Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Alat Pemadam Api Ringan merupakan salah satu dari sistem
perlindungan kebakaran aktif yang digunakan untuk memadamkan kebakaran
yang masih kecil dan digunakan dalam keadaan emergensi. Sehingga dapat
mencegah kebakaran agar tidak lebih besar yang menimbulkan kerugian
bahkan korban jiwa.
APAR (Alat Pemadam Api Ringan) atau fire extinguisher adalah alat
yang digunakan untuk memadamkan api atau mengendalikan kebakaran kecil.
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) pada umumnya berbentuk tabung yang
diisikan dengan bahan pemadam api yang bertekanan tinggi. Dalam hal
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), APAR merupakan peralatan wajib
yang harus dilengkapi oleh setiap Perusahaan dalam mencegah terjadinya
kebakaran yang dapat mengancam keselamatan pekerja dan asset
perusahaannya.

Dalam menangani kebakaran tidak hanya APAR tetapi ada alat-alat


lainnya. Alat ini biasanya berada di luar gedung tetapi alatnya juga bisa di
dalam gedung juga , nama alatnya adalah hydrant. Juga membahas mengenai
jenis dari safety sign nya juga dan sprinkle.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pemasangan alat


pemadam api ringan dalam sistem tanggap darurat kebakaran di gedung
Rumah Sakit Haji Surabaya dan Parkiran Mahasiswa Politeknik Perkapalan
Negeri Surabaya. Jenis penelitian ini adalah penelitian evaluatif. Data
penelitian dikumpulkan dengan observasi, dan pengukuran. Variabel yang
diteliti, yaitu pemasangan alat pemadam api ringan.
Teknik analisis dalam penelitian ini adalah dengan mengunakan
pendekatan komparatif. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian
pemasangan alat pemadam api ringan yang dibandingkan dengan
Permenakertrans No. PER.04/MEN/1980.Upaya pendekatan yang dilakukan
adalah secara semi kuantitatif untuk melihat seberapa besar proposi kesesuaian
pemasangan alat pemadam api ringan di gedung Rumah Sakit Haji Surabaya
dan Parkiran Mahasiswa Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
Salah satu langkah yang dapat diambil yaitu melakukan pencegahan.
Pencegahan tersebut dilakukan dengan melaksanakan inspeksi APAR (Alat
Pemadam Api Ringan). Inspeksi APAR adalah suatu cara yang digunakan
untuk mendeteksi secara dini dan mengoreksi adanya ketidaktepatan prosedur
tentang APAR di lingkungan tersebut yang akan menimbulkan kecelakaan
kerja atau aktivitas lainnya (kebakaran).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu kebakaran?
2. Apa itu APAR?
3. Apa saja macam-macam Safety Sign?
4. Apa saja Accident Prevention yang dapat dilakukan?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dari inspeksi ini adalah :
1. Dapat mengetahui pemicu, pencegahan, dan bagaimana cara
pemadaman kebakaran menggunakan APAR (Alat Pemadam Api
Ringan).
2. Dapat mengetahui macam-macam APAR (Alat Pemadam Api
Ringan) berdasarkan jenis dan fungsinya.
3. Dapat mengetahui macam-macam Safety Sign (Rambu
Keselamatan).
4. Dapat mengetahui Accident Prevention (Pencegahan Kecelakaan)
apa saja yang harus dilakukan jika terjadi kebakaran atau
kecelakaan kerja lainnya.

1.4 Manfaat
Dari hasil inspeksi ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :
1. Hasil dari inspeksi ini diharapkan lebih memahami prosedur
masa berlaku hingga penggunaan sesuai dengan standart dari
APAR (Alat Pemadam Api Ringan).
2. Diharapkan lebih paham mengenai arti-arti dari rambu
keselamatan (Safety Sign).
3. Lebih memahami pencegahan kecelakaan (Accident
Prevention) apa saja yang harus dilakukan jika terjadi
kebakaran atau kecelakaan kerja lainnya.
4. Lebih memahami apa saja pemicu, bentuk pencegahan,
penanganan jika terjadi kebakaran.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Kebakaran
Kebakaran adalah suatu peristiwa yang terjadi akibat tidak terkendalinya
sumber energy . Siklus ini berisi rangkaian demi rangkaian  panjang peristiwa
(Event Dynamic) yang dimulai dari pra kejadian, kejadian dan siklusnya serta
konsekuensi yang mengiringinya. Kejadian tersebut akan tercipta apabila
kondisi dan beberapa syarat pencetusnya terpenuhi, utamanya pada saat pra
kejadian. Kebakaran merupakan kejadian yang tidak diinginkan bagi setiap
orang dan kecelakaan yang berakibat fatal.
Kebakaran ini dapat mengakibatkan suatu kerugian yang sangat besar baik
kerugian materil maupun kerugian immateriil. Sebagai contoh kerugian
nyawa, harta, dan terhentinya proses atau jalannya suatu produksi aktivitas,
jika tidak ditangani dengan segera, maka akan berdampak bagi penghuninya.
Jika terjadi kebakaran orang-orang akan sibuk sendiri, mereka lebih
mengutamakan menyelamatkan barang barang pribadi daripada
menghentikan sumber bahaya terjadinya kebakaran, hal ini sangat
disayangkan karena dengan keadaan yang seperti ini maka terjadinya
kebakaran akan bertambah besar. Dengan adanya perkembangan dan
kemajuan pembangunan yang semakin pesat, resiko terjadinya kebakaran
semakin meningkat. Penduduk semakin padat, pembangunan gedung-gedung
perkantoran, kawasan perumahan, industri yang semakin berkembang
sehingga menimbulkan kerawanan dan apabila terjadi kebakaran
membutuhkan penanganan secara khusus.

A. Macam-Macam Kebakaran
Kebakaran menurut objeknya, dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu:

1. Kebakaran Sarana Transportasi


Alat trasnportasi merupakan objek yang rentan mengalami kebakaran
karena mesin yang digunakan didalamnya terjadi pembakaran. Bila terjadi
benturan atau kesalahan dari awak yang mengoperasikannya akan dapat
menyebabkan kebakaran yang membahayakan jiwa pengguna alat
transportasi tersebut.

2. Kebakaran Bangunan
Kebakaran bangunan merupakan jenis kebakaran yang sering terjadi
dan sangat merugikan manusia, apalagi jika peristiwa ini terjadi di daerah
pemukiman padat. Api dapat merembet ke rumah lain disekitarnya. Pada
umumnya kebakaran bangunan terjadi karena kesalahan manusia, seperti
kelalaian mematikan lilin, hubungan arus pendek listrik, kompor meledak,
dan sebagainya.
3. Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan terjadi karena faktor manusia dan alam. Kebakaran
hutan yang terjadi karena faktor manusia dapat disebabkan oleh
pembukaan lahan baru dengan cara membakar tempat tersebut atau karena
tidak sengaja membuat api di hutan. Apabila si pembuka lahan atau
pembuat api tidak dapat mengendalikan api tersebut, maka api dapat
menjalar ke seluruh kawasan hutan. Sedangkan kebakaran karena faktor
alam biasanya disebabkan oleh petir atau gesekan antardahan yang
akhirnya menimbulkan percikan api. Di Indonesia, kasus kebakaran hutan
merupakan masalah serius yang selalu datang di musim kemarau. Akibat
dari kebakaran antara lain terjadinya kabut asap yang dapat mengganggu
kesehatan, transportasi, dan aktivitas perekonomian, matinya ekosistem
dalam hutan, dan rusaknya tanaman pertanian dan perkebunan.

B. Penyebab Kebakaran
Di Indonesia, penyebab kebakaran dikelompokkan menjadi 3, yaitu:

1. Kelas A
Penyebab kebakaran yang termasuk dalam kelas A adalah benda benda
padat seperti kertas, kayu, busa, plastik, dan sebagainya. Alat pemadam
kebakaran jenis ini dapat berupa air, karung goni yang dibasahi, dan racun
tepung kimia kering.

2. Kelas B
Kebakaran jenis ini disebabkan oleh benda cair yang mudah terbakar,
seperti bensin, solar, minyak tanah, spiritus, dan alkohol. Untuk
memadamkannya digunakan alat pemadam kebakaran, pasir, semprotan
busa, dan sebagainya. Kita tidak boleh memadamkan api yang disebabkan
karena terbakarnya benda cair dengan menggunakan air, karena biasanya
berat jenis cairan yang mudah terbakar lebih ringan daripada air, sehingga
bila kita menggunakan air, maka kebakaran justru akan menjalar kemana-
mana.

3. Kelas C
Kebakaran ini disebabkan oleh hubungan pendek arus listrik
(konsleting). Untuk memadamkannya, kita dapat menggunakan air, alat
pemadam kebakaran, maupun racun api tepung kimia kering. Demi
keamanan, kita sebaiknya mematikan sumber listrik terlebih dahulu
sebelum memadamkan api.

2.2 APAR (Alat Pemadam Api Ringan)


Alat Pemadam Api Ringan (APAR) adalah alat perlindungan kebakaran
aktif yang digunakan untuk memadamkan api atau mengendalikan kebakaran
kecil, umumnya dalam situasi darurat. Pemadam api tidak dirancang untuk
digunakan pada kebakaran yang sudah tidak terkontrol, misalnya ketika api
sudah membakar langit-langit. Umumnya alat pemadam api terdiri dari
sebuah tabung bertekanan tinggi yang berisi bahan pemadam api.
Ada dua jenis utama alat pemadam kebakaran, yaitu bertekanan di dalam
dan dioperasikan oleh cartridge. Dalam unit bertekanan di dalam, gas
penyembur disimpan pada ruang yang sama dengan bahan pemadam
kebakaran tersebut. Tergantung pada bahan yang digunakan, jika berbeda
maka bahan pendorong yang digunakan juga berbeda. Pada alat pemadam
berisi bahan kimia kering, umumnya digunakan nitrogen; alat pemadam air
dan busa biasanya menggunakan udara. alat pemadam api bertekanan di
dalam adalah jenis yang paling umum. Sedangkan jenis alat pemadam yang
dioperasikan Cartridge gas penyembur berisi dalam cartridge yang terpisah
yang harus ditekan lebih dulu sebelum mengalir keluar, mendorong bahan
pemadam.
Jenis ini tidak seperti biasa, digunakan terutama untuk fasilitas industri, di
mana memerlukan penggunaan dengan kemampuan yang lebih tinggi dari
yang biasa. serta memiliki keuntungan karena lebih sederhana sehingga
memungkinkan pemakai untuk cepat melaksanakan pemadaman, hingga
mampu mengendalikan api dalam kurun waktu yang cepat. Tidak seperti jenis
bertekanan di dalam yang menggunakan nitrogen, alat pemadam ini
menggunakan pendorong karbondioksida bukan nitrogen, meskipun model
cartridge nitrogen juga kadang digunakan pada temperatur rendah.
Jenis alat pemadam yang digunakan di seluruh dunia dioperasikan oleh
Cartridge tersedia dalam bahan kimia kering dan jenis serbuk kering serta
berbahan basah seperti air, busa, kimia kering (kelas A, B, C dan B, C), dan
bubuk kering (kelas D) .
Alat pemadam api selanjutnya terbagi lagi menjadi pemadam genggam
yang juga disebut alat pemadam genggam dengan massa antara 0,5-14
kilogram, karena mudah dibawa dengan tangan. Berikutnya adalah alat
pemadam api beroda biasanya memiliki massa lebih besar. Model beroda ini
yang paling sering ditemukan di lokasi bangunan, bandar udara, heliports,
serta dok dan pelabuhan.

Jenis-jenis APAR (Alat Pemadam Api Ringan)

Berdasarkan Bahan pemadam api yang digunakan, APAR (Alat


Pemadam Api Ringan) dapat digolongkan menjadi beberapa Jenis.
Diantaranya terdapat 4 jenis APAR yang paling umum digunakan, yaitu :

1. Alat Pemadam Api (APAR) Air / Water

APAR Jenis Air (Water) adalah Jenis APAR yang disikan oleh air dengan
tekanan tinggi. APAR Jenis Air ini merupakan jenis APAR yang paling
kkonomis dan cocok untuk memadamkan api yang dikarenakan oleh bahan-
bahan padat non-logam seperti kertas, kain, karet, plastik dan lain sebagainya
(Kebakaran Kelas A). Tetapi akan sangat berbahaya jika dipergunakan pada
kebakaran yang dikarenakan instalasi listrik yang bertegangan (Kebakaran
Kelas C).
2. Alat Pemadam Api (APAR) Busa / Foam (AFFF)

APAR Jenis Busa ini adalah Jenis APAR yang terdiri dari bahan kimia
yang dapat membentuk busa. Busa AFFF (Aqueous Film Forming Foam)
yang disembur keluar akan menutupi bahan yang terbakar sehingga oksigen
tidak dapat masuk untuk proses kebakaran. APAR Jenis Busa AFFF ini
efektif untuk memadamkan api yang ditimbulkan oleh bahan-bahan padat
non-logam seperti kertas, kain, karet dan lain sebagainya (Kebakaran Kelas
A) serta kebakaran yang dikarenakan oleh bahan-bahan cair yang mudah
terbakar seperti minyak, alkohol, solvent dan lain sebagainya (Kebakaran
Jenis B).

3. Alat Pemadam Api (APAR) Serbuk Kimia / Dry Chemical Powder

APAR Jenis Serbuk Kimia atau Dry Chemical Powder Fire Extinguisher
terdiri dari serbuk kering kimia yang merupakan kombinasi dari Mono-
amonium dan ammonium sulphate. Serbuk kering Kimia yang dikeluarkan
akan menyelimuti bahan yang terbakar sehingga memisahkan Oksigen yang
merupakan unsur penting terjadinya kebakaran. APAR Jenis Dry Chemical
Powder ini merupakan Alat pemadam api yang serbaguna karena efektif
untuk memadamkan kebakaran di hampir semua kelas kebakaran seperti
Kelas A, B dan C. APAR Jenis Dry Chemical Powder tidak disarankan untuk
digunakan dalam ndustry karena akan mengotori dan merusak peralatan
produksi di sekitarnya. APAR Dry Chemical Powder umumnya digunakan
pada mobil.

4. Alat Pemadam Api (APAR) Karbon Dioksida / Carbon Dioxide (CO2)

APAR Jenis Karbon Dioksida (CO2) adalah Jenis APAR yang


menggunakan bahan Karbon Dioksida (Carbon Dioxide / CO2) sebagai bahan
pemadamnya.  APAR Karbon Dioksida sangat cocok untuk Kebakaran Kelas
B (bahan cair yang mudah terbakar) dan Kelas C (Instalasi Listrik yang
bertegangan).

2.3 Safety Sign

Rambu-rambu keselamatan adalah peralatan yang bermanfaat untuk


membantu melindungi kesehatan dan keselamatan karyawan dan pengunjung
yang sedang berada di tempat kerja.
A. Kegunaan
1. Menarik perhatian terhadap adanya kesehatan dan keselamatan kerja
2. Menunjukkan adanya potensi bahaya yang mungkin tidak terlihat
3. Menyediakan informasi umum dan memberikan pengarahan.
4. Mengigatkan para karyawan dimana harus menggunakan peralatan
perlindungan diri
5. Mengindikasikan dimana peralatan darurat keselamatan berada.
6. Memberikan peringatan waspada terhadap beberapa tindakan yang atau
perilaku yang tidak diperbolehkan.

B. Landasan Hukum
1. Undang-undang no 1 Tahun 1970 Pasal 14b.
“ Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar
keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya,
pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk
pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja “
2. Permenaker No. 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Kriteria audit 6.4.4.
“ Rambu-rambu mengenai keselamatan dan tanda pintu darurat harus
dipasang sesuai dengan standar dan pedoman “

C. Standar Rambu Keselamatan


Terdapat beberapa standar acuan pemasangan rambu keselamatan di
tempat kerja diantaranya adalah :
1. ANSI Standard
2. ISO Standard
3. British Standard
4. Hazmat & NFPA Standard
5. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
6. Rambu Lalu Lintas
7. MO Standard

D. Pengelompokan Safety Sign


Kelompok rambu-rambu dibagi dalam tiga bagian yakni :
1. PERINTAH Berupa : Larangan , kewajiban
2. WASPADA Berupa : Bahaya, Peringatan, perhatian
3. INFORMASI

E. Petunjuk Pemasangan Rambu


1. Rambu-rambu harus terlihat jelas, ditempatkan pada jarak pandang dan tidak
tertutup atau tersembunyi.
2. Kondisikan rambu-rambu dengan penerangan yang baik. Siapapun yang
berada di area kerja harus bisa membaca rambu dengan mudah dan mengenali
warna keselamatannya.
3. Pencahayaan juga harus cukup membuat bahaya yang akan ditonjolkan
menjadi terlihat dengan jelas.
4. Siapapun yang ada di area kerja harus memiliki waktu yang cukup untuk
membaca pesan yang disampaikan dan melakukan tindakan yang diperlukan
untuk menjaga keselamatan.
5. Posisikan rambu-rambu yang berhubungan bersebelahan, tetapi jangan
menempatkan lebih dari empat rambu dalam area yang sama.
6. Pisahkan rambu-rambu yang tidak berhubungan.
7. Pastikan bahwa rambu-rambu pengarah terlihat dari semua arah. Termasuk
panah arah pada rambu keluar disaat arah tidak jelas atau membinggungkan.
Rambu arah arus ditempatkan secara berurutan sehingga rute yang dilalui
selalu jelas.
8. Rambu-rambu yang di atap harus berjarak 2.2 meter dari lantai.

F. Jenis Safety Sign


Adapun jenis rambu dapat berupa :
1. Rambu dengan simbol
2. Rambu dengan simbol dan tulisan
3. Rambu berupa pesan dalam bentuk tulisan (rambu tulisan seharusnya
digunakan apabila tidak adanya simbol yang tersedia)
2.4 Accident Prevention
Pengertian accident prevention adalah menurut bahasa diartikan sebagai
upaya terhadap pencegahan kecelakaan. Maksudnya adalah segala upaya yang
dilakukan untuk melakukan pencegahan pada kecelakaan kerja. (Wiwin, 2017)
Pencegahan kecelakaan mengacu pada rencana, persiapan, dan tindakan yang
diambil untuk menghindari kecelakaan atau menghentikannya (Young, 2016).
Pencegahan kecelakaan mencakup semua tindakan yang diambil dalam upaya
menyelamatkan nyawa, melarikan diri dari cedera, mengurangi derajat cedera,
menghindari kerusakan properti, mengurangi biaya perawatan dan kompensasi,
dan mencegah hilangnya waktu dan moral produktif. Kecelakaan dapat
diklasifikasikan sebagai peristiwa yang tidak direncanakan dan tidak terduga yang
meningkatkan risiko cedera, sakit, kematian dan kehilangan harta benda,
kerusakan lingkungan, atau kombinasi dari semuanya.
Pencegahan kecelakaan mencakup semua tindakan yang diambil dalam
upaya menyelamatkan nyawa, melarikan diri dari cedera, mengurangi derajat
cedera, mengurangi kehilangan properti, biaya perawatan dan kompensasi,
kehilangan waktu dan produksi, dan kehilangan semangat organisasi yang
bersangkutan. "Mencegah lebih baik daripada mengobati" adalah pepatah lama
dan populer yang berarti lebih baik untuk menghentikan hal-hal buruk terjadi,
daripada memperbaikinya setelah terjadi. Kecelakaan dapat dicegah, tetapi
langkah-langkah harus diambil untuk mencegahnya.
Merupakan kewajiban hukum organisasi untuk mematuhi hukum, praktik
standar, dan observasi keselamatan untuk menghindari keadaan darurat dan
kecelakaan. Banyak kecelakaan terjadi karena faktor manusia. Faktor-faktor ini
termasuk tindakan tidak aman, ketidakpedulian, kelalaian, kurangnya pengetahuan
dan pelatihan.
Faktor utama lain dari kecelakaan adalah kondisi kerja. Kondisi kerja yang
tidak aman dapat mencakup mesin yang salah, desain yang salah, proses di bawah
standar, bahaya pekerjaan, kebakaran dan bahaya lainnya, dll. Kecelakaan akan
terus terjadi jika tindakan pencegahan tidak dilakukan. Pencegahan kecelakaan
dapat dicapai dengan komitmen dan kerja sama antara manajemen, program
keselamatan, budaya keselamatan dan akuntabilitas. Pencegahan membutuhkan
tindakan berikut: Identifikasi bahaya dengan penilaian risiko Penghapusan
pekerjaan yang tidak aman oleh penelitian dan pengembangan Penghapusan mesin
yang tidak aman, peralatan dan peningkatan kondisi kerja dan lingkungan
Untuk melakukan pencegahan pada suatu tempat membutuhkan suatu alat,
yaitu APAR, hydrant, dan sprinkle. Tetapi jika suatu kebakaran membesar segara
melaporkan kepada pihak pemadam kebakaran.
BAB III
DATA DAN ANALISIS

3.1 Data Inspeksi


LAPORAN INSPEKSI APAR (APAR INSPECTION REPORT)

Hari : Jumat Waktu : 12.00 Area : Luar PPNS

Tanggal : 4 Januari 2019 Shift : Siang Site : RS Haji Surabaya

Tekanan Kartu Bukti


Detail Kondisi Luar Tabung Ket.
Tabung Pemeriksaan
No. lokasi Jenis Berat Ganti
Berlaku
APAR Merah Hijau Tabung Handle Label Selang Label Baru
Sampai

Gedung      
1. Gas 3 kg Refill
Al-Aqsa

Instalasi       17-04-
2. CO2 3 kg Refill
Radiologi 2020

      01-11-
3. Paviliun Powder 3 kg Refill
2019

      17-04-
4. Masjid Powder 2 kg Refill
2020

      08-01-
5. Kantin Powder 2 kg Refill
2019
3.2 Identifikasi, Analisis, dan Pembahasan

Dalam inspeksi ini dilaksanakan di PPNS bertempat di parkiran


motor dan di RS Haji Surabaya. Untuk di PPNS, lokasi nya di parkiran
sepeda motor tidak ada APAR ( Alat Pemadam Api Ringan ). Untuk di RS
Haji, di setiap gedung terdapat APAR ( Alat Pemadam Api Ringan ) dan
isinya pun berbeda-beda, tetapi untuk di di luar rumah sakit tidak ada
APAR melainkan Hydrant. Dan kelompok kami menyimpulkan, bahwa
APAR berada di dalam gedung sedangkan Hydran berada di dalam dan
luar gedung.

1. Gedung Al – Aqsa

APAR ini bertempat di gedung Al-Aqsa. Isi dari APAR ini adalah
gas dan kondisi luar tabungnya lengkap, yaitu ada tabung, handle,
label, dan selang. Untuk pengecekan tekanan pada APAR dilihat dari
pressure gauge. Dan pada gambar jarum penunjuk pada pressure
gauge mengarah pada warna hijau, artinya APAR dalam kondisi baik
dan siap digunakan.
2. Instalasi Radiologi

APAR ini bertempat di instalasi radiologi. Isi dari APAR ini adalah
CO2 dan kondisi luar tabungnya lengkap, yaitu ada tabung, handle,
label, dan selang. APAR yang berada di rumah sakit haji ini rata-rata
tekanannya berada warna hijau.

3. Paviliun, masjid, dan kantin

APAR ini bertempat di pavilion, masjid, dan kantin. Isi dari APAR
ini adalah powder dan kondisi luar tabungnya lengkap, yaitu ada
tabung, handle, label, dan selang. APAR yang berada di rumah sakit
haji ini rata-rata tekanannya berada warna hijau. Tetapi bedanya adalah
APAR yang berada di pavilion memiliki berat 3 kg sedangkan APAR
yang berada di kantin dan masjid memiliki berat 2 kg.
3.3 Tindakan Pencegahan

Untuk tindakan pencegahan tidak ada dikarenakan APAR yang


berada di rumah sakit haji kondisi luarnya sudah lengkap dan untuk
tekanannya berada di warna hijau yang artinya APAR dalam kondisi
baik dan siap digunakan. Dan juga, APAR yang berada di rumah sakit
haji selalu dilakukan pengecekan pada waktunya. Meskipun di
parkiran sepeda motor PPNS tidak ada APAR tetapi ada hydrant.
Selain ada APAR di rumah sakit haji, terdapat hydrant, safety sign, dan
sprinkle.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil inspeksi yang telah dilakukan di
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya dan RS Haji dapat
diambil kesimpulanb sebagai berikut :
1. Pada inspeksi ini, dapat mengetahui bagaimana cara penggunaan
APAR dan bagaimana ciri-ciri APAR yang baik untuk digunakan.
2. Mengetahui apa saja jenis-jenis APAR yang dapat digunakan.
Dan dapat diketahui bahwa isi dari APAR itu bermacam-macam,
yaitu ada powder, gas, CO2, dan lain-lain.
3. Dalam suatu gedung juga membutuhkan suatu tanda/simbol.
Dari inspeksi ini kita dapat mengetahui macam-macam dari safety
sign.
4. Setelah melakukan inspeksi, kita mengetahui apa itu APAR,
hydrant, safety sign, dan sprinkle. Maka dari itu kita mengetahui
cara peletakan dan penanganannya.

4.2 Saran

1. Pada inspeksi ini seharusnya dilakukan lebih menyeluruh, tidak


hanya disebagian tempat saja. Agar informasi yang kita dapat lebih
mendetail. Sehingga kita dapat mengetahui jenis-jenis nya yg lebih
banyak.
DAFTAR PUSTAKA

Primatech, C. P. (2013). Alat Pemadam Api Ringan. Tangerang: www.KodTekno.com.

Wiwin. (2017). Klasifikasi.ID. Retrieved Oktober 12, 2018, from Accident Prevention:
http://www.klasifikasi.id/accident-prevention/

Young, J. (2016). Accident Prevention. Toronto: www.safeopedia.com.


LAMPIRAN

Lampiran 1. Data inspeksi kelompok


Lampiran 2. Foto inspeksi
Foto kelompok pada sat melaksanakan inspeksi di RS Haji Surabaya

Safety sign yang berada di RS Haji Surabaya


Titik kumpul yang berada di RS Haji

Salah satu sprinkle di RS Haji ( Instalasi Radiologi )

Anda mungkin juga menyukai