MERESENSI BUKU
Disusun Oleh:
Nim : 2210112210006
Nama : Nurshohib
Kelas : A1
Dosen Pengampu;
ISBN : 978=623=7661=34=4
Riwayat Penulis
Mulasih Tary, tinggal di pemalang, jawa tengah. Saat ini bekerja sebagai dosen
pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia di Universitas Peradaban (UP) Brebes, menjadi
penulis adalah cita-cita dari kecil. Kini, diwujudkan dengan kerja sama dengan beberapa
penerbit di Indonesia. Lebih dari 70 buku telah ia tulis. Buku-buku karangannya sudah
tersebar di toko buku di Indonesia. Bisa dihubungi melalui surel
mulasih_tary@yahoo.com atau facebook mulasih tary.
Yazid Attafsir, adalah nama pena dari Abdul Muhammad Baiyazid, seorang mahasiswa
pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Peradaban Bumiayu. Yazid Attafsir aktif di
komunitas laskar pemimpin UPBdan mulai aktif menulis pada tahun 2017 hingga
sekarang. Beberapa buku telah diterbitkan seperti: buku puisi, cerita anak, buku popular,
dan lainnya. Bila ingin berkenalan lebih dekat, bisa melalui facebook Yazid Attafsir atau
Instagram @yazid_attafsir.
Jika kita mencita-citakan kehidupan yang lebih baik, maka mulailah sekarang juga, dimulai dari
diri sendiri. Tak perlu bingung harus memulai dari mana. Melalui buku ini, kita
memilikimpemahaman mengenai apa yang harus kita lakukan dan apa yang harus kita ubah
Oleh karena itu, berani berubah untuk hidup lebih baik perlu kita lakukan. Tidak hanya menjadi
reso;usi tahunan yang terlupakan, tetapi benar-benar terealisasikan dalam kehidupan, supaya
hidup yang kita jalani menjadi lebih baik lagi. Saya teringat suatu pepatah lama “Apa yang kita
tanam akan kita tuai dikemudian waktu.” Kita harus menanam kebaikan agar kita dapat memetik
kebaikan pula.
Kita sering kali mengingat orang yang dicintai dan dihormati atau apa pun yang telah pergi dari
kita dengan kebaikannya, seperti tutur kata yang halus, budi pekerti luhur, kebijaksanaan,
keindahan tubuh, kecantikan wajah, senyum yang indah, ahlak yang bagus, kesetiannya,
kecerdasannya, suka menolong, akalnya yang tajam, dan segala hal baik yang melekat pada
orang tersebut. Tidak jarang pula, kita membicarakan orang yang kita benci karena
kelemahannya (keburuka) seperti penghianat, ingkar, pembohong, pembual, pendusta,bodoh,
dungu, kejam, dan segala hal buruk yang melekat pada orang itu.
Bukan hal yang mudah mengartikan kepribadian, ini merupakan hal “gaib” yang tidak dapat kita
diraba bentuknya, tetapi kita bisa rasakan keberadaannya, kepribadian layaknya angin yang
membelai dedaunan; tak terlihat, tapi mampu menumbangkan pepohonanbesar, atau menggulung
ombak ketepi pantai, dan menyegarkan kita ketika terik matahari membakar kulit. Baik buruk
pribadi seseorang terlihat dari bekas yang ditinggalkan atau rekam jejak kehidupannya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia versi V, terdapat beberapa arti kata “pribadi”, yaitu
keadaan manusia sebagai perseorangan, keseluruhan sifat-sifat yang merupakan watak
seseorang. Sedangkan arti kata “kepribadian” yakni sifat hakiki yang tercermin ppada sikap
seseorang atau bangsa yang membedakannya dari orang atau bangsa lain. Dengan kata lain,
pribadi dan kepribadian berbeda satu sama lain, tergantung jejak usahanya, pengalaman hidup,
dan bekas yang tertinggal dari orang tersebut.
Ada yang jauh lebih penting dari pada mengenali kepribdian seseorang. Ingat perkataan Socrates
“kenali dirimu, kenali kepribadianmu!”. Sesuai kata Socrates di atas, bila kita ingin mengubah
kepribadian kita, maka kita harus mengenali diri kita sendiri terlebih dahulu. Dengan mengenali
diri sendiri, maka kita akan mudah menentukan mana yang baik untuk dilakukan dan mana yang
yang tidak seharusnya kita perbuat.
Sebab terbentuknya kepribadian seseorang dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor internal dan
faktor eksternal berikut penjelasannya. Faktor internal pembentukan kepribadian sudah pasti
individu itu sendiri, dalam hal ini adalah kita sebagai manusia, sedangkan faktor eksternal
mendapatkan beberapa aspek, diantaranya: aspek pendidikan, apek lingkungan/keluarga, dan
aspek pengalaman yang diterima semasa hidup manusia tersebut.
Apabila kedua faktor tersebut seimbang, artinya memberikan input positif pada diri seseorang,
maka feedback atau outputnya kepribadian orang itu akan baik. Sebaliknya, jika salah satu atau
kedua faktor tersebut akan menginput nilai-nilai keburukan dan kejahatan, maka feedback atau
outputnya kepribadian orang itu pun akan buruk, dan bisa jadi ia dapat melakukan berbagai
kejahatan.
Seseorang yang memiliki kepribadian yang baik cenderung mendapat banyak perhatian, teman,
sahabat, keluarga, dan orang-orang terdekat. Ini disebaabkan rasa nyaman yang timbul akibat
kepribadian yang dangat baik. Sebalinya, seseorang yang memiliki kepribadian yang buruk
cenderung mendapat perhatian buruk, merasa asing di lingkungannya sendiri, tidak memiliki
arah tujuan hidup, tidak dapat memiliki banyak teman karena keburukan yang dimilikinya
membuat orang enggan, dan segala hal buruk ikut dalam kehudupannya.
“Dirimu yang sebenarnya adalah apa yang kamu lakukan saat orang lain tidak melihatmu,” (Ali
bin Abi Thalib).
Terkadang manusia memainkan menjadi orang lain saat dirinya berada di khalayak ramai. Sering
kali manusia lupa dengan dirinya sendiri dan terlalu mengikiuti arus kehidpan. Akibatnya, ia
kehilangan jadi dirinya sendiri yang sesungguhnya. Lantas, siapa kita yang sebenarnya.
Pernyataan-pernyataan tersebut sering kali muncul dikala kita sendiri aau merenungi apa yang
telah menimpa pada diri kita. Wajarlah, dakam prosesmengrnai kepribadian diri, manusia akan
memliki banyak pertanyan mengenai ditinya sendiri atau tujuan kehidupannya. Namun, lebih
penting mengenali diri, individu harus memahami potensi atau sikap dirinya sendiri, sebab
kepribadian seseorang terleta pada dikap dan sfat dalam menjalani kehidupannya.
Sebagai contoh, saya memiliki hobi di bidang otomotif tapi orang tua saya ingin saya ahli di
bidang kontruksi, waktu berjalan seirama dengsn bertumbuhnya diri saya. Saat ini saya mencari
jati diri dengan mencoba peruntungan (merantau)untuk bekerja sesuai bidang yang diinginkan
orang tua, keadaan melempar saya kembali ke kampong halaman. Saya makin bingung dengan
apa yang saya inginkan waktu itu.
Namun, Tuhan memiliki rencana lain yang lebih indah, saya berkesempatan melanjutkan studi S-
1 di bidang dan bekerja menjadi seorang penulis. Di sini pulalah, saya mengenal diri sendiri,
mengenal tujuan hidup yang sebenarnya.
Ada banyak cara untuk mengenali diri sendiri. Masing=masing individu memiliki cara yang
berbeda. Namun pada intinya, mengenali diri sendiri artinya mengenali kekurang an kelebihan
diri sendiri. Berikut beberapa cara agar kita mengenali diri sendiri:
Pada dasarnya, manusia yang memiliki tujuan hidup. Hal ini mendorong manusia untuk
keinginan diri. Namun, tidak sedikit pula orang yang belum mengerti arti dari tujuan
hidupnya, sehingga mereka terombang-ambimg dan hanya menjadi budak kekejaman
zaman atau budak duniawi.
Tanpa disadari, kita telah memberikan banyak kepada orang-orang dan lingkungan
sekitar. Entah itu kebaikan atau bahkan keburukan yang dilakukan dengan sadar atau
tanpa sadar, imbasnya kita menerima apa yang telah kita lakukan. Jika kita menanam
kebaikan, maka yang tumbuh kebaikan, dan jika kita menanam keburukan maka, yang
tumbuh adalah keburukan. Pada dasarnya, prinsip kehidupan adalah hokum sebab akibat.
Sering kali ketika kita membenci seseorang, secara tidak sadar, ita tidak mempedulikan
kesalahan dan kekurang pada diri kita. Alhasil, saat terjadi pertengkaran, kita hanya focus kepada
kesalahan orang lain tanpa memandang kesalahan diri kita sendiri, Kita memandang seolah-olah
orang yang di depan tak pernah melakukan perbuatan baik. Begitulah sifat manusia.
Ambil contoh kehidupan rumah tangga; tentu tidak selalu berjalan lancer seperti yang
diharapkan. Bahkan masalah sepele dapat berujung fatal. Misal, istri atau suami kita bermasud
minta diatar belanja atau menemani dalam undangan pesta, tetapi karena salah satu merasa lelah
dengan kesibukannya dan menolak permintaan tersebut, yang terjadi ialah pertengkaran.
Seperti yang tercatat diatas, kita hanya berfokus pada kesalahn pasangan kita. Menapa ia tidak
mau hanyacsekedar mengantar atau menemani menghadiri undabgan pesta? Mengapa dia
berubah setelah menikah, tidak sama seperti dulu semasa berkenalan atau PDKT?
Pertanyaan-pertayaan terus terlontar, kenapa dia? Menapa dia? Ada apa dengan dia? Dia, dia,
dan dia. Kita sampai lupa dengan pertanyaan “ada apa denganku?”, “kenapa aku?”. Ada kesalah
pahaman dan komunikasi yang terputus. Akibatnya, timbul pertengkaran hebat yang diselimuti
keegoan masing-masing.
Jika kita menyadari bahwa pasangam lelah bekerja seharian atau terbebani oleh pikiran lain,
maka kita akan terhindar dari pertengkaran yang berujung fatal ini. Intrropeksi dan tidak
meyalakan orang lain dapat menylamatkan kita dari permasalahan rumit.
Kebanyakan dari kita menganggap orang itu keterlaluan menilai buruk biri kita. Tidakk jarang
pula, kita berani memarahi atau membalas dengan keburukan yang lebih pedih. Kritikan menjadi
perkataan atau ucapan yang menyakitkan bagi telinga kita.
Mengapa bisa terjadi demikian? Manusia adalah mahluk yang mudah terlena akan pujian, tetapi
akan kuat ketika mendengar kritikan. Sempurna menjadi patokan utama sifat manusia. Ya, itak
tidak ingin terlihat cacat atau buruk di mata orang lain. Kita pasti akan menunjukan keunggulan
kita. Ini sangat wajar terjadi. Namun, kita perlu menyadari, kesalahan bukan sepenuhmya dari
orang lain. Terkadang kita juga melakukan kesalahan, tetapi kita tidak menyadarinya.
Memgunggulkan diri itu memang perlu, tetapi harus sesuai dengan komposisi dan porsinya. Kita
ingi menarik perhatian hati lawan jenis atau menarik kepercayaan klein dakam berbisnis. Tentu
kita aan memberikan apa yang menjadi keunggulan kita.
Kesalahannya sendiri. “
A. Bijaksana
Kebijaksanaan adalah anugerah istimewa dari Tuhan. Kebijaksanaan menjadi tiang
kehidupan utama dalam membentuk kepribadian yang bernilai tinggi dan makin baik.
Seseorang yang bijaksana akan terbuka dengan sudut pandang lain dan menerimannya
tanpa perlu mengorbankan diri dan keyakinan diri sendiri. Perlu digaris bawahi, yang
merusak sifat kebijaksanaan adalah sifat kasar, sombong, pemarah, angkuh, iri dengki,
benci, acuh tak acuh, tidak menghargai orang lain, dan merasa paling benar
Seorang hakim yang adil tentu memiliki sifat kebijaksanaan yang tinggi, sebab dalam
memutuskn sebuah perkara seorang hakim bijaksana tidak akan goyah dengan tawaran
apapun yang membebaskan suatu perkara. Kebijaksanaan menjaga Seseorang dari
ketidak adilan dan mencegah melakkukan perbuatan yang batil (merugi). Intinya,
kebijaksanaan membawa kita kepada keselamatan. Untuk menjadi orang yang bijaksana,
kitabisa melakukan beberapa cara berikut:
Tidak terburu-buru tentu berbeda dengan bermalas-malasan, memang ada satu kesamaan,
yakni menunda. Namun, pada orang bijak, tidak terburu-buru bukan disebabkan oleh rasa
malas, melainkan sikap waspada dan pertimbangan dalam mengambil keputusan dan
tindakan atas persoalan yang dihadapi. Sementara bermalas-malasan merupakan
penundaan yang disebabkan oleh sikap buruk yang ada dalam diri individu itu sendiri.
Kecerdasan juga membantu induvidu untuk menemukan tujuan dan makna kehidupan
yang di jalaninya. Seseorang cerdas akan membuat perencanaan hidup yang tertata
dengan pertimbangan yang matang.
5. Toleransi
Berbeda dengan pinplan, toleransi lebih kepada penghargaan perbedaan. Jika pinplan
mengikuti tren tanpa tahu tujuan yang pasti, maka toleransi adalah sikap menghormati
dan menerima perbedaan tanpa memandang buruk nilai tersebut. Orang yang
tolerancakan dihargai di mana pun dari pada orang yang bebal dengan prinsip yang
keliru.
Indonesia bisa menjdi negara yang besar karena ads nilai persatuan. Nilai persatuan
tercipta dari rasa toleransi yang tinggi antar penduduk. Namun, Indonesia juga daoat di
pecah belah dengan mudah bila nilai toleranri ini luntur di hati rakyatnya. Mengapa
demikian?Ini karena Indonesia memiliki banyak perbrdaan, mulai suku, ras budaya,
agama, Bahasa, profesi, hingga fisik rakyak setiap daerah.
Contoh kecil dari tolerasi ialah ketika kita mendatangi sebuah tempat makan. Kita tidak
tau siapa saja, dari manasuku apa, darivagama apa, dan memiliki budaya bagaimana
setiap pengunjung tempat makan tersebut. Namun, ketika telah duduk berdampingan, kita
menikmati makanan yang berbeda dan akhirnya bercakap-cakap ringan. Dari situ tercipta
nilai kekeluargaan karena relasi yang dibangun akibat penerimaan perbedaan (Toleransi).
Orang bodoh dan awam akan pintar jika rajin membaca, belajar, dan banyak bergaul.
Nmun, seorang pendusta dan ingkar lebih sulit diubah. Kejujuran memiliki peringkat
pertama dalam kehidupan manusia dan menjadi penunjang pokok kebijaksaan.
Orang pintar mudah dijumpai, tetapi orang jujur lebih sukar ditemui. Oleh karena itu,
kejujuran memiliki harga yang tidak ternilai. Orang jujur akan mudah dapat kepercayaan
dari pada dari pada orang pintar yang berbuat curang. Ya, kepintaran tanpa kejujuran
ibarat memintai keledai membaca buku.
Sementara orang yang tumpul karena kurang pergaulan dan sumber bacaan, kurang ilmi
dan pengalaman, akan menghabiskan waktunya untuk menyelesaiksn masalah kecil yang
dianggapnya besar. Itu karena iya tidak tau sebab dan akibat yang dia lakukan.
Contoh lain, ada satu teman mahasiswa di kampus saya. Dia orang cukup pandai
berbicara dan bergaul. Dia juga akrab dengan beberapa dosen, bahkan dia ngobrol dengan
dosen seperti dengan teman sebaya. Ini menandakan bahwa kepandaian berbicara dan
bersosialnya menjadi daya tarik.
Di sisi lain. Ada Seseorang wanita cantic atau pria yang tampan. Dia pandai berlagak dan
dengan kecantikan atau ketampanannya, mampu mengundang perhatian mata yang
melihatnya. Namun, ketika berbincang dengannya, mulailah terlihat kelemahan orang
tersebut. Dia tidak memiliki wawasan dan pengalaman yang cukup luas. Seketika
perhatian itu hilang. Tidak ada kesan yang lebih dari si wanitatau pria itu. Perbincang
selesai sampai disitu saja.
Ada pulaseseorang wanita atau pria yang berpenampilan sederhana. Tidak semuamata
bisa tertuju padanya. Namun, ketika sudah berbincang dengannya, ternyata wawasan dan
pengalamannya sangat luas. Alhasil, orang akan tertarik untuk mengulas lebih dalam
tentang wawasan dan pengalaman dari wanita atau pria tersebut. Penampilannya mampu
tertutupi oleh wawasan dan pengalamannya. Akhirnya, perbincangan yang ringan hingga
berat memberikan kesan tersendiri bagi orang lain.
Pribadi yang menarik cenderung lebih mudah untuk mejnadikan seorang public, figure,
sebab daya Tarik yang dimilikinya membuat mata dan perhatian orang tertuju pada
dirinya. Kita bisa lihat banyak public figure di televisi seperti artis, actor, aktris, pejabat,
dan segbagiannya. Setiap public figure tersebut tentu memiliki daya Tarik yang berbeda-
beda.Inilah yamg membuat mereka memiliki ciri khas dalam berkarya atau menjalani
kehidupannya
Sebenarnya, setiap individu mampu menjadi public figure bagi orang-orang disekitarnya.
Ini bisa dilakukan asal individu tersebut memiliki daya Tarik yang harus ditonjolka. Bila
merasa tak pintar, untuk mnarih tidak harus dengan nakal, tetapi bisa dengan kreativitas.
Kenakalan memang menarik perhatian masyarakat atau orang-orang di sekitar, tetapi daya Tarik
tersebut merupakan penilaian negatif yang tidak patut untuk di lakukan sedangkan dengan
kreativitas, daya Tarik yang dimunculkan nilai positif. Bahksn orang yang pintarbisa dikalahkan
oleh orang kreatif, sebab orang kreatif dipandang masyarakat sebagai orang yan pintar, tetapi
orang pintar tidak terlalu dipandang tidak ada pembuktiaan yang nyata di mata masyarakat.
Cerdik dan cepat berpikir tidak semata mengernyitkan kening lalu berusaha mencerna
perkaan orang orang dalam waktu lama. Sifat bodoh, lamban berfikir, dan bebal akan
membuat seseorang tidak mendapatkan penghargaan dari orang lsin. Akibatnya bisa saja
orang tersebut melakukna kejaharan.
Sementara orang cerdas berkata-kata dengan menggunakan pikiran yang tersusun, logika
tinggi, dan penuh perasaan. Iman Ghazali (dalam Hamka, 2014: 15) berkata,”Siapa yang
berbicara dengan logika, maka sekecil apapun ilmunya akan dipercaya orang lsin.”
‘ Usahakanlah menampilkan
Untuk merubah diri hal yang pertama adalah kemauan untuk berubah menjadi kediri yang
lebih baik kedepannya dan merubah pandangan seseorang dengan cara menunjukan sikap
baik kita kepada orang banyak seperti menghargai pendapat seseorang, menerima
pendapat atau memberkan seseorang yang ingin berbicara atau menyampaikan
pendapatnya.
Setelah kemauan yaitu masuk ketahap selanjutnya adalah. Mengenal kepribadian diri
sendiri atau mengenal apa yang menjadi sesuatu yang menjadi gambaran diri sendiri atau
identitas kepribadian diri dan dan lanjut ke pendukung untuk merubah diri sendiri.
Kelebihan
Kelebiham dari membaca buku ini adalah cara efektif untuk menginrofeksi diri sendiri
dan ada beberapa penjelasan atau tahapan untuk berani merubah diri sendiri,
menumbuhkan positif dalam berfikr, dapat mengenal kepribbadian diri lebih jauh dan
menjauhkan diri dari perbuatan yang buruk atau negatif menurut pandangan masyarakat
luas.dan juga ada beberapa totktoh muslim yang di masukan sebagai penduung bagi
beberapa orang yang ingin berubau
Kekurangan
Penjelasan yang lain belum memiliki contoh agar tidak menjadi salah paham untuk
pembaca dan masih bayak kata-kata yang mungkin hanya di mengerti oleh beberapa
pembaca seta terlalu fokus ketoth muslim dan tidak mengambil tokoh daro agama yang
berbeda