Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH K3 ( KESELAMATAN PASIEN DAN KESELAMATAN

KESEHATAN KERJA DALAM KEPERAWATAN )


“Resiko Terhadap Asuhan Pasien”

Dosen Pembimbing :
Siti Muthoharoh, S.KM., M.Kes
Disusun Oleh :
Avinda Praditasari 0119006
Grasela 0119023
Nuriyatul Ilmiah 0119024
Meyra Adelia Putri S 0119029

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA MOJOKERTO
2020/2021
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini kami menyatakan bahwa :

Kami mempunyai kopi dari makalah ini bisa kami reproduksi jika makalah yang
dikumpulkan hilang atau rusak

Makalah ini adalah hasil karya sendiri dan bukan merupakan karya orang lain kecuali
yang telah ditulis kan dalam referensi, serta tidak ada seorangpun yang membuat makalah ini
untuk kammi.

Jika kemudian hari terbukti adanya ketidakjujuran akademik, kami bersedia mendapatkan
sangsi sesuai peraturan yang berlaku.

Mojokerto, 11 September 2021

Nama Nim Tanda Tangan Mahasiswa

Avinda Praditasari 0119006

Grasela 0119023

Nuriyatul Ilmiah 0119024

Meyra Adelia Putri S 0119029

KATA PENGANTAR
Puji syukur kam panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Esa karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah inI membahas tentang “Resiko Terhadap Asuhan Pasien”
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tugas ini bisa teratasi. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam menyusun makalah ini.
Semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.

Akhir kata semoga ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Terutama bagi
teman-teman yang ingin menerusan karya tulis ini sehingga menjadi lebih baik lagi.

Mojokerto, 11 September 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER MAKALAH.......................................................................................................................i

LEMBAR PERNYATAAN............................................................................................................ii

KATA PENGANTAR....................................................................................................................iii

DAFTAR ISI..................................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................

A. Latar Belakang.....................................................................................................................

B. Rumusan Masalah...............................................................................................................

C. Tujuan.................................................................................................................................

D. Manfaat................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................

A. Kesalahan Pada Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak .........................................................

B. Keselamatan Pasien Pada Anak............................................................................................

C. Technologi Pada Pelayanan Kesehatan dan E-iatrogenesis.................................................

BAB III PENUTUP ..........................................................................................................................

3.1. Kesimpulan..........................................................................................................................

3.2. Saran....................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Segala sesuatu yang kita kerjakan pasti memiliki tingkat risiko bahaya tergantung dari
seberapa sulit suatu pekerjaan tersebut dan seberapa besar peluang terjadinya risiko
bahaya pada pekerjaan yang kita lakukan tersebut. Hal ini tentu berhubungan dengan
keselamatan dan kesehatan kerja atau yang dikenal dengan K3.
Risiko menurut KBBI adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan dan
membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan. Risiko (risk) yaitu menyatakan
kemungkinan terjadinya kecelakaan atau kerugian pada periode waktu tertentu
(Tarwaka,2008). Risiko adalah probabilitas timbulnya konsekuensi yang merusak atau
kerugian yang sudah diperkirakan seperti hilangnya nyawa, cederanya orang-orang,
terganggunya harta benda, penghidupan, dan aktivitas ekonomi, atau rusaknya
lingkungan, yang diakibatkan oleh adanya interaksi antara bahaya yang ditimbulkan alam
atau diakibatkan manusia serta kondisi yang rentan (ISDR, 2004). Hazard atau bahaya
adalah semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang berpotensi menimbulkan cedera
(kecelakaan kerja) atau penyakit akibat kerja. Hazard adalah suatu kondisi secara
alamiah, maupun karena ulah manusia, yang berpotensi menimbulkan kerusakan atau
kerugian dan kehilangan jiwa manusia (BNPB, 2008).
Keselamatan kerja merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian yang memiliki
potensi kecelakaan kerja menurut prosedur dan peraturan yang diterapkan. Salah satu
peraturan yang mengatur tentang kesehatan dan keselamatan kerja adalah UU Nomor 13
Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, pasal 86 dan 87.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah suatu kondisi kerja yang terbebas dari
risiko kecelakaan yang dapat mengakibatkan cidera, penyakit, kerusakan serta gangguan
lingkungan. Pelayanan rumah sakit menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan,
penelitian dan juga mencakup berbagai tindakan maupun displin medis. Rumah sakit
adalah tempat kerja yang memiliki potensi terhadap terjadinya kecelakaan kerja. Bahan
mudah terbakar, gas medic, radiasi pengion, dan bahan kimia merupakan potensi bahaya
yang memiliki risiko kecelakaan kerja. Oleh karena itu, Rumah Sakit membutuhkan
perhatian khusus terhadap keselamatan dan kesehatan pasien, staf dan umum
(Sadaghiani,2001 dalam Omrani dkk., 2015).
Keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan melindungi pekerja atas keselamatannya agar
dapat meningkatkan produktifitas nasional. Menjamin semua pekerja yang berada di
tempat kerja menjaga dan merawat sumber produksi secara aman dan efisien
(MENKES,2009). Risk Management Standart AS/NZS 4360:2004 menyatakan bahwa
analisis resiko bersifat pencegahan  terhadap terjadinya kerugian maupun accident.
Pengelolaan resiko harus dilakukan secara berurutan langkah-langkahnya yang akan
bertujuan untuk membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik dengan melihat
risiko dan dampak yang mungkin ditimbulkan.

B. Tujuan
1. Mengetahui Kesalahan Pada Pelayanan Ibu dan Anak
2. Mengetahui Keselamatan Pasien Pada Anak
3. Mengetahui Technologi Pada Pelayanan Kesehatan dan E-iatrogenesis

C. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Kesalahan Pada Pelayanan Ibu dan Anak?
2. Apa Saja Keselamatan Pasien Pada Anak?
3. Bagaimana Technologi Pada Pelayanan Kesehatan dan E-iatrogenesis?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kesalahan Pada Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak


Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya dibidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita
serta anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA masyarakat dalam upaya
mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinik terkait kehamilan dan persalinan.
Sistem kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh dan untuk
masyarakat,dalam hal penggunaan alat tranportasi atau komunikasi ( telepon genggam,
telepon rumah ), pendanaan, pendonor darah, pencacatan pemantauan dan informasi KB.
Dalam pengertian ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka
Masyarakat serta menambah keterampilan para dukun bayi serta pembinaan kesehatan
ditaman kanak-kanak.
Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Ayah
dan ibu dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai orang tua dan mampu memenuhi
tugas sebagai pendidik. Oleh sebab itu keluarga mempunyai peranan yang besar dalam
mempengaruhi kehidupan seorang anak, terutama pada tahap awal maupun tahap-tahap
kritisnya, dan yang paling berperan sebagai pendidik anak-anaknya adalahi bu. Peran
seorang ibu dalam keluarga terutama anak adalah mendidik dan menjaga anak-anaknya dari
usia bayi sehingga dewasa, karena anak tidak jauh dari pengamatan orang tua terutama
ibunya (Asfryati,2003,h.27).
Peranan ibu terhadap anak adalah sebagai pembimbing kehidupan didunia ini. Ibu sangat
berperan dalam kehidupan buah hatinya disaat anaknya masih bayi hingga dewasa, bahkan
sampai anak yang sudah dilepas tanggung jawabnya atau menikah dengan orang lain
seorang ibu tetap berperan dalam kehidupan anaknya. ( dilampirkan oleh Zulkifli dari
bambang, 1986, h.9 )
Tujuan program kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya kemampuan hidup sehat
melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk
menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera ( NKKBS ) serta meningkatnya derajat
kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan
landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
Sedangkan tuhuan khusus program KIA adalah :
1. Meningkatnya kemampuan ibu ( pengetahua, sikap, perilaku, ) dalam mengatasi
kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam
upaya pembinaan kesehatan keluarga, paguyuban 10 keluarga, posyandu dan
sebagainya
2. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak pra sekolah secara mandiri
di dalam lingkungan keluarga, paguyuban, 10 keluarga, Posyandu, dan Karang Balita
serta di sekolah Taman Kanak-Kanak atau TK.
3. Meningkatnya jangka uan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, dan ibu menetek i.
4. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil,Ibu bersalin, nifas, ibu meneteki,
bayi dan anak balita.
5. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh
anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak pra sekolah,
terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya.

B. Keselamatan Pasien Pada Anak


Perlindungan anak merupakan salah satu layanan yang harus diupayakan dalam lembaga
PAUD. Keberhasilan layanan perlindungan anak usia dini dapat dilihat dari terpenuhi 3
komponen yaitu penyediaan lingkungan yang aman, nyaman dan menyenangkan.
Menurut Vinje ( 1991 ) anak anak tergolong rentan terhadap kecelakaan karena mereka
memiliki keterbatasan kognitif? Pemahaman anak yang terbatas menyebabkan kurang
mengantisipasi dan mengatasi kondisi bahaya yang muncul. Hal ini dapat berakibat fatal
untuk keselamatan dirinya.
Kecelakaan ditempat permainan dilembaga PAUD sangat mungkin terjadi adalah cedera atau
luka karena jatuh. Penyebab celaknaya anak banyak disebabkan oleh ketidaksabaran anak
dalam bermain dan antri sehingga anak kurang waspada terhadap bayaha sekitarnya.
Anak sebagai objek perlindungan perlu dibekali pengetahuan dan sikap serta perilaku
yang terkait dengan keselamatan dirinya. Salah satu cara untuk membuat anak-
anakselamat dari bahaya adalah dengan meningkatkan pemahamannya akan bahaya
dan cara-cara mengatasi bahaya melalui pendidikan keselamatan diri (Gillham&
Thompson dalam Sumargidkk, 2005).
Pendidikan seks diberikan lebih awal disebabkan karakter dasar Manusia tu dibentuk
pada masa kanak-kanak. Ahli psikaalisa telah membuktikan tentang pengaruh yang
baik atau tidak baik pada tahun-tahun pertama terhadap pertumbuhan karakter dasar
anak. Pendidikan yang salah dapat mempengaruhi perkembangan berbagai bentuk
penyimpangan Seksual padamasa-masa berikutnya. Pendidikan seks pada anak usia
dini dimungkinkan dapat meluruskan pemahaman dan perilaku seks anak- anak
sehingga bisa lebih positif

C. Technologi Pada Pelayanan Kesehatan dan E-iatrogenesi


Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi di seluruh seluruh
tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelengggaraan pelayanan kepada
masyarakat. Peraturan perundang-undangan yang menyebutkan sistem informasi kesehatan
adalah Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan strategi
desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang
petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem laporan informasi kesehatan kabupaten/kota.
Hanya saja dari isi kedua Kepmenkes mengandung kelemahan dimana keduanya hanya
memandang sistem informasi kesehatan dari sudut padang manejemen kesehatan, tidak
memanfaatkan state of the art teknologi informasi serta tidak berkaitan dengan sistem
informasinasional( Sanjoyo ). Perkembangan Sistem Informasi Rumah Sakit yang berbasis
computer ( Computer Based Hospital Information System ) diIndonesia telah dimulai pada
akhir dekade 80’an. Rumah sakit diIndonesia sudah ada yang memanfaatkan komputer
untuk mendukung operasionalnya. Namun, tampaknya komputerisasi dalam diinstansi
rumah sakit, kurang mendapatkan hasil yang cukup memuaskan semua pihak.
Sistem informasi keperawatan merupakan kombinasi dari ilmu komputer, informasi dan
keperawatan yang disusun untuk mempermudah manajemen, proses pengambilan
keputusan, dan pelaksanaan asuhan keperawatan. Salah satu penggunaan sistem informasi
keperawatan dikembangkan pada tahun 1960-1970-an adalah dengan pendokumentasian
keperawatan terkomputerisasi. Pendokumentasian terkomputerisasi memfasilitasi
pembakuan klasifikasi asuhan keperawatan sehingga menghilangkan ambiguitas dalam
pendokumentasian keperawatan. Sedangkan menurut ANA ( Vestal, Khaterine,1995)
sistem informasi keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk memperoleh dan
menggunakan data, informasi dan pengetahuan tentang standar dokumentasi, komunikasi,
mendukung proses pengambilan keputusan, mengembangkan dan mendesiminasikan
pengetahuan baru, meningkatkan kualitas,efektifitas dan efisiensi asuhan keperawaratan
dan memberdayakan pasien untuk memilih asuhan kesehatan yang diiinginkan. Kehandalan
suatu sistemin formasi pada suatu organisasi terletak pada keterkaitan antar komponen yang
ada sehingga dapat dihasilkan dan dialirkan menjadi suatu informasi yang berguna, akurat,
terpercaya, detail, cepat, relevan untuk suatu organisasi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teknologi dalam kesehatan mempunyai peran yang sangat penting, terutama dalam
memberikan kualitas atau mutu pelayanan kesehatandiRumahSakit. Seiring dengan
perkembangan teknologi dan informasi seakan telah membuat standar baru yang harus
dipenuhi. Hal tersebut membuat keperawatan di Indonesia menjadi tertantanguntuk terus
mengembangkan kualitas pelayanan keperawatan yang berbasis teknologi informasi.
Teknologi dalam kesehatan mempunyai peran yang sangat penting, terutama dalam
memberikan kualitas atau mutu pelayanan kesehatan diRumahSakit. Seiring dengan
perkembangan teknologi dan informasi seakan telah membuat standar baru yang harus
dipenuhi. Hal tersebut membuat keperawatan di Indonesia menjadi tertantang untuk terus
mengembangkan kualitas pelayanan keperawatan yang berbasis teknologi informasi.
Namun demikian, tidak dipungkiri bahwa masih banyak kendala dalam penerapan
teknologi informasi untuk manajemen kesehatan dirumah sakit. Jika masih dalam taraf
pengembangan sistem informasi transaksi ( misalnya data administratif, keuangan dan
demografis ) problem sosiokltural tidak terlalu kentara.Namun demikian, jika sudah sampai
aspek klinis, tantangan akan semakin besar. Disisilain, persoalan kesiapan SDM sering kali
menjadi pengganjal. Pemahaman tenaga kesehatan dirumah sakit terhadap potensi TI
kadang menjadi lemah karena pemahaman yang keliru. Oleh karena itu penguatanp ada
aspek pengetahuan dan ketrampilan merupakan salah satu kuncinya. Disamping itu, tentu
saja adalah masalah finansial. Tanpa disertai dengan bantuan tenaga ahli yang baik,
terkadang investasi Ti hanya akan memberikan pemborosan tanpa ada nilai lebihnya.Yang
terakhir adalah kecurigaan terhadap lemahnya aspek security, konfidensialitas dan privacy
data medis. Dalam penggunaan TI terutama computer dapat berpengaru negative juga bagi
kesehatan penggunanya apabila dalam penggunaannya tidak baik. Yaitu dari Posisi duduk,
jarak pandang monitor dengan mata, intensitas cahaya monitor, sirkulasi
DAFTAR PUSTAKA

https://osf.io/pcna9/download

Anda mungkin juga menyukai