Anda di halaman 1dari 15

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Hakikat Kemampuan Motorik

Menurut Yanuar Kiram (1992: 1-4), gerak adalah suatu pergantian

posisi yang dilakukan oleh setiap orang. Gerak adalah sesuatu yang

ditampilkan oleh manusia secara nyata dan dapat diamati. Lebih lanjut

dikatakan bahwa gerak ibarat pupuk makanan bagi pertumbuhan dan

perkembangan. Kemampuan motorik penting dipelajari dalam

pembelajaran pendidikan jasmani karena kemampuan gerak merupakan

bagian dari ranah psikomotor, dan dalam pengembangannya dapat

berbentuk penguasaan keterampilan gerak sehingga prestasinya

meningkat.

Pendapat Sukintaka (1992: 15-16), bahwa kemampuan motorik

merupakan hasil gerak individu dalam melakukan gerak, baik gerak yang

bukan gerak olahraga maupun gerak dalam olahraga atau kematangan

penampilan keterampilan motorik. Kemampuan motorik mempunyai

pengertian yang sama dengan kemampuan gerak dasar, yang merupakan

gambaran umum kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas.

Pendapat lain dikemukakan Sukadiyanto (1997: 70), bahwa:

“kemampuan gerak adalah suatu kemampuan seseorang dalam

menampilkan keterampilan gerak yang lebih luas serta diperjelas bahwa

kemampuan motorik suatu kemampuan umum yang berkaitan dengan

9
   
penampilan berbagai keterampilan atau tugas gerak”. Kemampuan gerak

motorik merupakan suatu kemampuan umum seseorang yang berkaitan

dengan penampilan tugas gerak.

Menurut Rusli Lutan (2001:8), bahwa kemampuan motorik adalah

kapasitas seseorang yang berkaitan dengan pelaksanaan dan peragaan

suatu keterampilan yang dipelajari, sehingga akan memberi dampak pada

pertumbuhan dan perkembangan anak. Kemampuan motorik lebih tepat

merupakan kapasitas yang berkaitan dengan pelaksanaan dan peragaan

keterampilan yang relatif melekat pada anak. Faktor biologis, fisik,

kesehatan, gizi dianggap sebagai kekuatan utama yang berpangaruh

terhadap motorik dasar seseorang. Motorik dasar itulah yang kemudian

berperan sebagai landasan bagi perkembangan keterampilan. Mengutip

pendapat Amung Ma’mun dan Yudha Saputra (2000: 20), gerak (motor)

sebagai istilah umum untuk berbagai bentuk perilaku gerak manusia.

Psikomotor khusus digunakan pada domain mengenai perkembangan

manusia yang mencakup gerak manusia. Jadi gerak (motor) ruang

lingkupnya lebih luas dari pada psikomotorik. Psikomotorik mengacu pada

gerakan-gerakan yang dinamakan alih getaran elektrolit dari pusat otot

besar.

Beberapa pendapat di atas yang dimaksud kemampuan motorik

dalam penelitan ini adalah suatu kemampuan yang dapat diperoleh dari

keterampilan gerak umum yang berkaitan dengan pelaksanaan dan

10
   
peragaan suatu keterampilan yang dipelajari sehigga nantinya akan

memberikan dampak bagi pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut.

2. Unsur-unsur Kemampuan Motorik

Kemampuan seseorang berbeda-beda tergantung pada banyaknya

pengalaman gerakan yang dikuasainya. Kemampuan-kemampuan yang

terdapat dalam kemampuan keterampilan fisik yang dapat dirangkum

menjadi lima komponen, kekuatan, kecepatan, keseimbangan, koordinasi,

dan kelincahan yang juga unsur dari kemampuan motorik. Adapun unsur-

unsur yang terkandung dalam kemampuan motorik menurut Toho dan

Gusril (2004: 50), yaitu :

a. Kekuatan

Menurut Tobo Cholik Muthohir dan Gusril (2004: 50), bahwa

kekuatan adalah kemampuan sekelompok otot untuk menimbulkan

tenaga sewaktu kontraksi. Kekuatan otot harus dimiliki anak usia sejak

dini. Apabila tidak mempunyai kekuatan otot tentu dia tidak dapat

melakukan aktivitas bermain yang menggunakan fisik seperti berjalan,

berlari, melompat, melempar, memanjat, bergantung dan mendorong.

Pendapat senada dikemukakan Bompa yang dikutip Djoko Pekik

Irianto (2002: 66) bahwa kekuatan adalah otot atau sekelompok otot

untuk mengatasi tahanan. Ditegaskan oleh Sukadiyanto (2005: 81),

bahwa pengertian kekuatan secara fisiologis adalah kemampuan

neuromuscular untuk mengatasi tahanan beban luar dan beban dalam.

11
   
b. Koordinasi

Mengutip pernyataan Barrow (1979: 115), koordinasi dapat

diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk menggabungkan

beberapa bentuk gerakan menjadi bentuk yang lebih spesifik. Bompa

yang dikutip Djoko Pekik Irianto (2002: 66), mengemukakan bahwa

koordinasi adalah kemampuan melakukan gerakan pada berbagai

tingkat kesukaran dengan cepat dan tepat secara efisien. Pendapat yang

sejalan dikatakan Toho Cholik Muthohir dan Gusril (2004: 50), bahwa

koordinasi adalah kemampuan untuk mempersatukan atau memisahkan

dalam suatu tugas yang kompleks. Dengan ketentuan bahwa gerakan

koordinasi meliputi kesempurnaan waktu antara otot dan system

syaraf. Anak dalam melakukan lemparan harus ada koordinasi seluruh

anggota tubuh yang terlihat. Anak dikatakan baik koordinasi

gerakannya apabila ia mampu bergerak dengan mudah dan lancer

dalam rangkaian dan irama gerakannya terkontrol dengan baik.

Pernyataan Sajoto (1990: 17), bahwa koordinasi adalah kemampuan

seseorang mengintegrasi bermacam-macam gerakan yang berbeda

dengan pola gerakan tunggal yang efektif.

c. Kecepatan

Menurut Barrow (1976: 120), menyatakan bahwa secara umum

kecepatan didefinisikan sebagai kapasitas individu untuk berhasil

melakukan gerakan atas beberapa pola dalam waktu yang cepat.

Kecepatan dapat diukur dengan lari jarak pendek 40-60 yard.

12
   
Kecepatan gerakan dipengaruhi oleh berat badan, kapasitas badan,

kekenyalan otot, dan penampilan mekanis dari strukturalis seperti

panjang tungkai dan fleksibilitas tulang sendi. Pernyataan yang senada

dinyatakan Bompa yang dikutip Djoko Pekik Irianto (2002: 66),

perbandingan antara jarak dan waktu atau kemampuan untuk bergerak

dalam waktu singkat.

d. Keseimbangan

Menurut Muthohir dan Gusril (2004: 50), mengartikan

keseimbangan adalah kemampuan seseorang untuk mempertahan kan

tubuh dalam berbagai posisi. Keseimbangan dibagi dalam dua bentuk

yaitu: keseimbangan statis dan keseimbangan dinamis. Keseimbangan

statis merujuk pada suatu tempat, keseimbangan dinamis adalah

kemampuan untuk menjaga keseimbangan tubuh ketika berpindah dari

suatu tempat ke tempat lain. Senada dengan pernyataan Ismaryati

(2009: 48), bahwa keseimbangan dibedakan menjadi dua yaitu

keseimbangan statis dan dinamis. Keseimbangan statis adalah

kemampuan mempertahankan keadaan seimbanga dalam keadaan

diam. Keseimbangan dinamis adalah kemampuan mempertahankan

keadaan seimbang dalam keadaan bergerak.

e. Kelincahan

Menurut Robert V Hockey (1997: 156-159), kelincahan (agility)

adalah kemampuan untuk mengganti petunjuk dengan tepat dan cepat

saat bergerak dengan cepat. Kirkendall, Gruber, dan Johnson yang

13
   
dikutip Ismaryati (2009: 41), menyatakan bahwa kelincahan adalah

kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh atau bagian-

bagiannya secara tepat dan cepat. Pernyataan senada Barry L Johnson

Jack K Nelson (1979: 215), bahwa kelincahan diartikan sebagai

kemampuan tubuh untuk mengubah posisi tubuh dan tujuan dengan

sikap yang tepat. Ditegaskan Muthohir dan Gusril (2004: 50),

kelincahan adalah kemampuan seseorang mengubaharah dan posisi

tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak pada satu titik ke

titik lain dalam melakukan lari zig-zag, semakin cepat waktu yang

ditempuh maka semakin tinggi kelincahannya.

3. Fungsi Kemampuan Motorik

Menurut Rusli Lutan (2001: 45-47), bahwa pengembangan

keterampilan gerak dasar pada siswa Sekolah Dasar ditekankan pada

pengambangan dan pengayakan keterampilan geraknya. Semakin banyak

perbendaharaan gerak dasarnya, semakin terampil dalam kehidupan

sehari-hari termasuk melaksanakan keterampilan lainnya.

Pendapat berbeda dikemukakan Cureton yang dikutip oleh Toho

Cholik Mutohir dan Gusril (2004: 51), fungsi utama kemampuan motorik

adalah untuk mengembangkan kesanggupan dan kemampuan setiap

individu yang berguna untuk mempertinggi daya kerja. Semua unsur-unsur

kemampuan motorik pada siswa SD dapat berkembang melalui kegiatan

pendidikan jasmani dan aktivitas bermain yang melibatkan otot.

14
   
Pengalaman aktivitas gerak yang bermacam-macam akan semakin

melatih dan memperkaya unsur-unsur kemampuan gerak motorik siswa.

Apabila mendapatkan kesempatan lain yang sama ingatan akan

menyimpan pengalaman dan mempergunakannya untuk meresponnya.

Dengan banyaknya pengalaman gerak yang dilakukan siswa Sekolah

Dasar akan menambah kematangan dalam melakukan aktivitas gerak

motorik.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan motorik

Menurut Yanuar Kiram (1992:11) menyatakan bahwa kemampuan

motorik adalah kemampuan gerak seseorang dalam menampilkan

keterampilan atau tugas gerak secara luas dimana dalam pelaksanaan dan

peragaan gerakan-gerakan tersebut terpusat pada otot besar. Sebagai calon

seorang guru pendidikan jasmani sebaiknya harus mengetahui tahap-tahap

perkembangan motorik anak didiknya.

Kemampuan seorang anak untuk dapat menguasai keterampilan

motorik berbeda-beda menurut Yanuar Kiram (1992:15) hal tersebut

disebabkan oleh :

a) Perbedaan kemampuan kondisi dan koordinasi yang dimiliki


b) Perbedaan usia
c) Perbedaan pengalaman gerak
d) Perbedaan jenis kelamin
e) Perbedaan kognitif
f) Frekuensi latihan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sebagai

guru pendidikan jasmani sangat penting mengetahui kemampuan motorik

dari masing-masing anak didiknya demi kelangsungan dalam proses

15
   
belajar mengajar dan supaya tidak terjadi kesalahan dalam pemberian

materi pembelajaran.

5. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

a) Psikis

Usia Sekolah Dasar disebut juga masa intelektual, karena

keterbukaan dan keinginan anak mendapat pengetahuan, keterampilan

dan pengalaman serta sifat yang khas. Menurut Yanuar Kiram (1992:

42), keterampilan motorik dasar dikembangkan pada masa anak

sebelum sekolah dan pada masa sekolah awal. Keterampilan ini akan

menjadi bekal awal untuk mendapatkan keterampilan gerak yang

efisien yang bersifat umum dan selanjutnya akan dipergunakan

sebagai dasar untuk perkembangan keterampilan motorik yang lebih

khusus yang kesemuanya ini merupakan satu bagian integral prestasi

motorik bagi anak dalam segala umur dan tingkatan.

b) Fisik

Ciri-ciri kemampuan motorik pada masa sekolah dasar adalah

penguasaan kemampuan motorik dalam bentuk kasar. Seluruh

pelaksanaan gerakan baru dapat dilakukan dalam bentuk kasar atau

tidak sempurna. Menurut Yanuar Kiram (1992: 70), ciri-ciri khusus

dalam kemampuan motorik di Sekolah Dasar adalah: gerakan-gerakan

yang dituntut baru dapat dilaksanakan dalam bentuk kasar.

Pelaksanakaan gerakan dalam bentuk kasar tersebut hanya dapat

dilakukan bila kondisi dan situasi tempat pelaksanaan gerakan cukup

16
   
membantu atau mendukung. Gerakan-gerakan yang dapat

dilaksanakan masih dalam bentuk-bentuk gerakan yang sederhana.

Penggabungan beberapa gerakan menjadi serangkaian gerakan belum

dapat dilaksanakan. Oleh karenanya peningkatan derajat kesulitan

baik terhadap peningkatan kesulitan situasi dan kondisi tempat

pelaksanaan gerakan maupun terhadap derajat kesulitan gerakan itu

sendiri dilakukan tidak secara drastis, tetapi diberikan secara perlahan.

c) Sosial

Anak usia SD membutuhkan bantuan orang dewasa lainnya

untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Karakteristik

siswa SD antara lain memiliki perhatian kepada kehidupan praktis

sehari-hari yang kongkrit. Hal ini membawa kecendrungan untuk

membantu pekerjaan praktis, pemikiran amat realistis, ingin tahu dan

ingin belajar. Pada masa-masa ini gemar membentuk kolega sebaya,

biasanya untuk bermain bersama-sama. Menjelang akhir masa-masa

ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus.

Siswa kelas atas adalah siswa yang duduk di kelas IV, V, dan VI.

Karakteristik jasmani siswa sekolah dasar menurut Sukintaka (1992: 42),

yang dikutip oleh Beni Novianta (2012: 15), adalah sebagai berikut:

Anak kelas III dan IV kira-kira berumur di antara 9-10


tahun, mempunyai karakteristik:
a. Perbaikan dalam koordinasi dalam keterampilan gerak.
b. Daya tahan berkembang.
c. Pertumbuhan tetap.
d. Koordinasi mata dan tangan baik.
e. Sikap tubuh yang tidak baik mungkin diperlihatkan.

17
   
f. Perbedaan jenis kelamin tidak menimbulkan kensekuensi yang
besar.
g. Secara fisiologik putri pada umumnya mencapai kematangan
lebih dahulu dari pada anak laki-laki.
h. Gigi tetap, mulai tumbuh
i. Perbedaan secara perorangan dapat dibedakan dengan nyata.
j. Kecelakaan cenderung memacu mobilitas.

Anak kelas V dan VI, kira-kira berumur antara 11- 12


tahun, mempunyai karakteristik:
a. Pertumbuhan otot lengan dan tungkai makin bertambah.
b. Ada kesadaran mengenai badannya.
c. Anak laki-laki lebih menguasai permainan kasar.
d. Pertumbuhan tinggi dan berat tidak baik.
e. Kekuatan otot tidak menunjang pertumbuhan.
f. Waktu reaksi semakin baik
g. Perbedaan akibat jenis kelamin makin nyata.
h. Koordinasi makin baik.
i. Badan lebih sehat dan kuat.
j. Tungkai mengalami masa pertumbuhan yang lebih kuat bila
dibandingkan dengan bagian anggota atas.
k. Perlu diketahui bahwa ada perbedaan kekuatan otot dan
keterampilan antara anak laki-laki dan putri.

Ciri-ciri yang lain karakteristik kemampuan motorik anak pada

masa usia sekolah dasar adalah kemampuan motorik yang dilakukan masih

dalam bentuk motorik kasar. Menurut Phil Yanuar Kiram (1992: 70), ciri-

ciri khusus dalam kemampuan motorik anak usia sekolah dasar adalah:

a. Gerakan yang dituntut baru dapat dilaksanakan dalam bentuk


kasar.
b. Pelaksanaan dalam bentuk kasar tersebut hanya dapat
dilakukan bila kondisi dan situasi di tempat pelaksanaan
gerakan cukup membantu dan mendukung.
c. Gerakan-gerakan yang dapat dilaksanakan masih dalam bentuk
gerakan–gerakan sederhana.
d. Penggabungan beberapa gerakan menjadi serangkaian gerakan
belum dapat dilaksanakan. Oleh karenanya peningkatan derajat
kesulitan baik terhadap peningkatan kesulitan situasi dan
kondisi tempat pelaksanaan gerak maupun terhadap derajat
kesulitan gerakan itu sendiri dilakukan secara drastis, tapi
diberikan secara perlahan-lahan.

18
   
e. Kemampuan dalam menerima, mengartikan dan mengolah
informasi yang diberikan masih sangat terbatas. Oleh sebab itu
anak sekolah dasar harus lebih sering diberikan bentuk-bentuk
latihan yang sederhana dalam upaya peningkatannya peran alat
informasi kinestetik yang berguna dalam melakukan
pengaturan dan pengendalian terhadap gerakan yang sedang
akan berlangsung.
f. Laju perkembangan berjalan seirama pada masa bayi dan
kanak-kanak, perubahan fisik sangat pesat, pada usia sekolah
dasar menjadi lambat dan mulai masa remaja terjadi amat
mencolok, pada permulaan remaja pada perempuan (akhir) dan
pengujung remaja akhir bagi laki-laki perkembangan menurun
sangat cepat.

Mengutip pernyataan Sumadi Suryabrata (1983: 119-120), bahwa

karakteristik siswa kelas atas antara lain memiliki perhatian kepada

kehidupan praktis sehari-hari yang kongkrit. Hal ini membawa

kecendrungan untuk membantu pekerjaan praktis, pemikiran amat realistis,

ingin tahu dan ingin belajar. Menjelang akhir masa-masa ini telah ada

minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus.

Umur 11 tahun anak membutuhkan bantuan orang dewasa lainnya

untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Memendang

nilai raport (angka raport) adalah ukuran yang tepat mengenai prestasi

sekolah. Pada masa-masa ini gemar membentuk kolega sebaya, biasanya

untuk bermain bersama-sama.

Menurut Rob dan Leertouwer yang dikutip oleh Sukintaka (1992:

41-44), bahwa karakteristik anak sekolah dasar secara jasmani pada umur

9-10 tahun memiliki perbaikan koordinasi, daya tahan tubuh yang

berkembang, sedangkan pertumbuhan fisiknya tetap, koordinasi mata dan

tangannya baik. Pada masa-masa ini, sikap tubuh yang tidak baik mungkin

19
   
diperlihatkan. Pembedaan jenis kelamin tidak menimbulkan konsekuensi

yang besar. Secara fisiologik putri pada umumnya mencapai kematangan

lebih dulu dari pada anak laki-laki. Gigi tetap mulai tumbuh, perbedaan

secara perorangan dapat dibedakan dengan nyata.

Menurut Sukintaka (1992: 42-43), karakteristik jasmani anak kelas

VI memiliki perbaikan koordinasi dalam keterampilan gerak. Daya tahan

tubuh berkembang dari yang awalnya kurang baik menjadi semakin baik.

Pertumbuhan tubuh relatif tetap. Koordinasi mata dan tangan baik untuk

melakukan tugas. Sikap tubuh yang tidak baik mungkin diperlihatkan.

Pembedaan jenis kelamin tidak menimbulkan konsekuensi yang besar.

Secara fisiologik putri pada umumnya mencapai kematangan lebih dahulu,

sedangkan putra akan tampak kecil.

Siswa kelas IV, V dan VI pertumbuhan otot dan lengan makin

bertambah baik besar dan panjangnya. Ada kesadaran mengenai badannya.

Anak laki-laki akan lebih menguasai permainan kasar. Kecepatan reaksi

terhadap rangsangan akan semakin baik. Pembedaan antara anak laki-laki

dan perempuan akan tampak nyata. Badan akan memiliki daya tahan yang

semakin baik.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah yang dilakukan

oleh beberapa peneliti, diantaranya penelitian yang dilakukan oleh :

1. Windu Agung Prasetyo yang berjudul “Kemampuan Motorik Kasar Siswa

Kelas IV, V dan VI Sekolah Dasar Muhammadiyah I Wonokromo Plaret

20
   
Bantul Yogyakarta”. Penelitian tersebut adalah penelitian deskriptif atau

hanya menggambarkan saja yang dilakukan dengan metode survey dengan

teknik tes pengukuran. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas

IV, V dan VI SD Muhammadiyah I Wonokromo Pleret, Kabupaten Bantul,

Yogyakarta dengan jumlah 37 siswa yang terdiri dari 20 siswa putra dan

17 siswa putri. Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan motorik

kasar siswa kelas IV, V dan VI SD Muhammadiyah I Wonokromo Pleret,

Kabupaten Bantul, DIY berkategori sedang. Secara rinci terdapat 2 siswa

(5,41%) dalam kategori kurang sekali, 10 siswa (27,03%) dalam kategori

kurang, 15 siswa (40,54%) dalam kategori sedang, 9 siswa (24,32%)

dalam kategori baik, dan 1 siswa (2,70%) dalam kategori baik sekali.

2. Diyas Rifai yang berjudul “Kemampuan Motorik Siswa Kelas Atas SD N

1 Karangrejek Wonosari Gunungkitul Tahun Ajaran 2011/2012”.

Penelitian tersebut adalah penelitian deskriptif dengan metode survei dan

menggunakan teknik tes dan pengukuran. Penelitian dalam penelitian ini

adalah siswa kelas IV, V dan VI Sekolah Dasar Negeri 1 Karangrejek,

Wonosari, Gunungkidul dengan jumlah 55 siswa. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa kemampuan motorik siswa kelas atas SD N 1

Karangrejek, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul berkategori

baik. Secara rinci kemampuan motorik siswa kelas atas SD N 1

Karangrejek Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul tersebut

adalah sebagai berikut: berkategori baik sebanyak 22 siswa (40%),

berkategori sedang sebanyak 16 siswa (29,09%), berkategori kurang

21
   
sebanyak 13 siswa (23,64%), berkategori kurang sekali sebanyak 4 siswa

(7,27%), dan tidak ada siswa yang berkategori baik sekali.

C. Kerangka Berpikir

Setiap manusia dewasa dalam siklus hidupnya pasti pernah mengalami

masa anak-anak. Dimasa ini anak-anak mengalami pertumbuhan dan

perkembangan yang begitu pesat. Perkembangan dan pertumbuhan anak-anak

sangat penting untuk diperhatikan. Anak-anak membutuhkan pertumbuhan

dan perkembangan yang optimal. Apabila saat anak-anak bertumbuh dan

berkembang tidak diperhatikan kondisi mereka tidak akan terkontrol.

Kemampuan motorik merupakan salah satu unsur dalam pertumbuhan

dan perkembangan anak. Kekayaan akan penguasaan gerakan mencerminkan

bahwa anak memiliki kemampuan motorik yang baik. Salah satu faktor yang

mempengaruhinya yaitu peranan guru pendidikan jasmani, karena seorang

guru pendidkan jasmani harus mengetahui kemampuan atau tingkat motorik

anak didiknya. Dengan mengetahui hal tersebut, guru penjas akan lebih mudah

menentukan bahan ajar dan metode yang sesuai dengan kemampuan motorik

anak. Oleh karena itu pendidikan jasmani diharapkan dapat memberikan

sumbangan terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan motorik anak.

Kemajuan IPTEK yang demikian pesat hingga merambah sampai ke

desa-desa, maka anak menjadi lebih mudah dan lebih dimanjakan oleh

teknologi. Akibatnya kehidupan anak menjadi berubah, yang tadinya aktif

bergerak kini menjadi pasif atau malas bergerak. Banyak anak-anak yang lebih

suka duduk berjam-jam di depan televisi, video games, komputer dan

22
   
permainan elektronik lainnya daripada bermain di luar yang menggunakan

unsur gerak. Dampak langsung yang dirasakan akibat pola hidup yang

demikian adalah menurunnya tingkat kemampuan motorik anak, padahal

kemampuan motorik sangat menunjang bagi tumbuh kembang anak dalam

melakukan kreativitas terutama pada kemampuan motorik kasarnya. Oleh

karena itu, mengetahui kemampuan motorik anak didik secara tepat

merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Artinya, guru akan

mengetahui kemampuan, kesenangan dan kebutuhan anak, sehingga guru

dapat menentukan bahan dan metode yang akan disampaikan sesuai dengan

keadaan anak didik. Program pendidikan jasmani dan kesehatan dapat

diharapkan memberikan sumbangan terhadap proses pertumbuhan dan

perkembangan motorik anak.

Perkembangan gerak dasar dan penyempurnaannya merupakan hal yang

penting selama masa anak-anak. Anak seharusnya diberikan kesempatan

bergerak sebanyak mungkin dan seluas-luasnya. Dengan kebebasan untuk

bergerak anak akan memiliki kekayaan, kebebasan dan keluasan dalam

penguasaan gerak. Tidak bijaksana apabila anak terbatasi hanya pada olahraga

tertentu saja karena akan membatasi kemampuan motorik anak.

23
   

Anda mungkin juga menyukai