FENOMENA DASAR
TA 2020-2021
MODUL 03
GETARAN BEBAS
Disusun Oleh
Irfan Cahyadi
1807111472
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hampir seluruh aspek kehidupan manusia dikelilingi oleh getaran. Dimulai
dari tubuh kita sendiri dipenuhi oleh fenomena fenomena getaran, mulai dari pita
suara kita, gendang telinga, dan otot pada seluruh tubuh kita. Pembahasan awal
dalam getaran mekanik adalah memahami fenomena-fenomena yang terjadi dan
mengembangkan teori-teori matematis untuk menggambarkan getaran pada
sistem, dimana pada kasus ini adalah sistem permesinan. Dengan ini kita dapat
mengetahui masalah-masalah yang ditimbulkan getaran pada suatu sistem baik
berasal dari internal maupun eksternal.
1
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu:
1. Memahami fenomena getaran bebas baik tak-teredam maupun teredam beserta
segala atributnya seperti frekuensi pribadi, redaman viskos, dan redaman coulomb
(redaman karena efek gesekan)
2. Mengetahui berbagai cara untuk menentukan parameter sistem getaran seperti
konstanta keakuan pegas dan koefisien redaman viskos melalui eksperimen.
3. Membandingkan solusi teoritik dengan hasil eksperimen.
1.3. Manfaat
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu:
1. Memahami fenomena-fenomena yang terjadi pada getaran bebas.
2. Mengetahaui cara menentukan parameter sistem getaran.
3. Mendapatkan wawasan dalam dunia permesinan khususnya getaran.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Karakteristik utama dari getaran suatu benda berupa kuantitas dari tiga
sinyal pokok yaitu: frekuensi, amplitudo, dan sudut fasa yang dapat
dijelaskan beserta kuantitas lainnya sebagai berikut.
1. Amplitudo
Amplitudo adalah pengukuran skalar yang non-negatif dari besar
osilasi suatu gelombang. Amplitudo juga dapat didefinisikan sebagai jarak
3
atau simpangan terjauh dari titik kesetimbangan dalam gelombang
sinusoidal.
2.Frekuensi
Untuk menghitung frekuensi, seseorang menetapkan jarak waktu,
menghitung jumlah kejadian peristiwa, dan membagi hitungan ini dengan
panjang jarak waktu. Pada Sistem Satuan Internasional, hasil perhitungan
ini dinyatakan dalam satuan hertz (Hz) yaitu nama pakar fisika Jerman
Heinrich Rudolf Hertz yang menemukan fenomena ini pertama kali.
Frekuensi sebesar 1 Hz menyatakan peristiwa yang terjadi satu kali per
detik, yang terkadang digunakan juga satuan cps(cycle per second) atau
siklus per detik.
3. Sudut fase
Sudut fase mengacu pada hubungan antara dua gelombang sinus yang
tidak lulus melalui nol pada waktu yang sama. Mengingat satu siklus penuh
yang harus 360 derajat, sudut fase mengungkapkan seberapa jauh kedua
gelombang dalam hubungan satu sama lain dalam derajat.
4. Degree of freedom(derajat kebebasan)
Adalah jumlah kemungkinan gerakan osilasi dari suatu benda kaku
(rigid body ) atau non-rigid body (elastis atau plastis) didalam suatu
ruangan.
5. Periode
Periode adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan satu kali
getaran. Rumus untuk mencari periode adalah angka 1 dibagi jumlah
4
frekuensi dengan satuan detik atau sekon.
6. Frekuensi natural
Adalah frekuensi dari getaran bebas dari suatu benda yang bergetar
secara alamiah yang ditimbulkan oleh elastisitas pemegang benda dan
massa benda tersebut. Semakin besar elastisitas dari suatu pemegang maka
semakin besar pula natural frekuensinya dengan massa benda yang sama.
Tapi semakin besar massa benda dengan elastis yang sama semakin kecil
pula frekuensi naturalnya.
7. Displacement
Displacement atau perpindahan getaran merupakan jarak yang
ditempuh dari suatu puncak ke puncak yang lain. Perpindahan tersebut
umumnya dinyatakan dalam satuan mikron.
Getaran dapat di evaluasi melalui 3 aspek, yaitu:
1. Velocity adalah kecepatan, dalam hal ini yang dimaksudkan adalah nilai
kecepatan getaran (frekuensi getaran) pada suatu mesin/alat tiap satuan
jarak (meter) per detiknya (m/s).
2. Acceleration adalah percepatan, yang dimaksud adalah percepatan benda,
mesin atau suatu alat melakukan suatu gerakan (getaran mekanis) tiap
satuan jarak (meter) per detik kuadrat (m/s2)
3. Displacement adalah pergeseran atau perpindahan letak yang dialami oleh
5
mesin atau alat yang diakibatkan oleh adanya getaran pada alat tersebut tiap
millimeter (mm)
Getaran dapat diklasifikasikan menurut ada tidaknya eksitasi yang bekerja
secara kontinyu, menurut derajat kebebasannya atau menurut sistem massanya.
Menurut klasifikasi yang pertama getaran dibedakan sebagai getaran bebas atau
getaran paksa.Menurut derajat kebebasannya getaran dapat dibedakan sebagai
getaran derajat satu, dua, atau n derajat sesuai dengan banyakya koordinat bebas
(independence) yang diperlukan untuk mendefinisikan persamaan gerak sistem
tersebut. Pada sistem getaran massa diskret setiap massa dianggap sebagai bodi
kaku dan tidak mempunyai elastisitas. Sebaliknya pada sistem massa kontinu,
massa yang bergetar tidak dianggap sebagai bodi kaku tetapi mempunyai
elastisitas sehingga dimungkinkan adanya gerak relatif di antara titik-titik pada
massa tersebut. Sistem massa kontinyu memiliki n derajat kebebasan yang tak
berhingga. Ketiga model klasifikasi getaran tersebut ditunjukkan pada gambar.
Ada dua jenis getaran yang umum diantaranya yaitu getaran bebas dan
getaran paksa. Getaran bebas terjadi bila sistem mekanis dimulai denhgan adanaya
gaya awal, lalu dibiarkan bergetar secara bebas, sedangkan getaran paksa terjadi
bila gaya bolak-balik atau gerakan diterapkan pada sistem mekanis.
1. Getaran bebas
Getaran bebas terjadi jika sistem berosilasi karena bekerjanya gaya yang ada
dalam sistem itu sendiri (inherent) dan jika ada gaya luas yang bekerja. Sistem
6
yang bergetar bebas akan bergerak pada satu atau lebih frekuensi naturalnya, yang
merupakan sifat sistem dinamika yang dibentuk oleh distribusi massa dan
kekuatannya. Semua sistem yang memiliki massa dan elastisitas dapat mengalami
getaran bebas atau gerakan yang terjadi tanpa rangsangan luar.
Semua sistem yang memiliki massa dan elastisitas dapat mengalami getaran
bebas atau getaran yang terjadi tanpa rangsangan luar. Hokum Newton kedua
adalah dasar pertama untuk meneliti gerak sistem.Seperti yang ditunjukkan
gambar dibawah, perubahan bentuk pegas pada posisi kesetimbangan static adalah
∆ dan gaya pegas k∆ adalah sama dengan gaya gravitasi w yang beerja pada
7
massa m dengan mengukur simpangan x dari kesetimbangan static, maka gaya-
gaya yang bekerja pada m adalah k(A+x) dan w dengan x dipilih positif dalam
arah kebawah semua besaran berupa gaya, kecepatan, dan percepatan juga positif
dalam arah ke bawah. Dimana hukum kedua untuk gerak diterapkan pada massa
m sebagai berikut.
1. Vibration Meter
Vibration meter biasanya bentuknya kecil dan ringan sehingga mudah
dibawa dan dioperasikan dengan battery serta dapat mengambil data getaran pada
suatu mesin dengan cepat. Pada umumnya terdiri dari sebuah probe, kabel dan
meter untuk menampilkan harga getaran. Alat ini juga dilengkapi dengan switch
selector untuk memilih parameter getaran yang akan diukur. Vibration meter ini
hanya membaca harga overall (besarnya level getaran) tanpa memberikan
informasi mengenai frekuensi dari getaran tersebut. Pemakaian alat ini cukup
mudah sehingga tidak diperlukan seorang operator yang harus ahli dalam bidang
8
getaran. Pada umumnya alat ini digunakan untuk memonitor “trend getaran” dari
suatu mesin. Jika trend getaran suatu mesin menunjukkan kenaikan melebihi level
getaran yang diperbolehkan, maka akan dilakukan analisa lebih lanjut dengan
menggunakan alat yang lebih lengkap.
3. Vibration Analyzer
Alat ini mempunyai kemampuan untuk mengukur amplitude dan frekuensi
getaran yang akan dianalisa. Karena biasanya sebuah mesin mempunyai lebih dari satu
frekuensi getaran yang ditimbulkan, frekuensi getaran yang timbul tersebut akan sesuai
dengan kerusakan yang terjadi pada mesin tersebut. Alat ini biasanya dilengkapi
dengan meter untuk membaca amplitudo getaran yang biasanya juga menyediakan
beberapa pilihan skala
4. Oscilokop
Osciloskop adalah salah satu peralatan yang berguna untuk melengkapi data
getaran yang akan dianalisa. Sebuah osciloskop dapat memberikan sebuah
informasi mengenai bentuk gelombang dari getaran suatu mesin. Osiloskop juga
dapat memberikan informasi tambahan yaitu: untuk mengevaluasi data yang
diperoleh dari tranduser non-contact (proximitor).
9
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1. Peralatan
10
BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN
11
BAB V
KESIMPULAN & SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang dilakukan, dapat disimpulkan:
5.2 Saran
Adapun saran agar praktikum ini ke depannya lebih baik lagi yaitu:
1. Praktikum harus dilakukan secara sistematis sesuai prosedur dan dengan kerja
sama tim yang baik.
2. Lakukanlah percobaan dengan hati-hati. Terutama ketika mengukur tinggi
sleeve.
3.Setelah selesai melaukan percobaan, segera kembalikan alat-alat yang telah
dipinjam ketempat semula.
12
DAFTAR PUSTAKA
Huda, Feblil & Nazaruddin. 2020. Panduan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
13
Tugas Sesudah Praktikum
Jawab :
1
Diketahui : I 0= M L2
12
sin θ ≈ θ sin θ ≈ θ
x=a sin θ x=b sin θ
x=a θ C ẋ=Ca θ̇ x=b θ C ẋ=Kb θ̇
x=a θ̇ kx =b θ
ΣM =0
ML
[ 1
MPa .a+ M L2+
12
2
2
∗L
]
θ+ ¿Ca θ̇ . a+¨ Kb θ˙ . b=0 ¿
M L2 M L2
[ MP a2 +
12
+
4 ]
θ +¿ C a2 θ̇+¨ K b2 θ̇=0 ¿
M L2 +3 M L2
[ 2
MP a +
12
2
]
θ+¿ C a θ̇+¨ K b θ̇=0 ¿
2
M L2
[ MP a2 +
3 ]
θ̈+C a2 θ̇ + K b2 θ̇=0
Jawab :
k 1
Rumus ω n=
√ m
f=
T
2π
ω n=2 πf →
T
2π k k 2π 2 4π2
T
=
√
→ =
m m T
→k
Tn
m( )
14
3. Turunkan solusi pesamaan diferensial gerak sistem getaran bebas teredam yang
dinyatakan di persamaan (3.9) unutk kondisi awal berupa simpangan. Dalam hal ini
faktor redaman, ζ <1 (sistem teredam kurang atau underdamped )
Jawab :
d2 x
Dari persamaan gerak newton ΣF=m. a=m → Percepatan
d t2
Komponen gaya diatas diuraikan menjadi gaya pemulih dan gaya hambatan, gaya
pemulih berbanding lurus dengan simpangannya.
F p=−kx
Gaya hambat adalah meredam gaya pemulih
dx
F h=−bv=−b
dt
Disubtitusikan.
d 2 x bdx
M + +kx=0
dt 2 dt
4. Dari pengolahan data, dapat dipastikan bahwa hasil uji akan mempunyai
perbedaan dengan solusi teoritik. Menurut anda, mana yang lebih bisa dipercaya?
Beri argumentasi secukupnya. Selain itu, coba anda uraikan berbagia sumber yang
berkontribusi terhadap perbedaan hasil tersebut.
Jawab :
Yang bisa dipercaya adalah solusi teoritik karena solusi teoritik telah mempunyai
rumus standar yang telah disepakati dibandingkan solusi hasil uji. Kebanyakan
praktikan mengalami kesalaha dalam pengambilan data ( Human error )
15