Anda di halaman 1dari 16

MODUL PERKULIAHAN

ETIK UMB

POKOK BAHASAN :

Mengenali Potensi Diri

Program
Fakultas Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Studi
Psikologi Psikologi 02 900004 Nandang Solihin, M.Pd

Abstract Kompetensi
Mengenal potensi diri agar dapat Mahasiswa mampu mengidentifikasi
menjalankan hidup bermakna potensi diri

201 Etik UMB


6 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Nandang Solihin, M.Pd http://www.mercubuana.ac.id
Perbedaan Pekerjaan dan Karir

Pekerjaan
Adalah sekumpulan kedudukan (posisi) yang memiliki persamaan kewajiban atau
tugas-tugas pokoknya. Dalam kegiatan analisis jabatan, satu pekerjaan dapat
diduduki oleh satu orang atau beberapa orang yang tersebar di berbagai tempat

Karir
Menurut Gibson (1995:305) karir adalah rangkaian sikap dan perilaku yang
berkaitan dengan pengalaman dan aktivitas kerja selama rentang waktu
kehidupan seseorang dan rangkaian aktivitas kerja yang terus berkelanjutan

Passion (Hasrat)
adalah segala hal yang kita sukai atau minati sedemikian rupa sehingga tidak terpikir
untuk tidak melakukannya. Passion adalah segala macam wujud keunikan,
keistimewaan yang kita miliki dan rasakan (Suhardono, 2012)

Banyak diantara kita tidak mengenal diri sendiri, Sacrotes mengatakan bahwa agar
manusia berhasil di dunia, Manusia harus mengenal diri sendiri.

Mengapa Kita Harus Mengenal Diri?


Dalam pergaulan kerap ditemui orang yang persepsi tentang dirinya sendiri tidak klop dengan
kenyataan.Tapi umumnya orang mengatakan, saya paham betul siapa dirinya. Semakin tua
orang diharapkan semakin matang.Bisa diibaratkan seperti bawang, yang terkelupas kulitnya
satu per satu, sehingga tidak perlu membentengi dirinya dengan segala macam kebohongan
atau kepura-puraan.Ia tak perlu topeng, sehingga hidupnya lebih enak, lebih ringan, karena
menjadi diri sendiri.
Tapi tidak demikian dengan Bu Intan.Ia tak pernah menampilkan diri apa adanya. Wanita pintar
berambut lebat ini lebih suka menarik diri dari pergaulan karena tidak bisa berbahasa
Inggris.Dibanding teman-teman, saya bukan apa-apa, katanya.Ia minder, merasa dirinya tidak
pantas diperhitungkan dan tempatnya di belakang, karena tidak pernah bisa berkomunikasi jika

201 Etik UMB


6 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Nandang Solihin, M.Pd http://www.mercubuana.ac.id
ada tamu bule. Maka Bu Intan selalu menyingkir atau pura-pura sakit jika harus bertemu orang
dari negara lain.
Padahal teman-temannya tidak pernah menganggapnya remeh. Bu Intan bahkan sangat
disukai dan dihormati, karena ia orang yang paling teliti dalam pekerjaan. Ia juga pendengar
yang baik, sehingga menjadi tempat curhat teman-temannya.
Sayangnya hal-hal positif itu tidak dianggapnya penting, dan dia lebih menampilkan dirinya
sebagai orang yang nilainya lebih rendah. Padahal, banyak orang lain yang tidak bisa bahasa
Inggris tetap sukses dalam pekerjaan dan pergaulan.
Ini berkebalikan dengan Pak Badu, sebutlah begitu.Anak muda yang belum lama masuk dunia
politik ini, menilai dirinya terlalu besar. Dengan posisi politik dan kedudukannya sebagai
anggota DPR, ia mengira bisa mengatur negara dan menentukan ini itu seperti yang
diinginkannya. Di hadapan rekan-rekannya dalam suatu acara reuni misalnya, dia bisa berkata,
Oh, gampang itu.Saya akan atur nanti supaya si Itu dilepaskan dari kabinet dan diganti dengan
si Ini.
Dalam acara dengar pendapat dengan seorang penegak hukum yang reputasi, integritas, dan
moralnya sangat bagus dia berkata, Saya ingin menguji Saudara., atau bahkan, Saya ingin
menasihati Saudara.
Mendengar itu semua, teman yang mengenal Pak Badu terheran-heran.Dia itu siapa, kok,
berani-beraninya bicara begitu kepada orang tua yang sangat disegani itu. Temannya yang lain
berkomentar, Kasihan betul Badu ini, dia sudah tidak kenal lagi siapa dirinya.

Kenyataan dan Asumsi

Mengapa orang bisa seperti itu?Mengapa harus membohong terus?Mungkin mereka dan
bahkan kita sendiri mencoba tampil seperti yang kita kira bagus, tapi sebetulnya tidak sesuai
dengan kenyataan diri kita.

Lalu, siapa diri kita sebenarnya?Apa yang kita tahu betul tentang diri kita? Apakah kita tahu
tentang kelemahan dan kekuatan kita? Dan apa yang kita kira kita tahu tentang diri sendiri itu
lantas terbukti atau sesuai dengan kenyataan? Kalau itu kelebihan, apakah orang lain juga
mengakuinya? Dan kalau itu kita kira sebagai kekurangan, apakah orang lain juga mengakui itu
kekurangan kita?

201 Etik UMB


6 3 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Nandang Solihin, M.Pd http://www.mercubuana.ac.id
Semakin mendekati jarak antara kenyataan dengan apa yang kita asumsikan tentang diri kita,
itu berarti baik karena kita mengenal diri sendiri. Begitu pula sebaliknya. Semakin jauh jarak
antara kenyatan dengan apa yang kita perkirakan tentang diri sendiri, artinya buruk sekali
pengenalan diri kita.

Apa akibatnya jika orang tidak kenal dirinya, sehingga jarak antara asumsi dan kenyataan
tentang diri sendiri begitu jauh? Tak bisa lain, orang itu harus terus berusaha mengingkari
kenyataan tentang dirinya. Barangkali dalam kenyataan sehari-hari muncul dan sering kita
temui dalam bentuk over compensation, membual, melebih-lebihkan, atau bahkan mengecilkan
orang lain untuk meninggikan diri sendiri, berbohong dan seterusnya jika merasa dirinya paling
hebat. Ia tidak berpijak pada kenyataan, sehingga dalam bekerja biasanya hanya omong
doang.

Begitu pula sebaliknya orang yang mengira diri sendiri negatif, akan sangat minder, menarik diri
dari pergaulan, mengurung diri, tidak mau melakukan apa pun. Apalah artinya saya, siapa
yang mau mendengarkan saya, adalah contoh ungkapan yang sering diucapkan orang dengan
persepsi diri negatif.Orang ini sebetulnya sangat tertekan pada kelemahan dirinya.

Baik yang menilai dirinya terlalu tinggi maupun terlalu rendah, keduanya tidak sesuai kenyataan
dan itu berarti jelek.Hal ini secara mental atau psikologis tidak sehat. Orang yang selalu pakai
kedok akan capek, lalu memberikan stres yang besar pada diri sendiri.

Solusi

Dalam psikologi ada konsep yang disebut Johari Window atau Jendela Johari, yang
menggambarkan pengenalan diri kita.Ada empat jendela dalam Jendela Johari.
1. Jendela terbuka. Hal-hal yang kita tahu tentang diri sendiri, tapi orang lain pun tahu.
Misalnya keadaan fisik, profesi, asal daerah, dan lain-lain.
2. Jendela tertutup. Hal-hal mengenai diri kita yang kita tahu tapi orang lain tidak tahu.
Misalnya isi perasaan, pendapat, kebiasaan tidur, dan sebagainya.
3. Jendela buta. Hal-hal yang kita tidak tahu tentang diri sendiri, tapi orang lain tahu.
Misalnya hal-hal yang bernilai positif dan negatif pada kepribadian kita.

201 Etik UMB


6 4 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Nandang Solihin, M.Pd http://www.mercubuana.ac.id
4. Jendela gelap. Hal-hal mengenai diri kita, tapi kita sendiri maupun orang lain tidak tahu.
Ini adalah wilayah misteri dalam kehidupan.

Semakin besar daerah/jendela terbuka kita akan semakin baik, karena berarti kita mengenal diri
secara baik. Orang yang memiliki daerah tertutup lebih besar akan mengalami kesulitan dalam
pergaulan. Adapun mereka yang memiliki daerah buta sangat besar, bisanya akan membuat
orang lain merasa kasihan.
Kepada orang yang kita kenal dekat, jendela itu harus dibuka semakin besar, juga bila kita ingin
bekerjasama dengan orang lain.
Mengenal diri dibutuhkan usaha yang sungguh-sungguh dan waktu yang kita luangkan untuk
melakukannya. Untuk mengenal orang lain, kita mungkin terpisahkan oleh jarak, namun untuk
mengenal diri jarak tidak menjadi hambatan. Kita hakikatnya selalu bersama dengan diri
kita.Meskipun begitu kenapa tidak sedikit orang yang merasa asing dengan dirinya sendiri
sehingga mulai bertanya-tanya siapa saya?dan mengalami krisis identitas.

Tips-Tips untuk dapat mengenal diri kita:

1. Luangkan waktu untuk diri kita sendiri

Kompleksitas yang kita hadapi pada era modern ini telah banyak sekali menyita waktu
kita karena semakin kompleks sebuah permasalahan semakin banyak waktu dan tenaga
yang harus kita curahkan.Jangankan waktu untuk diri sendiri, waktu untuk keluarga pun
tersita.Namun bukan berarti kita tidak memiliki waktu untuk diri kita sendiri, yang ada
adalah kita tidak cukup memiliki keinginan untuk mengenal diri kita. Manfaatkan
waktu kesendirian kita untuk merenung dan memikirkan siapa kita, apa yang telah kita
lakukan, mengapa kita melakukannya, bagaimana dampaknya terhadap orang lain dan
lingkungan. Lakukan saat-saat luang kita seperti setelah sholat, pada saat istirahat
makan siang, sore hari atau waktu-waktu luang lainnya.Jadi jangan semua waktu kita
dihabiskan untuk berinteraksi dengan dunia luar.Akrablah dengan diri kita sendiri,
cobalah berkomunikasi dengan diri kita sendiri sehingga kita tidak menjadi orang asing
di tubuh dan jiwa kita sendiri.

2. Tanyakan pada orang lain (keluarga, teman, guru dan orang-orang di sekitar kita)

201 Etik UMB


6 5 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Nandang Solihin, M.Pd http://www.mercubuana.ac.id
Selain merenung dan berkomunikasi dengan diri sendiri kita dapat bertanya dengan
orang-orang di sekitar kita.Tanyakan mengenai sifat-sifat kita, perilaku kita, pendapat
mereka tentang kita dan sebagainya. Karena sangat mungkin orang lain lebih mengenal
diri kita dibandingkan diri kita sendiri. Namun sebelum melakukannya, berusahalan
untuk berpikiran positif dan bersedia untuk menerima pendapat serta kritikan orang
lain sebagai sesuatu yang membangun dan media evaluasi diri.

3. Catat kejadian-kejadian yang kita alami setiap hari

Untuk poin ini bagi yang suka menulis diary.Karena dengan menulis pengalaman sehari-
hari kita, kita dapat membacanya dan merenungkannya di kemudian hari. Di dalam diary
selain pengalaman turut tertuang emosi, perasaan dan pikiran kita atas apa yang
dialami. Makanya tidak mengherankan para Psikolog dan Psikiater menggunakan diary
ini sebagai salah satu sarana untuk mengevaluasi atau menilai kepribadian seseorang.

Tipe-Tipe Kepribadian
Setiap orang dilahirkan dengan sekumpulan karakter kepribadian yang unik, sering kali berbeda
antara kakak dan adik. Setiap orang tua akan setuju pada kenyataan bahwa, dari kebanyakan
kasus, anak-anak mereka memperlihatkan perbedaan jelas dalam perilaku mereka. Yang satu
mungkin sangat penuntut sementara yang lain cukup puas untuk tumbuh dewasa secara
tenang. Setiap orang mengetahui bahwa tidak ada dua sidik jari yang sama. Bukankah
kepribadian manusia seunik sidik jari juga??

Sebagian orang melihat dunia melalui kacamata merah sementara yang lain melihatnya
dengan kacamata gelap. Sayangnya, kita tidak dapat mengganti kepribadian seperti kita
mengganti kacamata.Kepribadian terdiri dari banyak sisi dan pilihan. Kita hanya dapat
memahami kepribadian kita sendiri dengan membuka mata untuk satu pemahaman baru yang
menyeluruh mengenai diri kitadan orang lain.

Karakter kepribadian Anda menentukan apakah Anda mudah terkena depresi, santai, formal,
hati-hati, atau acuh tak acuh.Karakter kepribadian Anda menentukan apakah Anda pasif atau
asertif. Kepribadian Anda adalah apa yang menyebabkan Anda beraksi dan bereaksi dengan
cara Anda. Dalam banyak hal kepribadian mengawasi Anda dan merupakan penyebab
mengapa Anda berbeda dari orang lain. Kepribadian cenderung kaku, menolak perubahan, dan

201 Etik UMB


6 6 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Nandang Solihin, M.Pd http://www.mercubuana.ac.id
sangat protektif terhadap diri sendiri dan Anda. Kepribadian menerima Anda sebagai satu-
satunya pemimpin dan tidak suka untuk mencoba mengalami serta memahami tipe-tipe
kepribadian orang lain. Walaupun kepribadian akan menerima kritik dari Anda, kepribadian
Anda tidak akan siap menerima kritik yang tidak diharapkan orang lain. Pada kenyataannya,
kepribadian sering akan menyerang jika merasa diancam oleh seorang penyusup.

Untuk memahami sifat dasar kita, perlu diketahui pengelompokan kepribadian atau watak
yang mula - mula ditetapkan oleh Hippocrates. Antara lain :

1. Tipe Kepribadian Sanguinis

Tipe ini paling baik dalam hal berurusan dengan orang lain secara antusias; menyatakan
pemikiran dengan penuh gairah; memperlihatkan perhatian. Kelemahan tipe ini adalah
berbicara terlalu banyak; mementingkan diri sendiri; sulit berkonsentrasi; kurang disiplin.

2. Tipe Kepribadian Melankolis

Tipe ini paling baik dalam hal mengurus perincian dan pemikiran secara mendalam,
memelihara catatan, bagan dan grafik; menganalisis masyarakat yang terlalu sulit bagi
orang lain. Kelemahan tipe ini adalah mudah tertekan; menunda - nunda suatu
pekerjaan; mempunyai citra diri yang rendah; mengajukan tuntutan yang tidak realistis
pada orang lain.

3. Tipe Kepribadian Koleris

Tipe ini paling baik dalam hal pekerjaan yang memerlukan keputusan cepat; persoalan
yang memerlukan tindakan dan pencapaian seketika; bidang-bidang yang menuntut
kontrol dan wewenang yang kuat. Kelemahan tipe ini adalah tidak tahu bagaimana cara
menangani orang lain; sulit mengakui kesalahan; sulit bersikap sabar; terlalu pekerja
keras.

201 Etik UMB


6 7 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Nandang Solihin, M.Pd http://www.mercubuana.ac.id
4. Tipe Kepribadian Phlegmatis

Tipe ini paling baik dalam posisi penengahan dan persatuan; badai yang perlu
diredakan; rutinitas yang terus membosankan bagi orang lain. Kelemahan tipe ini adalah
kurang antusias; malas; tidak berpendirian; sering mengalami perasaan sangat khawatir,
sedih dan gelisah.

Setelah kita mulai memahami perbedaan-perbedaan dalam watak dasar kita, hal itu
menyingkirkan tekanan dari hubungan antar manusia. Kita bisa saling melihat kepada
perbedaan lainnya dengan cara yang positif dan tidak berusaha membuat setiap orang
jadi seperti kita.

Kita akan bersenang-senang dengan orang Sanguinis, yang mengeluarkan


antusiasme. Kita akan semis dengan orang Melankolis, yang berusaha mengejar
kesempurnaan dalam segala hal. Kita akan maju ke depan bersama orang Koleris, yang
dilahirkan dengan bakat pemimpin. Kita akan rileks dengan orang Phlegmatis, yang
dengan bahagia menerima kehidupan. Seseorang mungkin saja tidak mumi memiliki 1
tipe tertentu, tetapi gabungan antara beberapa tipe namun tetap memiliki sebagian
besar/kecenderungan pada 1 tipe tertentu.

Ada 6 tipe kepribadian yang dikaitkan dengan pekerjaan, antara lain :

1. Tipe Realistik

Orang yang menyukai aktivitas di luar ruangan.Mereka sering menganggap tidak begitu
penting bersosialisasi dan lebih suka bekerja sendiri. Jika harus bekerja dalam tim, ia
lebih suka dengan orang yang setipe. Orang ini tidak suka bergosip dan hanya
berkonsentrasi pada tugasnya. Tipe ini tidak pernah melimpahkan pekerjaannya pada
orang lain

2. Tipe Investigatif

201 Etik UMB


6 8 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Nandang Solihin, M.Pd http://www.mercubuana.ac.id
Orang selalu tertarik pada gagasan dan ide-ide.la merasa membuang waktu dengan
masalah yang melibatkan emosi. Tipe ini sering berkonflik dengan orang yang biasa
bergosip.

3. Tipe Artistik

Orang yang senang dengan ide-ide dan materi untuk diekspresikan dengan cara yang
unik. Tipe ini sangat menghargai kebebasan.Sayangnya, tipe ini rentan jadi santapan
gosip karena caranya yang unik dan sering menimbulkan interpretasi yang biasa.

4. Tipe Sosial

Orang yang berorientasi untuk dan dengan orang lain. Tipe ini cenderung mempunyai
orientasi untuk menolong, memelihara dan mengembangkan orang lain. Karena
kepekaan dan kepeduliannya, orang ini seorang mengurus hal-hal yang terlalu pribadi.
Bila tidak diimbangi dengan kematangan, ia mudah tergelincir untuk menjadi penggosip.

5. Tipe Wiraswasta

Orang yang lebih berorientasi pada orang daripada gagasan.la mendominasi orang lain
untuk mencapai tujuannya. la pintar mengatur kerja orang lain, mempersuasi orang dan
bernegosiasi. Kemampuan bicaranya sangat diperlukan, biasanya ia menunjukkan sifat
bossy dan pemarah di lingkungan kerjanya.

6. Tipe Konvensional

201 Etik UMB


6 9 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Nandang Solihin, M.Pd http://www.mercubuana.ac.id
Orang ini biasanya berfungsi paling baik dalam lingkungan dan pekerjaan yang
terstruktur dengan baik serta memerlukan keletihan.la biasanya tidak suka bekerja
dengan ide-ide dan orang lain.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tipe-tipe kepribadian sangat


penting manfaatnya dalam berbagai macam situasi. Diantaranya:

Kita dapat lebih memahami orang lain dan mempelajari sejumlah alternatif dalam
pola perilaku kita sendiri. Kita dapat mulai memandang kehidupan dari sudut
pandang yang lebih luas.

Sebagai sarana penting untuk mengembangkan hubungan dengan keluarga,


teman dan mitra kerja.

Oleh karena itu, marilah kita mulai belajar untuk saling memahami kepribadian -
kepribadian yang berbeda, sehingga kita akan senang bisa mengenali pola kepribadian
seseorang dan dapat membantu kita dalam hubungan dengan orang lain serta dalam
mengantisipasi reaksi orang lain, serta belajar bagaimana caranya menerima bahkan
menikmati ciri khas yang membuat kita masing-masing begitu berbeda. Dengan
demikian diri kita akan mudah untuk memaafkan dan menerima orang lain apa adanya.

Mengenal Kepribadian Anda: Jadilah yang Positif

Apa yang membuat diri anda begitu istimewa ?

Setiap orang menginginkan kepribadian yang lebih baik.Kita semua dilahirkan dengan
ciri khas watak kita sendiri. Setelah kita tahu siapa diri kita maka kita bisa mulai memahami jiwa
kita, meningkatkan kepribadian kita dan belajar menyesuaikan diri dengan orang lain. Begitu
anda memahami bagaimana cara mengeluarkan apa yang terbaik dari diri Anda maka Anda
akan mendapatkan bahwa orang lain juga kelihatan lebih baik.

Langkah-Langkah Membangun Kepribadian Positif

1. Terimalah tanggung jawab

201 Etik UMB


6 10 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Nandang Solihin, M.Pd http://www.mercubuana.ac.id
"Tanggung jawab hanya menghampiri orang-orang yang mampu memikulnya," begitu
orang bijak selalu berkata. Pada saat seseorang menerima tanggung jawab tambahan,
pada dasarnya mereka mempromosikan diri untuk naik kelas.

Perilaku bertanggung jawab adalah menerima akuntabilitas dan mencerminkan adanya


kematangan. Penerimaan tanggung jawab adalah cerminan dari sikap kita dan
lingkungan dimana kita berada. Kebanyakan manusia begitu cepat mengklaim telah
berbuat bilamana sesuatu berjalan sesuai rencana, namun sangat sedikit manusia yang
mau menerima tanggung jawab bila sesuatu berjalan salah. Seorang yang tidak
bertanggung jawab tidak perlu diberi tanggung jawab. Perilaku bertanggung jawab harus
ditanamkan secara benar sejak masa kanak-kanak. Ia tidak bisa diajarkan tanpa
kepedulian.

Untuk menjadi orang yang bertanggung jawab, maka manusia harus menghentikan
kebiasaan suka melempar kesalahan. Manusia yang tidak bertanggung jawab biasanya
suka menyalahkan orang tua mereka, guru, genetik, Tuhan, nasib, keberuntungan, dan
sebagainya atas kesalahan yang muncul.

2. Penuh Pertimbangan
Ada sebuah cerita tentang seorang anak laki-laki yang mampir di kedai es krim. Di
sebuah meja ia duduk dan bertanya kepada pelayan: "Berapa harga sebuah ice cream
cone?" Pelayan itu menjawab: "Lima ribu rupiah." Anak laki-laki itu menghitung uang di
kantungnya. Kemudian ia bertanya, berapa harga es krim yang lebih kecil. Si pelayan
dengan tidak sabar menjawab, "Tiga ribu rupiah." Lantas si anak itu mengatakan, "Saya
pesan es krim yang kecilsaja." Setelah mendapatkan es krim yang dipesan dan
membayar, dia pergi. Saat si pelayan mengambil nampan yang sudah kosong, dia
tersentuh. Di bawah bukti pembayaran terdapat uang tip Rp 1000. Rupanya, si anak
laki-laki tadi memiliki pertimbangan terhadap si pelayan sebelum memesan es krim. Ia
menunjukkan adanya sensitivitas dan kepedulian. Dia berpikir tentang orang lain
pertama kali ketimbang dirinya.
Sungguh dunia ini akan sangat indah bila semua orang berpikir seperti si anak kecil
tadi. Orang-orang akan menunjukkan adanya pertimbangan, penghormatan, dan
kesopanan terhadap orang lain.

201 Etik UMB


6 11 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Nandang Solihin, M.Pd http://www.mercubuana.ac.id
3. Berpikir sama-sama menang

Perilaku lebih lanjut dari sikap penuh pertimbangan membuat setiap orang berpikir dan
bertindak dengan prinsip sama-sama menang (win-win). Saat kita melayani pelanggan,
keluarga kita, bos perusahaan dn karyawan, saat itulah secara otomatis kita meraih
kemenangan. Hasilnya adalah kebahagiaan, kesejahteraan, kegembiraan, dan
ketulusan.

4. Pilihlah kata-kata secara hati-hati

Orang-orang yang bercerita tentang apa yang disukainya biasanya diakhiri dengan apa
yang tidak ia sukai. Tapi cobalah untuk bertindak taktis. Taktik adalah memilih kata-kat
secara hati-hati danmengetahui sampai sejauh mana ia sebaiknya diucapkan. Itu juga
berarti, mengetahui apa yang harus diucapkan dan apa yang sebaiknya tidak perlu
diucapkan. Kata-kata mencerminkan sikap. Ucapan bisa melukai perasan
danmenghancurkan hubungan. Lebih banyak jumlah orang yang terluka karena
pemilihan kata-kata yang tidak tepat daripada bencana alam.pilihlah apa yang akan
anda ucapkan ketimbang mengucapkan apa yang and pilih. Itulah perbedaan antara
kebijakan dan kedunguan.

Pembicaraaan berlebihan tidak berarti komunikasi. Berbicaralah lebih sedikit;


berkatalah lebih banyak.

5. Jangan selalu mengkritik dan komplain

Umumnya kritik bermakna negative, oleh sebab itu orang yang melulu mengkritik tidak
baik. Saat irang dikrituk, ia akan menjadi defensive. Tidak berarti kita tidak boleh
mengkritik. Kritik haruslah bersifat positif, kritik yang membangun.

Kritik positif. Apa yang disebut dengan kritik positif? Kritik yang disampaikan dengan
semangat penuh utnukmembantu, bukan untuk menjatuhkan. Tawarkan solusi dalam
kritik yang anda sampaikan. Kritiklah perilaku bukan pribadi seseorang. Sebab, saat
201 Etik UMB
6 12 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Nandang Solihin, M.Pd http://www.mercubuana.ac.id
kita mengkritik pribadi seseorang, kita melukai kepercayaan dirinya. Selama tindakan
mengkritik tidak menimbulkan kenikmatan kepada pengkritik itu sendiri, hal itu tidak
masalah. Tapi, kalau anda merasa nikmat dengan menyampaikan kritik, berhentilah
melakukannya.

Jika anda tidak mau dikritik, itu sama artinya anda tidak berbuat apa-apa, tidak berkata
apa-apa atau tidak memiliki apa-apa. Anda akan benar-benar tidak menjadi apa-apa.

Ketidakmampuan menerima kritik membangun adalah sinyal rendahnya kepercayaan


diri. Biasakan untuk menerima kritikan dengan menganggapnya sebagai penyemangat,
belajarlah dari kritik, terimalah denagn pikiran terbuka, dan berterima kasihlah kepada
orang yang menyampaikan kritik positif. Orang yang memiliki kepercayaan diri tinggi
menerima kritik positif untuk menjadi lebih baik, bukan malah menjadi sewot.
Persoalannya, manusia lebih suka dipuji,dan merasa kalah bila kemudian dikritik.

Komplain. Beberapa orang menjadi tukang komplain yang akut. Setiap hari adalah hari
yang buruk. Semua serba terlalu, tidak ada yang pas. Mereka bahkan tetap komplain
kendati semuanya berjalan baik. Kenapa tabiat suka komplain itu tidak baik? Karena
50% manusia tidak peduli jika anda mendpatkan masalah dan 50% lagi merasa
gembira jika anda mendapat masalah. Tidak ada manfaat dari sikap suka komplain. Ia
sudah menjadi sifat bawaan. Sama seperti kritik, bukan berarti kita tidak boleh
mengkomplain. Komplain pun ada yang bersifat membangun dengan menunjukkan
kepedulian dan memberikan kesempatan kedua untuk memperbaiki diri.

6. Tersenyum dan bersikap baik

Keriangan mengalir dari orang yang sehat. Sebuah senyuman bias palsu tapi juga bias
sangat tulus. Kuncinya bagaimana memiliki senyuman yang tulus. Lebih banyak energi
atau tenaga yang dibutuhkan untuk bersikap cemberut ketimbang tersenyum.
Senyuman meningkatkan nilai seseorang. Ia cara termurah untuk meningkatkan nilai
seseorang. Wajah yang selalu tersenyum selalu disambut hangat. Pokoknya, untuk
tersenyum itu tidak butuh biaya, tetapi sebaliknya menghasilkan banyak hal.

201 Etik UMB


6 13 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Nandang Solihin, M.Pd http://www.mercubuana.ac.id
7. Terjemahkan secara positif perilaku orang lain

Dalam keadaan dimana ketiadaan fakta-fakta memadai, manusia secara inisiatif


membuat interpretasi negative terhadap tindakan atau sikap tidak bertindak orang lain.
Banyak orang menderita paranoia. Mereka berpikir dunia tidak bersahabat. Itu nggak
bener. Dengan memulai secara positif, kita memiliki kesempatan yang lebih baik untuk
membangun kepribadian yang menyenangkan dan berujung pada terciptanya
hubungan yang baik. Misalnya, sering kita mencoba menghubungi seseorang ke ponsel
mereka, maupun dengan mengirim pesan singkat, tetapi tidak kunjung ditelpon balik
atau dijawab. Setelah beberapa hari, secara otomatis kita menyimpulkan, orang itu
mengabaikan diri kita, tidak peduli, dan sebagainya. Semuanya serba negative.

Tapi, kita tidak pernah berpikir dengan sikap empati. Bias saja ia sudah berusaha
menghubungi balik, tetapi gagal; pesan balasan yang dikirim tidak sampai; dia dalam
keadaan darurat; pesan tersebut justru tidak pernah diterimanya. Ada banyak
kemungkinan di balik itu.

8. Jadilah pendengar yang baik

Apa perasaan anda saat anda ingin didengarkan orang lain, orang tersebut malah lebih
banyak menyerocos dengan menyampaikan pikirannya sendiri? Banyak sekali kejadian
di mana mereka melakukan interupsi di setiap penggalan ucapan anda, mereka tidak
sabar dan langsung saja mengakhiri setiap kalimat yang anda sampaikan, mereka
secara fisik ada tetapi secara mental tidak ada, mereka mendengarkan tetapi tidak
memperhatikan, mereka membuat kesimpulan yang tidak terkait dengan fakta yang
ada.

Saat semua kejadian di atas terjadi, Anda pasti merasa diingkari keberadaannya,
ditolak, dicuekin, tidak penting, kecil, diabaikan, bodoh, tidak berharga, dihina, dan
seterusnya.Scenario buruk ini harus diubah total. Jangan ikuti perilaku seperti ini.
Jadilah pendengar yang baik. Anda akan merasa penting, disambut hangat, puas,

201 Etik UMB


6 14 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Nandang Solihin, M.Pd http://www.mercubuana.ac.id
dipedulikan, hebat, gembira, dan termotivasi bila apa yang anda bicarakan didengarkan
orang lain.

Mau mendengarkan orang lain menunjukkan kepedulian. Saat anda menunjukkan


kepedulian kepada orang lain, orang itu akan merasa penting. Saat ia merasa penting,
ia akan termotivasi dan lebih mudah menerima ide anda.

9. Bersemangatlah

Antusiasme dan sukses adalah dua hal yang saling terkait, tetapi antusiasme harus
lebih dulu ada. Antusiasme memunculkan percaya diri, meningkatkan semangat,
membangun loyalitas, dan tidak ternilai harganya. Antusiasme itu bersifat menyebar.
Anda akan merasa antusias dengan cara orang berbicara, berjalan, atau berjabatan
tangan. Antusiasme adalah kebiasaan yang bias diperoleh dan dipraktikkan oleh setiap
orang. Hiduplah saat masih merasa hidup. Jangan merasa mati sebelum anda mati
betulan. Antusiasme dan hasrat adalah factor utama yang mampu mengubah sesuatu
yang bersifat biasa-biasa saja menjadi ekselen. Majalah Human Capital Juni-Juli 2006

201 Etik UMB


6 15 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Nandang Solihin, M.Pd http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Artiningrum, Kurniasih; Nugroho, 2012, Etika Perilaku Profesional Sarjana, Graha Ilmu,
Yogayakarta
Srijanti, Purwanto, Artiningrum, 2007, Etika Membangun Sikap Profesionalisme Sarjana, Graha
Ilmu, Yogyakarta
Tim Penulis Buku Pendidikan Anti Korupsi (2011), Pendidikan Anti Korupsi untuk Perguruan
Tinggi, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi, Jakarta
Febe Victoria Chen, 2012, Soft Skill for success, Sikap Tepat Karier Hebat,BIP
Gramedia, Jakarta

Sumber Internet :
http://www.geschool.net/ditaputriliana/blog/post/pengertian-iq-eq-dan-sq

201 Etik UMB


6 16 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Nandang Solihin, M.Pd http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai