MODUL PERKULIAHAN
U002100010
Pendidikan Anti
Korupsi dan
Etik UMB
Mengenali Potensi Diri
Abstrak Sub-CPMK 2
Pendahuluan
Pendahuluan
Sukses adalah mengetahui potensi apa yang tersedia dan menggunakannya sebaik
mungkin. Bayangkan kebesaran yang dapat dimiliki jika kita dapat mengeksplorasi dan
menemukan potensi yang kita miliki secara penuh
Passion (Hasrat)
adalah segala hal yang kita sukai atau minati sedemikian rupa sehingga tidak terpikir
untuk tidak melakukannya. Passion adalah segala macam wujud keunikan, keistimewaan
yang kita miliki dan rasakan (Suhardono, 2012)
Banyak diantara kita tidak mengenal diri sendiri, Sacrotes mengatakan bahwa agar
manusia berhasil di dunia, Manusia harus mengenal diri sendiri.
Mengapa orang bisa seperti itu? Mengapa harus membohong terus? Mungkin mereka
dan bahkan kita sendiri mencoba tampil seperti yang kita kira bagus, tapi sebetulnya tidak
sesuai dengan kenyataan diri kita.
Lalu, siapa diri kita sebenarnya? Apa yang kita tahu betul tentang diri kita? Apakah kita
tahu tentang kelemahan dan kekuatan kita? Dan apa yang kita kira kita tahu tentang diri
sendiri itu lantas terbukti atau sesuai dengan kenyataan? Kalau itu kelebihan, apakah
orang lain juga mengakuinya? Dan kalau itu kita kira sebagai kekurangan, apakah orang
lain juga mengakui itu kekurangan kita?
Semakin mendekati jarak antara kenyataan dengan apa yang kita asumsikan tentang diri
kita, itu berarti baik karena kita mengenal diri sendiri. Begitu pula sebaliknya. Semakin
jauh jarak antara kenyatan dengan apa yang kita perkirakan tentang diri sendiri, artinya
buruk sekali pengenalan diri kita.
Begitu pula sebaliknya orang yang mengira diri sendiri negatif, akan sangat minder,
menarik diri dari pergaulan, mengurung diri, tidak mau melakukan apa pun. “Apalah
artinya saya, siapa yang mau mendengarkan saya,” adalah contoh ungkapan yang sering
diucapkan orang dengan persepsi diri negatif. Orang ini sebetulnya sangat tertekan pada
kelemahan dirinya.
Baik yang menilai dirinya terlalu tinggi maupun terlalu rendah, keduanya tidak sesuai
kenyataan dan itu berarti jelek. Hal ini secara mental atau psikologis tidak sehat. Orang
yang selalu pakai kedok akan capek, lalu memberikan stres yang besar pada diri sendiri.
Solusi
Dalam psikologi ada konsep yang disebut Johari Window atau Jendela Johari, yang
menggambarkan pengenalan diri kita. Ada empat jendela dalam Jendela Johari.
1.Jendela terbuka. Hal-hal yang kita tahu tentang diri sendiri, tapi orang lain pun tahu.
Misalnya keadaan fisik, profesi, asal daerah, dan lain-lain.
2.Jendela tertutup. Hal-hal mengenai diri kita yang kita tahu tapi orang lain tidak tahu.
Misalnya isi perasaan, pendapat, kebiasaan tidur, dan sebagainya.
3.Jendela buta. Hal-hal yang kita tidak tahu tentang diri sendiri, tapi orang lain tahu.
Misalnya hal-hal yang bernilai positif dan negatif pada kepribadian kita.
4.Jendela gelap. Hal-hal mengenai diri kita, tapi kita sendiri maupun orang lain tidak tahu.
Ini adalah wilayah misteri dalam kehidupan.
Semakin besar daerah/jendela terbuka kita akan semakin baik, karena berarti kita
mengenal diri secara baik. Orang yang memiliki daerah tertutup lebih besar akan
mengalami kesulitan dalam pergaulan. Adapun mereka yang memiliki daerah buta sangat
besar, bisanya akan membuat orang lain merasa kasihan.
2.Tipe Investigatif
3.Tipe Artistik
Orang yang senang dengan ide-ide dan materi untuk diekspresikan dengan cara yang
unik. Tipe ini sangat menghargai kebebasan. Sayangnya, tipe ini rentan jadi santapan
gosip karena caranya yang unik dan sering menimbulkan interpretasi yang biasa.
4.Tipe Sosial
Orang yang berorientasi untuk dan dengan orang lain. Tipe ini cenderung mempunyai
orientasi untuk menolong, memelihara dan mengembangkan orang lain. Karena
kepekaan dan kepeduliannya, orang ini seorang mengurus hal-hal yang terlalu pribadi.
Bila tidak diimbangi dengan kematangan, ia mudah tergelincir untuk menjadi penggosip.
5.Tipe Wiraswasta
Orang yang lebih berorientasi pada ‘orang’ daripada gagasan. la mendominasi orang lain
untuk mencapai tujuannya. la pintar mengatur kerja orang lain, mempersuasi orang dan
bernegosiasi. Kemampuan bicaranya sangat diperlukan, biasanya ia menunjukkan sifat
bossy dan pemarah di lingkungan kerjanya.
6.Tipe Konvensional
Orang ini biasanya berfungsi paling baik dalam lingkungan dan pekerjaan yang terstruktur
dengan baik serta memerlukan keletihan. la biasanya tidak suka bekerja dengan ide-ide
dan orang lain.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tipe-tipe kepribadian sangat penting
manfaatnya dalam berbagai macam situasi. Diantaranya:
- Kita dapat lebih memahami orang lain dan mempelajari sejumlah alternatif dalam pola
perilaku kita sendiri. Kita dapat mulai memandang kehidupan dari sudut pandang yang
lebih luas.
- Sebagai sarana penting untuk mengembangkan hubungan dengan keluarga, teman
dan mitra kerja.
Oleh karena itu, marilah kita mulai belajar untuk saling memahami kepribadian -
kepribadian yang berbeda, sehingga kita akan senang bisa mengenali pola kepribadian
seseorang dan dapat membantu kita dalam hubungan dengan orang lain serta dalam
mengantisipasi reaksi orang lain, serta belajar bagaimana caranya menerima bahkan
2.Penuh Pertimbangan
Ada sebuah cerita tentang seorang anak laki-laki yang mampir di kedai es krim. Di
sebuah meja ia duduk dan bertanya kepada pelayan: "Berapa harga sebuah ice cream
cone?" Pelayan itu menjawab: "Lima ribu rupiah." Anak laki-laki itu menghitung uang di
kantungnya. Kemudian ia bertanya, berapa harga es krim yang lebih kecil. Si pelayan
dengan tidak sabar menjawab, "Tiga ribu rupiah." Lantas si anak itu mengatakan, "Saya
pesan es krim yang kecilsaja." Setelah mendapatkan es krim yang dipesan dan
9.Bersemangatlah
Antusiasme dan sukses adalah dua hal yang saling terkait, tetapi antusiasme harus lebih
dulu ada. Antusiasme memunculkan percaya diri, meningkatkan semangat, membangun
loyalitas, dan tidak ternilai harganya. Antusiasme itu bersifat menyebar. Anda akan
merasa antusias dengan cara orang berbicara, berjalan, atau berjabatan tangan.
Antusiasme adalah kebiasaan yang bias diperoleh dan dipraktikkan oleh setiap orang.
Hiduplah saat masih merasa hidup. Jangan merasa mati sebelum anda mati betulan.
Antusiasme dan hasrat adalah factor utama yang mampu mengubah sesuatu yang
bersifat biasa-biasa saja menjadi ekselen. Majalah Human Capital Juni-Juli 2006.