1.Bentuk – bentuk vibrasi a. Penjalaran vibrasi udara dan efek yang timbul. b. Penjalaran vibrasi mekanik dan efek yang timbul 2. Efek vibrasi terhadap tangan. 3. Sikap tubuh terhadap getaran mekanis 4. Mencegah getaran mekanis Bentuk – bentuk vibrasi • Vibrasi adalah getaran • Pengertian Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak–balik dari kedudukan keseimbangannya. • dapat disebabkan oleh getaran udara atau getaran mekanis. Misalnya mesin atau alat-alat mekanis lainnya. • Bentuk vibrasi ada 2 : 1. vibrasi karena getaran udara yang pengaruhnya terutama pada akustik. 2. vibrasi karena getaran mekanis mengakibatkan timbulnya resonansi/turut bergetarnya alat- alat tubuh dan berpengaruh terhadap alat- alat tubuh yang sifatnya mekanis pula. a. Penjalaran vibrasi udara dan efek yang timbul. • Vibrasi udara oleh karena benda bergetar dan diteruskan melalui udara akan mencapai telinga. • Getaran dengan frekuensi 1-20 Hz tidak akan terjadi gangguan pengurangan pendengaran tetapi pada intensitas lebih dari 140 dB akan terjadi gangguan vestibuler yaitu gangguan orientasi, kehilangan keseimbangan dan mual- mual. Akan tetapi nyeri telinga, nyeri dada dan bisa terjadi getaran seluruh tubuh (Gierke dan Nixion, 1976). b. Penjalaran vibrasi mekanik dan efek yang timbul Penjalaran vibrasi mekanik melalui sentuhan/kontak dengan permukaan benda yang bergerak ; sentuhan ini melalui daerah yang teralokasi (tool-hand vibration) atau mengenai seluruh tubuh (whole body vibration). Bentuk tool hand vibration merupakan bentuk yang terlazim di dalam proses pekerjaan. Efek yang timbul : efek vibrasi terhadap tubuh tergantung besar kecilnya frekuensi yang mengenai tubuh. Pada frekuensi • 3-9 Hz : akan timbul resonansi pada dada dan perut • 6-10 Hz : dengan intensitas 0,6 g. tekanan darah rendah, denyut jantung , pemakaian O2 dan volume perdenyut sedikit berubah. Pada intensitas 1,2 g terlihat banyak perubahan sistem peredaran darah. • 10 Hz : leher, kepala, pinggul, kesatuan otot dan tulang akan beresonansi. • 13-15 Hz : Tenggorokan akan mengalami resonansi.
Pada frekuensi < 20Hz, tonus otot akan meningkat; akibat
kontraksi statis ini otot menjadi lemah, rasa tidak enak dan kurang ada perhatian. Pada frekuensi diatas 20 Hz otot-otot menjadi kendor dan frekuensi 30-50 Hz digunakan dalam kedokteran olahraga untuk memulihkan otot-otot sesudah kontraksi luar biasa. Sakit kepala (13 – 20 Hz)
Sakit rahang (6-8 Hz) Gangguan pembicaraan (13-20 Hz)
Sakit waktu bernafas (1-3 Sakit Dada (5-7 Hz) Hz)
Sakit perut Sakit Lumbusacral (8 -12 Hz)
(4,5 -10 Hz)
Dorongan untuk buang air
besar (detekasi) (10,5 -16 Hz) Dorongan untuk kencing (10-18 Hz)
Ket: Gejala yang timbul sebagai akibat
vibrasi 1-20 Hz Efek vibrasi terhadap tangan Alat-alat yang dipakai akan bergetar dan getaran tersebut disalurkan pada tangan. Getaran-getaran dalam waktu singkat tidak berpengaruh pada tangan tetapi dalam jangka waktu cukup lama akan menimbulkan kelainan tangan berupa : a. Kelainan pada persyarafan dan peredaran darah. Gejala kelainan ini mirip dengan phenomena Raynaud yaitu keadaan pucat dan biru dari anggota badan, pada saat anggota badan kedinginan, tanpa ada penyumbatan pembuluh darah tepi dan tanpa kelainan-kelainan gizi. Phenomena Raynaud ini terjadi pada frekuensi sekitar 30- 40 Hz. b. Kerusakan-kerusakan pada persendian tulang. Sikap tubuh terhadap getaran mekanis
Badan merupakan susunan elastis yang
kompleks dengan tulang sebagai penyokong alat-alat dan landasan kekuatan serta kerja otot. Kerangka, ala-alat, urat dan otot memiliki sifat elastis yang bekerja secara serentak sebagai peredam dan penghantar getaran. Pengaruh getaran terhadap tubuh ditentukan sekali oleh posisi tubuh atau sikap tubuh. Mencegah getaran mekanis Getaran suatu benda dapat dihindari dengan meletakkan bahan peredam dibawah benda yang bergetar. Bahan peredam harus jauh lebih rendah frekuensinya dari frekuensi getaran benda. Frekuensi dari bahan peredam sebaiknya sekitar 1 Hz. Selain itu tempat duduk atau alas kaki diletakkan bahan peredam. Tebal tempat duduk dan alas kaki sangat menentukan besar redaman. Pengendalian getaran a. Pengendalian Secara Teknis Mengunakan peralatan kerja yang rendah intensitas getarannya (dilengkapi dengan damping / peredam) b. Pengendalian Secara Administratif Yaitu dengan Mengatur waktu kerja, misalkan: Merotasi pekerjaan c. Pengendalian Secara Medis Pada saat awal, dan kemudian pemeriksaan berkala setiap 5 tahun sekali. Sedangkan untuk kasus yang berlanjut, maka interval yang diambil adalah 2-3 tahun sekali. d. Pemakaian Alat Pelindung Diri Pengurangan paparan dapat dilakukan dengan menggunakan sarung tangan yang telah dilengkapi peredam getar (busa). TERIMAKASIH