Anda di halaman 1dari 4

Nama : Azzahra Nabilah Syahada

NIM : 2003851
Kelas : Pendidikan Kimia B 2020

KEBUGARAN JASMANI
Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menunaikan tugas sehari-hari
dengan mudah, tanpa merasa lelah yang berlebihan, serta mempunyai cadangan tenaga untuk
menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluan mendadak (Sumosardjuno, 1989). Menurut
Mikdar (2006: 45) kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan
tugas dan pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh masih
memiliki simpanan tenaga untuk mengatasi beban kerja tambahan. Kebugaran dapat
dikelompokkan menjadi (1) kebugaran statis, (2) kebugaran dinamis, dan (3) kebugaran motoris.
Kebugaran jasmani yang dibutuhkan setiap individu untuk bergerak atau melakukan pekerjaan
tidak sama, hal ini bergantung sesuai dengan gerak atau pekerjaan yang dilakukan. Kebugaran
jasmani yang dibutuhkan seorang pelajar berbeda dengan anggota TNI, atlet, dan pegawai
kantoran.
Kebugaran jasmani terdiri dari beberapa komponen seperti yang dikemukakan oleh Rusli
Lutan dan Adang Suherman (2000: 176), bahwa komponen jasmani meliputi: kekuatan otot,
daya tahan umum, daya tahan otot, dan kelentukan. Rusli Lutan (2001: 63) mengatakan juga
bahwa komponen-komponen kebugaran jasmani dibagi menjadi dua macam yaitu kebugaran
yang berkaitan dengan kesehatan dan kebugaran yang berkaitan dengan performa. Kebugaran
jasmani yang berkaitan dengan kesehatan di antaranya yaitu kekuatan otot, daya tahan otot, daya
tahan aerobic, dan fleksibelitas. Sementara kebugaran jasmani yang berkaitan dengan performa
di antaranya yaitu koordinasi, agilitas, kecepatan gerak, power, dan keseimbangan. Menurut
Bompa kemampuan fisik terdiri dari sepuluh komponen biomotorik, yaitu: (1) strength, (2)
muscular endurance yang terdiri dari cardio-respiratory endurance dan muscle endurance, (3)
explosive power, (4) speed, (5) flexibility, (6) accuracy, (7) reaction, (8) agility, (9) balance, (10)
coordination.
Menurut pendapat Djoko Pekik Irianto (2000: 4), bahwa kebugaran yang berhubungan
dengan kesehatan memiliki empat komponen dasar yaitu meliputi: daya tahan paru jantung,
kekuatan dan daya tahan otot, kelentukan, dan komposisi tubuh. Menurut Muhajir (2006: 79)
bahwa berkenaan dengan pembinaan kondisi fisik untuk meningkatkan kebugaran jasmani, kita
perlu mengenal beberapa unsur-unsur kebugaran jasmani yang perlu dilatih. Unsur-unsur
tersebut antara lain kekuatan, daya tahan otot jantung dan paru-paru, kelincahan, daya ledak
(power) dan kelentukan. Menurut Toho Cholik Mutohir, dkk (2007: 55) beberapa komponen
penting dalam kebugaran jasmani, yaitu daya ledak (explosive strength muscular power),
kecepatan (speed), kelentukan (flexibility), kelincahan (agility), ketepatan (accuracy), reaksi
(reaction), keseimbangan (balance), dan koordinasi (coordination).
Merujuk pada beberapa pendapat di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kebugaran
jasmani mengandung beberapa komponen penting yaitu daya tahan kardiovaskuler, daya tahan
otot, kekuatan otot, kecepatan, kelincahan, kelentukan, keseimbangan, koordinasi, power, dan
komposisi tubuh. Masing-masing komponen kebugaran jasmani akan dijelaskan lebih lanjut
sebagai berikut:
1) Daya tahan kardiovaskuler
Menurut Djoko Pekik (2004: 4) bahwa yang dimaksud dengan daya tahan jantung-paru
adalah kemampuan paru-paru dan jantung menyuplai oksigen untuk kerja otot dalam
waktu yang lama. Pendapat lain menjelaskan bahwa daya tahan kardiovaskuler yaitu
kapasitas sistem jantung, paru-paru, dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal
dalam melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti (Surtiyo
Utomo dan Suwandi, 2006: 61). Mengacu dari pendapat-pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa daya tahan kardiovaskuler adalah kemampuan kerja otot jantung dan
paru-paru dalam menyuplai oksigen dalam waktu yang relative lama.
2) Daya tahan otot
Menurut Djoko Pekik (2004: 4), daya tahan otot adalah kemampuan otot melakukan
serangkaian kerja dalam waktu lama. Ada pun pendapat lain yang menjelaskan bahwa
daya tahan otot adalah kapasitas sekelompok otot melakukan kontraksi yang beruntun
terhadap suatu beban dalam jangka waktu tertentu (Suwandi, 2008: 61). Sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa daya tahan otot adalah kemampuan otot untuk melakukan
aktivitas secara berulang-ulang dalam waktu yang relative lama. Latihan yang dapat
menambah daya tahan otot antara lain side jump, vertical jump, dan front jump.
3) Kekuatan otot
Surtiyo utomo dan Suwandi (2008: 61) menjelaskan bahwa kekuatan otot adalah tenaga,
gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu
kontraksi dengan beban maksimal. Djoko Pekik (2004: 4) berpendapat lain yang intinya
tetao sama, ia mengatakan bahwa kekuatan otot adalah kemampuan otot melawan beban
dalam satu usaha. Sehingga dapat diartikan bahwa kekuatan otot adalah kemampuan yang
dihasilkan oleh otot pada suatu konstraksi maksimal untuk melawan beban dalam suatu
aktivitas tertentu. Latihan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan komponen
kebugaran jasmani ini antara lain squat jump, sit up, push up, back up, dan angkat beban.
4) Kecepatan
Definisi kecepatan menurut Harsono (1988), adalah kemampuan untuk melakukan
gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu sesingkat-singkatnya
atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang cepat. Ada pendapat
lain yang menjelaskan bahwa kecepatan adalah kemampuan individu untuk melakukan
gerakan yang berulang-ulang dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Berdasarkan
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kecepatan adalah kemampuan seseorang
melakukan gerakan yang berulang dalam waktu sesingkat-singkatnya. Kecepatan sangat
diperlukan bagi para atlet, khususnya atlet lari pendek.
5) Kelincahan
Toho Cholik Mutohir, dkk (2007: 56) berpendapat kelincahan adalah kemampuan tubuh
atau bagian tubuh untuk mengubah arah gerakan secara mendadak dalam kecepatan
tinggi. Menurut Dedy Sumiyarsono (2006: 91), kelincahan adalah kemampuan seseorang
untuk berlari cepat dengan mengubah arahnya. Ismaryati (2008: 41) menjelaskan juga
bahwa kelicahan adalah kemampuan seseorang untuk dapat mengubah arah dengan cepat
dan tepat pada waktu bergerak tanpa kehilangan keseimbangan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk mengubah arah
geraknya dalam tempo yang cepat tanpa kehilangan keseimbangan.
6) Kelentukan
Pendapat dari Surtiyo Utomo dan Suwandi (2008: 61) bahwa kelentukan adalah
kemungkinan gerak seluas-luasnya pada sendi tubuh. Pendapat lain dari Djoko Pekik
Irianto (2004: 68) bahwa kelentukan adalah kemampuan persendian bergerak secara
leluasa. Kualitas kelentukan dipengaruhi oleh struktur sendi, kualitas otot, tendo dan
ligamen, usia, suhu, dan lain-lain. Kelentukan bisa dilatih dengan melakukan senam,
yoga, atau renang.
7) Keseimbangan
Pendapat dari Surtiyo Utomo dan Suwandi (2008: 61) bahwa keseimbangan adalah
kemampuan tubuh mempertahankan posisi tubuh secara tepat pada saat melakukan
gerakan. Pendapat Toho Cholik Mutohir, dkk (2007: 56) bahwa keseimbangan adalah
kemampuan tubuh untuk melakukan reaksi atas setiap perubahan posisi tubuh dimana
tubuh tetap dalam keadaan stabil dan terkendali.
8) Koordinasi
Menurut Surtiyo Utomo dan Suwandi (2008: 62) menyatakan bahwa koordinasi adalah
kemampuan tubuh untuk melakukan gerakan secara tepat, cermat, dan efisien. Toho
Cholik Mutohir, dkk (2007: 56) mengatakan bahwa koordinasi adalah kemampuan tubuh
untuk menintegrasikan berbagai gerakan yang berbeda menjadi sebuah gerakan tunggal
yang harmonis dan efektif. Mengacu dari beberapa pendapat di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa koordinasi merupakan suatu gerakan harmonis yang menggunakan
indra penglihatan dan pendengaran bersama-sama dengan bagian tubuh tertentu di dalam
melakukan rangkaian gerakan.
9) Power
Menurut Majalah Ilmiah Olahraga FIK, UNY (2007: 30) power berhubungan dengan laju
ketika seseorang melakukan kegiatan atau daya ledak merupakan hasil dari daya X
kecepatan. Rusli Lutan (2001: 69) menyatakan power adalah kemampuan untuk
mengerahkan usaha maksimal secepat mungkin. Sehingga power dapat didefinisikan
sebagai kemampuan otot untuk melakukan usaha dengan waktu yang relative cepat.
10) Komposisi tubuh
Komposisi tubuh adalah perbandingan berat tubuh berupa lemak dengan berat tubuh
tanpa lemak yang dinyatakan dalam persentase lemak tubuh (Djoko Pekik, 2004: 4).
Berat tanpa lemak mencakup otot, tulang, tulang rawan, dan organ vital (Len Kravitz,
2001: 7). Menurut Sumintarsih (2007: 29), komposisi tubuh berhubunan dengan
pendistribusian otot dan lemak di seluruh tubuh. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
komposisi tubuh adalah persentase berat tubuh berupa lemak dengan berat tubuh tanpa
lemak.
DAFTAR REFERENSI
Suharjana, F., & Purwanto, H. (2008). Kebugaran Jasmani Mahasiswa D II PGSD Penjas FIK
UNY. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, 5(2), 65-66. Diakses dari
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/130938495/Jurnal%20Olahraga001_2.pdf [10
Februari 2021].

Suharsih. (2012). TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SD NEGERI KELAS IV DAN V


DAERAH PINGGIR PANTAI KABUPATEN PURWOREJO. S1 Thesis, Universitas
Negeri Yogyakarta. Diakses dari https://eprints.uny.ac.id/9390/3/BAB%202%20-
%2010604227226.pdf [10 Februari 2021].

Anda mungkin juga menyukai