TINJAUAN PUSTAKA
(Sumber: Rakhman.Net)
Gambar 2.1
Skema PLTU Secara Umum
Adapun perubahan bentuk energi pada PLTU dapat dilihat pada gambar di bawah
ini:
Gambar 2.2
Skema Perubahan Energi Pada PLTU
5
Peralatan utama PLTU terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu:
2.1.1 Boiler
Boiler adalah suatu bejana tertutup yang berfungsi untuk mengubah air
menjadi uap dengan pemanfaatan energi panas yang di hasilkan dari
pembakaran bahan bakar seperti batu bara dan High Speed Diesel (HSD).
Berikut ada beberapa jenis boiler:
Gambar 2.3
Jenis-Jenis Sistem Pembakaran Boiler
6
rantai. Pada PLTU Jeneponto mengunakan boiler jenis Pulverized yang
merupakan sebuah boiler berbahan bakar batubara bubuk yang
menghasilkan energi panas dengan membakar bubuk yang menghasilkan
energi panas dengan membakar bubuk batubara atau dikenal dengan debu
batubara karena sehalus tepung yang ditiupkan ke tungku.
b. Turbin dan Generator
Turbin uap adalah komponen proses konversi energi dalam sebuah
pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Turbin uap berfungsi untuk
mengubah energi panas dari uap menjadi energi mekanik (putaran) sebagai
penggerak generator yang langsung terkopel dengan turbin dalam
menghasilkan energi listrik sehingga sering disebut steam turbine generator.
Sedangkan Generator berfungsi untuk mengubah energi putar dari turbin
menjadi energi listrik.
2.2.1 Batubara
Batu bara atau coal adalah salah satu sumber daya alam tidak terbarukan
berupa bahan bakar fossil mudah terbakar yang terbentuk dari endapan
organic seperti sisa-sisa tumbuhan dan hewan. Unsur-unsur utamanya
terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batubara akan menjadi bahan
bakar utama PLTU ketika suhu pembakaran boiler telah mencapai
temperature ideal.
2.3. Vibrasi
7
Vibrasi adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu
(KEP.-51/MEN/1999). Vibrasi berhubungan dengan gerak osilasi benda dan
gaya yang berhubungan dengan gerak tersebut (J.M. Harington, 1996:187).
Vibrasi juga dapat disebabkan oleh udara atau getaran mekanis, seperti mesin
berputar/alat mekanis lainnya (J.F. Gabriel, 1996:96). Semua benda yang
mempunyai massa dan elastisitas mampu bergetar, jadi kebanyakan mesin dan
struktur rekayasa (engineering) mengalami getaran sampai derajat tertentu dan
rancangannya biasanya memerlukan pertimbangan sifat aslinya. Ada dua
kelompok getaran yang umum yaitu :
Gambar 2.4
Getaran Bebas
Sumber: Jurnal Wardjito, Hendra Dwi Nur Cahyo 2015
8
resonansi dan osilasi besar yang berbahaya mungkin terjadi. Kerusakan
pada struktur besar seperti jembatan, gedung atau pun sayap pesawat
9
Gambar 2.7 Frekuensi Vibrasi
Sumber: Jurnal Wardjito, Hendra Dwi Nur Cahyo 2015
10
Vibrasi atau getaran didefinisikan oleh Kamus Webster’s New World
sebagai “ayunan yang terjadi secara terus menerus; berosilasi”. Sedangkan bagi
para engineer yang berkecipung di bidang industri, mendefinisakan vibrasi
sebagai gerakan bolak-balik yang terdapat pada bagian sebuah mesin dari tempat
awal kedudukannya, dan dapat diformulasikan sebagai berikut :
11
Massa tersebut akan tetap tergantung pada posisi yang netral sampai
dipengaruhi oleh sebuah gaya. Ketika sebuah gaya mempengaruhhi massa
(sebagai contoh pada kasus ini adalah vektor gaya ke arah atas) seperti pada
gambar di bawah, maka massa akan bergerak ke atas dan pegas akan
memberikan gaya untuk memampatkan massa tersebut.
12
Gambar 2.13 Batas Atas dan Bawah & Vektor Gaya Naik Turun
Sumber: Jurnal Sunarto, Abdullah Iskandar 2016
Apabila sebuah ballpoint diletakkan pada massa yang melakukan gerakan
bolak-baik seperti pada penjelasan di atas dan selembar kertas dijadikan sebagai
strip chart recorder, maka akan tergambar gelombag sinusoidal yang merupakan
efek dari gaya yang mempengaruhi massa tersebut.
13
yang dikirim ke burner. Bila damper tidak membuka dengan cukup ketika output
batubara naik, kemungkinan udara tidak cukup untuk menyapu atau membawa
bubuk batubara dari mill. Bila hal ini terjadi, maka batubara bubuk tidak terbawa
secepat aliran batubara dari feeder ke mill sehingga menimbulkan overload pada
mill. Hal ini dapat menyebabkan mill menjadi vibrasi dan trip motor nya.
14
kerugian di air heater kecil tetapi membutuhkan pendinginan untuk
komponen kipasnya serta konstruksinya lebih rumit.
2.4.2 Perancangan
Primary air fan Primary air fan dirancang seoptimal mungkin agar dapat
menghasilkan udara primer sesuai dengan kebutuhan, sehingga
dalam perancangannya dibutuhkan komponen-komponen yang dapat
mendukung kinerjanya. Primary air fan memiliki komponen-komponen
utama dalam perancangannya antara lain :
2.4.3 Impeller
Primary air fan menggunakan impeller dengan tipe backward incline fan
(melengkung ke belakang). Impeller jenis ini memiliki efisiensi yang tinggi
dibandingkan dengan jenis impeller dengan sudu lurus dan rotor jenis sudu
melengkung ke depan. Impeller ini digerakkan oleh motor yang dipasang
seporos dengan impeller.
2.4.4 Bearing
Bearing (bantalan) adalah elemen mesin yang menumpu poros yang
mempunyai beban, sehingga putaran atau gerakan bolak baliknya dapat
berlangsung secara halus, aman dan mempunyai umur yang panjang.
Bearing yang berfungsi menahan gaya radial adalah journal bearing,
sedangkan bearing yang menahan gaya aksial adalah trust bearing. Bearing
harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya
bekerja dengan baik. Jika bearing tidak berfungsi dengan baik maka prestasi
seluruh sistem tidak dapat bekerja secara semestinya. Kualitas bearing harus
lebih rendah dari poros agar apabila terjadi kegagalan pelumasan dan terjadi
gesekan, bearinglah yang dikorbankan.
15
2.4.6 Casing
Pada PA fan, casing berguna untuk melindungi komponen yang ada di
dalamnya sekaligus sebagai saluran udara. Ada dua buah casing pada PA
fan PT GCL Lit PLTU Kalbar I ini, yaitu maintenance section casing dan
house casing. Maintenance removal section casing adalah casing yang
dapat dilepaskan dari house casing, ini berguna pada saat ada perbaikan
komponen di dalam PA fan. Sedangkan house casing adalah tempat udara
setelah melewati impeller fan.
Primary Air Fan berfungsi memasok udara pemanas dan pembawa serbuk
batu bara dari dalam Mill / Pulverizer ke ruang bakar boiler (Boiler Furnace),
yang mempunyai sistem pengaturan sisi Discharge dengan Variable Inlet Vane
(VIV) untuk mempertahankan Header Pressure. Tekanan kerja Header Pressure
Primary Air Duct adalah berkisar 10 – 12 KPa. Adapun discharge Primary Air
Fan terbagi menjadi dua Cold PA dan Hot PA.
16
tiap – tiap MSM. Adapun serbuk Batu bara yang digiling di MSM diatur
temperature outlet MSM sebesar 60 °C.
Gambar 2.16 Primary Air System
Sumber: PT. Cogindo (Materi Utama Pembelajaran)
17
2.4.6.3 Fungsi Bagian-bagian Utama Primary Air Fan
1. Motor
Motor berfungsi sebagai penggerak Primary Fan, dengan spesifikasi
sebagai berikut :
SPESIFIKASI MOTOR
Manufacture : Shanghai Electric Machinery Co Ltd
Tipe : YSIK450-4
Power : 800 KW
Tegangan : 6.3 KV
Speed : 1489 rpm
Frekuensi : 50 Hz
Arus : 87.2 Ampere
Untuk pelumasan bearing motor adalah menggunakan grease yang yang
pengisiannya dilakukan oleh pemeliharaan pada saat Over Houl atau
pada saat ada masalah di bearing tersebut.
2. Fan
Fan berfungsi sebagai penghasil udara keluaran Primary Air Fan dengan
tekanan dan flow untuk mensuplai udara pemanas dan pengangkut serbuk
batu bara ke boiler, Fan ini bertipe centrifugal, dengan spesifikasi
sebagai berikut :
SPESIFIKASI FAN
Manufacture : TLT-Turbo Gmbh ( Sichuan ) Co. Ltd
Model : J24445
Kapasitas kerja : 2 x 50% BMCR
Tekanan kerja : 17066 Pa
Flow : 127044 m3/h BMCR
Fan Speed : 1424 rpm
Untuk pelumasan bearing Fan adalah menggunakan oil yang yang
pengisiannya dilakukan oleh pemeliharaan pada saat Over Houl atau
pada saat level oil tersebut ada penurunan yang dilakukan oleh
pemeliharaan atau pun oleh operator sebagai kegiatan FLM.
18
3. Sistem Speed Fluid Coupling
Fungsi dari Fuid Coupling adalah memindahkan tenaga berupa putaran
dari motor ke fan sesuai kebutuhan dengan media oil.
19
parameter penting agar pengoperasian Primary Air Fan handal dan aman
beroperasi. Adapun peralatan – peralatan instrumen pada Primary Air
Fan diantaranya sebagai berikut :
a. Penunjukan indikasi temperatur
Penunjukan indikasi berupa Temperature Indikator (TI) yang
terpasang dilokal dan Temperature Elemen (TE) dan juga berupa
temperature switch (TS). Indikasi TI, TE, dan TS dituangkan dalam
kode penomoran KKS number untuk memudahkan identifikasi aset.
i. Untuk parameter TI dilokal berfungsi sebagai pemantauan suhu
dilokal, parameter ini tidak memberikan sinyal – sinyal proteksi,
interlock maupun permissive start PA Fan. Inidkasi ini hanya
sebagai pantauan parameter bagi operator Lokal. TI yang berada
pada sistem primary air fan yaitu :
20
20HFE10CT013 Temp Motor coil V no 1 125 130
20HFE10CT014 Temp Motor coil V no 2 125 130
20HFE10CT015 Temp Motor coil W no 1 125 130
20HFE10CT016 Temp Motor coil W no 2 125 130
20HFE10CT007 Temp front Bearing motor 85 90
20HFE10CT008 Temp rear Bearing motor 85 90
20HFE10CT009 Temp front bearing fan 70 80
20HFE10CT010 Temp rear bearing fan 70 80
Tabel 2.2 Batasan – Batasan TE
Sumber: Indonesia power (manual book)
iii. Untuk parameter Temperature Switch (TS) berfungsi utama sebagai
salah satu permissive PAF seperti bearing Fan, bearing motor,
bearing Fluid Coupling dan motor coil.
b. Penunjukan indikasi vibrasi
Penunjukan parameter – parameter vibrasi pada primary air fan
terpantau dilokal dan DCS. Parameter ini tercantum dalam tabel
berikut:
No KKS BVE Nama Alarm (mm/s) Trip (mm/s)
20HFE10CY201 Front Bearing fan vibration ≥4.6 ≥7.1
X
20HFE10CY202 Front Bearing fan vibration ≥4.6 ≥7.1
Y
20HFE10CY203 Rear Bearing fan vibration X ≥4.6 ≥7.1
20HFE10CY204 Rear Bearing fan vibration Y ≥4.6 ≥7.1
Tabel 2.3 Batasan – Batasan TE
Sumber: Indonesia power (manual book)
c. Penunjukan tekanan
Pressure Indikator (PI)
Pressure indikator (PI) Penunjukan dilokal, seperti halnya TI, PI juga
hanya sebagai pantauan operator Lokal boiler. Pressure indikator (PI)
yang terdapat pada primary air fan :
21
No KKS Nama Alarm (MPa)
Pressure inlet/outlet Heat Exchanger 0.18 0.18
Tabel 2.4 Batasan-batasan Tekanan
Sumber: Indonesia power (manual book)
d. Penunjukan level
Penunjukan level pada primary air fan bisa sebagai :
22
Motor PA Fan adalah motor dengan tegangan 6 KV, adapun Suplai
tegangan motor ini didapat pada Bus Bar Unit Section. PAF 1A pada bus
bar Unit Section 1A, PAF 1B pada bus bar Unit Section 1B. Gambar
dibawah adalah salah satu contoh distribusi power pada bus bar Unit Section
1A.
Gambar 2.19 Single Line power supply PAF 2A. 6.3 V Unit Section 2A
Sumber: PT. Cogindo (Materi Utama Pembelajaran)
Gambar 2.20 Single Line power supply PAF 2B 6.3 V Unit Section 2B
Sumber: PT. Cogindo (Materi Utama Pembelajaran)
23
2.5 Keuntungan dan Kerugian
Setiap sistem dan alat pada suatu pembangkit pasti memiliki sisi keuntungan
dan kerugian begitu pula dengan primary air fan ini. Kerugian harus di
minimalisir sehingga mendapatkan hasil yang maksimal.
2.5.1 Keuntungan
a. Dapat beroperasi dengan perubahan tekanan statis (asalkan bebannya
tidak berlebih ke motor) Fan jenis ini dapat beroperasi pada tekanan
statis yang berubah – ubah, maksudnya adalah perubahan tekanan pada
udara di dalam PA fan dapat berubah sewaktu – waktu. Perubahan
tekanan di dalam PA dan diakibatkan oleh perubahan beban yang tidak
menentu pula. Penyesuaian tekanan dapat diatur oleh inlet dempet
dengan cara mengatur besarnya bukaan katup (demper).
b. Cocok untuk sistem yang tidak menentu pada aliran udara tinggi.
Tekanan udara yang cukup tinggi pada PA fan memungkinkan fan ini
digunakan sebagai transport batu bara dari mill menuju ke furnace.
Tekanan maksimal yang dihasilkan yaitu 17.000 Pa mampu
menghembuskan serbuk batubara menuju ke furnace.
2.5.2 Kerugian
a) Kerugian Mekanik
Tidak cocok untuk aliran udara yang kotor (karena bentuk fan mendukung
terjadinya penumpukan debu). Dan mudah terkena erosi karena blade yang
tipis.
b) Kerugian Sistem
Kebocoran dalam sistem udara primer biasanya terjadi pada
sambungan. Sambungan biasanya terletak pada belokan pada saluran
udara. Kebocoran lain yang sering terjadi pada saluran menuju ke mill,
24
ini mengakibatkan tekanan udara menjadi turun. Tekanan turun akan
mengakibatkan menurunnya efisiensi pada PA fan.
25