Anda di halaman 1dari 3

KONSEP DIRI DAN TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA

Masa remaja merupakan masa penuh gejolak, sehingga tidak mengherankan jika kita seringkali
memembaca, mendengar, dan melihat berita-berita “miring” yang melibatkan remaja. Mulai dari
tawuran antar pelajar sampai pelajar yang bunuh diri hanya karena putus cinta atau tidak mampu
membayar uang sekolah. Masalah ini terjadi karena mereka kurang memiliki konsep diri yang
kuat, yang menjadi “pegangan hidup” mereka dalam memasuki kehidupan yang lebih luas.

Karena remaja sebelumnya berada dalam “zona aman”, yaitu lingkungan keluarga yang
cenderung tidak memiliki banyak masalah, mereka menjadi “shock” dan kehilangan “pegangan
hidup” ketika mereka mulai memasuki lingkungan yang lebih luas (masyarakat) dengan
perbedaan-perbedaan dan problem-problem sosial didalamnya, mereka pun gagal menyesuaikan
diri. Kegagalan dalam penyesuaian diri inilah yang menjadi akar permasalahan yang dialami
remaja.

A. Konsep diri
Konsep diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang akan mewarnai perilaku individu.
Konsep diri merupakan bagian penting dalam kehidupan individu yang merupakan refleksi yang
dipandang, dirasakan, dan dialami individu mengenai dirinya sendiri.

Adanya konsep diri akan menunjang individu menjalani hidup, karena cara individu memandang
dirinya merupakan cara dia menjalani hidupnya. Konsep diri merupakan produk sosial yang
dibentuk melalui proses internalisasi serta organisasi pengalaman-pengalaman psikologis yang
merupakan hasil eksplorasi individu terhadap lingkungannya baik yang bersifat fisik, psikis,
maupun sosial.

Memahami konsep diri sangatlah penting, karena dengan pemahaman konsep diri yang benar,
individu akan dapat lebih mengetahui dirinya sendiri dan belajar untuk lebih menerima dirinya.
Pemahaman terhadap konsep diri akan membuat individu memiliki pegangan dalam hidupnya,
tidak mudah kehilangan arah dalam menjalani hidupnya, tidak mudah terpengaruh, dan apabila
terpaksa melakukan suatu perubahan tidak akan membuat dirinya menjadi “shock” karena
perubahan yang terjadi.

Konsep diri dapat dibagi menjadi, (1) konsep diri yang sebenarnya, merupakan konsep individu
tentang dirinya yang sebagian besar ditentukan oleh peran dan hubungannya dengan orang lain,
serta persepsinya tentang penilaian orang lain terhadap dirinya. (2) Konsep diri ideal, merupakan
gambaran seseorang mengenai keterampilan dan kepribadian yang didambakannya.

Disamping itu, konsep diri dapat juga dibagi menjadi konsep diri yang negatif dan konsep diri
positif.
1. Konsep diri negatif

Konsep diri negatif apabila individu memandang dirinya secara acak, tidak memiliki kestabilan
perasaan, dan keutuhan diri. Individu tidak mengetahui siapa dirinya, kelemahan dan
kekuatannya, atau apa yang dihargai dalam hidupnya. Selain itu, konsep diri negatif juga ditandai
dengan konsep diri yang terlalu kaku sehingga sukar menerima pendapat dari orang lain, atau
ide-ide baru yang sebenarnya bermanfaat bagi dirinya.

Individu dengan konsep diri negatif cenderung tidak dapat mengarahkan kasih sayang dan
perhatiannya pada orang lain, ia cenderung untuk mencintai dirinya sendiri, memiliki sikap
narsisme dan egois sebagai bentuk kompensasi diri yang berlebihan.

2. Konsep diri positif

Konsep diri positif ditandai dengan penerimaan diri apa adanya, optimistik, terbuka terhadap
kritik atau ide-ide baru, dan mampu menyelesaikan masalah secara cepat. Individu dengan
konsep diri positif cenderung menyenangi dan menghargai diri sendiri, menghargai orang lain
dengan baik, sebagaimana ia menghargai dirinya sendiri, meskipun terdapat perbedaan-
perbedaan.

Individu dengan konsep diri positif memiliki rasa aman dan percaya diri yang tinggi, mampu
“memberi” dan “menerima” orang lain, memiliki sensitifitas terhadap kebutuhan orang lain,
memiliki keyakinan dan kepercayaan diri dalam menghadapi masalah, dan memandang
kehidupan di dunia ini sebagai sesuatu yang menyenangkan.

B. Konsep diri dan tugas perkembangan remaja


Masa remaja merupakan suatu masa dengan situasi ketidak-seimbangan oleh karena adanya
perubahan-perubahan pada dirinya. Pada masa ini ia menjadi dewasa secara fisik namun belum
mencapai kematangan secara mental.

Pada masa remaja individu mulai keluar dari lingkungan rumah, ia mulai memasuki lingkungan
yang lebih luas, sehingga ia pun mulai mengalami berbagai masalah sosial dan psikologis yang
berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Olehkarenanya, pada masa ini, tugas
psikologis remaja adalah meneguhkan atau memperkuat identitas dirinya dengan mengenal
dirinya sendiri.

Remaja yang berhasil mengenal dirinya sendiri dan bersahabat dengan dirinya akan lebih sehat
dan berhasil dalam membina hubungan dengan orang lain dan menghadapi semua masalah yang
menimpa dirinya. Bersahabat, menerima, dan menghargai diri dengan optimal akan
mengembangkan pandangan terhadap dirinya secara positif, yang disebut dengan konsep diri
positif.
Dengan mengenal, menerima, dan menghargai keadaan dirinya, baik fisik, kemampuan dan
keterampilan, serta sifat-sifatnya, maka ia akan menggunakan evaluasi berbasis dirinya, bukan
orang lain. Ia tidak akan mengukur penampilan dirinya dengan membandingkan dengan orang
lain. Ia akan mengukur penampilan dirinya berdasarkan kondisi dirinya.

Tindakan atau keputusan yang diambil didasarkan pada kondisi dan kemampuan dirinya, dan
tidak akan pernah risau berada dalam kondisi berbeda dengan orang lain, karena semua
didasarkan pada realitas yang ada pada dirinya. Sehingga remaja bisa mengatur prioritas
hidupnya berdasarkan kebutuhan dirinya, bukan karena ingin diakui atau karena terpengaruh
oleh teman-temannya.

Anda mungkin juga menyukai