Anda di halaman 1dari 3

Stefan Imanuel Lodewyk R

15000118130192

Tugas individu 10 Mei 2021 :


1. Bagaiman cara menemukan makna hidup dan nilai-nilai dalam keluarga
2. Apa yang kita lakukan agar bisa mencintai diri sediri
3. Apa saja yang menjadi pembentuk sikap/atitude seseorang

1. Makna merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan dan selalu melekat
dari apa saja yang kita tuturkan dan kita lakukan. Makna secara harfiah bisa didefinisikan
sebagai penghubung bahasa dengan dunia luar sesuai dengan kesepakatan para pemakainya
sehingga dapat saling dimengerti. Makna hidup menggambarkan seberapa mengerti kita
dengan diri sendiri. Hal tersebut meliputi alasan keberadaan hidup kita, apa tujuan hidup kita,
apa yang membedakan “ada dan tidak ada”nya keberadaan kita di kehidupan ini. Dalam
kehidupan ini tentu kita dipengaruhi oleh lingkungan kita. Salah satu yang utama adalah dari
keluarga sebagai lingkungan paling pertama dikehidupan kita. Keluarga tentu mewariskan
nilai-nilai yang sudak terbentuk lewat pribadi-pribadi di dalamnya. Nilai-nilai tersebut
menjadi pedoman dalam keberjalanan keluarga tersebut dan secara dua arah kembali
membentuk pribadi anggota didalamya.
Makna dalam hidup dapat ditemukan dengan melihat dunia dan kehidupan dengan
lebih luas dan dari kacamata yang lebih lebar. Semakin kita memahami dunia yang luas
beserta dengan individu didalamnya, semakin kita mampu untuk memperhatikan kesamaan
yang kita semua miliki. Dari situ, kita semakin menyadari tema tema general yang
menyatukan kita terlepas dari perbedaan kita. Kita semakin mampu membuat
pengelompokan-pengelompokan dan menemukan jawaban atas pertanyaan “mengapa kita
ada dan apa alasan serta tujuan hidup kita”. Selain itu kita juga perlu melakukan eksplorasi
lebih terhadap diri kita sendiri. Seiring dengan kita memahami dunia dan kehidupan secara
general, secara otomatis kita akan terbantu untuk lebih peka dan lebih dalam memahami diri
kita sendiri. Eksplorasi ini berkaitan juga dengan keluarga sebagai lingkungan paling pertama
sekaligus pengalaman pertama kita untuk melihat dunia secara luas. Ketika kita mengenal
kehidupan dengan lebih luas hal tersebut juga membantu kita memahami kondisi keluarga-
keluarga lain. Dengan begitu kita mulai melihat keunikan-keunikan yang ada pada tiap
keluarga dan mampu melihat keluarga tempat kita berada dengan lebih jelas. Nilai- nilai
dalam keluarga akan terlihat dari bagaimana orangtua sebagai figur yang lebih dewasa
memperlakukan anggota lainnya dan menjadi teladan atas anak-anaknya.

2. Untuk mampu menerima diri kita sendiri, kita perlu mengenal diri kita dengan lebih dalam
dan secara objektif. Hal yang sangat utama adalah memberi pengakuan terhadap diri sendiri
sebagaimana adanya. Memberi pengakuan berarti kita menerima diri kita sendiri mulai dari
kelebihan yang kita miliki, hingga kekurangan yang sebetulnya kurang menyenangkan
namun kita miliki. Terkadang seseorang hanya memberi pengakuan yang positif terhadap
dirinya ketika ia melakukan, mengalami, atau meiliki suatu hal yang positif dan terlihat
bagus. Namun sebetulnya kelemahan itu merupakan kekuatan bagi seorang individu.
Mengapa bisa begitu? Hal itu karena dengan mengetahui kekurangan, kita tau bagaimana kita
harus membentuk dan menjalankan hidup kita. Kelemahan tersebut memberi clue mengenai
apa hal yang bisa kita perbaiki, hal apa yang bisa kita maksimalkan, dan hal apa yang sangat
tidak cocok dengan diri kita. Namun pada kenyataannya banyak orang yang sulit untuk
mengakui kelemahannya. Mereka enggan menerima bahwa dirinya memiliki kelemahan dan
akhirnya berusaha keras memperjuangkan agar kelemahan tersebut bisa hilang.
Setiap orang lahir dalam dunia dengan keunikannya masing-masing. Mereka
merupakan pribadi yang unik, dengan lingkungan yang unik, dan pengalaman yang unik pula.
Perbedaan tersebut membuat setiap orang unik berdasarkan versinya sendiri. Hal ini termasuk
dengan kekuatan dan kelemahan yang mereka miliki. Ketika seseorang berusaha untuk
memungkiri dirinya, hal tersebut tentu sangat menyulitkan dan tidak jarang pula orang gagal
sehingga ia malah memiliki pandangan yang menyedihkan terhadap dirinya sendiri. Mereka
memandang diri mereka secara negatif karena berfokus pada kelemahan yang mereka miliki
dan sekuat tenaga ingin mereka hilangkan. Pandangan negatif terhadap diri sendiri tidak
selalu terlihat begitu saja. Banyak orang yang menunjukan dirinya secara positif dan terlihat
sangat bangga dengan dirinya namun disisi lain mereka belum mampu menerima dirinya
secara keseluruhan dengan positif. Ketika seseorang terus menyangkal bagian-bagian tertentu
dalam dirinya mereka akan terus terjebak pada pandangan yang negatif yang menyebabkan
mereka tidak mampu mencintai dirinya sendiri bahkan sebaliknya.
Selain itu kita juga perlu berhati-hati ketika menentukan dan menilai kelebihan dan
kelemahan kita. Seringkali kita terdistorsi karena pengaruh lingkungan. Seiring dengan
bertambahnya umur dan kita mulai mengenal banyak pribadi diluar diri kita, tentu kita akan
melakukan pembandingan untuk menentukan kelemahan dan kekurangan yang kita miliki.
Kita perlu melihat segala sesuatu dengan pandangan yang lebih luas. Karena ketika kita
berada di lingkungan yang terlalu ekstrim, kita mungkin saja melakukan penilaian secara
salah dan akhirnya kita tidak mampu menentukan kelemahan dan kekuatan kita, serta tidak
mampu memahami diri kita sendiri dengan lebih objektif.

3. Sikap pada umumnya bisa diartikan sebagai suatu tindakan yang dilakukan individu untuk
memberikan tanggapan pada suatu hal. Sikap juga bisa disebut sebagai kecenderungan
seseorang ketika merespon suatu hal yang biasanya terbagi menjadi respon yang positif atau
yang negatif. Sikap seseorang tentu tidak langsung terbentuk begitu saja. Sikap dipengaruhi
oleh atribut-atribut yang ada dalam seseorang, salah satunya adalah values atau nilai dan
keyakinannya. Nilai dan keyakinan ini menjadi dasar seseorang dalam memandang dunia
disekitarnya, demikian juga dalam menyikapi segala hal yang terjadi di kehidupannya. Nilai
dan keyakinan seseorang dipengaruhi secara terus menerus oleh lingkunganya serta
pengalaman-pengalamannya. Nilai tersebut ditanamkan dan berkembang lewat segala hal
yang individu alami termasuk salah satunya dari keluarga individu. Nilai dan keyakinan akan
menjadi pedoman seseorang dalam berperilaku. Misalnya orang yang memiliki nilai dan
keyakinan kuat terkait religiusitas biasanya memiliki batasan-batasan dalam berperilaku serta
bersikap sehingga lebih terarah sesuai dengan apa yang mereka yakini.

Anda mungkin juga menyukai