Dosen Pembimbing :
Nama Kelompok :
MOJOKERTO 2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan penyusun kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam kami sanjungkan kepada nabi tercinta
kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang "Asuhan keperawatan
Stroke”, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing selaku dosen mata
kuliah , yang sudah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.
Penyusun sadar makalah yang di kaji ini memiliki kelebihan dan kekurangan, oleh karena itu
penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun agar makalah ini
lebih baik. Terima kasih.
Penyusu
BAB I
PENDAHULUAN
Stroke adalah infark regional kortikal, subkortikal atau pun infark regional
di batang otak yang terjadi karena kawasan perdarahan atau penyumbatan suatu
arteri sehingga jatah oksigen tidak dapat disampaikan kebagian otak tertentu.
Stroke merupakan penyebab utama kecacatan pada orang dewasa. Empat juta
orang amerika mengalami defisit neurologi akibat stroke ; dua pertiga dari
defisit ini bersifat sedang sampai parah. Kemungkinan meninggal akibat stroke
inisial adalah 30% sampai 35% dan kemungkinan kecacatan mayor pada orang
yang selamat adalah 35% sampai 40%.
Sekitar sepertiga dari semua pasien yang selamat dari stroke akan
mengalami stroke ulangan pada tahun pertama. Secara umum stroke dapat
dibagi menjadi dua . Pertama stroke non hemoragic yaitu stroke yang
disebabkan oleh penyumbatan pada pembuluh darah di otak. Kedua stroke
hemoragik yaitu stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah diotak.
Faktor-faktor resiko stroke antara lain umur, hipertensi, diabetes mellitus,
arteriosklerosis, penyakit jantung, merokok. Berat otak manusia sekitar 1400
gram dan tersusun oleh kurang lebih 100 triliun neuron. Otak terdiri dari empat
bagian besar yaitu serebrum (otak besar), serebelum (otak kecil), brainstem
(batang otak), dan diensefalon. Otak menerima 17 % curah jantung dan
menggunakan 20 % konsumsi oksigen total tubuh manusia untuk metabolisme
aerobiknya.
Otak diperdarahi oleh dua pasang arteri yaitu arteri karotis interna dan
arteri vertebralis. Da dalam rongga kranium, keempat arteri ini saling
berhubungan dan membentuk sistem anastomosis, yaitu sirkulus Willis. Darah
vena dialirkan dari otak melalui dua sistem : kelompok vena interna, yang
mengumpulkan darah ke Vena galen dan sinus rektus, dan kelompok vena
eksterna yang terletak di permukaan hemisfer otak, dan mencurahkan darah, ke
sinus sagitalis superior dan sinus-sinus basalis lateralis, dan seterusnya ke vena-
vena jugularis, dicurahkan menuju ke jantung.
Kenaikan darah yang “abrupt” atau kenaikan dalam jumlah yang secara
mencolok dapat menginduksi pecahnya pembuluh darah terutama pada pagi hari
dan sore hari yang menjadi.
1.3 Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan kepada pasien
stroke.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat di gunakan sebagai literatur di perpustakaan dan dapat memberi
informasi kepada para pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
5) Usia lanjut
Pada usia lanjut terjadi proses klasifikasi pembuluh darah termasuk pembuluh
darah otak
6) Polocitemia
Pada polocitemia viskositas dara meningkat dan aliran darah menjadi lambat
sehingga perfusi otak menurun
7) Peningkatan kolesterol
Kolesterol yang tinggi dapat menyebabkn aterosklerosis danterbentuknya embolus
dari lemak
8) Obesitas
Pada obesitas dapat terjadi hipertensi dan peningktan kadar kolesterol
sehingga dapat menyebabkan gangguan pada pembuluh darah
9) Perokok
Pada perokok akan timbul plaque pada pembuluh darah oleh nikotin sehingga
terjadi aterosklerosis
10)Kurang aktivitas fisik
Kurang aktivitas fisik dapat mengurangi kelenturan fisik termasuk kelenturan
pembuluh darah. (pembuluh darah menjadi kaku)
2.8 Penatalaksanaan
Menurut Listiono D (1998 : 113) penderita yang mengalami stroke dengan
infark yang luas melibatkan sebagian besar hemisfer dan disertai adanya
hemiplagia kontra lateral hemianopsia, selama stadium akut memerlukan
penanganan medis dan perawatan yang didasari beberapa prinsip:
a. Penatalaksanaan Medis
Secara praktis penanganan terhadap ischemia serebri adalah :
1. Penanganan suportif imun
- Pemeliharaan jalan nafas dan ventilasi yang adekuat.
- Pemeliharaan volume dan tekanan darah yang kuat.
- Koreksi kelainan gangguan antara lain payah jantung atau aritmia.
2. Meningkatkan darah cerebral (pada stroke non hemoragi)
- Elevasi tekanan darah
- Intervensi bedah
- Ekspansi volume intra vaskuler
- Anti koagulan
3. Pengontrolan tekanan intracranial
- Obat anti edema serebri steroid
- Proteksi cerebral (barbitura)
Sedangkan menurut Lumban Tobing (2002 : 2) macam-macam obat yang
digunakan :
1. Obat anti agregrasi trombosit (aspirasi)
2. Obat anti koagulasi : heparin.
3. Obat trombolik (obat yang dapat menghancurkan trombus).
4. Obat untuk edema otak (larutan manitol 20%, obat dexametason)
b. Penatalaksanaan Keperawatan
- Posisi kepala dan badan atas 20-30 derajat, posisi miring jika muntah dan
boleh dimulai mobilisasi bertahap jika hemodinamika stabil
- Tanda-tanda vital diusahakan stabil
- Bed rest
- Hindari kenaikan suhu, batuk, konstipasi, atau suction berlebih yang dapat
meningkatkan TIK
- Nutrisi per oral hanya diberikan jika fungsi menelan baik. Jika kesadaran
menurun atau ada gangguan menelan sebaiknya dipasang NGT
- Bila penderita tidak mampu menggunakan anggota gerak, gerakkan tiap
anggota gerak secara pasif seluas geraknya.
2.9 Komplikasi
1. Hipoksia Serebral.
2. Aliran darah serebral.
3. Embolisme serebral. Dapat terjadi setelah infark miokard akut atau fibrilasi
atrium atau dapat berasal dari katup jantung postetik.
4. Herniasi otak
5. Koma
6. Kematian
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas
Nama, TTL, agama, status perkawinan, alamat, jenis kelamin, pendidikan, no. MR,
diagnosa medis.
Identitas penanggung jawab : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendididkan, pekerjaan,
hubungan dengan klien, dan alamat.
Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, dan tidak dapat
berkomunikasi. (Jusuf Misbach, 1999).
- Klien tidak
gelisah
- Tidak ada keluhan nyeri kepala, mual,
kejang.
- GCS 15
- Pupil isokor, reflek cahaya (+)
- Tanda-tanda vital
Intervensi dan Rasional
1. I/ Berikan penjelasan kepada keluarga klien tentang sebab-sebab peningkatan
TIK dan akibatnya.
R/ Keluarga lebih berpartisipasi dalam proses penyembuhan
2. I/ Anjurkan kepada klien untuk bed rest.
R/ Untuk mencegah perdarahan ulang.
3. I/ Observasi dan catat tanda-tanda vital dan kelain tekanan intrakranial
R/ Mengetahui setiap perubahan yang terjadi pada klien secara dini dan untuk
penetapan tindakan yang tepat.
4. I/ Berikan posisi kepala lebib tinggi 15-30 dengan letak jantung (beri bantal
tipis).
R/ Mengurangi tekanan arteri dengan meningkatkan draimage vena dan
memperbaiki sirkulasi serebral.
5. I/ Ciptakan lingkungan yang tenang dan batasi pengunjung
R/ Rangsangan aktivitas yang meningkat dapat meningkatkan kenaikan TIK.
6. I/ Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian obat neuroprotektor.
R/ Memperbaiki sel yang masih viabel
Tujuan :
Kriteria hasil :
- Adanya perubahan kemampuan yang nyata
- Tidak terjadi disorientasi waktu, tempat, orang
Intervensi dan Rasional
1. I/ Tentukan kondisi patologis klien.
R/ Untuk mengetahui tipe dan lokasi yang mengalami gangguan, sebagai
penetapan rencana tindakan
2. I/ Kaji gangguan penglihatan terhadap perubahan persepsi
R/ Untuk mempelajari kendala yang berhubungan dengan disorientasi klien
3. I/ Latih klien untuk melihat suatu obyek dengan telaten dan seksama
R/ Agar klien tidak kebingungan dan lebih konsentrasi
4. I/ Observasi respon perilaku klien, seperti menangis, bahagia, bermusuhan,
halusinasi setiap saat
R/ Untuk mengetahui keadaan emosi klien
5. I/ Berbicaralah dengan klien secara tenang dan gunakan kalimat-kalimat pendek
R/ Untuk memfokuskan perhatian klien, sehingga setiap masalah dapat
dimengerti.
R/ Klien mungkin menjadi sangat ketakutan dan sangat tergantung dan meskipun
bantuan yang diberikan bermanfaat
4. I/ Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang dilakukannya atau
keberhasilannya. R/Meningkatkan perasaan makna diri dan kemandirian serta
mendorong klien untuk berusaha secara kontinyu
5. I/ Kolaborasi dengan ahli fisioterapi/okupasi
R/Memberikan bantuan yang mantap untuk mengembangkan
rencana terapi dan mengidentifikasi kebutuhan alat penyokong
khusus
7. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kelemahan otot mengunyah dan menelan
Tujuan
3.4 Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana
keperawatan,tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri dan tindakan
kolaborasi.
3.5 Evaluasi
Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari hasilnya, tujuannya
adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan keperawatan dapat dicapai dan
memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang telah diberikan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Menurut WHO (1965) dan Karya (1988) dalam Harsono (1993) stroke
adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, baik local maupun
menyeluruh (global), yang berlangsung dengan cepat, berlangsung lebih dari 24
jam, atau berakhir dengan kematian, tanpa di temukan penyebab selain daripada
gangguan vaskular. Gangguan peredaran darah otak dapat mengakibatkan
fungsi otak terganggu dan bila gangguan yang terjadi cukup besar dapat
mengakibatkan kematian sebagian otak (infark), gejala-gejala yang terjadi
tergantung pada daerah otak yang di pengaruhi.
Faktor-faktor resiko stroke antara lain umur, hipertensi, diabetes
mellitus, arteriosklerosis, penyakit jantung, merokok. Berat otak manusia sekitar
1400 gram dan tersusun oleh kurang lebih 100 triliun neuron. Otak terdiri dari
empat bagian besar yaitu serebrum (otak besar), serebelum (otak kecil),
brainstem (batang otak), dan diensefalon. Otak menerima 17 % curah jantung
dan menggunakan 20 % konsumsi oksigen total tubuh manusia untuk
metabolisme aerobiknya.
4.2 Saran
Kami dari kelompok mengharapkan saran dari pembaca agar dapat member kritik
dan saran untuk kesempurnaan makalah Asuhan Keperawatan pada klien dengan
STROKE
Daftar Pustaka
Doengoes, M.E.2000, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, EGC, Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C. & Bare, Breda G, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Bruner &
Suddhart. vol 2.