Anda di halaman 1dari 6

Latihan Otot Tungkai

Kondisi fisik seorang atlet memegang peranan yang sangat penting. Dengan tunjangan
kondisi fisik yang baik akan meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional dari
system tubuh dengan demikian memungkinkan atlet untuk mencapai prestasi yang lebih baik.
Sejalan yang dikemukakan oleh Azis, Mubarok, and Mudzakir (2020) latihan kondisi fisik
sangatlah penting menjadi perhatian yang serius dan harus direncanakan secara matang dan
sistematis agar dapat meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional alat-alat
tubuh yang lebih baik pada tubuh seseorang, karena atlet yang mempunyai kondisi yang prima,
maka akan ada peningkatan dalam kemampuan system sirkulasi kerja jantung, peningkatan
dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan, kelincahan dan power. Menurut (Karola and
Padli 2019) dalam kegiatan berolahraga salah satu yang sangat dibutuhkan adalah power. Power
merupakan satu komponen biomotorik yang sangat penting karena power akan menentukan
seberapa keras orang dapat memukul, seberapa keras orang dapat menendang, seberapa cepat
orang dapat berlari serta seberapa jauh orang dapat melakukan tolakan dan lain sebagainnya.
Salah satu power yang sangat penting adalah power otot tungkai. Sejalan yang dikemukakan oleh
(Widhiyanti et al. 2023) kekuatan otot tungkai dianggap sebagai elemen penting untuk kinerja
atletik yang sukses. Otot tungkai ini menjadi alat penggerak utama untuk bisa maju ke depan
(Rasyid, Setyakarnawijaya, and Marani 2017). Otot tungkai menjadi faktor penting yang
berpengaruh terhadap kecepatan dan kekuatan (Hasanuddin 2019), maka dari itu
diperlukannya latihan secara terstruktur dan sistematis dengan di fokuskan pada penguatan
daya tahan kekuatan otot tungkai. Otot tungkai adalah anggota gerak bagian bawah. Otot
tungkai dibagi menjadi dua yaitu otot paha atau tungkai dan tungkai bawa. Menurut (Setiawan,
Effendi, and Toha 2020) faktor yang mempengaruhi otot tungkai adalah jenis serabut otot,
panjang otot, kekuatan otot, suhu otot, jenis kelamin kelelahan koordinasi intermuskuler,
koordinasi antarmuskuler reaksi otot terhadap rangsangan saraf dan sudut sendi.. Selanjutnya
menurut (Rosandi and Sudijandoko 2022) faktor yang membatasi kemampuan kekuatan otot
manusia secara umum adalah penampang serabut otot, jumlah serabut otot, struktur dan bentuk
otot panjang otot kecepatan konstraksi otot, tingkat peragangan otot,tonus otot koordinasi otot,
dan koordinasi otot, setiap orang atau manusia mempunyai system otot yang tidk sma yang
terlihat dari salah satunya adalah besar atau kecilnya otot seseorang. Daya tahan dapat
menjadikan atlet mampu mengatasi beban kekuatan dalam jangka waktu yang relatif lama
dengan frekuensi yang relatif banyak (Marza and Argantos 2020). Dalam upaya untuk
meningkatkan kekutan otot tungkai diperlukan latihan-latihan yang teratur dan teratah agar
kekuatan otot tungkai bisa dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin (Nugroho et al. 2021).
Adapun bentuk latihan yang dapat dilakukan untuk melatih kekuatan otot tungkai dengan gulat
dan voli dimana metode initidak hanya membantu meningkatkan stamina otot tetapi juga untuk
meningkatkan metabolism setelah latihan (Latihan et al. 2019). Serta olahraga sepak bola (Adhi,
Sugiharto, and Soenyoto 2017), karena dalam permainan sepak bola hampir semua gerakan
dilakukan menggunakan tungkai, seperti yang diungkapkan bahwa kekuatan adalah salah satu
unsur kondisi fisik yang dibutuhkan untuk hampir semua cabang olahraga termasuk didalamnya
permainan sepakbola (Adityatama 2017).

Kekuatan Otot Lengan

Salah satu kondisi fisik yang sangat berpengaruh dalam dunia olahraga adalah kekuatan
atau strenght. Kekuatan dapat diartikan sebagai kemampuan fisik untuk menghasilkan energy
ketika melakukan sebuah kerja. Kekuatan merupakan unsur penting dalam tubuh manusia seperti
yang dikemukakan Lutan, (2001). Sejalan yang dikemukakan oleh Bompa (1996) dalam
melakukan setiap kegiatan, seseorang tentunya membutuhkan adanya kekuatan untuk menunjang
aktivitas yang dilakukan sehari-hari. Kekuatan adalah kemampuan dari otot untuk dapat
mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan aktivitas olahraga kekuatan otot adalah
komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik seseorang secara keseluruhan.
Sedangkan menurut Nurhasan (2015) “kekuatan otot lengan adalah kemampuan sekelompok otot
pada lengan dalam menahan beban secara maksimal. Secara sederhana kekuatan dapat diartikan
sebagai kemampuan untuk memberikan tenaga terhadap tekanan”. Menurut Lens Kravits
(2011)menjelaskan bahwa: “kekuatan otot lengan adalah kemampuan otot-otot lengan untuk
menggunakan tenaga maksimal atau mendekati maksimal, untuk mengangkat beban.” Otot-otot
yang kuat akan melindungi persendian yang dikelilinginya dan mengurangi kemungkinan cidera
pada system tubuh manusia sebuah gerakan tercipta atas kerjasama otot-otot dan syaraf yang
menggerakkan rangka. Otot dan syaraf bekerja melalui perintah otak agar terciptalah suatu
gerakan yang diinginkan. Otot lengan merupakan otot-otot yang menempel pada bagian lengan
mulai dari lengan atas hingga lengan bawah. Kekuatan otot lengan adalah kemampuan otot
lengan untuk mengembangkan kekuatan maksimum dengan memaksimalkan kontraksi untuk
mengatasi beban dan hambatan (Alimin 2019). Sejalan yang dikemukakan oleh Moeliono
(1993)kekuatan otot menggambarkan kontraksi maksimal yang dihasilkan otot-otot atau
sekelompok otot. Sedangkan menurut Sukadiyanto (2002) mendefinisikan kekuatan secara
fisiologi, kekuatan adalah kemampuan neuromusculer untuk mengatasi tahanan beban luardan
beban dalam. Tingkat kekuatan olahragawan dipengaruhi oleh keadaan : panjang pendeknya
otot, besar kecilnya otot, jauh dekatnya titik beban dengan titik tumpu, tingkat kelelahan, jenis
otot merah atau putih, potensi otot, pemanfaatan potensi otot, teknik dan kemampuan kontraksi
otot.

Otot–otot pada tubuh manusia memiliki fungsinya masing-masing dan bekerja sesuai
fungsinya. Otot lengan terdiri dari otot lengan atas dan otot lengan bawah. Menurut Syaifuddin
(1997) otot lengan atas terdiri dari otot – otot fleksor yaitu M.Bicep Braki, M.Brakialis, M.
Korakobrakialis dan otot ekstensor yaitu M.trisep Braki. Sedangkan otot lengan bawah terdiri
atas otot : ekstensor karpiradialis longus, ekstensor karepiradialis brevis, ekstensor karpi ulnaris,
supinator, pronator teres, fleksor karpiradialis, palmaris longus, fleksor karpi ulnaris, fleksor
digitorum profundus, ekstensor digitorum. Menurut Dwijayanti (2017) faktor yang
mempengaruhi kekuatan otot lengan adalah jumlah serabut otot, jumlah unit gerak yang paling
mendukung saat bekerja, kekuatan syaraf otot dalam merespon impuls syaraf, kepadatan kapiler
pada serabut otot, sumber energy pada kosntraksi dan jumlah komponen yang menyusun serabut
otot yang tersedia. Berdasarkan kegunaan strength dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
1).Kekuatan maksimal adalah kemampuan dalam otot kontraksi maksimal serta dapat melawan
atau menahan beban yang maksimal pula. 2).Kekuatan daya ledak adalah kemampuan sebuah
otot atau segerombolan otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam satu
gerakan yang utuh. 3) Power endurance (kekuatan atau daya tahan) adalah kemampuan tahan
lama kekuatan otot untuk melawan tahanan yang tinggi intensitasnya.

Kekuatan Otot Punggung

Dalam olahraga, otot punggung yang sangat besar yang kuat dan terlatih baik memiliki
peranan penting yang akan mendukung performa seorang Atlet. Menurut Raven (1981) otot
punggung merupakan otot-otot batang badan yang berfungsi untuk penegak badan hal ini sejalan
dengan Sajoto (1995)otot punggung adalah salah satu otot penyangga tubuh yang berada di pusat
tubuh manusia. Otot punggung perlu dilatih agar lebih kuat menyangga tubuh, dan tak mudah
cedera. Dengan otot punggung yang kuat maka seluruh aktivitas sehari-hari akan menjadi lebih
mudah, begitu juga dengan olahraga. Sejalan yang dikemukakan oleh Menurut Jossef Nossek
yang dikutip (Suharno 1981:134) kekuatan otot adalah kemampuan otot untuk mengatasi atau
melawan beban saat menjalankan aktivitas. Sedangkan menurut Tim Fisiologi UNY dalam buku
Petunjuk Praktikum Fisiologi Manusia menjelaskan bahwa kekuatan otot sangat dipengaruhi
oleh MCV (maksimum Contraksi voluntere), kehendak untuk berkontraksi, besar kecilnya otot,
dan tingkat kelelahan.

Otot punggung dibagi menjadi tiga bagian Syaifuddin (1997:41),yaitu: 1. Otot yang ikut
menggerakkan lengan: a)Trapezius (otot kerudung). b). Muskulus latisimus dorsi (otot punggung
lebar). c). Muskulus romboid (otot belah ketupat). 2. Otot antara ruas tulang belakang dan iga a).
Muskulus seratus posterior inferior (otot gergaji belakang bawah). b) Muskulus seratus posterior
superior. 3 Otot punggung sejati a) Muskulus inter spinalis transversi dan muskulus spinalis. b)
Muskulus sakro spinalis (muskulus erektor spina) c). Muskulus quadratus lomborum.

Struktur otot punggung termasuk dalam kategori core muscle atau otot pusat tubuh
Ahmad (2012). Dalam dunia binaraga otot-otot punggung hanya difokuskan pada otot punggung
bagian luar yang dapat dilatih dan dapat dinilai perkembangannya. Seperti yang kita ketahui
bersama bahwa kekuatan otot punggung merupakan salah satu sentral yang sangat berperan
dalam peningkatan prestasi cabang olahraga yang menggunakan otot punggung (Sukadiyanto,
2002). Otot punggung yang lemah menggambarkan potensi cedera yang tinggi, karena otot
punggung adalah salah satu otot penyangga tubuh yang berada di pusat tubuh manusia (Yoyo,
2002). Oleh karena itu, salah satu pelatihan yang dapat menunjang peningkatan kekuatan otot
punggung adalah back up. Beck up yang dilakukan dengan penambahan beban pada punggung
dan dikombinasikan dengan repetisi dan set yang sesuai dengan takaran pelatihan(Adiatmika and
Santika 2016).

DAFTAR PUSTAKA

Adiatmika, I Putu Gede, & I Gusti Ngurah Adi Santika. 2016. Tes Dan Pengukuran Olahraga.
Bali: Udayana University Press.
Adityatama, Firman. 2017. “Hubungan Power Otot Tungkai, Koordinasi Mata Kaki Dan
Kekuatan Otot Perut Dengan Ketepatan Menembak Bola.” JUARA : Jurnal Olahraga
2(2):82. doi: 10.33222/juara.v2i2.37.
Adhi, Bayu Purwo, Sugiharto, and Tommy Soenyoto. 2017. “Pengaruh Latihan Dan Kekuatan
Otot Tungkai Terhadap Power Otot Tungkai.” Journal of Physical Education and Sports
6(1):7–13.
Ahmad, Paturisi. 2012. Managemen Pendidikan Jasmani Dan Olahraga. Jakarta: Rineka Cipta.
Alimin. 2019. “Pengaruh Power Lengan, Panjang Lengan, Dan Koordinasi Mata Tangan
Terhadap Keterampilan Passing Bawah Dalam Permainan Bola Voli Pada Siswa SMK
Negeri 10 Makassar.” Jurnal Ilmu Keolahragaan 10 (02):79–88. doi:
https://doi.org/10.21009/GJIK.102.02.
Azis, Muhamad Abdul, Mochamad Zakky Mubarok, and Dicky Oktora Mudzakir. 2020.
“Hubungan Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Hasil Keterampilan Long Passing Pemain
Sepak Bola.” Jurnal Kependidikan Jasmani Dan Olahraga 4(2):62–67.
Bompa, T. O. 1996. Theory and Methodology of Training; The Key to Atletic Performance.
Ontario Canada: Kendall/Hutt.
Hasanuddin, M. Imran. 2019. “Kontribusi Kekuatan Otot Lengan Dan Daya Ledak Otot TUngkai
Terhadap Kemampuan Renang Gaya Bebas 50 Meter.” CENDEKIA: Jurnal Ilmiah
Pendidikan 7(1):67–78. doi: 10.33659/cip.v7i1.121.
Karlina, D. 2017. “Hubungan Antara Kekuatan Otot Lengan Dengan Kekuatan Otot Perut
Terhadap Kemampuan Servis Bolavoli Pada Siswa Putra Kelas x Sma Negeri 1 Ngempak
Tahun Ajaran 2016/2017.” Jurnal Ilmiah Penjas 3(1).
Karola, Rahel Helsi, and Padli. 2019. “Pengaruh Latihan Plyometric Terhadap Kemampuan
Daya Ledak Otot Tungkai.” Jurnal Patriot, Universitas Negeri Padang 1(3):1088–1100.
Latihan, Pengaruh, Kekuatan Otot, Tungkai Terhadap, Hasil Smash, Ekstrakurikuler Bola, and
Voli Pendidikan. 2019. “Jurnal.” 1(1).
Lens, Kr. 2011. Teknik Otot Untuk Pendidikan Jasmani. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Lutan, R. 2001. Pembaharuan Pendidikan Jasmani Di ndonesia. Jakarta: Depdiknas.
Marza, Yozel Wigia, and Argantos. 2020. “Kontribusi Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Dan
Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada
Mahasiswa.” Jurnal Patriot 2(2):212–14.
Mohammad, S. 1995. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta: Depdikbut.
Moeliono, A. M. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Nugroho, Reza Adhi, Rizki Yuliandra, Aditya Gumantan, and Imam Mahfud. 2021. “Pengaruh
Latihan Leg Press Dan Squat Thrust Terhadap Peningkatan Power Tungkai Atlet Bola
Voli.” Jendela Olahraga 6(2):40–49. doi: 10.26877/jo.v6i2.7391.
Nurhasan. 2015. Permainan Bolavoli. Jakarta: Dirjen Olahraga.
Rasyid, Harun Al, Yasep Setyakarnawijaya, and Ika Novitaria Marani. 2017. “Hubungan
Kekuatan Otot Tungkai Dan Kekuatan Otot Lengan Dengan Hasil Renang Gaya Bebas 50
Meter Pada Atlet Millennium Aquatic Swimming Club.” Jurnal Ilmiah Sport Coaching and
Education 1(1):71–85. doi: 10.21009/jsce.01106.
Raven, Madeleine. 1981. Atlas Anatomi. Semarang: Dahara.
Rosandi, Anintya Sada, and Andun Sudijandoko. 2022. “Peningkatan Kebugaran Jasmani
Melalui Pemberian Olahraga Masyarakat Senam Aerobik Mix Pada Masyarakat Dusun
Morkolak Barat Desa Kramat Kecamatan Bangkalan.” Indonesian Journal of
Kinanthropology (IJOK) 2(1):11–17. doi: 10.26740/ijok.v2n1.p11-17.
Setiawan, Anang, Fauzan Effendi, and Muhammad Toha. 2020. “Dikaitkan Dengan Kekuatan
Otot Lengan Dan Koordinasi Mata-Tangan.” 10:50–56.
Suharno. 1981. Ilmu Kepelatihan Yogyakarta. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.
Sukadiyanto. 2002. Pengantar Teori Dan Metodologi Melatih Fisik. Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta Fakultas Ilmu Keolahragaan.
Sukadiyanto. 2002. Pengantar Teori Dan Metodologi Melatih Fisik. Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta Fakultas Ilmu Keolahragaan.

Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
Syaifuddin. 2007. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
Widhiyanti, Komang, Ayu, Tri, Ni, Wayan Ariawati, Agustinus Dei, I, Kadek, Yudha Pranata, I,
Wayan Adnyana, and I, Nyoman Suarjana. 2023. “Pelatihan Lunges Meningkatkan
Kekuatan Otot Tungkai Atlet Sepak Bola.” Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi
9(1):89–96.
Yoyo, Bahagia. 2002. Media Dan Pembelajaran Penjas. Bandung: FPOK UPI.

Anda mungkin juga menyukai