TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Getaran
sederhana fenomena getaran dapat dilihat pada sebuah pegas yang salah satu
ujungnya dijepit dan ujung lainya diberi massa M seperti gambar 2.1. berikut (Aji,
Kunto., 2007)
Gambar 2.1. Getaran pada sistem pegas-massa sederhana (Aji, Kunto., 2007)
diberi gaya F maka massa akan turun sampai batas tertentu (gambar 2.1.b).
Perpindahan maksimum posisi massa bergantung pada besarnya gaya F, massa dan
kekuatan tarik pegas melawan gaya F tersebut. Jika gaya sebesar F tidak dikenakan
lagi pada massa, maka massa akan ditarik keatas oleh pegas karena tenaga potensial
yang tersimpan dalam pegas (gambar 2.1.c). Massa akan kembali ke posisi
6
kesetimbangan, selanjutnya bergerak keatas sampai batas tertentu. Perpindahan
maksimum ke atas dipengaruhi oleh kekuatan tarik pegas dan massa benda. Proses
tersebut akan berulang sampai tidak ada pengaruh gaya luar pada sistem.
Pergerakan massa naik turun ini disebut osilasi mekanis. Berkaitan dengan mesin,
Gerak massa dari posisi netralnya ke batas atas kemudian kembali ke posisi
7
gerak satu siklus ini disebut periode, sedangkan jumlah siklus yang dihasilkan
berhubungan dengan rpm (putaran ) suatu mesin. Karateristik getaran suatu mesin
Frekuensi adalah jumlah siklus pada setiap satuan waktu. Besarnya dapat
dinyatakan dalam siklus per detik ( cycles per second ) atau siklus per menit (cycles
per minute ).
frekuensi = 1/periode
mesin. Gaya tersebut berubah dalam besar dan arahnya sebagaimana elemen putar
berubah posisinya terhadap titik netral. Akibatnya, getaran yang dihasilkan akan
mempunyai frekuensi yang bergantung pada kecepatan putar elemen yang telah
mengalami kerusakan. Oleh karena itu, dengan mengetahui frekuensi getaran, akan
Penting untuk diketahui juga, bahwa permasalahan yang berbeda pada suatu
dasar yang terjadi akan dapat diidentifikasi. Sebagai contoh, kerusakan bantalan
8
dari elemen rotasi akan menghasilkan frekuensi getaran sama dengan kecepatan
putar (1X RPM) elemen tersebut. Contoh lain, kelonggaran mekanis (mechanical
loosenes) akan menghasilkan frekuensi getaran sama dengan dua kali kecepatan
putar (2X RPM). Kerusakan gear juga akan menghasilkan frekuensi getaran yang
tinggi, biasanya pada frekuensi sama dengan jumlah gigi dikali RPM-nya.
mempengaruhi parameter lain. Misalnya voltase yang berubah setiap waktu dalam
sirkuit elektronik. Sedangkan sistem merupakan suatu proses yang mengolah sinyal
Sinyal yang diperoleh melalui sensor pada pengukuran suatu getaran mesin
adalah suatu respon gabungan dari suatu mesin terhadap bermacam-macam gaya
eksitasi, dari dalam maupaun dari luar mesin tersebut. Kunci ke arah analisa yang
pandangan dalam persoalan analisa getaran yaitu domain waktu, yang memandang
terinci dengan grafik domain waktu. Gambar 2.3.a. merupakan gambaran dalam
9
domain waktu, yang menunjukan simpangan rotor yang tidak balance terhadap
waktu. Amplitudo sinyal sebanding sengan massa tak balance dan siklus berulang
seiring dengan putaran. Sinyal ini sangat sederhana dan mudah dianalisa. Dalam
Bila getaran lebih dari satu komponen, maka analisa dalam domain waktu
menjadi lebih sulit. Keadaan ini ditunjukan dalam gambar 2.3.c. yang mewakili
Gambar 2.3. Gelombang dari dua buah gelombang sinus (Hawlet Packard
dari fenomena getaran, yang sangat berguna untuk menganalisa sinyal impuls yang
dihasilkan oleh bantalan atau roda gigi yang rusak, atau sinyal dari bagian mesin
yang kendor. Domain waktu berguna untuk menunjukkan fase antara satu sinyal
dengan lainya.
10
Walaupun analisa sinyal dalam domain waktu untuk berbagai sinyal getaran
dalam praktek sulit untuk dilakukan namun terdapat beberapa gejala getaran yang
bermanfaat diamati dalam domain waktu. Yaitu analisa sinyal impuls yang berasal
dari cacat pada gigi ataupun bantalan. Dan analisa sinyal getaran yang berasal dari
Dalam praktek tidak ada sinyal getaran yang keberadaanya langsung dalam
domain frekuensi. Sinyal getaran selalu terjadi dalam domain waktu tetapi untuk
keperluan analisa sinyal getaran yang dalam domain waktu ini dapat dikonversikan
kedalam domain frekuensi. Ilustrasi tentang konsep data dalam domain waktu dan
Gambar 2.4. Sinyal dalam domain waktu dan fekuensi (Hawlet Packard
adalah: pertama adalah sumbu amplitudo, kedua sumbu waktu dan ketiga adalah
digambarkan secara terpisah. Ketika pandangan mata dibuat searah dengan sumbu
11
frekuensi, maka akan terlihat kurva sinyal dalam domain waktu (gambar 2.4.b). Bila
mata diarahkan sesuai dengan sumbu waktu maka akan terlihat amplitudo
komponen getarannya (gambar 2.4.c) sebagai garis vertikal, pada frekuensi masing-
Domain frekuensi berpedoman pada prinsip bahwa semua sinyal (bukan sinyal
dirumuskan oleh J.B. Fourier satu abad yang lalu. Sebaliknya sembarang sinyal
getaran. Tidak ada informasi yang hilang karena konversi dari domain waktu ke
sinyal yang telah menyatu (have been combined). Dan perbaikan/pemugaran sinyal
yang telah terdistorsi / menyimpang dengan berbagai cara (Smith, Steven W.,
1999). Pemisahan sinyal digunakan apabila sinyal mengalami gangguan dan telah
Dalam pengolahan sinyal digital, filter input dan output sinyal dilakukan
pada domain waktu (time domain), hal ini karena pada umumnya sinyal terjadi
Ada tiga jenis filter yang digunakan dalam pemrosesan sinyal digital, yaitu
Low pass filter, High pass filter dan Band pass filter.
Low pass akan memproses sinyal-sinyal yang berada di bawah nilai batas
filter, sedang nilai di atas batas akan dihilangkan. High pass akan memproses
12
sinyal-sinyal yang berada diatas nilai batas filter, sedang nilai di bawah batas akan
dihilangkan. Band pass adalah gabungan dari kedua filter diatas, yaitu hanya
memproses sinyal-sinyal yang berada pada daerah kisaran antara nilai batas bawah
dan batas atas, di luar nilai itu akan dihilangkan. Dalam prakteknya, filter ini dapat
Selain itu, filter juga digunakan untuk menghilangkan noise yang berasal
untuk memperkuat sinyal yang merupakan selisih dari kedua masukannya, dalam
dua untuk mensuplai daya (Vcc), dua untuk isyarat masukan (Input) dan satu untuk
keluaran (Output).
13
2.5. Opersional Amplifier Pembalik (Inverting Amplifier)
umpan balik negatif untuk membalik dan menguatkan sinyal, pada Gambar 2.6.
yang tegangan keluaran (Vout) dan penguatannya ditentukan oleh Rf dan Ri,
𝑅𝑓
𝑉𝑜 = −𝐸𝑖. 𝑅𝑖 ......................................................... (2-1)
𝑉𝑜 𝑅𝑓
𝐴𝑐𝑙 = = − 𝑅𝑖 .................................................... (2-2)
𝐸𝑖
14
Tanda minus pada persamaan (2-2) memperlihatkan bahwa tegangan
keluaran (Vo) dari penguat jenis ini beda fase 180o . Untuk grafik Ei terhadap Vo
Gambar 2.7. Sinyal tegangan input (Vin) dan tegangan output (Vout)
dalam arah gelombang horisontal maupun vertikal dan mengkonversi sinyal getaran
Untuk dapat bekerja dengan benar dalam mendeteksi getaran gempa bumi,
piezoelektrik, lihat pada gambar 2.9. PZ1 memerlukan tegangan panjar yang
15
terdeteksi PZ1 akan disalurkan ke R11 di bagian signal amplifier melalui kapasitor
2.7. Kopling
motor dan poros generator adalah kopling fleksibel, bentuk dari kopling bisa dilihat
16
2.8. Perkembangan Reliability Maintenance
sebagai penjagaan harta kekayaan, terutama alat produksi agar tahan lama dan tetap
dalam kondisi yang baik. Jadi tujuan pemeliharaan menjaga mesin dan peralatan
terhadap kerusakan dan kegagalan mesin dalam berproduksi. Secara umum kata
atau memeriksa mesin secara saksama dan menyeluruh (Maintenance, Repair, and
2010).
A. Reactive Maintenance
B. Preventive Maintenance
C. Predictive Maintenance
17
Biaya penerapan predictive maintenance jauh lebih kecil dibandingkan
dapat digantikan. Mengingat teknologi akan terus berubah, maka agar dapat
D. Proactive Maintenance
telah memenuhi standar operasi, kemampuan skill operator yang memadai dan
18
Deret Fourier adalah deret yang bersuku sinus dan kosinus dan muncul
Pada Gambar 2.11. fungsi f (x) dikatakan periodik jika fungsi itu
didefinisikan untuk semua x nyata dan jika ada bilangan positif p sedemikian rupa
Bila p ini dinamakan periode fungsi f (x). Grafik fungsi demikian diperoleh melalui
Untuk fungsi dengan periode T, suatu deret Fourier kontinu dapat dituliskan pada
∞
𝑓(𝑥) = 𝑎0 + ∑𝑘=1[𝑎𝑘 𝑐𝑜𝑠(𝑘𝜔0 𝑡) + 𝑏𝑘 𝑐𝑜𝑠(𝑘𝜔0 𝑡)] ………………(2-5)
19
dengan 2ɷ0 = 2π / T disebut frekuensi utama (fundamental frequency) dan
frekuensi harmonik.
Integral Fourier merupakan alat utama yang tersedia untuk keperluan ini.
Integral ini dapat diturunkan dari bentuk eksponen dari deret Fourier seperti pada
Dengan,
1 𝑇/2
𝑐𝑘 = 𝑇
∫−𝑇/2 𝑓(𝑡)𝑒 −𝑗𝑘𝜔0 𝑡 𝑑𝑡 ........................ (2-7)
Untuk
takhingga, fungsi-nya tidak pernah berulang sehingga menjadi tidak periodik. Jika
ini dibiarkan terjadi, maka dapat diperagakan bahwa deret fourier mengecil seperti
1 ∞
𝑓(𝑡) = 2𝜋
∫−∞ 𝐹(𝑖 𝜔0 ) 𝑒 𝑖𝜔0 𝑡 𝑑𝜔0 ................ (2-8)
∞
𝑓(𝑖𝜔0 ) = ∫−∞ 𝑓(𝑡) 𝑒 −𝑖𝜔0 𝑡 𝑑𝑡 ....................... (2-9)
20
dikenal dengan tranformasi fourier dari f(t). Dan pasangan kedua persaman tersebut
frekuensi untuk suatu sinyal tanpa periodik. Deret fourier dapat diterapkan pada
nilai diskrit. Data juga seringkali dikumpulkan atau dikonversikan ke bentuk yang
demikian. Seperti dilukiskan pada gambar 2.12. berikut, selang dari 0 s/d T dapat
dibagi menjadi N selang bagian berjarak sama dengan lebar Δt = T/N , notasi n di
Gambar 2.12. Titik-titik sampel dari deret fourier diskrit (Aji, Kunto., 2007)
𝐹𝑘 = ∑𝑁−1
𝑛=0 𝑓𝑛 𝑒
−𝑖𝑘𝜔0 𝑛
................................... (2-10)
21
Untuk k = 0 sampai N-1
1
𝑓𝑛 = ∑𝑁−1
𝑘=0 𝐹𝑘 𝑒
𝑖𝑘𝜔0 𝑛
.................................. (2-11)
𝑁
menghitung data diskrit. Discreete Fourier Transform (DFT) sangat penting sekali
dalam bidang analisa spektrum (frekuensi) karena mampu mengubah sinyal diskrit
2.10. Misalignment
Misalignment poros terjadi ketika garis sumbu poros dari dua buah mesin
putar yang berpasangan tidak dalam posisi segaris antara satu dengan yang lainnya
Misalignment paralel adalah jika garis sumbu antara dua buah poros
22
kopling dengan keadaan misalignment parallel (offset).
Chadry., 2010)
Chadry., 2010)
Misalignment poros adalah deviasi posisi relatif poros dari sumbu colinear
rotasi diukur pada titiktitik dari transmisi daya. Colinear itu berarti dalam garis
23
yang sama atau sumbu yang sama. Jika dua buah poros itu colinear maka poros
Saat ini belum ada standart toleransi baku yang di publikasikan lembaga
standart seperti ISO atau ANSI. Dari semua tabel terlihat bahwa RPM semakin
tinggi dan diameter kopling semakin besar maka toleransi harus semakin kecil,
( mm/inch ) ( mm/inch ) ( mm ) ( mm )
Proses pengukuran vibrasi yang akan dilakukan mengacu pada table 2.1.
toleransi alignment, sesuai dengan data motor yang akan di uji dengan kecepatan
1400 rpm maka ada pada range 1800 rpm pada tabel.
Gambar 2.15. di bawah ini merupakan ARM singkatan dari (Advanced RISC
24
Gambar 2.15. ARM STM32F4 Discovery board (www.st.com, 2015)
arsitektur ARM STM32F4 Discovery memiliki spesifikasi pada tabel 2.2. sebagai
berikut:
FITUR SPESIFIKASI
Ukuran 97mm x 67mm
Kecepatan 168MHz (maksimal)
Flash 1024 Kb
RAM internal 192 Kb
Timer lainya 2xWDG, RTC, 24-bit down counter
12 bit ADC 16
12 ADC 2
I/O 82
SPI 3
SAI -
PS 2
PC 3
USART+UART 4+2
USB OTG 2
CAN 2.0B 2
25
SDIO 1
Ethernet MAC10/100 Ya
Tegangan kerja 1.8 – 3.6 V
Arus terendah 2.5 uA
Arus kerja 238 uA
Fitur lainya Boosted execution dari pengendalian algoritma
Mudah di gunakan
Efisiensi kode lebih baik
Elemination of scaling and saturation
Dukungan mudah untuk meta-language tool
On-board ST-LINK/V2 dapat digunakan sendiri
ST-LINK/V2 (dengan konektor SWD untuk
pemrograman dan debugging)
Board power supplay: bisa menggunakan USB
atau dari 5V volt eksternal
External aplication power supplay: 3V and 5V
LIS302DL or LIS3DSH, ST MEMS motion
sensor, 3- axis digital output accelerometer
MP45DT02, ST MEMS audio sensor,
omnidirectional digital microphone
CS43L22, audio DAC with integrated class D
speaker driver
8 LED:
- LD1 (merah/hijau) untuk USB
- LD2 (merah) untuk 3.3 V power on
- 4 user led yaitu LD3 (orange) LD4 (hijau)
LD5 (merah) LD6 (biru)
- 2 USB OTG LEDs LD7(hijau) VBus dan
LD8 (merah) arus lebih
2 pushbuttons (user and reset)
USB OTG dengan micro-AB connector
26
2.11.2. Hardware Block Diagram
Ketepatan peramalan adalah suatu hal yang penting untuk peramalan, yaitu
bagaimana mengukur kesesuaian antara data yang sudah ada dengan data
peramalan. Menurut pakaja (2012), ada beberapa perhitungan yang biasa digunakan
untuk menghitung kesalahan peramalan total. Tiga dari perhitungan yang paling
kuadrat rerata (Mean Square Error-MSE), dan kesalahan persen mutlak rerata
27
Deviation (MAD) mengukur ketepatan ramalan dengan merata-rata kesalahan
kesalahan ramalan dalam unit yang sama sebagai deret asli. MAD merupakan
∑𝑛
𝑡=1 |𝑌𝑡−𝐹𝑡|
𝑀𝐴𝐷 = ................................................................ (2-12)
𝑛
Dimana:
n = jumlah data
Menurut Pakaja (2012), Mean Squared Error (MSE) adalah metode lain
kesalahan sedang yang kemungkinan lebih baik untuk kesalahan kecil, tetapi
kadang menghasilkan perbedaan yang besar. MSE merupakan cara kedua untuk
kuadrat antara nilai yang diramalkan dan yang diamati. Kekurangan penggunaan
MSE adalah bahwa MSE cenderung menonjolkan deviasi yang besar karena adanya
(𝑋𝑡−𝐹𝑡)2
𝑀𝑆𝐸 = ∑𝑛𝑡=1 ............................................................ (2-13)
𝑛
28
2.12.3. Mean Absolute Percentage Error (MAPE)
dengan menggunakan kesalahan absolut pada tiap periode dibagi dengan nilai
100% |𝑋𝑡−𝐹𝑡|
𝑀𝐴𝑃𝐸 = ( ) ∑𝑛𝑡=1 ................................................ (2-13)
𝑛 𝑋𝑡
Dimana :
N = Jumlah data
Kemampuan peramalan sangat baik jika memiliki nilai MAPE kurang dari
10% dan mempunyai kemampuan peramalan yang baik jika nilai MAPE kurang
dari 20%.
29