VII.DAFTAR BUKU
William T. Thomson (1993), Theory Of Vibration With Applications, 4th Edition, New
Jersey, Prentice Hal.
Ferdinand P. Beer (1990), Vector Mechanics For Engineers Dynamics, 2nd Edition,
Singapore, McGraw-Hill.
I. PENDAHULUAN
Pelajaran getaran (vibration) adalah suatu konsep materi dinamika yang
mempelajari gerakan osilasi dari suatu benda dan gaya-gaya yang
mempengaruhinya. Semua benda yang memiliki masa dan elastisitas akan
mengalami getaran, hal ini terjadi juga pada kebanyakan mesin-mesin dan
konstruksi yang akan mengalami getaran pada tingkat tertentu. Oleh karena
itu perencanaan terhadap mesin dan konstruksi harus mempertimbangkan
faktor getaran.
Getaran dikelompokan menjadi 2 macam, yaitu getaran bebas (free vibration)
dan getaran akibat gaya luar (forced vibration):
Getaran bebas berlangsung ketika suatu system berosilasi akibat pengaruh
gaya internal pada system tersebut (tanpa ada pengaruh gaya luar). Sistem
tersebut akan bergetar pada satu atau lebih frekuensi naturalnya yang
merupakan karakteristik dinamik dari suatu system, dimana frekuensi natural
ini dipengaruhi oleh masa dan distribusi kekakuan dari system tersebut.
Getaran paksa (forced vibration) adalah getaran yang terjadi akibat pengaruh
gaya luar. Gaya luar ini berosilasi dengan frekuensi tertentu maka system akan
bergetar dengan frekuensi osilasi tersebut. Bila frekuensi osilasi ini sama
dengan salah satu frekuensi natural dari system, maka akan terjadi resonansi
yang mengakibatkan timbulnya amplitude yang sangat besar pada system
tersebut. Keruskan yang terjadi pada suatu konstruksi seperti jembatan,
bangunan, atau sayap pesawat terbang diperkirakan timbul akibat terjadinya
resonasi tersebut. Oleh karena itu analisis/perhitungan besarnya frekuensi
natural pada suatu system merupakan focus utama pada ilmu getaran
mekanik.
Semua proses getaran suatu system akan mengalami peredaman (damping)
sampai tingkat tertentu, hal ini terjadi karena adanya perubahan energy akibat
gesekan dan hambatan lainnya. Bila efek peredaman ini nilainya kecil maka
dalam perhitungan analisa frekuensi natural biasanya dianggap tidak terjadi
proses damping.
(1)
Bila kecepatan angular garis O-p ditunjukkan dengan , maka posisi gerakan
harmonis x dapat dituliskan dengan persamaan:
X = A sin t
(2)
Gerakan partikel akan berulang setiap 2 rad, maka didapat hubungan antara
kecepatan sudut dengan frekuensi dari gerakan harmonis yaitu:
= 2/ = 2f
(3)
x A cos t A sin( t / 2)
(4)
..
x 2 A sin t 2 A sin( t / 2)
(5)
x 2 x
(6)
(7)
Pada posisi x dari garis keseimabngan statis, gaya yang bekerja pada benda
adalah k( + x) dan w. Dengan mengaplikasikan hukum Newton ke 2 dimana
pada benda yang sedang bergerak terjadi keseimbangan dinamik yaitu:
F = ma = m = w k( + x)
(8)
atau m + kx = 0
(9)
..
x n2 x 0
Persamaan (10) merupakan persamaan
penyelesaian umumnya adalah:
(10)
diferensial
X = A sin nt + B cos nt
x (o )
(12)
m
k
nt = 2
(13)
1
fn
2
k
m
(14)
fn
1
2
(15)
Dari persamaan (13), (14) dan (15) dapat dilihat bahwa frekuensi natural
hanya tergantung pada masa dan kekakuan dari system. Sistem itu sendiri
bisa berbentuk benda tunggal ataupun merupakan suatu konstruksi yang
merupakan gabungan dari beberapa komponen.
Soal latihan:
Example 2.2-1:
A 0.25 kg mass is suspended by a spring having a stiffness of 0.1533 N/mm.
Determine its natural frequency in cycles per second. Determine its statical
deflection.
Solustion:
The stiffness is k = 153.3 N/m.
By substituting equation (14) the natural frequency is
fn
1
2
k
1 153.3
3.941Hz
m 2 0.25
(16)
(17)
(18)
Dapat dilihat bahwa persamaan (17) dan (18) adalah sama bila memasukan
harga Pm = k.
Solusi untuk persamaan (17) didapat dengan mencoba nilai x tertentu yaitu:
Xpart = xm sin t
Sehingga persamaan (17) menjadi:
-m2xm sin t + kxm sin t = Pm sin t
Dan didapat harga amplitudonya yaitu:
Xm = Pm/(k m2)
Dengan memasukan n2 = k/m didapat:
Xm = (Pm/k)/[1 (/n)2]
(19)
Xm = m/(1 (/n)2
(20)
Atau
(21)
Dari persamaan (21) kita bisa lihat bahwa getaran yang terjadi adalah gabungan
dari getaran natural dan getaran akibat gerakan poros. Dua ruas kanan pada
persamaan (21) merupakan persamaan getraran naturan dengan frekuensi
natural, sedangkan ruas ketiga merupakan getaran yang dihasilkan dari gaya luar.
Besarnya ampitudo getararan Xm tergantung dari perbandingan antara frekuensi
getaran gaya luar dengan frekuensi natural system. Perbandingan antara
Magnification Factor =
xm
x
1
m
Pm / k m 1 ( / n )
(22)
Untuk ilustrasi dapat dilihat pada gambar 8. Sistem benda dan pegas ditahan oleh
piston yang berada pada cairan. Besarnya gaya gesek pada piston adalah c,
dimana c adalah koefisien peredaman dengan satuan N.s/m. Besarnya koefisien
ini bergantung pada sifat fisik dari cairan dan jenis konstruksi dari pistonnya.
Persamaan keseimbangan gaya dinamik menjadi:
W k( + x) - c = m atau m +c + kx = 0
(23)
(24)
c
c
k
( )2
2m
2m
m
(25)
cc 2 k
) 0
2m
m
cc 2m
k
2mn
m
(26)
x xm e ( c / 2 m ) t sin( qt )
(27)
Kurva getaran akibat system peredaman diplot secara grafis pada gambar 9.
Tampak bahwa amplitude semakin kecil seiring dengan laju harga t.