengurangi kekuatan cengkram
dan sakit tulang belakang. Contoh Loaders, forklift tru forklift truck, pneumatic
ck, pneumatic tools, chain saws (Sucipto., 2014). Adapun efek getaran terhadap
tubuh tergantung besar kecilnya frekuensi yang mengenai tubuh antara lain, (1)
3.9 12 Hz: akan menimbulkan resonansi pada dada dan perut. (2) 6.10 Hz: dengan
intensitas 0,6 gram, tekanan darah, denyut jantung, pemakaian O2 dan volume
denyutan sedikit berubah pada intensitas gram terlihat banayk perubahan sistem
peredaran darah. (3) 10  Hz: leher, kepala pinggul, kesatuan oto dan tulang akan
beresonansi. (4) (5) 13.15 Hz: tenggorokan akan mengalami resonansi. (5) < 20
Hz : Tonus oto akan meningkat akibat kontraksi statis ini otot menjadi lemah, rasa
tidak enak, dan kurang perhatian.
Getaran mekanik yang dihantarkan ketangan dengan lengan diketahui dapat
menimbulkan penyakit akibat kerja yang dikenal sebagai Vibration Syndrome
yang meliputi penyakit-penyakit pembuluh darah perifer, syaraf  perifer,  perifer,
tulang dan sendi. Gerakan Gerakan mekanik mekanik dari pekakas pekakas
(handtools) yang dihantarkan ke tangan dan lengan dapat mengakibatkan penyakit
akibat kerja dalam bentuk gangguan pembuluh darah perifer, saraf periper, otot,
tendoo, serta tulang dan sendi. Fenomena Raynaud merupakan salah satu penyakit
kerja akibat getaran mekanik karena kerusakan pembuluh darah perifer. Sebagian
kasus mengalami cacat tetap berupa penyumbatan pembuluh darah sehingga
terjadi nekrosis ujung jari-jari tangan. Meskipun fenomena Raynaud ini lebih
sering ditemukan dinegara beriklim dingin, kemungkinan kasus ini terjadi di
Indonesia tidak dapat diabaikan (wahyu., 2003).
Fenomena Raynaud akibat kerja terjadi karena Fenomena Raynaud akibat
kerja terjadi karena kerusakan pembuluh darah kan pembuluh darah  perifer
perifer yang disebebkan disebebkan pengaruh pengaruh getaran getaran mekanik.
mekanik. Vasokontriksi Vasokontriksi sering terjadi pada penderita penyakit
akibat fenomena Raynaud yang tampak dari gejala memucatnya angan penderita
pada saat serangan penyakit tersebut n penyakit tersebut yang kadang-kadang
disertai sianosis. Salah satu penyakit akibat kerja yang ditimbulkan oleh getaran
mekanik adalah fenomena Raynaud. Penyakit ini disebabkan oleh getaran yang
dihantarkan dari perkakas ke tangan dengan lengan. Gejala awal Fenomena
Raynaud adalah terjadinya serangan berupa vasokontriksi pembuluh darah pada
penderita karena rangsangan hawa dingin. Vasokontriksi ini menyang kadang-
kadang disertai gakibatkan tangan  penderita  penderita menjadi menjadi pucat
disertai disertai dengan rasa nyeri. Selanjutnya dapat Selanjutnya dapat terjadi
terjadi kerusakan pembuluh darah. Pada pemeriksaan patologi anatomi ditemukan
kelainan arteri pada ujung-ujung jari sehingga penyempitan sampai  penyumpatan
penyumpatan lumen yang lumen yang disebabkan oleh disebabkan oleh adanyan
thrombu adanyan thrombus. Kadang-kadang s. Kadang-kadang  juga ditemukan
ditemukan thrombus thrombus pada vena dan venula. venula. Penyakit Penyakit
ini pada tingkat tingkat lanjut akan mengakibatkan kecacatan permanen sehingga
tenaga kerja tidak dapat lagi melakukan pekerjaannya (wahyu.,2003)
F. Hirarki Pengendalian Bahaya Getaran
Adapun penanggulangan bahaya fisik terhadap getaran yang di kendalikan secara
teknis (Wahyu., 2003) :
1. Menggunakan peralatan kerja yang rendah intensitas getarannya
dilengkapi dengan damping atau peredam.
2. Menambah atau meyisipkan damping diantara tangan dan alat misalnya
membalut tangan dengan karet.
3. Menggunakan bantalan tempat duduk atau injakan kaki yang berisikan
kapuk atau busa.
4. Memlihara atau merawat dengan baik dan menggantikan bagian-bagian
yang aus atau memberikan pelumasan.
Adapun yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengurangi risiko dari
getaran
(Wahyu., 2003) :
1. Mengendalikan getaran pada sumbernya dengan mendesain ulang
peralatan untuk memasang penyerap getaran atau peredam kejut.
2. Bila getaran disebabkan oleh mesin besar, pasang penutup lantai yang
bersifat menyerap getar  bersifat menyerap getaran di workstation dan
gunakan alas kaki dan sarung tangan yang menyerap kejutan, meskipun
itu kurang efektif dibanding diatas.
3. Ganti peralatan yang lebih tua dengan model bebas getaran baru.
4. Batasi tingkat getaran yang dirasakan oleh pengguna dengan memasang
peredam  peredam getaran getaran pada pegangan pegangan dan kursi
kendaraan kendaraan atau sistem remoote remoote control.
5. Menyediakan alat pelindung diri yang sesuai pada pekerja yang
mengopersikan mesin bergetar, misalnya sarung tangan yang bersifat
menyerap getaran dan pelindung telinga untuk kebisisngan yang
meyertainya.
Pengendalian resiko dapat mengikuti Pendekatan Hirarki Pengendalian (Hirarchy of Control).
Hirarki pengendalian resiko adalah suatu urutan-urutan dalam pencegahan dan
pengendalian resiko yang mungkin timbul yang terdiri dari beberapa tingkatan secara
berurutan yaitu:
a Eliminasi (Elimination) Eliminasi dapat didefinisikan sebagai upaya
menghilangkan bahaya. Eliminasi merupakan langkah ideal yang dapat
dilakukan dan harus menjadi pilihan utama dalam melakukan pengendalian
risiko bahaya. Hal ini berarti eliminasi dilakukan dengan upaya mengentikan
peralatan atau sumber yang dapat menimblkan bahaya. Contoh-contoh
eliminasi bahaya yang dapat dilakukan misalnya: bahaya jatuh, bahaya
ergonomi, bahaya ruang terbatas, bahaya akibat getaran dan bahaya kimia.
b Subtitusi (Subtitution) Substitusi didefinisikan sebagai penggantian bahan yang
berbahaya dengan bahan yang lebih aman. Prinsip pengendalian ini adalah
menggantikan sumber risiko dengan sarana atau peralatan lain yang lebih aman
atau lebih rendah tingkat resikonya. Beberapa contoh aplikasi substitusi
misalnya: Sistem otomatisasi pada mesin untuk mengurangi interaksi mesin-
mesin berbahaya dengan operator, menggunakan bahan  pembersih kimia yang
kurang berbahaya, mengurangi kecepatan kecepatan, kekuatan , kekuatan serta
arus listrik, mengganti bahan baku padat yang menimbulkan debu menjadi
bahan yang cair atau basah. menjadi bahan yang cair atau basah.  Contoh
implementasi metode ini dengan mengganti mesin-mesin di tempat kerja yang
menghasilkan getaran yang dapat membahayakan 14 tempat kerja yang
menghasilkan getaran yang dapat membahayakan kesehatan pekerja.
c Rekayasa Teknik ( Engineering Control ) Rekayasa/Engineering merupakan
upaya menurunkan tingkat risiko dengan mengubah desain tempat kerja,
mesin, peralatan atau proses kerja menjadi lebih aman. Ciri khas dalam tahap
ini adalah melib h melibatkan pemikiran atkan pemikiran yang lebih mendalam
bagaimana membuat lokasi kerja yang aman, memodifikasi peralatan,
melakukan kombinasi kegiatan, perubahan  prosedur, dan mengurangi
frekuensi dalam melakukan kegiatan kegiatan berbahaya. berbahaya.
Pengendalian ini dilakukan bertujuan untuk memisahkan bahaya dengan
pekerja serta untuk menc  pekerja serta untuk mencegah terjadinya kesala egah
terjadinya kesalahan manusia. Pengendalian han manusia. Pengendalian ini
terpasang dalam suatu unit sistem mesin atau peralatan. Contoh-contoh
implementasi metode ini adalah adanya penutup mesin/machine guard, circuit
breaker, interlock system, start-up alarm, ventilation system, sensor, sound
enclosure.
d Pengendalian Administratif ( Administrative Control ) Kontrol administratif
ditujukan pengandalian dari sisi orang yang akan melakukan pekerjaan, dengan
dikendalikan metode kerja diharapkan orang akan mematuhi, memiliki
kemampuan dan keahlian cukup untuk menyelesaikan pekerjaan secara aman.
Administrasi dalam upaya sacara administrasi difokuskan pada penggunaan
prosedur seperti SOP ( standart operating procedurs) sebagai langkah
mengurangi tingkat risiko. Jenis pengendalian ini antara lain seleksi karyawan,
adanya standar operasi baku (SOP), pelatihan, pengawasan, modifikasi
perilaku, jadwal kerja, rotasi kerja, pemeliharaan, manajemen perubahan,
jadwal istirahat, investigasi.
e Alat Pelindung Diri (APD) 15 Pemilihan dan penggunaan alat pelindung diri
merupakan merupakan hal yang paling tidak efektif dalam pengendalian
bahaya, dan APD hanya  berfungsi  berfungsi untuk mengurangi mengurangi
risiko dari dampak bahaya. bahaya. Karena sifatnya sifatnya hanya
mengurangi, perlu dihindari ketergantungan hanya menggandalkan alat
pelindung diri dalam menyelesaikan setiap pekerjaan. APD merupakan langkah
terakhir yang dilakukan yang berfungsi untuk mengurangi keparahan akibat
dari bahaya yang ditimbulkan. Alat pelindung diri  Mandatory  yaitu: Topi
keselamatan ( Helmet), kacamata keselamatan, masker, sarung tangan,
earplug , Pakaian (Uniform) dan Sepatu Keselamatan. APD lain yang
dibutuhkan untuk kondisi khusus, yang membutuhkan perlindungan lebih
misalnya: face shield, shield, respirator, respirator, SCBA (Self Content
Breathing Aparatus). Contoh implementasi metode ini adalah dengan memakai
alat  pelindung tangan seperti hand tool yang berfungsi untuk melindung
tangan dari paparan getaran paparan getaran pada mesin, selain itu hand tool  
berfungsi untuk mencegah seseorang terkena penyakit hand arm vibration
syndrome (HAVS).

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

1. Data Umum
a. Nama Perusahaan:
b. Jenis Perusahaan:
c. Alamat :
d. Telpon :
e. Kepemilikan :
f. Luas Wilayah dan Denah Perusahaan:
g. Struktur organisasi dan manajemen :
h. Fasilitas Umum :
i. Fasilitas Kesehatan:
j. Jumlah Pegawai:
k. Proses Kerja :
l. Omset :

2. Pengkajian Keselamatan
a. Standar Keselamatan dan Kesehatan Perusahaan (+j aminan kesehatan) :
b. Tenaga Medis/ParaMedis Perusahaan (+Sistem Rujukan) :
c. Petugas Keselamatan Kerja :
d. Pemeriksaan Kesehatan Berkala :
e. Jalur Evakuasi : Tidak ada
f. Ketersediaan Alat kegawatdaruratan :
g. Pemeliharaan Peralataan :
h. Penkes tentang Keamanan, keselamatan dan kesehatan Kerja :
3. Pengkajian Lingkungan Perusahaan
a. Fisik Gedung
1) Suhu :

2) Bahan :
3) Ventilasi/Cahaya/Radiasi :
b. Kebersihan :
c. Pengolahan Air Limbah :
d. Sanitasi :
e. Keamanan Bongkar Muat :

f. Keamanan Penyimpanan Barang :


g. Bahaya dari bahan pengolahan :
h. Bahaya dari proses pengolahan :
i. Bahaya dari Lingkungan pengolahan :
4. Pengkajian Keselamatan Pekerja
a. Fisik
1) Beban Kerja
1. Penggunaan Alat Bantu:
2. Teknologi yg Digunakan:
3. Beban Tambahan:
4. Tingkat Pendidikan:
5. Bahaya dari Cara Kerja:
6. Pelatihan yg diikuti:
7. Jam Kerja :
8. Penghasilan Pekerja
9. Kelelahan
2) Keamanan Pekerja

1. APD yg digunakan :
2. Seragam :
3. Keamanan Alat terhadap Pekerj a :
4. Hygine Pekerja :
3) Lingkungan
1. Ketersediaan P3K :
2. Bahan, Bangunan, Peralatan
4) Kapasitas Kerja
1. Perilaku Pekerja :
2. Istirahat :
3. Kesegaran Jasmani :
4. Status Kesehatan :
5. Usia : 16-45 tahun :

b. Kecelakaan Kerja :
c. Penyakit Yang timbul dari kerja :
d. Pencemaran yang terjadi :
e. Keluhan Kerja :
f. Keluhan Warga sekitar :
5. Penanggulangan Perusahaan jika terjadi Kecelakaan Kerja :
6. Pencegahan yg dilakukan untuk antisipasi kecelakaan
7. Analisa Resiko Kecelakaan
8. Sejauh mana Penanggulangan Perusahaan
9. Perusahaan pernah dilakukan penelitian tentang K3
10. Data Inti
1) Riwayat atau sejarah perkembangan
2) Status kesehatan
a) Keluhan yang dirasakan saat ini
b) Tanda-tanda vital
c) Kejadian penyakit (dalam satu tahun terakhir)
d) Riwayat penyakit

e) Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi


f) Pola pemenuhan cairan dan elektrolit
g) Pola istirahat tidur
h) Pola eliminasi
i) Pola aktivitas gerak
j) Pola pemenuhan kebersihan diri
k) Status psikososial
l) Status pertumbuhan dan perkembangan
a. Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan
b. Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan
c. Pola perilaku tidak sehat dalam komunitas
m) Data lingkungan fisik
n) Pelayanan kesehatan dan sosial
o) Ekonomi
p) Keamanan dan transportasi
q) Politik dan keamanan
r) Sistem komunikasi
s) Pendidikan
t) Rekreasi

DIAGNOSA DAN INTERVENSI

1. Nyeri akut berhubungan dengan pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas
ringan hingga berat dan kosntan

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan keterbatasan dalam gerakan fisik dari suatu
atau lebih ekstremitas secara mandiri

3.Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan perasaan kurang senang ,lega dan sempurna
dalam dimensi fisik, peikospritual lingkungan dan sosial

4.Resiko cindera berhubungan dengan berisiko mengalami bahaya atau kerusakan fisik yang
menyebabkan seseorang tidak lagi sepenuhnya sehat atau dalam kondisi baik
SDKI SLKI SIKI

Nyeri Tingkat nyeri : Menurun


a. Identifikasi lokasi,
Akut (L.08066)
(D.0077) karakteristik, durasi,
Setelah melakukan tindakan frekuensi, kualitas, intensitas
keperawatan selama.. .x... nyeri

keluhan nyeri klien menurun. b. Identifikasi respons nyeri non

Dengan kriteria hasil: verbal.

1. Keluhan nyeri menurun c. Berikan Teknik Non

2. Meringis menurun farmakologiS

3. TTV membaik. untuk mengurangi nyeri


d. Jelaskan strategi meredakan

Mobilitas fisik : Meningkat nyeri


e . Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu

e. Indetifikasi adanya nyeri atau


keluhan fisik lainnya
Setelah melakukan tindakan
keperawatan selama 1 x 24
jam gangguan mobilitas fisik
Dengan kriteria hasil : a. Indentifikasi tolenrasi fisik
1. Pergerakan ekstremitas
Gangguan melakukan pergerakan
mobilitas meningkat
fisik b. Fasilitasi mobilisasi
(D.0054) dengan alat bantu

c. Anjurkan mobilisasi dini


2.Kekuatan otot meningkat d. Anjurkan mobilisasi
sederhana yang harus
dilakukan ( mis. Duduk
ditempat tidur ,pindah dari
tempat tidur ke kursi )
3. Rom meningkat.

Status kenyamanan: meningkat


e. Identifikasi kesehatan
pekerja

Seteah melakukan tindakan


Gangguan keperawtan selama 1 x 24
status kenyamanan meningkat a. Identifikasi faktor
rasa
Dengan Kriteria Hasil : risiko penyakit dan
nyaman
1. Keluhan tidak nyaman kecelakaan kerja
( D .0074 )
menurun

b. Informasikan pekerj a
2. Gelisah menurun terkait zat atau alat
yang berbahaya bagi
kesehatan

3. Tingkat cidera menurun

c. Ajarkan tentang kesehatan


dan modifikasi lingkungan
kerja yang sehat
e. Rujuk ke rumah sakit untuk
perawatan lanjut pada cedera
dan penyakit akibat kerja.

a. identifikasi kesesuaian alas


kaki.

Resiko Setelah dilakukan tindakan b. identifikasi kebutuhan


cidera ( D. keperawatan selama.1 x 24 keselamatan.
0136) tingkat cedera menurun .
Dengan kriteria hasil :

c. gunakan perangkat
pelindung.
1. Kejadian cedera

menurun
d. hilangkan bahaya
2. Ketegangan otot keselamatan lingkungan, jika
menurun. memungkinkan.

e. Anjurkan berganti posisi


selama beberapa menit.

IMPLEMENTASI

Pelaksanaan merupakan pengelolaan dan mewujudkan dari rencana tindakan, meliputi


beberapa bagian yaitu validasi, rencana keperawatan, memberikan asuhan keperawatan dan
pengumpulan data. Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang telah desusun
dengan melihat situasi dan kondisi pasien

EVALUASI

Evaluasi merupakan tahap terkhir dari proses keperawatan yang digunakan sebagai alat
untuk menilai keberhasilan dari asuhan keperawatan dan proses ini bertanggung jawab terus
menerus yang diarahkan pada pencapaian tujuan yang diinginkan
DAFTAR PUSTAKA

Jati, N. N. (2015). Retrieved Juli 2020, from


https://www.academia.edu/33805198/Dokumen.tips_makalah-backhoe.

Siswadi, S. (2017). Retrieved from


https://www.academia.edu/34817098/K11115318_Sitti_Rahmah_Nabilah_
Efek_Getaran

_Terhadap_Pengendara_Kendaraan_Mobil_dan_Motor_di_Jalan_Sahabat_
3.

UNS. (n.d.). Retrieved from


http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456?89/50465/Chapter
%20II.pdf;jsessionid=FDE62CCA0494AC35C3?251EA2D?4A264?
sequence=4.

Anda mungkin juga menyukai