Anda di halaman 1dari 22

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Hakekat Kebugaran Jasmani

Kebugaran jasmani erat hubungannya dengan kesegaran

keseluruhan, dimana kemampuan fisik, mental, dan spiritual mampu berbuat

dengan sebaik-baiknya untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik

kewajiban pribadi, kewajiban keluarga, kewajiban dalam masyarakat serta

kewajibannya dalam berbangsa dan bernegara. Manusia yang memiliki

kesegaran keseluruhan adalah manusia yang berpandangan sehat dan segar

pada kehidupan dan masa depannya. Siapa yang sehat dialah yang memiliki

masa depan. Djoko Pekik Irianto (2004: 2) menyatakan bahwa kebugaran

jasmani adalah kebugaran fisik (physical fitness), yakni kemampuan

seseorang melakukan kerja sehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan

yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya.

Kebugaran digolongkan menjadi kelompok:

a. Kebugaran statis: keadaan seseorang yang bebas dari penyakit dan


cacat atau disebut sehat.
b. Kebugaran dinamis: kemampuan, seseorang bekerja secara efisien
yang tidak memerlukan keterampilan khusus, misalnya berjalan,
berlari, melompat, dan mengangkat.
c. Kebugaran motoris: kemampuan seseorang bekerja secara efisien
yang menuntut keterampilan khusus. Seorang pelari dituntut
memiliki teknik berlari dengan benar untuk memenangkan lomba,
seorang pemain sepakbola dituntut berlari cepat sambil menggiring
bola, seorang pemain voli harus dapat melompat sambil memutar
badan untuk melakukan smash, dan lain-lain.

8
Menurut Mutohir, dkk (2007: 51) bahwa Kebugaran jasmani adalah

kesanggupan tubuh untuk melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan

yang berarti. Muhajir (2006:79) menyatakan bahwa kebugaran jasmani

adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh untuk melakukan penyesuaian

(adaptasi) terhadap pembebasan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja

yang dilakukan sehari-hari) tanpa menimbulkan kelelahan berlebihan yang

berarti.

Menurut Surtiyo Utomo dan Suwandi (2008:60) bahwa kebugaran

jasmani adalah kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas sehari-hari

tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Kebugaran Jasmani dapat diartikan

sebagai kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa

mengalami kelelahan yang berarti. Hal ini berarti seseorang masih memiliki

energi cadangan untuk memenuhi waktu luang dan menghadapi hal-hal

darurat yang tidak terduga sebelumnya. Kebugaran jasmani yang

dibutuhkan setiap individu untuk bergerak dan melakukan pekerjaan tidak

sama, sesuai dengan gerak atau pekerjaan yang dilakukan. Kebugaran

jasmani yang dibutuhkan oleh seorang pelajar berbeda dengan anggota TNI,

olahragawan, atau karyawan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kebugaran

jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan sehari-

hari secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga

masih mempunyai cadangan energi yang cukup untuk melakukan aktivitas

selanjutnya.

9
2. Komponen Kebugaran Jasmani

Komponen-komponen kebugaran jasmani perlu dimengerti oleh

setiap orang dimana komponen memiliki ciri tersendiri yang berfungsi

pokok pada kebugaran jasmani seseorang, agar dapat dikatakan kondisi

fisiknya baik atau kebugaran jasmaninya lebih baik, maka status setiap

komponen kondisi fisiknya juga harus dalam keadaan baik. komponen-

komponen kesegaran jasmani terdiri atas: Kekuatan dan daya tahan otot,

daya tahan respirasi-kardiovaskular, tenaga otot, kelentukan, kecepatan,

kelincahan, koordinasi, keseimbangan, dan ketepatan. Menurut pendapat

Djoko Pekik Irianto (2004: 4), bahwa kebugaran yang berhubungan dengan

kesehatan memiliki empat komponen dasar yaitu meliputi:

a. Daya tahan paru jantung, kemampuan paru jantung mensuplai


oksigen untuk kerja otot dalam jangka waktu yang lama.
b. Kekuatan dan daya tahan otot
1) Kekuatan otot adalah kemampuan otot untuk melawan
beban dalam satu usaha.
2) Daya tahan otot adalah kemampuan otot untuk melakukan
serangkaian kerja dalam waktu yang lama.
c. Kelentukan adalah kemampuan persendian secara leluasa.
d. Komposisi tubuh adalah perbandingan berat tubuh berupa lemak
dengan berat tubuh tanpa lemak yang dinyatakan dalam persentase
lemak tubuh.

Rusli Lutan (2001: 63) menyatakan bahwa komponen-komponen

kebugaran jasmani dibagi menjadi dua macam yaitu kebugaran yang

berkaitan dengan kesehatan dan kebugaran yang berkaitan dengan

performa.

a. Kebugaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan mengandung


empat unsur pokok yaitu:
1) Kekuatan otot
2) Daya tahan otot

10
3) Daya tahan aerobik, dan
4) fleksibilitas
b. Kebugaran jasmani yang berkaitan dengan performa mengandung
lima unsur pokok yaitu:
1) Koordinasi
2) Agilitas
3) Kecepatan gerak
4) Power, dan
5) Keseimbangan

Menurut Surtiyo Utomo dan Suwandi (2008:60). bahwa dalam

kebugaran jasmani terdapat komponen yang dibagi dalam dua kelompok

yaitu:

a. Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan.


Komponen kebugaran jasmani yang berhubungan dengan
kesehatan, yaitu daya tahan kardiovaskuler (cardiovaskuler
endurance), kekuatan otot (muscle endurance), daya tahan otot
(muscle strength), fleksibilitas (flexibility), dan komposisi tubuh
(body composition)
b. Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan
Adapun kebugaran jasmani yang terkait dengan keterampilan, yaitu
kecepatan (speed), kecepatan reaksi (reaction speed), daya ledak
(Power), kelincahan (agility), keseimbangan (balance), ketepatan
(accuracy), dan koordinasi (coordination)

Menurut Muhajir (2006: 79) bahwa berkenaan dengan pembinaan

kondisi fisik untuk meningkatkan kebugaran jasmani, kita perlu mengenal

beberapa unsur-unsur kebugaran jasmani yang perlu dilatih. Unsur-unsur

tersebut, antara lain kekuatan, daya tahan otot jantung dan paru-paru,

kelincahan, daya ledak (power) dan kelentukan.

Menurut Toho Cholik Mutohir, dkk (2007: 55) beberapa komponen

penting dalam kebugaran jasmani, yaitu daya ledak ( Explosive strength,

muscular power), kecepatan (Speed), kelentukan (Flexibility), kelincahan

11
(Agility), ketepatan (Accuracy), reaksi (Reaction), keseimbangan (Balance),

dan koordinasi (Coordination)

Setelah diperhatikan dengan seksama dari beberapa pendapat di atas

dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kebugaran jasmani mengandung

beberapa macam komponen penting yaitu daya tahan kardiovaskuler, daya

tahan otot, kekuatan otot, kecepatan, kelincahan, kelentukan, kesimbangan,

koordinasi, power, dan komposisi tubuh.

Untuk lebih jelasnya masing-masing komponen kebugaran jasmani

tersebut akan dibahas sebagai berikut:

a. Daya tahan kardiovaskuler

Menurut Djoko Pekik, (2004: 4) bahwa yang dimaksud dengan

daya tahan jantung-paru adalah kemapuan paru-paru dan jantung

mensuplai oksigen untuk kerja otot dalam waktu yang lama. Pendapat

lain menjelaskan bahwa daya tahan kardiovaskuler yaitu kapasitas

system jantung, paru-paru, dan pembuluh darah untuk berfungsi secara

optimal dalam melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami

kelelahan yang berarti (Surtiyo Utomo dan Suwandi, 2008:61)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

daya tahan kardiovaskuler adalah kemampuan kerja otot jantung dan paru

dalam mensuplai oksigen keseluruh tubuh dalam waktu yang relatif

lama.

12
b. Daya tahan otot

Menurut Surtiyo Utomo dan Suwandi (2008:61) bahwa daya

tahan otot adalah kapasitas sekelompok otot untuk melakukan kontraksi

yang beruntun terhadap suatu beban dalam jangka waktu tertentu.

Pendapat lain dari Djoko Pekik, (2004: 4) bahwa daya tahan otot adalah

kemampuan otot melakukan serangkaian kerja dalam waktu yang lama.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan

bahwa yang dimaksud dengan daya tahan otot adalah kemampuan otot

atau sekelompok otot untuk melakukan serangkaian aktivitas secara

berulang-ulang dalam waktu yang relatif lama.

c. Kekuatan otot

Djoko Pekik (2004: 4) mengatakan bahwa kekuatan otot adalah

kemampuan otot melawan beban dalam satu usaha. Pendapat lain

menjelaskan bahwa kekuatan otot adalah tenaga, gaya atau tegangan

yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu

kontraksi dengan beban maksimal, (Surtiyo Utomo dan Suwandi,

2008:61)

Berdasarkan pendapat di atas bahwa yang dimaksud dengan

kekuatan otot adalah kemampuan otot atau sekelompok otot pada suatu

konstraksi maksimal untuk melawan beban dalam suatu aktivitas tertentu.

d. Kecepatan

Menurut Toho Cholik Mutohir, dkk (2007: 55) kecepatan adalah

Kemampuan untuk mengerjakan suatu aktivitas yang berulang-ulang

13
serta berkesinambungan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Abdulkadir Ateng (1992: 67) menyatakan bahwa kecepatan adalah

Kemampuan individu untuk melakuakan gerakan yang berulang-ulang

dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

yang dimaksud dengan kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk

melakukan gerakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

e. Kelincahan

Abdulkadir Ateng (1992: 67) menyatakan bahwa kelincahan

adalah kemampuan untuk merubah posisi tubuh. Menurut Surtiyo Utomo

dan Suwandi (2008: 61) bahwa kelincahan adalah kemampuan tubuh

untuk melakukan perubahan arah secara cepat tanpa adanya gangguan

keseimbangan. Sedangkan Toho Cholik Mutohir, dkk (2007:56)

berpendapat kelincahan adalah kemampuan tubuh atau bagian tubuh

untuk mengubah arah gerakan secara mendadak dalam kecepatan tinggi.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

yang dimaksud dengan kelincahan adalah kemampuan otot atau

sekelompok otot-otot tubuh dalam mengubah arah dalam tempo yang

cepat.

f. Kelentukan

Pendapat dari Surtiyo Utomo dan Suwandi (2008:61) bahwa

kelentukan adalah kemungkinan gerak seluas-luasnya pada sendi tubuh.

Pendapat lain dari Djoko Pekik Irianto (2004: 68) bahwa kelentukan

14
adalah kemampuan persendian bergerak secara leluasa. Kualitas

kelentukan dipengaruhi oleh: struktur sendi, kualitas otot, tendo dan

ligament, usia, suhu, dan lain-lain.

Berdasarkan pendapat di atas bahwa yang dimaksud dengan

kelentukan atau fleksibilitas adalah kemampuan otot-otot tubuh atau

persendian tubuh untuk bergerak secara leluasa.

g. Keseimbangan

Surtiyo Utomo dan Suwandi (2008: 61) menyatakan bahwa

keseimbangan adalah kemampuan tubuh mempertahankan posisi tubuh

secara tepat pada saat melakukan gerakan. Pendapat Toho Cholik

Mutohir, dkk (2007: 56) bahwa keseimbangan adalah Kemampuan tubuh

untuk melakukan reaksi atas setiap perubahan posisi tubuh dimana tubuh

tetap dalam keadaan stabil dan terkendali.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa yang dimaksud dengan keseimbangan adalah kemampuan tubuh

dalam usaha badan tetap dalam posisi seimbang baik dalam posisi diam

maupun dalam posisi bergerak.

h. Koordinasi

Menurut Surtiyo Utomo dan Suwandi (2008: 62) menyatakan

bahwa koordinasi adalah kemampuan tubuh untuk melakukan gerakan

secara tepat, cermat dan efisien. Toho Cholik Mutohir, dkk (2007: 56)

bahwa Koordinasi adalah kemampuan tubuh untuk mengintregasikan

15
berbagai gerakan yang berbeda menjadi sebuah gerakan tunggal yang

harmonis dan efektif.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa yang dimaksud dengan koordinasi adalah suatu gerakan yang

harmonis yang menggunakan indra penglihatan dan pendengaran

bersama-sama dengan bagian tubuh tertentu di dalam melakukan

rangkaian gerakan.

i. Power

Menurut Majalah Ilmiah Olahraga FIK, UNY (2007: 30) power

adalah berhubungan dengan laju ketika seseorang melakukan kegiatan

atau daya ledak merupakan hasil dari daya X kecepatan. Rusli Lutan

(2001:69) menyatakan power adalah kemampuan untuk mengerahkan

usaha maksimal secepat mungkin.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan power adalah kemampuan otot untuk melakukan usaha

dengan waktu yang relatif cepat.

3. Faktor yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani

diantaranya dengan melakukan aktivitas jasmani secara bertahap dan teratur,

gizi yang memadai, dan istirahat yang cukup. Bagi anak usia SD perlu

dilakukan pemeriksaan secara teratur, pemilihan aktivitas dalam program

pendidikan jasmani sesuai dengan umurnya, melakukan rekreasi dan

16
pemenuhan makanan yang bergizi, melakukan olahraga atau latihan fisik

yang baik dan terprogram dengan baik.

Menurut Rusli Lutan (2001: 71) menyatakan bahwa ada beberapa

faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani. Faktor itu mencakup

intensitas, kekhususan, frekuensi, dan kekhasan perorangan. Berikut

penjelasannya secara lebih lengkap yang tersaji di bawah ini:

a. Intensitas
Untuk meningkatkan kebugaran jasmani, seseorang harus melakukan
tugas kerja yang lebih berat dari kebiasaannya. Hal ini dapat
dilakukan baik dengan menambah beban kerjanya atau
mempersingkat waktu pelaksanaannya. Penanganan beban yang
selalu meningkat, melebihi beban yang telah diatasi disebut prinsip
beban lebih (over load).
b. Kekhususan
Peningkatan dalam berbagai aspek kebugaran jasmani adalah bersifat
spesifik, sesuai dengan jenis latihan yang ditunjukkan terhadap
kelompok otot yang terlibat. Latihan kekuatan misalnya, tentu tidak
akan banyak berpengaruh terhadap peningkatan daya tahan aerobik.
Jadi, setiap jenis latihan ditunjukkan ke arah pembinaan unsur
pembinaan yang lebih khusus.
c. Frekuensi Latihan
Latihan yang tidak teratur, kadang-kadang berlatih, dan kadang-
kadang diselingi dengan masa istirahat yang lama juga sama
buruknya dengan tidak berlatih. Persoalan ini disebut
ketidaksinambungan latihan, suatu kelemahan dalam pembinaan.
Otot-otot yang dilatih secara teratur dengan frekuensi yang cukup,
akan mengalami perkembangan. Serabut ototnya semakin bertambah
tebal, dan karena itu otot menjadi semakin besar.
d. Bersifat Perorangan
Setiap orang mengalami peningkatan kebugaran jasmaninya dengan
tempo peningkatan yang berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor, seperti usia, bentuk tubuh, keadaan gizi, berat
badan, status kesehatan, dan kuat lemahnya motivasi.
e. Motivasi Berlatih
Ketika masih kecil, anak-anak begitu senang bermain atau
melakukan aktivitas jasmani. Ketika usianya semakin meningkat,
kegairahan itu justru semakin berkurang. Keadaan ini tampak,
misalnya pada jenjang SMU, terutama pada anak wanita. Persoalaan
penting yang berkaitan dengan kesiapan untuk berlatih, selain sikap

17
positif terhadap aktivitas jasmani, juga faktor dorongan untuk
berpartisipasi dalam kegiatan itu.

Menurut Djoko Pekik Irianto (2004:7) untuk mendapatkan

kebugaran yang memadai diperlukan perencanaan sistematik melalui

pemahaman pola hidup sehat bagi setiap lapisan masyarakat, meliputi tiga

upaya bugar yaitu, makan, istirahat, dan olahraga.

a. Makan
Untuk dapat mempertahankan hidup secara layak setiap manusia
memerlukan makan yang cukup. Baik kuantitas maupun kualitas,
yakni memenuhi syarat makanan sehat berimbang, cukup energi, dan
nutrisi.
b. Istirahat
Tubuh manusia tersusun atas organ, jaringan, dan sel yang memiliki
kemampuan kerja terbatas. Seseorang tidak akan mampu bekerja
terus-menerus sepanjang hari tanpa berhenti. Kelelahan adalah salah
satu indikator keterbatasan fungsi tubuh manusia. Untuk itu istirahat
sangat diperlukan agar tubuh memiliki kesempatan melakukan
recovery (pemulihan) sehingga dapat melakukan kerja atau
beraktivitas sehari-hari dengan nyaman.
c. Berolahraga
Banyak cara dilakukan oleh masyarakat untuk mendapatkan
kebugaran, misalnya dengan melakukan masase, mandi uap (sauna,
steam), berendam di pancaran air hangat (whirpool), dan berlatih
olahraga. Berolahraga adalah salah satu alternatif paling efektif dan
aman untuk memperoleh kebugaran sebab berolahraga mempunyai
multi manfaat, antara lain manfaat fisik (meningkatkan komponen
kebugaran), manfaat psikis (lebih tahan terhadap stress, lebih mampu
berkonsentrasi), dan manfaat sosial (menambah percaya diri dan
sarana berinteraksi).

Djoko Pekik Irianto (2004:16) menjelaskan bahwa keberhasilan

mencapai kebugaran sangat ditentukan oleh kualitas latihan yang meliputi:

tujuan latihan, pemilihan model latihan, penggunaan sarana latihan, dan

yang lebih penting lagi adalah takaran atau dosis yang dijabarkan dalam

konsep FIT (Frekuensi, Intensity, and Time).

18
a. Frekuensi
Frekuensi adalah banyaknya unit latihan per minggu. Untuk
meningkatkan kebugaran perlu latihan 3-5 kali per minggu.
Sebaiknya pelaksanaannya dilakukan berselang, misalnya: Senin,
Rabu, Jumat, sedangkan hari yang lain digunakan untuk istirahat
agar tubuh memiliki kesempatan melakukan recovery (pemulihan)
tenaga.
b. Intensitas
Kualitas yang menunjukkan berat ringannya latihan disebut
intensitas. Besarnya intensitas tergantung pada jenis dan tujuan
latihan. Latihan aerobik menggunakan pedoman kenaikan detak
jantung.
c. Time
Time adalah waktu atau durasi yang diperlukan setiap kali berlatih.
Untuk meningkatkan kebugaran paru jantung dan penurunan berat
badan diperlukan waktu latihan 20-60 menit.

4. Macam-Macam Tes Kesegaran Jasmani

a. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) umur 10-12 tahun

Kegunaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) untuk anak

umur 10-12 tahun ini adalah untuk mengukur dan menentukan tingkat

kebugaran jasmani anak umur 10-12 tahun. Berikut penjelasan tentang

Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) untuk anak umur 10-12

tahun:

1. Tes kesegaran jasmani Indonesia untuk anak umur 10-12


tahun laki-laki dan perempuan berupa serangkaian tes yang
terdiri dari:
a). Lari 40 meter,
b). Gantung siku tekuk,
c). Baring duduk 30 detik,
d). Loncat tegak,
e). Lari 600 meter.
2. Rangkaian tes kesegaran jasmani ini dilaporkan
reliabilitasi:
a). Untuk anak laki-laki sebesar ,911,
b).Untuk perempuan sebesar ,942,
Sedangkan validitasnya:
a). Untuk laki-laki sebesar ,804.
b). Untuk peremouan sebesar ,987.

19
3. Kegunaan dari Tes Kesegaran Jasmani Indonesia
untuk anak umur 10-12 tahun ini adalah untuk
mengukur dan menentukan tingkat kesegaran
jasmani anak umur 10-12 tahun.

b. Multi Stage Fitness Test/Bleep Test

Cara yang tepat untuk mengetahui komponen daya tahan dengan

melalui tes. Salah satu bentuk tes lapangan yang digunakan untuk

mengetahui VO2max adalah Multi Stage Fitness Test. Test ini harus

berlari dan bolak-balik menyentuh/menginjakkan salah satu kaki pada

garis akhir dan berputar untuk kembali berlari setelah bunyi bleep

terdengar(tunggu bunyi bleep terdengar). Pelaksanaan tes ini realtif

lebih mudah dan menggunakan areal yang tidak terlalu luas. Tes ini

dapat dilakukan secara massal.

c. Tes lari 2.400 meter

Tes ini merupakan bentuk tes yang paling sering dipergunakan

untuk menentukan kesegaran kardiovaskuler berdasarkan waktu yang

dicapai dengan lari atau boleh diselingi dengan berjalan sejauh 2.400

meter atau 2,4 kilometer. Isapan oksigen maksimal (Maximal Oxygen

Uptake = VO2max) dihitung berdasarkan waktu tempuh untuk

menyelesaikan jarak tersebut.

Alat yang diperlukan untuk melaksanakan tes ini adalah

stopwatch dan lintasan lari (sebaiknya satu kelilingnya berjarak 400

meter) atau lintasan / jalur jalan datar yang berjarak 2,4 meter dan

masih ada lanjutan bebas. Formulir dan alat tulis, nomor dada, dan

bendera start.

20
d. Step Test

Tes ini memerlukan waktu dan peralatan yang sedikit dan dapat

dilakukan hampir kepada semua orang, karena untuk menghitung

isapan aksigen maksimal, beban yang diberikan hanya submaksimal.

Test ini adalah test yang dilakuakan turun dan naik bangku dengan

tinggi 16 ¼ inci, yang sebenarnya hanya berlangsung selama tiga

menit. Denyut nadi rekavere diambil selama lima belas detik di antara

detik kelima dan dua puluh setelah melakukan tes.Alat yang

dipergunakan adalah bangku dengan tinggi 16 ¼ inci, stopwatch dan

metronome.

5. Manfaat Latihan Kebugaran Jasmani

Seseorang yang memiliki tingkat kesegaran jasmani tinggi akan

dapat melakukan pekerjaannya dengan baik, serta tubuhnya tetap segar

ketika berhenti bekerja dan pada saat istirahat. Pendapat Muhajir (2006: 79)

menyatakan bahwa manfaat melakukan latihan kebugaran jasmani secara

teratur dan benar dalam jangka waktu yang cukup antara lain untuk hal-hal

berikut:

a. Mempertahankan dan meningkatkan taraf kebugaran jasmani yang


baik.
b. Mengadakan koreksi terhadap kesalahan sikap dan gerak.
c. Membentuk sikap dan gerak.
d. Membentuk kondisi fisik (kekuatan otot, kelincahan, ketahanan,
keluesan, dan kecepatan).
e. Membentuk berbagai sikap kejiwaan (membentuk keberanian,
kepercayaan, dan kesiapan diri, serta kesanggupan bekerja sama).
f. Memberikan rangsangan bagi pertumbuhan tubuh, khususnya bagi
anak-anak.
g. Memupuk rasa tanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri dan
maasyarakat.

21
6. Bentuk-bentuk Latihan Kebugaran Jasmani

Menurut Muhajir (2006: 173) menyatakan bahwa untuk

meningkatkan kebugaran jasmani, kita perlu mengenal beberapa unsur-

unsur kebugaran jasmani yang perlu dilatih. Unsur-unsur tersebut, antara

lain:

a. Kelincahan (agility)

Bentuk-bentuk latihan kelincahan antara lain lari bolak-balik (shuttle-

run), lari belak-belok (zig-zag), dan jongkok berdiri (squat thrust).

b. Kecepatan (speed)

Bentuk-bentuk latihan kecepatan ada tiga macam, anatara lain sebagai

berikut:

1) Kecepatan sprint (sprinting speed)

Lari sebanyak 5-10 kali dengan jarak 30-80 meter dan intensitas

latihan lari 80%-100%.

2) Kecepatan reaksi (reaction speed)

Dengan permainan “hitam-hijau”, aba-aba mula-mula lambat,

kemudian makin lama makin cepat.

3) Kecepatan bergerak (speed of movement)

Lari cepat dengan jarak 40 dan 60 meter, lari dengan mengubah

kecepatan (mulai lambat makin lama makin cepat), lari naik bukit, dan

lari menuruni bukit.

c. Kadiovaskular (cardiovascular fitness)

22
Model latihan kontinu yang aman dan efektif untuk meningkatkan

kesegaran paru jantung antara lain: jogging, bersepeda, berenang, senam

aerobik, dayung, dan lain-lain.

d. Daya tahan dan kekuatan otot (endurance and strength)

Pembebanan untuk melatih kekuatan dan daya tahan otot dibedakan

menjadi dua macam:

1) Beban berat badan sendiri, misalnya sit-up menguatkan otot perut,

chin-up untuk otot lengan, back-up untuk otot punggung, dan lainnya.

2) Beban nyata, yakni menggunakan mesin beban (gym machine) dan

free weight (dambel, barbell, dan lain-lain).

e. Keseimbangan (balance)

1) Latihan keseimbangan dengan berdiri satu kaki.

2) Latihan keseimbangan dari sikap berdiri kemudian jongkok.

3) Latihan keseimbangan dari sikap duduk.

f. Kelentukan (flexibility)

1) Latihan kelentukan otot leher.

2) Latihan kelentukan sendi bahu.

3) Latihan kelentukan otot pinggang.

4) Latihan kelentukan sendi pinggul.

5) Latihan kelentukan sendi lutut.

6) Latihan kombinasi gerakan sendi pinggul, pinggang, dan lutut.

7) Latihan kelentukan sendi pergelangan.

23
7. Karasteristik daerah pinggir pantai kecamatan Ngmbol dan Grabag

kabupaten purworejo.

Sekolah dasar daerah pinggir pantai ini terletak di daerah

Kecamatan Ngombol dan Grabag Kabupaten Purworejo. SD N daerah

pinggir pantai terdiri dari dua SD di Kecamatan Ngombol yaitu SD N

Pagak, SD N Keburuhan,sedangkan di Kecamatan Grabag terdiri dari tiga

SD N yaitu SD N Dudukulon dan SD N Sumber Agung dan SD N wolo

jurutengah. Letak SD N Pagak dan SD N Keburuhan Kecamatan Ngombol

dan SD N Dudukulon, Sumberagung, Wolo juru tengah Kecamatan Grabag

Kabupaten Purworejo kondisi geografisnya berdekatan dengan daerah

pantai berkisar ± 500 meter dari pantai sehingga daerah ini termasuk dalam

daerah dataran rendah, udaranya lebih panas ,oksigennya lebih banyak.

Menurut (Depdiknas,2008:26) bahwa dataran rendah adalah wilayah di

daratan dengan ketinggian antara 0 – 200 meter di atas permukaan laut.

Pendapat lain dari ( Nurhadi dkk, 2009:10), menyatakan bahwa dataran

rendah adalah wilayah di permukaan bumi dengan ketinggian antara 0 –

500 meter dari permukaan laut, sehingga udaranya sangat panas.

Mata pencaharian penduduk sebagian besar adalah bertani,

beternak, nelayan, dan ada pula sebagaian yang berdagang. Penghasilan

mereka tidaklah menentu . Kondisi ekonomi masyarakat di daerah ini

termasuk dalam kategori rendah. Perhatian yang diberikan orang tua

terhadap anak baik secara kebutuhan maupun secara perkembangan bisa

dikatakan sangat kurang karena para orang tua sibuk dengan aktivitasnya

24
sendiri. Apabila diperhatikan sarana dan prasarana di sebagian besar

sekolah dasar tersebut kurang sesuai dan tidak sebanding dengan kebutuhan

peserta didik. Karena minimnya sarana dan prasarana mata pelajaran

Penjaskes yang ada sekolah-sekolah di daerah ini tidak pernah melakukan

pengecekan terhadap kondisi kebugaran jasmani siswa, sehingga tingkat

kebugaran jasmani siswa sekolah dasar di daerah ini belum diketahui secara

pasti.

Kondisi siswa di SD N Pagak, dan SD N Keburuhan Kecamatan

Ngombol dan Grabag Kabupaten Purworejo sangat homogen jika dilihat

dari status sosial dan jarak rumah siswa dengan sekolah. Sebagai contoh

siswa kelas IV,V SD N Pagak, dan SD N Keburuhan Kecamatan Ngombol

Kabupaten Purworejo. Banyak siswa yang berangkat ke sekolah hanya

berjalan kaki dan ada sebagian siswa yang berangkat ke sekolah

menggunakan sepeda sendiri. Siswa yang berjalan kaki sebagian besar

dikarenakan keterbatasan ekonomi keluarga untuk membelikan sepeda,

sehingga salah satu solusi agar mereka tetap bisa berangkat sekolah adalah

hanya berjalan kaki. Di daerah ini khususnya Kecamatan Ngombol dan

Grabag Kabupaten Purworejo jarang sekali ditemukan lapangan olahraga.

Karena minimnya sarana dan prasarana maka sekolah-sekolah di daerah

ini jarang melakukan pengecekan terhadap kondisi kebugaran jasmani

siswa, sehingga tingkat kebugaran jasmani siswa sekolah dasar yang ada di

daerah ini belum diketahui secara pasti.

25
B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Moh Tamzis (2011) dengan judul “Tingkat

Kebugaran Jasmani Siswa Kelas V se Gugus NyiAgeng Serang Kecamatan

Purwodadi Kabupaten Purworejo”. Penelitian ini merupakan penelitian

deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V se gugus Nyi

Ageng Serang Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo yang

berjumlah 91 siswa. Cara pengambilan sampel mengguanakan teknik

purposive sampling. 51 siswa terpilih sebagai sampel penelitian dan 40

siswa tidak masuk kriteria karena telah berusia lebih dari 12 tahun.

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah Tes

Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) untuk anak usia 10-12 tahun. Analisis

data menggunakan statistik deskriptif persentase. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa tingkat kebugaran jasmani siswa kelas V se gugus Nyi

Ageng Serang Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo rata-rata masuk

dalam kategori sedang, dengan rincian: tidak ada siswa yang masuk dalam

kategori baik sekali, 9 siswa (17,64%) kategori baik, 18 siswa (35,30%)

kategori sedang, 18 siswa (35,30%) kategori kurang, dan 6 siswa (11,76%)

kategori kurang sekali

2. Penelitian yang dilakukan oleh Puji Arifin (2011) dengan judul “Tingkat

Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Dasar Negeri 1 Kaligintung, Kecamatan

Pituruh, Kabupaten Purworejo Tahun Pelajaran 2010/2011”. Dalam

penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik tes dan

pengukuran. Instrumen yang digunakan adalah Tes Kesegaran Jasmani

26
Indonesia (TKJI) umur 6-9 tahun dan umur 10 – 12 tahun dari Depdiknas

tahun 2010. Populasi penelitian sebanyak 172 siswa kelas I, II, III, IV,V dan

VI SD Negeri 1 Kaligintung. Analisis data menggunakan deskriptif

kuantitatif dengan persentase dari TKJI Pusat Pengembangan Kualitas

Jasmani.

Hasil Penelitian menunjukan bahwa tingkat kebugaran jasmani siswa

SD Negeri 1 Kaligintung terdapat 0% siswa dalam klasifikasi baik sekali

(BS), 12 siswa (7,55%) dalam klasifikasi baik(B), 69 siswa (43,39%) dalam

klasifikasi sedang(S), 70 siswa (44,03%) dalam klasifikasi kurang(K), dan 8

siswa (5,03%) dalam klasifikasi kurang sekali(KS). Menurut umur tingkat

kebugaran siswa umur 6-9 tahun terdapat 0% siswa dalam klasifikasi baik

sekali (BS), 7 siswa (7,87%) dalam klasifikasi baik(B), 39 siswa (43,82%)

dalam klasifikasi sedang(S), 37 siswa (41,57%) dalam klasifikasi

kurang(K), dan 6 siswa (6,74%) dalam klasifikasi kurang sekali(KS).

Sedangkan tingkat kebugaran siswa umur 10-12 tahun terdapat 0% siswa

dalam klasifikasi baik sekali (BS), 5 siswa (7,14%) dalam klasifikasi baik

(B), 30 siswa (42,86%) dalam klasifikasi sedang(S), 33 siswa (47,14%)

dalam klasifikasi kurang(K), dan 2 siswa (2,86%) dalam klasifikasi kurang

sekali (KS)

C. Kerangka Berpikir

Kebugaran jasmani (physical fitness) adalah kemampuan seseorang

melakukan kerja sehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan yang

berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya. Kebugaran

27
jasmani yang diperlukan oleh masing-masing individu sangat berbeda-beda dan

bervariasi tergantung dari aktivitas maupun kegiatan yang dilakukan sehari-

hari. Di daerah pinggir pantai karena udara sangat panas dibutuhkan kebugaran

jasmani yang baik, dan ketahanan tubuh yang baik pula, sehingga diharapkan

seseorang akan mampu bekerja dengan produktif dan efisien, belajar lebih

bergairah dan bersemangat serta dapat berprestasi secara optimal, dan tangguh

dalam menghadapi kehidupan yang penuh tantangan baik sebagai pelajar,

mahasiswa, karyawan, ataupun olahragawan.

Faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani diantaranya komposisi

makanan, intensitas latihan, motivasi berlatih, kebiasaan hidup, latihan fisik

yang terprogram dan pemeriksaan secara berkala. Untuk selalu menjaga

kebugaran jasmani maka semua unsur tersebut harus terpenuhi dan

dilaksanakan dengan baik. Seseorang yang merasa sehat belum tentu bugar

sebab untuk dapat mengerjakan tugas sehari-hari seseorang tidak hanya

dituntut bebas dari penyakit saja, tetapi juga dituntut kebugaran dinamis. Oleh

karena itu, kita harus selalu menjaga dan meningkatkan kebugaran jasmani.

Perhatian yang diberikan orang tua kepada anak dalam melakukan

aktivitas dirumah belumlah cukup tanpa disertai dengan pengawasan yang

baik. Dalam masa pertumbuhan anak, perhatian dan pengawasan yang baik

sangat penting dalam menunjang perkembangan anak, sehinnga diharapkan

kelak anak akan tumbuh menjadi pribadi yang tangguh untuk menghadapi

tantangan dalam kehidupannya. Akan tetapi, banyak orang tua kurang

menyadari akan hal tersebut. Banyak orang tua membiarkan anaknya

28
melakukan hal-hal yang sebenarnya belum boleh untuk anak lakukan,

akibatnya masa pertumbuhan dan perkembangan anak terganggu atau

terhambat.

Sarana dan prasarana yang jauh dari kata layak mengakibatkan para

siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani

olahraga dan kesehatan. Apabila hal tersebut berlangsung cukup lama dan

berjalan terus menerus, maka akan berdampak pada kebugaran jasmani para

siswa itu sendiri. Selain itu juga berdampak pada aktivitas siswa sehari-hari

baik dalam belajar maupun dirumah.

Instrumen yang digunakan untuk mengetahui status kebugaran jasmani

siswa Sekolah Dasar kelas IV dan V SDN daerah dekat pantai Kecamatan

Ngombol dan Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo menggunakan Tes

Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) dari Kementrian Pendidikan Nasional

Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani tahun 2010 untuk anak umur 10-12

tahun. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) ini relevan dengan sampel

penelitian yang digunakan yaitu 5 (lima) SDN kelas IV dan V daerah dekat

pantai Kecamatan Ngombol dan Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo dan

sesuai dengan buku pegangan TKJI dari Depdiknas. Tes ini terdiri dari lima

butir tes yaitu: tes lari 40 meter, tes gantung siku tekuk, tes baring duduk 30

detik, tes loncat tegak, dan tes lari 600 meter.

29

Anda mungkin juga menyukai