TUGAS 1
Self Concept – Personality Studies – Emotional
Intelligence – Vision and Mission
Dosen:
Vika Febri Muliati, S. Kom, M. Kom
Disusun Oleh:
ACHMAD FARIS ZUBAIDI
200101072044
A. PENDAHULUAN
Setiap individu memiliki Kepribadian atau sifat polos dan ada yang berbelit-
belit, ada yang harus dan juga ada yang kasar, ada yang berterus terang dan ada juga
yang malu-malu, ada yang bersikap seenaknya dan ada juga yang terlalu fanatik, ada
yang tidak berani bertindak sendirian dan ada juga yang bertindak tidak peduli pada
kelompoknya. kepribadian seseorang merupakan hasil pertempuran semua unsur yang
berbeda itu merupakan kerangka unik dalam kepribadian individu.
Oleh karena itu kita membutuhkan sejenis kerangka acuan untuk memahami
dan menjelaskan tingkah laku diri sendiri dan orang lain. kita harus memahami
definisi kepribadian serta Bagaimana kepribadian itu terbentuk untuk itu kita
membutuhkan teori tingkah laku teori kepribadian agar gangguan-gangguan yang bisa
muncul pada kepribadian setiap individu dapat dihindari.
Pada makalah ini saya akan menjelaskan tentang Kepribadian saya sendiri,
beserta Analisa Hasil Tes Kepribadian lewat https://www.16personalities.com/id/tes-
kepribadian yang telah diberikan oleh Ibu Dosen pengampu Mata Kuliah Estetika-
Humanisme, ibu Vika Febri Muliati, S. Kom, M. Kom. Sebelumnya seperti yang kita
ketahui bahwa masing-masing individu memiliki kepribadian diri masing-masing
yang nantinya membentuk karakteristik individu itu sendiri.
B. PEMBAHASAN
1. Siapakah Anda?
1.1. Perkenalan
Nama saya Achmad Faris Zubaidi, Saya berumur 25 tahun. Saya lahir di Gresik,
13 Juli 1995. sekarang status saya masih lajang. sekarang Saya berdomisili di
Kabupaten Fakfak Provinsi Papua Barat, dan berprofesi sebagai ASN (Aparatur
Sipil Negara) di Dinas Perhubungan Kabupaten Fakfak bidang Pengujian
Kendaraan Bermotor atau yang sering disebut dengan KIR.
1.2.1. Positif
1.2.2. Negatif
Saya bukanlah tipe orang yang suka banyak bergaul dan tidak tertarik
pada urusan orang lain.
Orang tua. Kehadiran orang tua (terutama ibu) dalam perkembangan jiwa saya
sangat penting. Bila saya kehilangan peran dan fungsi ibunya, maka saya dalam proses
tumbuh kembangnya kehilangan haknya untuk dibina, dibimbing, diberikan kasih
sayang, perhatian dan sebagainya, maka disebut saya ini mengalami deprivasi maternal,
bila peran kedua orang tua tidak berfungsi (deprivasi parental).
Salah satu fungsi keluarga adalah sosialisasi nilai keluarga mengenai bagaimana
anak bersikap dan berperilaku (John, 2003).
Orang yang dapat memotivasi orang lain, tidak menyalahgunakan jabatan untuk
mendapatkan sesuatu. Mau berusaha sendiri, dan selalu bersyukur.
4. Nilai-nilai atau values of life yang ditanamkan oleh keluarga Anda sejak kecil
Hidup berdasarkan pedoman dari agama yang dianut akan membuatmu merasa
damai dan terarah. Kamu akan memahami takaran dan batasan perilaku agar tetap
pada jalannya dan sesuai dengan norma sosial yang berlaku.
4.3. Nilai Empati
Berbagi ketika lapang adalah hal yang biasa namun ketika kamu melakukannya
di masa susah baru bisa dikatakan luar biasa. Karena sejatinya apa yang kamu
keluarkan demi kebaikan, semua itu akan kembali padamu dalam berbagai wujud
rezeki.
5.1. Visi
5.2. Misi
6. Cita-cita dan harapan yang telah dicapai dan yang belum tercapai
Cita-cita yang telah tercapai adalah bisa mengabdikan diri ke negara menjadi
Aparatur Sipil Negara (PNS).
Cita-cita yang belum tercapai adalah memperbaiki sistem kerja dalam
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam bidang sarana dan prasarana di tempat saya
mengabdi supaya bisa sebanding dengan sistem kerja di kota-kota besar.
7. Kepribadian
Saya tergolong dalam Kepribadian Ahli Logistik. Kalau menurut saya Jenis
Kepribadian ini sangat menarik. Karena memiliki pikiran yang tajam dan berdasar
fakta, dan lebih suka mandiri.
Cara saya mengendalikan emosi saya adalah, ketika saya marah, atau sedih saya
meninggalkan hal tersebut, mencari ketenangan sendiri dan segera melupakannya.
C. KESIMPULAN
Kecerdasan emosional perlu didikan semenjak masih usia dini melalui naskah
mengelola emosi yang sehat, oleh karena itu pembelajaran yang berhasil haruslah
menciptakan emosi yang positif pada diri.
1
Yusuf, Syamsu. (2004). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosda Karya
2
Goleman, D. 1995. Emotional Intelligence.New York: Bantam
memperkenalkan kepada kita tentang emosi dengan cara verbal dan non verbal, disiplin
yang konsisten, menunjukkan perilaku yang baik dapat ditiru secara langsung dan
memupuk rasa empati terhadap orang lain.
Penulis
Dengan ini menyatakan bahwa makalah Estetika Humanisme dengan topik “Self
Concept – Personality Studies – Emotional Intelligence – Vision & Mission” belum pernah
dipublikasikan dan belum pernah diikutsertakan dalam perlombaan di tingkat Regional,
Nasional atau Internasional sebelumnya serta tidak mengandung unsur plagiat di dalamnya.
Demikianlah pernyataan ini dibuat dalam keadaan sadar dan tanpa ada unsur paksaan
dari siapapun.