Anda di halaman 1dari 21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)


Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) merupakan suatu pembangkit
listrik termis yang umum digunakan dalam pemenuhan energi listrik di indonesia,
hal ini dikarenakan pasokan bahan bakarnya yang melimpah dan tingkat
efisiensinya yang tinggi sehingga sangat ekonomis dalam menghasilkan energi
listrik. PLTU bekerja berdasarkan prinsip konversi energi, dimana energi kimia
yang terkandung dalam bahan bakar di ubah menjadi energi mekanik kemudian
menjadi energi listrik. Adapun skema PLTU secara umum dapat dilihat pada
gambar berikut.

(Sumber: Rakhman.Net)
Gambar 2.1
Skema PLTU Secara Umum

Adapun perubahan bentuk energi pada PLTU dapat dilihat pada gambar di bawah
ini:

Gambar 2.2
Skema Perubahan Energi Pada PLTU

5
Peralatan utama PLTU terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu:

2.1.1 Boiler
Boiler adalah suatu bejana tertutup yang berfungsi untuk mengubah air
menjadi uap dengan pemanfaatan energi panas yang di hasilkan dari
pembakaran bahan bakar seperti batu bara dan High Speed Diesel (HSD).
Berikut ada beberapa jenis boiler:

Gambar 2.3
Jenis-Jenis Sistem Pembakaran Boiler

2.1.2 Boiler Stoker Mekanik


Boiler type ini memakai rantai berjalan sebagai tempat
terjadinyapembakaran. Udara panas ditiupkan dari bawah rantai sehingga
batu bara terbakar. Boiler jenis ini dapat membakar batu bara, limbah kayu,
kulit kayu, bahkan sampah anorganik.

2.1.3 Boiler Pulverized


Jenis boiler ini yang paling lazim digunakan pada PLTU saat ini, dimana
boiler ini menggunakan pulverized mill untuk menggiling batu bara menjadi
serbuk sebelum disalurkan ke ruang bakar.
a. Boiler CFB (Circulating Fluidized Bed)
Prinsip kerjanya hampir sama dengan boiler stoker mekanik, dimana udara
dihembuskan dengan tekanan dan kecepatan tinggi dari dasar furnace
sehingga batu bara melayang dan terbakar, bukan dengan menggunakan

6
rantai. Pada PLTU Jeneponto mengunakan boiler jenis Pulverized yang
merupakan sebuah boiler berbahan bakar batubara bubuk yang
menghasilkan energi panas dengan membakar bubuk yang menghasilkan
energi panas dengan membakar bubuk batubara atau dikenal dengan debu
batubara karena sehalus tepung yang ditiupkan ke tungku.
b. Turbin dan Generator
Turbin uap adalah komponen proses konversi energi dalam sebuah
pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Turbin uap berfungsi untuk
mengubah energi panas dari uap menjadi energi mekanik (putaran) sebagai
penggerak generator yang langsung terkopel dengan turbin dalam
menghasilkan energi listrik sehingga sering disebut steam turbine generator.
Sedangkan Generator berfungsi untuk mengubah energi putar dari turbin
menjadi energi listrik.

2.2. Bahan Bakar PLTU


Pada PLTU, proses pembangkitan energi listrik terdapat beberapa jenis
bahan bakar yang digunakan, yaitu:

2.2.1 Batubara
Batu bara atau coal adalah salah satu sumber daya alam tidak terbarukan
berupa bahan bakar fossil mudah terbakar yang terbentuk dari endapan
organic seperti sisa-sisa tumbuhan dan hewan. Unsur-unsur utamanya
terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batubara akan menjadi bahan
bakar utama PLTU ketika suhu pembakaran boiler telah mencapai
temperature ideal.

2.2.2 High Speed Diesel (HSD)


High Speed Diesel (HSD) merupakan bahan bakar minyak (BBM) jenis
solar yang memiliki angka performa cetana number 45. Fungsi minyak HSD
pada PLTU Batubara maupun PLTU minyak adalah sebagai bahan bakar
penyala awal dan pembakaran awal hingga beban unit mencapai 45% dari
kapasitasnya.

2.3. Vibrasi

7
Vibrasi adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu
(KEP.-51/MEN/1999). Vibrasi berhubungan dengan gerak osilasi benda dan
gaya yang berhubungan dengan gerak tersebut (J.M. Harington, 1996:187).
Vibrasi juga dapat disebabkan oleh udara atau getaran mekanis, seperti mesin
berputar/alat mekanis lainnya (J.F. Gabriel, 1996:96). Semua benda yang
mempunyai massa dan elastisitas mampu bergetar, jadi kebanyakan mesin dan
struktur rekayasa (engineering) mengalami getaran sampai derajat tertentu dan
rancangannya biasanya memerlukan pertimbangan sifat aslinya. Ada dua
kelompok getaran yang umum yaitu :

2.3.1 Getaran Bebas


Getaran bebas terjadi jika sistem berosilasi karena bekerjanya gaya yang ada
dalam sistem itu sendiri (inherent), dan jika ada gaya luas yang bekerja.
Sistemyang bergetar bebas akan bergerak pada satu atau lebih frekuensi
naturalnya, yang merupakan sifat sistem dinamika yang dibentuk oleh
distribusi massa dan kekuatannya. Semua sistem yang memiliki massa dan
elastisitas dapat mengalami getaran bebas atau getaran yang terjadi tanpa
rangsangan.

Gambar 2.4
Getaran Bebas
Sumber: Jurnal Wardjito, Hendra Dwi Nur Cahyo 2015

2.3.2 Getaran Paksa


Getaran paksa adalah getaran yang terjadi karena rangsangan gaya
luar, jika rangsangan tersebut berosilasi maka sistem dipaksa untuk bergetar
pada frekuensi rangsangan. Jika frekuensi rangsangan sama dengan
salah satu frekuensi natural sistem, maka akan didapat keadaan

8
resonansi dan osilasi besar yang berbahaya mungkin terjadi. Kerusakan
pada struktur besar seperti jembatan, gedung atau pun sayap pesawat

terbang, merupakan kejadian menakutkan yang disebabkan oleh resonansi.


Jadi perhitungan frekuensi natural merupakan hal yang utama.

Gambar 2.5 Getaran Paksa


Sumber: Jurnal Wardjito, Hendra Dwi Nur Cahyo 2015

Gambar 2.6 Karakteristik Vibrasi


Sumber: Jurnal Wardjito, Hendra Dwi Nur Cahyo 2015
Perhitungan pada vibrasi dapat menggunakan rumus dibawah ini :
1. x = Simpangan : Jarak dari posisi diam
d = Displacement = peak to peak = pp = 2x
2. v = Velocity / kecepatan : Perubahan posisi per satuan waktu.
Pada posisi (+)max dan (–)max.,
mk v = 0.
3. a = Acceleration / percepatan : Perubahan kecepatan per satuan waktu.
Pada posisi (+)max dan (–)max., a = max

9
Gambar 2.7 Frekuensi Vibrasi
Sumber: Jurnal Wardjito, Hendra Dwi Nur Cahyo 2015

Gambar 2.8 Periode Vibrasi Berdasarkan Waktu Yang Diperlukan


Sumber: Jurnal Wardjito, Hendra Dwi Nur Cahyo 2015

4. T = periode = waktu yang diperlukan untuk mencapai 1 siklus (3600)


5. f = frekuensi = jml siklus per satuan waktu = 1/T
Vibrasi atau getaran banyak dipakai sebagai sarana untuk melakukan
analisis terhadap mesin, baik itu mesin yang bergerak maupun mesin translasi.
Pengetahuan akan getaran dan data- data yang dihasilkan sangat
penting untuk melakukan perawatan maupun troubleshooting pada mesin.
Kemampuan ini bisa membantu perusahaan mereduksi terjadinya downtime
dan dapat meningkatkan keuntungan baik dari segi produksi maupun dari segi
umur mesin yang lebih panjang. Getaran yang timbul akibat gaya siklik melalui
elemen-elemen mesin yang ada, dimana elemen-elemen tersebut saling beraksi
satu sama lain dan energi didesifikasi melalui struktur dalam bentuk getaran.

10
Vibrasi atau getaran didefinisikan oleh Kamus Webster’s New World
sebagai “ayunan yang terjadi secara terus menerus; berosilasi”. Sedangkan bagi
para engineer yang berkecipung di bidang industri, mendefinisakan vibrasi
sebagai gerakan bolak-balik yang terdapat pada bagian sebuah mesin dari tempat
awal kedudukannya, dan dapat diformulasikan sebagai berikut :

Gambar 2.9 Rumus Vibrasi


Sumber: Jurnal Sunarto, Abdullah Iskandar 2016
Dari persamaan di atas menunjukkan bahwa amplitudo getaran bervariasi
sesuai dengan hasil bagi antara dynamic force dengan dynamic resistance. Vibrasi
adalah respon dari sebuah sistem menuju ke beberapa stimulus external maupun
internal atau gaya yang diaplikasikan ke sebuah sistem. Vibrasi memiliki tiga
parameter utama yang dapat diukur yaitu amplitudo, frekuensi, dan fase. Masing-
masing parameter tersebut akan dibahas pada artikel mendatang.
Dalam melakukan pengukuran vibrasi pada sebuah mesin, maka digunakan
sebuah sensor yang diletakkan pada rumahan bearing. Sensor tersebut akan
mendeteksi vibrasi yang kemudian ditampilkan pada analayzer dalam bentuk
sinyal. Gambar di bawah menunjukkan rumahan bearing sebuah mesin yang
dimodelkan dengan sebuah massa digantung pada sebuah coil spring.

Gambar 2.10 Sensor Deteksi Vibrasi


Sumber: Jurnal Sunarto, Abdullah Iskandar 2016

11
Massa tersebut akan tetap tergantung pada posisi yang netral sampai
dipengaruhi oleh sebuah gaya. Ketika sebuah gaya mempengaruhhi massa
(sebagai contoh pada kasus ini adalah vektor gaya ke arah atas) seperti pada

gambar di bawah, maka massa akan bergerak ke atas dan pegas akan
memberikan gaya untuk memampatkan massa tersebut.

Gambar 2.11 Batas Atas dan Vektor Gaya


Sumber: Jurnal Sunarto, Abdullah Iskandar 2016
Ketika Massa telah mencapai batasan atas maka gaya akan dihilangkan
sehingga massa akan begerak ke bawah (jatuh) melewati posisi normal dengan
batasan yang lebih rendah (batas bawah), seperti yang ditunjukkan pada gambar
berikut.

Gambar 2.12 Batas Bawah dan Vektor Gaya


Sumber: Jurnal Sunarto, Abdullah Iskandar 2016
Selanjutnya ketika massa telah mencapai batas bawah, maka massa
akan behenti dan bergerak kembali lagi menuju batas atas dengan melewati
posisi netral, begitu seterusnya selama ada gaya yang mempengaruhi
pergerakan massa tersebut.

12
Gambar 2.13 Batas Atas dan Bawah & Vektor Gaya Naik Turun
Sumber: Jurnal Sunarto, Abdullah Iskandar 2016
Apabila sebuah ballpoint diletakkan pada massa yang melakukan gerakan
bolak-baik seperti pada penjelasan di atas dan selembar kertas dijadikan sebagai
strip chart recorder, maka akan tergambar gelombag sinusoidal yang merupakan
efek dari gaya yang mempengaruhi massa tersebut.

Gambar 2.14 Gerak Naik Turun dan Osilasi


Sumber: Jurnal Sunarto, Abdullah Iskandar 2016
Kesimpulannya vibrasi adalah gerakan bolak-balik dari sebuah benda yang
diakibatkan oleh gaya tertentu. Setiap benda pasti mempunyai vibrasi namun perlu
ditentukan seberapa besar vibrasi yang bisa ditoleransi dan yang tidak.
2.4. Primary Air Fan
PA Fan terletak tidak jauh dari pulverizer dan berfungsi sebagai
penghasil udara primer (primary air) yang digunakan sebagai udara pengangkut
serbuk batubara dari pulverizer menuju ke burner untuk dibakar di furnance
boiler (ruang yang berisi pipa-pipa boiler yang digunakan untuk tempat
pembakaran). Karena udara primer yang melewati mill pada kecepatan tinggi,
partikel-partikel batubara bubuk yang kecil masuk dalam arus udara dan mengalur
ke atas melalui classifier dan pipa batubara ke burner.
PAF atau fan udara primer mempunyai dua fungsi, yaitu memberikan udara
ke mill pulveriser dengan temperatur yang sesuai untuk mengeringkan batubara
bubuk (pf) agar tidak menggumpal dan membawa nya melalui pipa ke burner
(ruang bakar). Aliran udara primer yang panas masuk mill mempunyai kecepatan
yang tinggi sehingga partikel – partikel bubuk batubara yang halus masuk dalam
arus udara, mengalir melalui clasifier, masuk ke pipa dan membawanya ke burner.
PA fan biasanya mempunyai kecepatan konstan, tipe sentrifugal dengan sudu
melengkung kebelakang. Damper harus mengontrol jumlah batubara dan udara

13
yang dikirim ke burner. Bila damper tidak membuka dengan cukup ketika output
batubara naik, kemungkinan udara tidak cukup untuk menyapu atau membawa
bubuk batubara dari mill. Bila hal ini terjadi, maka batubara bubuk tidak terbawa
secepat aliran batubara dari feeder ke mill sehingga menimbulkan overload pada
mill. Hal ini dapat menyebabkan mill menjadi vibrasi dan trip motor nya.

2.4.1 Sistem Udara Primer


Mula-mula PA Fan yang bekerja pada tekanan rendah mengambil udara
dari luar untuk dijadikan sebagai udara primer, lalu PA Fan akan bekerja
pada tekanan tinggi untuk menyalurkan serbuk batubara dari pulverizer ke
furnace boiler yang dibantu oleh sealing air fan (system udara perapat).
Sebelum masuk ke boiler, udara primer dinaikkan suhunya terlebih dahulu
oleh primary air heater yang berfungsi sebagai pemanas awal udara primer
yang dihasilkan oleh PA Fan sebelum disalurkan pada pulverizer. Primary
air fan ini dibagi menjadi dua berdasarkan letaknya, yaitu cold primary air
system dan hot primary air system. Cold primary air system terletak pada
saluran sebelum air heater, sedangkan hot primary air system terletak
setelah melewati air heater.

Gambar 2.15 Siklus Udara Primer


Sumber: PT. GCL Indo Tenaga
Cold primary air system mempunyai keuntungan yaitu mempunyai
efisiensi volumetrik yang kecil saat ditekan tetapi memiliki kerugian di air
heater yang lebih besar dibanding hot primary air heater yang mempunyai

14
kerugian di air heater kecil tetapi membutuhkan pendinginan untuk
komponen kipasnya serta konstruksinya lebih rumit.

2.4.2 Perancangan
Primary air fan Primary air fan dirancang seoptimal mungkin agar dapat
menghasilkan udara primer sesuai dengan kebutuhan, sehingga
dalam perancangannya dibutuhkan komponen-komponen yang dapat
mendukung kinerjanya. Primary air fan memiliki komponen-komponen
utama dalam perancangannya antara lain :

2.4.3 Impeller
Primary air fan menggunakan impeller dengan tipe backward incline fan
(melengkung ke belakang). Impeller jenis ini memiliki efisiensi yang tinggi
dibandingkan dengan jenis impeller dengan sudu lurus dan rotor jenis sudu
melengkung ke depan. Impeller ini digerakkan oleh motor yang dipasang
seporos dengan impeller.

2.4.4 Bearing
Bearing (bantalan) adalah elemen mesin yang menumpu poros yang
mempunyai beban, sehingga putaran atau gerakan bolak baliknya dapat
berlangsung secara halus, aman dan mempunyai umur yang panjang.
Bearing yang berfungsi menahan gaya radial adalah journal bearing,
sedangkan bearing yang menahan gaya aksial adalah trust bearing. Bearing
harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya
bekerja dengan baik. Jika bearing tidak berfungsi dengan baik maka prestasi
seluruh sistem tidak dapat bekerja secara semestinya. Kualitas bearing harus
lebih rendah dari poros agar apabila terjadi kegagalan pelumasan dan terjadi
gesekan, bearinglah yang dikorbankan.

2.4.5 Inlet Damper


Inlet damper adalah komponen pada PA fan yang digunakan untuk
mengatur beberapa banyak jumlah udara dan tekanan yang digunakan guna
keperluan udara primer. Damper ini digerakkan oleh sebuah motor yang
dikontrol dari CCR.

15
2.4.6 Casing
Pada PA fan, casing berguna untuk melindungi komponen yang ada di
dalamnya sekaligus sebagai saluran udara. Ada dua buah casing pada PA
fan PT GCL Lit PLTU Kalbar I ini, yaitu maintenance section casing dan
house casing. Maintenance removal section casing adalah casing yang
dapat dilepaskan dari house casing, ini berguna pada saat ada perbaikan
komponen di dalam PA fan. Sedangkan house casing adalah tempat udara
setelah melewati impeller fan.
Primary Air Fan berfungsi memasok udara pemanas dan pembawa serbuk
batu bara dari dalam Mill / Pulverizer ke ruang bakar boiler (Boiler Furnace),
yang mempunyai sistem pengaturan sisi Discharge dengan Variable Inlet Vane
(VIV) untuk mempertahankan Header Pressure. Tekanan kerja Header Pressure
Primary Air Duct adalah berkisar 10 – 12 KPa. Adapun discharge Primary Air
Fan terbagi menjadi dua Cold PA dan Hot PA.

2.4.6.1 Cold Primary Air Fan


Cold PA adalah discharge PA Fan yang tanpa melalui APH. Cold PA ini
berfungsi antara lain :
 sebagai suplai udara dingin ke MSM yang diatur oleh Control cold damper
tiap – tiap MSM.
 Suction inlet Seal Air fan
 Seal air ECF

2.4.6.2 Hot Primary Air Fan


Hot PA adalah discharge PA Fan yang melalui APH yang berfungsi sebagai
penghasil Udara panas ke MSM yang dikontrol oleh Hot Control Damper

16
tiap – tiap MSM. Adapun serbuk Batu bara yang digiling di MSM diatur
temperature outlet MSM sebesar 60 °C.
Gambar 2.16 Primary Air System
Sumber: PT. Cogindo (Materi Utama Pembelajaran)

17
2.4.6.3 Fungsi Bagian-bagian Utama Primary Air Fan
1. Motor
Motor berfungsi sebagai penggerak Primary Fan, dengan spesifikasi
sebagai berikut :
SPESIFIKASI MOTOR
 Manufacture : Shanghai Electric Machinery Co Ltd
 Tipe : YSIK450-4
 Power : 800 KW
 Tegangan : 6.3 KV
 Speed : 1489 rpm
 Frekuensi : 50 Hz
 Arus : 87.2 Ampere
Untuk pelumasan bearing motor adalah menggunakan grease yang yang
pengisiannya dilakukan oleh pemeliharaan pada saat Over Houl atau
pada saat ada masalah di bearing tersebut.
2. Fan
Fan berfungsi sebagai penghasil udara keluaran Primary Air Fan dengan
tekanan dan flow untuk mensuplai udara pemanas dan pengangkut serbuk
batu bara ke boiler, Fan ini bertipe centrifugal, dengan spesifikasi
sebagai berikut :
SPESIFIKASI FAN
 Manufacture : TLT-Turbo Gmbh ( Sichuan ) Co. Ltd
 Model : J24445
 Kapasitas kerja : 2 x 50% BMCR
 Tekanan kerja : 17066 Pa
 Flow : 127044 m3/h BMCR
 Fan Speed : 1424 rpm
Untuk pelumasan bearing Fan adalah menggunakan oil yang yang
pengisiannya dilakukan oleh pemeliharaan pada saat Over Houl atau
pada saat level oil tersebut ada penurunan yang dilakukan oleh
pemeliharaan atau pun oleh operator sebagai kegiatan FLM.

18
3. Sistem Speed Fluid Coupling
Fungsi dari Fuid Coupling adalah memindahkan tenaga berupa putaran
dari motor ke fan sesuai kebutuhan dengan media oil.

Gambar 2.17 Sistem Speed Fluid Coupling


Sumber: PT. Cogindo (Materi Utama Pembelajaran)
Spesifikasi Fluid Coupling
 Type : YOTCGP700
 Input Speed : 1500 rpm
 Sleep Rate : ≤3%
 Speed Regulator Range : 0.2 ~ 0.97 X Input Speed
 Power Range : 350 ~ 1000 KW
 Weigh : 1830 kg
Untuk media Fluid Coupling adalah menggunakan oil yang yang
pengisiannya dilakukan oleh pemeliharaan pada saat Over Houl atau
pada saat level oil tersebut ada penurunan yang dilakukan oleh
pemeliharaan atau pun oleh operator sebagai kegiatan FLM.
Fuid Coulping dilengkapi dengan cooler dimana media pendinginnya
menggunakan air dari C3W yang berfungasi untuk mendinginkan oil
setelah dipergunakan.
4. Peralatan Instrumen dan Kontrol
Primary Air Fan dilengkapi dengan peralatan – peralatan instrumen dan
kontrol yang berfungsi sebagai indikasi pemantauan parameter –

19
parameter penting agar pengoperasian Primary Air Fan handal dan aman
beroperasi. Adapun peralatan – peralatan instrumen pada Primary Air
Fan diantaranya sebagai berikut :
a. Penunjukan indikasi temperatur
Penunjukan indikasi berupa Temperature Indikator (TI) yang
terpasang dilokal dan Temperature Elemen (TE) dan juga berupa
temperature switch (TS). Indikasi TI, TE, dan TS dituangkan dalam
kode penomoran KKS number untuk memudahkan identifikasi aset.
i. Untuk parameter TI dilokal berfungsi sebagai pemantauan suhu
dilokal, parameter ini tidak memberikan sinyal – sinyal proteksi,
interlock maupun permissive start PA Fan. Inidkasi ini hanya
sebagai pantauan parameter bagi operator Lokal. TI yang berada
pada sistem primary air fan yaitu :

No KKS Nama Alarm (°C) Trip


(°C)
20HFE10CT009 TI temp inboard bearing fan 70 80

20HFE10CT010 TI temp outboard bearing 70 80


fan

20HFE10CT017 TI temp Fluid Opt bearing 85 90

Tabel 2.1 TI Sistem Primary Air Fan


Sumber: Indonesia power (manual book)

ii. Untuk parameter TE merupakan parameter pemantauan temperatur


yang terpantau di DCS. Parameter ini sebagai acuan pantauan
operator Central Control Room (CCR) dalam monitoring operasi
PA Fan. Selain itu TE berfungsi sebagai proteksi batasan – batasan
kerja PA Fan sesuai SOP dan IK. Batasan – batasan TE tersebut
adalah sebagai berikut :
No KKS SCS TE Nama Alarm (°C) Trip (°C)
20HFE10CT011 Temp Motor coil U no 1 125 130
20HFE10CT012 Temp Motor coil U no 2 125 130

20
20HFE10CT013 Temp Motor coil V no 1 125 130
20HFE10CT014 Temp Motor coil V no 2 125 130
20HFE10CT015 Temp Motor coil W no 1 125 130
20HFE10CT016 Temp Motor coil W no 2 125 130
20HFE10CT007 Temp front Bearing motor 85 90
20HFE10CT008 Temp rear Bearing motor 85 90
20HFE10CT009 Temp front bearing fan 70 80
20HFE10CT010 Temp rear bearing fan 70 80
Tabel 2.2 Batasan – Batasan TE
Sumber: Indonesia power (manual book)
iii. Untuk parameter Temperature Switch (TS) berfungsi utama sebagai
salah satu permissive PAF seperti bearing Fan, bearing motor,
bearing Fluid Coupling dan motor coil.
b. Penunjukan indikasi vibrasi
Penunjukan parameter – parameter vibrasi pada primary air fan
terpantau dilokal dan DCS. Parameter ini tercantum dalam tabel
berikut:
No KKS BVE Nama Alarm (mm/s) Trip (mm/s)
20HFE10CY201 Front Bearing fan vibration ≥4.6 ≥7.1
X
20HFE10CY202 Front Bearing fan vibration ≥4.6 ≥7.1
Y
20HFE10CY203 Rear Bearing fan vibration X ≥4.6 ≥7.1
20HFE10CY204 Rear Bearing fan vibration Y ≥4.6 ≥7.1
Tabel 2.3 Batasan – Batasan TE
Sumber: Indonesia power (manual book)
c. Penunjukan tekanan
Pressure Indikator (PI)
Pressure indikator (PI) Penunjukan dilokal, seperti halnya TI, PI juga
hanya sebagai pantauan operator Lokal boiler. Pressure indikator (PI)
yang terdapat pada primary air fan :

21
No KKS Nama Alarm (MPa)
Pressure inlet/outlet Heat Exchanger 0.18 0.18
Tabel 2.4 Batasan-batasan Tekanan
Sumber: Indonesia power (manual book)

d. Penunjukan level
Penunjukan level pada primary air fan bisa sebagai :

No KKS Nama Batasan


(mm)
- Level Sight Glass Fluid Coupling ≤ 200
- Level Sight Glass Bearing -

Tabel 2.5 Batasan-batasan Level


Sumber: Indonesia power (manual book)

1) Digram Alir Primary Air Fan


Berikut merupakan gambar P&ID untuk Primary Air Fan dan sistem
pelumasannya.

Gambar 2.18 Diagram Alir Primary Air Fan


Sumber: PT. Cogindo (Materi Utama Pembelajaran)
2) Single Line Power Supply Peralatan – Peralatan Primary Air Fan
Motor

22
Motor PA Fan adalah motor dengan tegangan 6 KV, adapun Suplai
tegangan motor ini didapat pada Bus Bar Unit Section. PAF 1A pada bus
bar Unit Section 1A, PAF 1B pada bus bar Unit Section 1B. Gambar
dibawah adalah salah satu contoh distribusi power pada bus bar Unit Section
1A.

Gambar 2.19 Single Line power supply PAF 2A. 6.3 V Unit Section 2A
Sumber: PT. Cogindo (Materi Utama Pembelajaran)

Gambar 2.20 Single Line power supply PAF 2B 6.3 V Unit Section 2B
Sumber: PT. Cogindo (Materi Utama Pembelajaran)

23
2.5 Keuntungan dan Kerugian
Setiap sistem dan alat pada suatu pembangkit pasti memiliki sisi keuntungan
dan kerugian begitu pula dengan primary air fan ini. Kerugian harus di
minimalisir sehingga mendapatkan hasil yang maksimal.

2.5.1 Keuntungan
a. Dapat beroperasi dengan perubahan tekanan statis (asalkan bebannya
tidak berlebih ke motor) Fan jenis ini dapat beroperasi pada tekanan
statis yang berubah – ubah, maksudnya adalah perubahan tekanan pada
udara di dalam PA fan dapat berubah sewaktu – waktu. Perubahan
tekanan di dalam PA dan diakibatkan oleh perubahan beban yang tidak
menentu pula. Penyesuaian tekanan dapat diatur oleh inlet dempet
dengan cara mengatur besarnya bukaan katup (demper).
b. Cocok untuk sistem yang tidak menentu pada aliran udara tinggi.
Tekanan udara yang cukup tinggi pada PA fan memungkinkan fan ini
digunakan sebagai transport batu bara dari mill menuju ke furnace.
Tekanan maksimal yang dihasilkan yaitu 17.000 Pa mampu
menghembuskan serbuk batubara menuju ke furnace.

2.5.2 Kerugian
a) Kerugian Mekanik
Tidak cocok untuk aliran udara yang kotor (karena bentuk fan mendukung
terjadinya penumpukan debu). Dan mudah terkena erosi karena blade yang
tipis.
b) Kerugian Sistem
Kebocoran dalam sistem udara primer biasanya terjadi pada
sambungan. Sambungan biasanya terletak pada belokan pada saluran
udara. Kebocoran lain yang sering terjadi pada saluran menuju ke mill,

24
ini mengakibatkan tekanan udara menjadi turun. Tekanan turun akan
mengakibatkan menurunnya efisiensi pada PA fan.

Pengotoran saluran inlet pada PA fan harus diberi strainer atau


filter. Filter berguna untuk menyaring udara yang akan masuk ke
sistem. Apabila udara yang ada di dalam sistem tidak bersih maka akan
terjadi plak-plak sahingga akan mengurangi luas penampang pada
saluran udara. Efek lain yang akan terjadi adalah udara yang membawa
kotoran itu akan menimbun di impeller sehingga akan mengganggu
kinerja impeller sekaligus akan memberi beban yang lebih pada motor.

2.6 Bagian Dasar Sistem Getaran


Sistem getaran terdiri dari sarana untuk menyimpan energi potensial
(pegas), sarana untuk menyimpan energi kinetik (massa atau inersia), dan
cara energi secara bertahap hilang (peredam). Getaran suatu sistem
melibatkan transfer energi bolak-balik antara bentuk potensial dan
kinetiknya. Dalam sistem teredam, beberapa energi dihamburkan pada setiap
siklus getaran dan harus diganti dari sumber eksternal jika sebuah getaran
stabil harus dipertahankan. Meskipun satu struktur fisik dapat menyimpan
energi kinetik dan potensial, dan dapat menghilangkan energi, bab ini
mempertimbangkan hanya sistem parameter yang disatukan yang terdiri dari
pegas, massa, dan peredam ideal dimana setiap elemen hanya memiliki satu
fungsi. Dalam gerak translasi, perpindahan didefinisikan sebagai jarak linier;
dalam gerak rotasi, perpindahan adalah didefinisikan sebagai gerakan sudut.

25

Anda mungkin juga menyukai