KELOMPOK :4
NAMA : PRASETIYO DWI N.
NRP : 0518040034
KELAS : K3-4B
1.2 Tujuan
1. Dapat mengaplikasikan teori keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Mampu memahami kecepatan getaran (velocity), percepatan
(acceleration), dan perubahan vector (displacement).
3. Mampu melakukan pengukuran getaran mekanis dengan menggunakan
vibration meter.
4. Mahasiswa diharapkan mampu membaca spektrum getaran dari hasil
pengukuran.
1.3 Ruang Lingkup
a. Tempat : Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
b. Waktu : -
c. Alat : Hand Arm Vibration Meter
d. Praktikan :
- Prasetiyo Dwi N (0518040034)
- Gans Gegana S. (0518040050)
- Gilang Armanda P. (0518040051)
- Praiesska Wenny M (0518040055)
- Nabiilah Azzah (0518040057)
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Pengertian Getaran
Menurut SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas iklim kerja
(panas), kebisingan, getaran tangan-lengan dan radiasi sinar ultra ungu di
tempat kerja, Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media
dengan arah bolak-balik dari kedudukan keseimbangannya. Intensitas getaran
mekanis adalah bentuk dari energi mekanis yang dihasilkan oleh mesin atau
alat mekanis yang digerakkan oleh motor.
2.1.
2.2.
2.3 Nilai Ambang Batas (NAB) Getaran
Menurut PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LINGKUNGAN KERJA.
Nilai Ambang Batas Getaran adalah seperti pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.1 Nilai Ambang Batas Getaran Untuk Pemaparan Lengan Dan
Tangan
Sumber : (Permanker 5 Tahun 2018)
Tabel 2.2 Nilai Ambang Batas Getaran Untuk Pemaparan Seluruh Badan.
Nilai Ambang Batas untuk durasi pajanan getaran tangan dan lengan
selain yang tercantum pada Tabel 2.4, dapat dihitung dengan rumus:
Keterangan :
t = durasi pajanan dalam jam
a = nilai hasil pengukuran akselerasi getaran tangan dan lengan
(meter/detik2)
Adapun Nilai Ambang Batas Pajanan Getaran Seluruh Tubuh untuk Aksis x,
y, z seperti pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.5 Nilai Ambang Batas Pajanan Getaran Seluruh Tubuh untuk Aksis x,
y, z
Selesai
3.3 Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum ini adalah :
1. Memasang tranducer pada tempat yang telah ditentukan.
2. Menyalakan vibration meter dengan menekan tombol φ
3. Melihat battery status. Jika menunjukkan 100% berarti kondisi
baterai masih penuh.
4. Mengatur jam dan tanggal pada system untuk menyesuaikan
dengan waktu. Ketika pengukuran selesai hasilnya dapat dilihat
dengan tampilan waktu pengukuran.
5. Mengukur display mode dengan memilih tipe display yang
diiginkan dengan cara display OK atau masuk ke dalam system.
Untuk praktikum ini menggunakan Special Display.
6. Menekan tombol MEAS untuk memulai pengukuran dan
untuk mengakhiri pengukuran.
7. Melepas dari main body dan simpan tranducer pada tempat
penyimpanan jika pengukuran telah selesai.
Cara mengoperasikan menu :
1. Untuk memindahkan cursor menggunakan 2,8 untuk naik dan
turun, 4,6 untuk ke kanan dan kiri ( untuk memindahkan menu ).
2. Untuk memindahkan point number tekan tombol 2 untuk naik dan
8 untuk turun.
3. Tombol OK berfungsi sebagai enter dan C untuk cancel.
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa Data
Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan didapatkan data sebagai berikut:
Umu Berat Kondisi Kondisi
No Nama L/P Kegiatan Alat Durasi Letak Paparan
r Badan Alat Pekerja
Mengelas Puasa
Las 240
1 Dimas L 18 th 70 kg OAW posisi Baik Tangan/Lengan (Belum
OAW menit
duduk makan)
Mengelas Puasa
Las 360
2 Dini P 18 th 50 kg SMAW Baik Tangan/Lengan (Belum
SMAW menit
posisi duduk makan)
Menggerinda Puasa
Gerinda 120
3 Benny L 20 th 55 kg benda kerja Baik Tangan/Lengan (Belum
tangan menit
posisi berdiri makan)
4.3 Pembahasan
Berdasarkan data dan hasil perhitungan, didapatkan hasil yang
beragam dari ketiga orang yang diamati. Pada orang pertama perolehan rata-
rata paparan getaran yang diterima sebesar 5,5 m/s2 yang bekerja selama 240
menit atau sama dengan 2 jam. Sedangkan pada orang kedua memiliki rata-
rata paparan getaran yang diterima sebesar 6,93 m/s2 dengan berdurasi kerja
selama 360 menit atau 6 jam. Kemudian untuk orang yang ketiga yang
melakukan kerja selama 120 menit atau 2 jam terpapar getaran dengan rata-
rata 9,5 m/s2. Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi hasil
perhitungan. Seperti faktor usia, jenis kelamin, berat badan, dan lain-lain .
Selain itu terdapat juga faktor dari luar tubuh yang juga dapat mempengaruhi.
Contohnya seperti kondisi tempat kerja, kondisi alat yang digunakan, dan
lainnya. Sesuai dengan standar yang berlaku yaitu Permenaker Nomor 5
Tahun 2018 untuk nilai ambang batas paparan getaran pada lengan dan
tangan, orang pertama dapat dikatakan masih dalam paparan getaran yang
aman. Karena untuk nilai ambang batas paparan getaran dalam durasi kerja 4
jam dan kurang dari 6 jam yaitu sebesar 6 m/s2. Sedangkan dalam kasus
orang pertama hanya terpapar sebesar 5,5 m/s2 saja. Oleh karenanya, orang
pertama tidak perlu diberikan rekomendasi.
Kemudian yang terakhir yaitu pada orang ketiga yang terpapar getaran
sebesar 9,5 m/s2 dengan durasi bekerja selama 2 jam ,yang juga didapatkan
hasil melebihi nilai ambang batas. Karena pada durasi kerja 2 jam dan kurang
dari 4 jam maksimal paparan getarannya sebesar 7 m/s2 saja. Maka dapat
dikatakan kasus orang ketiga ini juga tidak aman. Penyebabnya juga berbagai
macam dan tidak jauh beda dengan penyebab dari kasus orang kedua.
4.4 Rekomendasi
Dari ketiga kasus yang ada, terdapat dua kasus yang termasuk dalam
kategori tidak aman dan perlu diberikannya rekomendasi. Maka rekomendasi
yang dapat diberikan untuk memunculkan kondisi kerja yang aman adalah
sebagai berikut :
1. Jika memungkinkan, bekerja dengan alat yang berkualitas baik sehingga
dapat meminimalisir terjadinya getaran yang berlebih.
2. Jika poin 1 tidak dapat terlaksana, maka kurangi jam bekerja dengan
mengadakan shift kerja atau break time dalam bekerja, sehingga tubuh dapat
beristirahat dan tidak terpapar getaran yang berlebih. Pada kasus kedua
direkomendasikan bekerja berdurasi hanya 2 jam atau kurang dari 4 jam
sedangkan pada kasus ketiga direkomendasikan bekerja dengan durasi hanya
1 jam atau kurang dari 2 jam. Rekomendasi ini diberikan dengan mengacu
standar yang berlaku yaitu Permenaker Nomor 5 Tahun 2018.
3. Seringnya dilakukan pengecekan alat kerja secara rutin agar kualitas tetap
terjaga.
4. Selalu mengikuti SOP dengan baik dan benar agar tidak terjadi kesalahan
dalam bekerja yang mengakibatkan terpapar getaran yang lebih besar.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Cara melakukan pengukuran getaran pada tangan atau lengan yaitu dengan
menggunakan alat bernama human vibration meter yang ditempatkan pada
tangan atau lengan seorang pekerja yang sedang melakukan aktivitas dengan
sebuah mesin atau alat.
2. Penganalisaan 3 sampel untuk paparan getaran di tempat kerja yaitu dengan
cara membandingkan data praktikum dan perhitungannya dengan standar yang
ada di Permenaker Nomor 5 Tahun 2018 tentang NAB paparan getaran pada
tangan atau lengan.
3. Pada 3 sampel kasus yang telah diambil, terdapat 1 kasus yang besar nilai
paparan getarannya telah memenuhi standar dan terdapat 2 kasus yang besar
nilai paparan getarannya tidak memenuhi standar atau melebihi nilai ambang
batas dan perlu adanya rekomendasi.
5.2 Saran
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan
adalah sebagai berikut :
1. Praktikan harus lebih bisa teliti dalam memakai dan membaca alat ukur
saat melakukan praktikum.
2. Praktikan harus bisa mengondisikan kegiatan praktikum agar tidak
mengganggu aktifitas di dalam area kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi. 2004. SNI 16-7063-2004. Nilai Ambang Batas iklim kerja
(panas)
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.